Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search
Journal : Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia

PENGARUH PANJANG TUNGKAI, PANJANG LANGKAH, FREKUENSI LANGKAH, DAN KEBUGARAN FISIK TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN BASKET DI SMA NEGERI DENPASAR Trisna Damayanti; Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi; I Wayan Sugiritama; I Made Muliarta
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 9 No 1 (2021): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIFI.2021.v09.i01.p02

Abstract

Kecepatan sangat diperlukan oleh pemain basket karena dalam permainannya sebuah tim harus bisa menyerang dengan cepat dan harus siap untuk kembali bertahan. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan lari diantaranya panjang tungkai, panjang langkah, frekuensi langkah, dan kebugaran fisik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh panjang tungkai, panjang langkah, frekuensi langkah, dan kebugaran fisik dengan kecepatan lari pada pemain basket di SMA Negeri Denpasar. Penelitian ini ialah penelitian analitik cross sectional yang dilakukan pada bulan Juli 2019 Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Jumlah sampel ialah 74 orang dengan usia 16-19 tahun. Variabel dependen penelitian ini ialah kecepatan lari. Variabel independen penelitian ini ialah kebugaran fisik, panjang langkah, frekuensi langkah dan panjang tungkai. Panjang tungkai diukur dengan meteran, panjang langkah dan kecepatan lari diukur dengan tes lari 60 meter, frekuensi langkah diukur dari video saat responden melakukan lari 60 meter, dan kebugaran diukur dengan cooper test. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana dan analisis regresi linier berganda dan didapatkan nilai F hitung sebesar 704,822 dan sig 0,00. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa maka kebugaran fisik, panjang tungkai, frekuensi langkah, panjang langkah berpengaruh secara simultan/bersama-sama terhadap kecepatan lari pada pemain basket di SMA Negeri di Denpasar. Kata kunci: panjang tungkai, panjang langkah, frekuensi langkah, kebugaran fisik, kecepatan lari
Q-ANGLE (QUADRICEP ANGLE) LEBIH BESAR PADA PELAJAR PEREMPUAN DIBANDINGKAN LAKI-LAKI USIA 17 TAHUN DENGAN IMT NORMAL DI SMA NEGERI 3 DENPASAR Ida Ayu Intan Kartika Dewi; Ari Wibawa; I Made Muliarta
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 7 No 2 (2019): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.036 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2019.v07.i02.p06

Abstract

Q-angle merupakan sudut di antara otot quadriceps dan patellar tendon dan memperlihatkan sudut dari tekanan otot quadriceps. Q-angle sangat mempengaruhi mekanis sendi lutut dan sendi lutut akan sangat rentan terkena gangguan muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan besar Q-angle pada remaja laki-laki dan perempuan usia 17 tahun dengan IMT normal. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain comparative study. Pada 112 orang sampel yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dari perhitungan data menggunakan Mann-Whitney Test diketahui nilai p adalah 0,002 (p<0,05) pada Q-angle kanan dan p adalah 0,135 (p>0,05) pada Q-angle kiri. Berdasarkan temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Q-angle kanan pada perempuan lebih besar dari laki-laki. Namun tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada Q-angle kiri.Kata Kunci: Q-angle, jenis kelamin, usia, IMT
THE APLIKASI HEEL RAISES EXERCISE DAPAT MENINGKATAN LENGKUNGAN KAKI DAN KESEIMBANGAN STATIS PADA ANAK-ANAK FLAT FOOT USIA 4-5 TAHUN DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 3 DENPASAR Liza Ariani; Ari Wibawa; I Made Muliarta
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 3 No 3 (2015): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.058 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2015.v03.i03.p11

Abstract

OBJECTIVE : To determine is there any increase on foot arch of the right foot, left foot and balace in children aged 4-5 years old with a flat foot after being given the heel raises exersice. SUBJECT : 26 healthy, were divided into two groups. Each group of 13 peoples. The first group get the heel raises exersice treatment and the second group without getting treatment. RESEARCH PLACE : Aisyiyah bustanul athfal 3 kindergarden, Denpasar. RESEARCH TIME : September – October 2014. MEASURING INSTRUMENT : Foot print and One legged stand test. RESEARCH DESIGN : This research used a experimental method, using two design group pre-test and post-test design. RESULTS : Each group were tested for normality by the Shapiro Wilk Test. First group showed the value of arch index p<0.05 it means data’s abnormally distributed and Second group showed the value of arch index p>0.05 it means data’s normally distributed. Although the value of the balance for First group and Second group showed p>0.05 it means data’s normally distributed. First group and Second group on different test with Mann Whitney U Test showing that both of the left foot’s arch index the groups get p value <0.05 and right foot’s the groups get p value p<0.05. The value of the balance showing that both of groups get p value <0.05, it means there is a significant difference between the heel raises exercise’s group (first group) and second group. In increasing the foot arch and balance. CONCLUSION : Based on the analysis of the research that has done, can be concluded that the application of heel raises exercise can increase the value of foot arch and balance. The application of heel raises exercise can give a significant difference for improving the value of foot arch and balance rather than without getting a treatment.
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT GENGGAM DAN TINGKAT KEMANDIRIAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA LANSIA WANITA DI DESA TISTA KECAMATAN KERAMBITAN TABANAN Ni Komang Dewi Semariasih; Ni Luh Nopi Andayani; I Made Muliarta
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 7 No 2 (2019): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.195 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2019.v07.i02.p11

Abstract

Proses menua berdampak terhadap struktur otot skeletal dan disabilitas sistem muskuloskeletal yang berakibat terbatas dan melambatnya gerakan yang dihasilkan. Salah satu ciri dari proses penuaan adalah menurunnya kekuatan otot. Kekuatan otot mempengaruhi hampir semua aktivitas sehari-hari. Menurunnya kekuatan otot dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, kemandirian serta kualitas hidup. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot genggam dengan tingkat kemandirian kemampuan fungsional pada lansia wanita di Desa Tista Kecamatan Kerambitan Tabanan. Untuk menilai kekuatan hubungan dan menilai arah hubungan antara variabel tersebut. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional study dengan teknik pengambilan sampel secara Simple Random Sampling dan didapat sampel sebanyak 73 orang. Kekuatan otot genggam diukur dengan menggunakan alat Hand-grip dynamometer, sedangkan tingkat kemandirian kemampuan fungsional dinilai dengan wawancara kuesioner Intermediate Activity Daily Living (IADL). Hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi Spearman’s rho didapat nilai ?=0,000 (?<0,05) dan nilai Coefficient correlation sebesar 0,489 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot genggam dengan tingkat kemandirian kemampuan fungsional, hubungan ini bersifat postif sedang. Dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot genggam dan tingkat kemandirian kemampuan fungsional berkorelasi positif sedang. Semakin tinggi kekuatan otot genggam semakin tinggi tingkat kemandirian kemampuan fungsional demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu, kekuatan otot genggam dapat digunakan dalam mengidentifikasi disabilitas pada lansia. Kata kunci: lansia, kekuatan otot genggam, kemampuan fungsional, disabilitas.
INTERVENSI BALANCE STRATEGY EXERCISE LEBIH BAIK DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS DARIPADA ISOTONIC QUADRICEPS EXERCISE DENGAN BEBAN 1 KILOGRAM PADA LANSIA Gusti Agung Gede Rama Wintara; I Putu Sutha Nurmawan; I Made Muliarta; I Putu Adiartha Griadhi
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 6 No 1 (2018): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.446 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2018.v06.i01.p02

Abstract

Balance is an ability to maintain the center of gravity when stationary and when moving. An experimental study conducted with Pre and Post Test Two Group Design to compare Balance Strategy Exercise and Isotonic Quadriceps Exercise with a 1 kilogram load in improving dynamic balance for elderly aged over 60 years. A sample of 26 peoples divided into two groups. Independent Samples T-test found the average difference in improvement of dynamic balance in Balance Strategy group was 6,00 and the Isotonic Quadriceps group was 2,69 with p=0,000 (p<0,05). BalanceStrategy Exercise can be summed better in improving dynamic balance rather than Isotonic Quadriceps with a load of 1 kilogram in elderly aged over 60 years at Pitra Village, Penebel District, Tabanan. Keywords: Dynamic Balance, Balance Strategy Exercise, isotonic Quadriceps Exercise, Functional Gait Assessment
HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN IMT DENGAN KEKUATAN OTOT GENGGAM PADA REMAJA PUTRI USIA 15-17 TAHUN DI SMK KESEHATAN BALI MEDIKA DENPASAR I Gusti Agung Ayu Narita Savitri; I Made Niko Winaya; I Made Muliarta; I Putu Adiartha Griadhi
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 8 No 3 (2020): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIFI.2020.v08.i03.p10

Abstract

Kekuatan otot genggam adalah salah satu elemen penting dalam melakukan aktivitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persentase lemak tubuh dan IMT dengan kekuatan otot genggam pada remaja putri usia 15-17 tahun di SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional analytic yang dilakukan pada April 2019. Sample diambil dengan teknik Simple Random Sampling dengan sampel berjumlah 85 orang. Uji hipotesis yang digunakan adalah Chi Square Test dan didapatkan hasil nilai p 0,002 untuk hubungan kekuatan otot genggam dengan persentase lemak tubuh, dan p 0,024 untuk hubungan dengan IMT, atau p<0,05. Prevalence Ratio remaja memiliki kekuatan otot genggam kategori lemah adalah 4,073 [95% CI 1,629-10,186] untuk kategori persentase lemak overweight dan obesitas dibandingkan kategori good dan acceptable serta 2,771 [95% CI 1,128-6,808] untuk perbandingan kategori IMT obesitas dan gemuk dengan kategori normal. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara persentase lemak tubuh dengan kekuatan otot genggam, dan hubungan antara IMT dengan kekuatan otot genggam pada remaja putri usia 15-17 tahun di SMK Kesehatan Bali Medika Denpasar. Kategori overweight dan obesitas memiliki risiko 4,073 kali lebih tinggi berkategori otot genggam lemah dibandingkan kategori persentase lemak good dan acceptable, dan kategori IMT gemuk dan obesitas memiliki risiko berkategori kekuatan otot genggam lemah 2,771 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang berkategori IMT normal. Kata Kunci : persentase lemak tubuh, IMT, kekuatan otot genggam
THE KOMBINASI STRAIN COUNTERSTRAIN DAN INFRARED SAMA BAIK DENGAN KOMBINASI CONTRACT RELAX STRETCHING DAN INFRARED TERHADAP PENURUNAN NYERI MYOFASCIAL PAIN SYNDROME OTOT UPPER TRAPEZIUS PADA MAHASISWA FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA I Made Dhita Prianthara; I Made Niko Winaya; I Made Muliarta
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 3 No 1 (2015): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.33 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2015.v03.i01.p02

Abstract

Myofascial pain syndrome is a musculoskeletal disorder characterized by presence of trigger points in tautband of skeletal muscle. Myofascial pain syndrome causes decrease in daily activities such as difficulty in moving the neck. The objective of this study was to compare the combination of strain counterstrain and infrared with combination of contract relax stretching and infrared to reduce pain in the myofascial pain syndrome of trapezius muscle. This research was an experimental study with pre and post test control group design. Total sample is 22 subject were divided into two groups. The first group was given strain counterstrain and infrared intervention, while the second group was given contract relax stretching and infrared intervention. Pain was measured by VAS (visual analogue scale). This research was found that mean difference of VAS before and after intervention in each group were tested with paired sample t-test and the result obtained p = 0.000 with mean 2.309±0.996 for the first group and p = 0.000 with mean 2,118±0,855 for the second group. The result means that in each group were significantly decreased pain. From the Independent sample t-test obtained by the difference of first group with second group is p=0.635 where p>0.05. From these results it can be concluded that the combination of strain counterstrain and infrared showed no significant difference as combination of contract relax stretching and infrared to reduce pain in myofascial pain syndrome upper trapezius.
LANSIA KURANG AKTIF MEMILIKI RISIKO JATUH LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN LANSIA AKTIF DI DENPASAR BARA Ida Ayu Made Pradnyanini; I Putu Gde Surya Adhitya; I Made Muliarta
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 7 No 1 (2019): Majalah Imiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.819 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2019.v07.i01.p01

Abstract

Lansia mengalami penurunan fungsi musculoskeletal akibat proses penuaan. Penurunan fungsi muskuloskeletal menyebabkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya meningkatnya risiko jatuh. Risiko jatuh meningkat diakibatkan oleh penurunan aktivitas fisik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dan risiko jatuh pada lansia di Denpasar Barat. Penelitian ini menggunakan teknik analitik cross sectional yang dilakukan pada bulan Maret tahun 2018. Pengambilan sampel dilakukan secara Consecutive Sampling. Jumlah sampel 41 orang (38 perempuan, 3 laki-laki) dengan usia 60-80 tahun. Variabel independen ialah aktivitas fisik yang diukur menggunakan kuisioner General Practice Physical Activity Questionnaire. Variabel dependen adalah risiko jatuh diukur menggunakan Berg Balance Scale. Uji hipotesis yang digunakan ialah Chi Square Test yang mendapatkan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05) dan Spearman’s Rho didapatkan korelasi positif kuat (r=0,608). Kesimpulannya adalah terdapat hubungan signifikan antara aktivitas fisik terhadap risiko jatuh pada lansia di Denpasar Barat. Semakin kurang aktivitas fisik lansia maka semakin tinggi risiko jatuh yang dimilikinya. Kata kunci : Aktivitas Fisik, Risiko Jatuh, Lanjut Usia
THE INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE LEBIH MENURUNKAN TEKANAN DARAH DARIPADA LATIHAN DEEP BREATHING PADA WANITA MIDDLE AGE DENGAN PRE-HYPERTENSION Ni Putu Haryska Wulan; I Made Niko Winaya; I Made Muliarta
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 4 No 1 (2016): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIFI.2016.v04.i01.p07

Abstract

Pre-hypertension merupakan suatu kondisi peningkatan tekanan darah dimana seseorang memiliki tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan tekanan darah diastolik 80-89 mmHg. Risiko menderita pre-hypertension pada pria dan wanita relatif sama pada umur 45 tahun. Faktor psikologi, prilaku, pekerjaan dan hormon mempengaruhi timbulnya kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan intervensi slow stroke back massage lebih menurunkan tekanan darah daripada intervensi latihan deep breathing pada wanita middle age dengan pre-hypertension. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu eksperimental pre and posttest control group design terhadap 20 responden yang dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok 1 diberikan latihan deep breathing kemudian kelompok 2 diberikan intervensi slow stroke back massage. Hasil analisis data dengan paired sample t-test pada Kelompok 1 dengan beda rerata 6,8±2,15 dengan p=0,000 (p<0,05) untuk tekanan darah sistolik dan beda rerata 7,6±2,1 dengan p=0,000 (p<0,05) untuk tekanan darah diastolik. Kelompok 2 dengan beda rerata 16,2±5,2 dengan p=0,000 (p<0,05) untuk tekanan darah sistolik dan beda rerata 13,6±3,6 dengan p=0,000 (p<0,05) untuk tekanan darah diastolik. Dari hasil analisis tersebut dikatakan bahwa pada tiap kelompok terdapat penurunan tekanan darah yang bermakna. Berdasarkan uji independent samples t-test antara kelompok 1 dan 2 diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05). Didapat kesimpulan bahwa intervensi slow stroke back massage lebih menurunkan tekanan darah daripada latihan deep breathing pada wanita umur menengah dengan pre-hypertension.
INTERVENSI BRAIN GYM LEBIH BAIK DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH (USIA 5-6 TAHUN) DARIPADA AKTIVITAS FUNGSIONAL DAN REKREASI (AFR) Ni Putu Purnamawati; Ni Luh Nopi Andayani Andayani; I Made Muliarta
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 5 No 1 (2017): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.399 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2017.v05.i01.p08

Abstract

ABSTRAK Lack of attention and stimulation from parents led to increased dependence of children to parents. Lack of stimulation from parents led to delays in the development of fine motor skills of children. Disability of children do fine motor movements are movements that involve small muscles like writing in accordance with his age can cause a child to feel insecure and inferior. This study is an experimental research using randomized designs Pre and Post Test Two Group Design dengab sampling technique is simple random sampling. The treatment group was given training Brain Gym I and II treatment groups are given functional and recreational activities (AFR). Results of paired samples t-test found a significant difference with p = 0.000 (p <0.05) in group I and group II. Different test difference with Mann Whitney showed a significant difference between the treatment groups I and II treatment group p = 0.000 (p <0.05), it was concluded that the intervention of the Brain Gym is better in improving the fine motor skills of preschool children (ages 5-6 years) rather than functional and recreational activities (AFR). Keywords: fine motor skills, stimulation, Brain Gym, AFR
Co-Authors A.A.Istri Firasti Widyaratni A.A.Ngurah Wisnu Nayaka Putra AA Lanang Dananjaya Putra Dewa WA adiartha g Agha Bhargah Agus Suarjaya Putra Alex Pangkahilla Ali Imron Anak Agung Ayu Ngurah Susraini Anak Agung Fridami Dewi Andreany Kusumowardani Andy Sirada annie minerva datui Arfian Hamzah Ari Wibawa Ari Wibawa Asshiddiqie Chirac Sepakat Purba Ayunindya, Dewa Ayu Agung Megaretha Bagus Komang Satriyasa Bella Noviantika Bertha Melyana Boki Jaleha Catherina . D A inten Dahlan Abdullah Damayanti, Ni Kadek Ayu Maya Daryono . . Deny Sutrisna Wiatma Desak Made Wihandani Dewa Ayu Eka Wahyuni Dewa Gede Putra Angga Pradnyana Dewa Putu Gde Samatra Dewi, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Diahningrum, Sylvi Dio Septiyan Helmi Dionisius Wora Dw P. Sutjana Dwi Halim Kevin Gautama Dyno Aryo Christanto Enny Wulandari Felicia Holil Gabriela Queensanya Lienardy Ganesa Puput Dinda Kurniawan Gde Ngurah Idraguna Pinatih Gusti Agung Gede Rama Wintara Gusti Made Agung Mega Utama Hairudin - Hendrata, Winona May Herman Saputra Herman Saputra I Dewa Ayu Agung Diah Sutarini I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti I Dewa Putu Sutjana I Gede Bagus Bhaskara Wijaksana I Gede Bayu Utama Putra I Gede Donny Hendrawan I Gede Koko Gustrawan I Gede Widyatmika Pratama I Gusti Agung Ayu Narita Savitri I Gusti Ayu Putu Armayanthi I Gusti Ayu Sri Mahendra Dewi I Ketut Suada I Komang Suciptha Gago I Made Adi Widiantara I Made Ady Wirawan I Made Ari Samudera I Made Astika Yasa I Made Dhita Prianthara I Made Dwi Ariyuda I Made Gotra I Made Jawi I Made Krisna Dinata I Made Niko Winaya I Made Wahyu Palguna I Made Winarsa Ruma I Made Wirya Sastra I Made Wisnu Saputra I Nengah Sandi I Nyoman Adi Putra I Nyoman Mangku Karmaya I Putu Adiartha Griadhi I Putu Gde Surya Adhitya I Putu Gede Adiatmika I Putu Gede Andyka Yasa I Putu Gede Windhu Saputra I Putu Prisa Jaya . I Putu Putra Suarsana I Putu Sutha Nurmawan I Wayan Bandem Adnyana I Wayan Juli Sumadi I Wayan Sugiritama I Wayan Surata I Wayan Weta I.A. Pascha Paramurthi Ida Ayu Dyah Yusa Dhammayanthi Ida Ayu Intan Kartika Dewi Ida Ayu Made Pradnyanini Ida Bagus A. Swamardika Ida Bagus Adnyana Manuaba Ida Bagus Ngurah Ida Bagus Ngurah Ihsan, Muammar Ika Fitri Wulan Dhari Iman Santoso indah adiputra Indira Vidiari J Indra Lesmana Indrasuari, A.A Istri Diah Ivana Juliarty Sitanggang J. A. Pangkahila Jasmine Kartiko Pertiwi Jhon Roby Purba K Tirtayasa K Tirtayasa K tirtayasa K. Tirtayasa Kadek Kristina Harum Lasmi Katrin Rotua Simbolon Ketut Laksmi Puspa Dewi Ketut Tirtayasa Ketut Trisandy Khaerul Anam Komang Tri Adi Suparwati Kunjung Ashadi Kusumaningrum, Cornelia Ayu Laily Mita Andriana Liza Ariani Luh Ayu Widayanti Luh Made Indah S.H. Adiputra Luh Made Indah Sri H.A Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Luh Putu Iin Indrayani Maker Luh Putu Ratna Sundari Luh Putu Ratna Sundari M Widnyana M. Ali Imron M.Ali Imron Made Adhi Dharma Setiawan Made Aditya Yogi Guntara Made Hendra Satria Nugraha Made Rania Deviyanti Made Sudarma Maghfirotul Iffah Makbullah - Maker, Luh Putu Iin Indrayani Manuela Serrano, Christina Zita Maria Imaculata Date Masrum Syam Meiza Anniza Meryl Pulcheria Moh Ali Imron Mohammad Syahroni Muh. Irfan Muh. Irfan Muhammad Ali Imron Muhammad Irfan Muhammad Irfan Muhammad Irfan Muthia Munawaroh Muthiah Munawaroh N. Adiputra N. Adiputra N. Adiputra Ni Eka Dewi Ambarawati Ni Kadek Ayu Maya Damayanti Ni Kadek Citra Patmala Ni Kadek Vindy Aprilyanti Ni Ketut Dewi Irwanti Ni Komang Ari Sepriyanti Ni Komang Dewi Semariasih Ni Luh Gede Puji Andini Ni Luh Made Reny Wahyu Sari Ni Luh Nopi Andayani Ni Luh Tu Pertiwi Ni Made Ida Kristina Dewi Ni Made Indah Pratiwi Ni Made Ista Prestiyanti Ni Made Linawati Ni Made Mahastuti Ni Made Rininta Adi Putri Ni Nengah Nita Sulistyawati Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Suratmiti Ni Putu Dita Kristinayanti Ni Putu Dwi Larashati Ni Putu Haryska Wulan Ni Putu Purnamawati Ni Putu Ruspata Bhyantari Ni Putu Sriwidyani Ni Wayan Rusni Ni Wayan Sintyabudi Kumalapatni Ni Wayan Tianing Ni Wayan Winarti Nila Wahyuni Nurdianto, Arif Rahman Nyoman Kabella Cinthya Devi Oktovianus Fufu Popi Imelda Margareth Sitompul Purnawati, Susy Purnawati Putu Astawa Putu Ayu Sita Saraswati Putu Dede Asta Wiguna R. A.T. Kuswardhani Rina Mayangsari S Indra Lesmana S. Indra Lesmana S. Indra Lesmana S. Indra Lesmana S. P. Dedy Darma Yasa Santi Bery Hastuti Santoso Santoso Sawitri, Anak Agung Sagung Soeyanto, Milka Ivenna Sri Mahendra Dewi, I Gusti Ayu Suadnyana, Ida Ayu Astiti Sugijanto - Sugijanto - Sugijanto - Sulfandi Sulfandi Susy Purnamawati Susy Purnawati Sutha Nurmawan Swarmadika, Ida Bagus Alit Syahmirza Indra Lesmana Tjokorda Gde Bagus Mahadewa Trisna Damayanti Tyas, Ni Luh Putu Larasati Prabawaning Utomo Wicaksono Volman Tampubolon Wahyuddin, Wahyuddin Wahyudin - Wahyuni Novianti, I Gusti Ayu Sri Yohanes Seran Yuliana Yuliana