Articles
GERAK RUANG KAWASAN KERATON KASEPUHAN
Agustina, Ina Helena;
Djunaedi, Achmad;
Sudaryono, Sudaryono;
Suryo, Djoko
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 13, No 1 (2013): Kota dan Lingkungan
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (568.129 KB)
|
DOI: 10.29313/jpwk.v13i1.1386
Teori lokal mulai dikembangkan setelah adanya kegagalan teori-teori yang didasarkan oleh filsafat rasionalisme. Paradigma Postmodernisme semakin memberi peluang pengembangan teori yang berbasis lokalitas dan komunitas. Kawasan Keraton Kasepuhan yang berdiri sejak abad ke 13 kaya akan nilai-nilai lokal. Didasarkan oleh pendekatan fenomenologi menangkap suatu fenomena yang menunjukkan nilai lokalitas berupa gerak ruang. Gerak adalah keluarnya sesuatu dari titik kemungkinan menuju titik yang dimungkinkan( Ammar, 1993). Gerak ruang yang terjadi di kawasan ini berupa gerak ruang substansi dan gerak ruang aksiden. Gerak ruang substansi yang ditunjukkan dalam fenomena gerak tradisi ke politik memiliki nilai lokal kesadaran integral dinamika spirit yang ditunjukkan oleh : keyakinan terhadap tanggung jawab sebagai pemegang amanahkeyakinan terhadap persatuan umat (keluarga)keyakinan untuk membuka diri pada yang lain Sedangkan gerak ruang aksiden yang ditunjukkan oleh kegiatan revitalisasi keraton memiliki nilai lokal “ kebersamaan “. Kata Kunci : Gerak  Ruang
PEREMPUAN DAN RUANG KAWASAN KERATON KASEPUHAN
Agustina, Ina Helena;
Djunaedi, Achmad;
Sudaryono, Sudaryono;
Suryo, Djoko
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 13, No 2 (2013): Pariwisata dan Fenomena Ruang
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (699.884 KB)
|
DOI: 10.29313/jpwk.v13i2.1391
Pada saat ini ada suatu perkembangan pemikiran yang mendikotomikan antara peran laki-laki dan perempuan. Ini dipicu oleh gerakan kaum feminis yang berkembang sejak abad Ke 18. Gerakan feminis menurut Toynbee akan mengakibatkan transformasi kebudayaan. Akan tetapi gerakan feminis ini tidak terjadi di Kawasan Keraton Kasepuhan yang masih memegang teguh adanya suatu ruang sakral yang terlarang bagi kaum perempuan. Ruang ini hingga saat ini masih terlarang untuk kaum perempuan dan belum pernah dilanggar hingga saat ini. Sakralitas ruang di kawasan keraton kasepuhan masih betahan bukan karena adanya androsentrisme melainkan karena adanya “keyakinan†terhadap nilai sakral tersebut. Keyakinan terhadap nilai sakral ini muncul karena Islam yang berkembang adalah Islam tradisional dengan membawa ajaran yang bersifat primordial. Ajaran yang menyatu dengan alam semesta. Kata Kunci : Perempuan dan Ruang Sakral
PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TERPADU, KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Sudaryono, Sudaryono
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 3 No. 2 (2002): JURNAL TEKNIK LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (165.077 KB)
|
DOI: 10.29122/jtl.v3i2.249
Upaya pengelolaan DAS terpadu di Indonesia telah lama diterapkan dengan memperkenalkan berbagai kegiatan yang bercirikan lintas sektoral dan multidisipliner, sebagai contoh adalah pelaksanaan pengelolaan DAS secara terpadu di DAS Brantas, Jratunseluna, dan yang kemudian direncanakan untuk diimplementasikan pada DAS-DAS lain di seluruh Indonesia.Namun karena kompleksnya permasalahan yang harus dihadapi dan banyaknya DAS yang harus ditangani, serta menyangkut kendala teknis dan non-teknis lainnya yang harus disempurnakan, maka banyak DAS yang belum dapat tertanggani dengan baik, bahkan yang terjadi adalah kerusakan DAS semakin meluas dan semakin parah.Oleh karena itu dalam pengelolaan DAS secara terpadu harus berazaskan : (1) pemanfaatan sumberdaya alam (hutan, tanah dan air) dengan memperhatikan terhadap perlindungan lingkungan; (2) pengelolaan DAS bersifat multidisiplin dan lintas sekoral; (3) peningkatan kesejahteraan rakyat; (4) keterpaduan dimulai sejak dalam perencanaan pengelola DAS terpadu.
KONSERVASI LENGAS TANAH MELALUI REKAYASA LINGKUNGAN PADA LAHAN PASIR BERIRIGASI TEKNIS DI PANTAI BUGEL KABUPATEN KULON PROGO
Sudaryono, Sudaryono
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 6 No. 2 (2005): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (164.782 KB)
|
DOI: 10.29122/jtl.v6i2.336
By more decreasing supply of the fertility agriculture land, hence to optimize the usage of marginal land like coastal land is a good way out to improve the farmer income, although demanded to various technological innovation as the environmental engineering form that able to support repairmen of the farming.One step is making conservation of land maoisture and efficiency of the water usage. The result or the technological innovations was treatment with planting system under the shade and combined with mulls, sprinkler irrigation. Now the sprinkler irrigation in the best way on increasing the land moisture rate and then followed by treatment of the shde usage, mulls and drip irrigation, while the worst treatment is without the shade usage both using mulls and drips irrigation
PENGARUH PEMBERIAN LAPISAN LEMPUNG TERHADAP PENINGKATAN LENGAS TANAH PADA LAHAN MARGINAL BERPASIR
Sudaryono, Sudaryono
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2006): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (69.529 KB)
|
DOI: 10.29122/jtl.v7i2.382
Various methods for water or soil humidity conservation include the use ofchemicals (synthetic matter) and plastic or asphalt layer at certain depthunder soil profile to hold irrigation or rain water entering into the soil toprevent rapid disappearance from root zone. The present study observedthe role of fine texture soil (clay fraction) in increasing water capacity, andreleasing power of water for the need of plantation in marginal soil withsand easily pressed structure, and sensitive to water and wind erosion.The study was carried out in Glagah Coast, Kulon Progo, Yogyakarta. Theresults conclude that the addition of 10 cm of clay layer at the depth of 20-30 cm may optimally increase the humidity of sandy soil.
PENGARUH PUPUK KANDANGAN TERHADAP SERAPAN Cr PADA KACANG TANAH
Sudaryono, Sudaryono
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 8 No. 1 (2007): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (122.622 KB)
|
DOI: 10.29122/jtl.v8i1.405
Naturally, the farm damage cure effect of heavy metal waste dismissalwill need very long time, but with growing of knowledge and technologyhence the damage cure acceleratable by passing input bacterium orbioremidiasi into impure land.Organic materials in compost or cage manure have role of vitalimportance in influencing heavy metal availability in land. Organic Manureusage can degrade heavy metal content of chromium at impure landuntil 67 - 68 %. The degradation of heavy metal content in land havecorrelation to level of chromium content to quality of agro product andcrop. Standard gyration quality for chromium content range from 0,5 -1,0 ppm, while chromium content in peanut crop > 0,5 ppm, so that isnot peaceful if exploited for livestock food, but chromium content atseed reside in below standard quality of competent so that to beconsumed, however for certainty have to be seen other heavy metalcontent (cadmium).
PENGARUH PEMUPUKAN PADA TANAMAN JARAK PAGAR ( JATHROPA CURCAS L. ) TERHADAP DAYA SERAP LOGAM BERAT KROMIUM
Sudaryono, Sudaryono
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 9 No. 2 (2008): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (44.145 KB)
|
DOI: 10.29122/jtl.v9i2.460
Productivity of agricultural land contaminated with tannery wastes originatedchromium is decreased. Crop produced on the contaminated land is toxic for human and animal. An alternative to solve this problem is by using plants which are able to tolerate the contaminant, produce high yield, able to accumulate highconcentration of the contaminant and non consumed. The aim of this research was to find out the effect of cattle manure and biofertilizer in supporting the giant castor bean grown on tannery wastes originated-chromium contaminated land and the ability of cattle manure and biofertilizer in influencing chromium absorptionby the plant.The result showed that giant castor bean can grow normally on chromium contaminated soil. There was no interaction between cow manure and biofertilizer for all observed variables. Cattle manure and biofertilizer have no effect to almost all of the observed variables, except that cattle manure affecting total leaf number and leaf area ratio. Giant castor bean grown on contaminated soils contain 5 – 9 ppm chromium in the leaf. Therefore, giant castor bean could not be considered as higher accumulator plant.
TINGKAT KESUBURAN TANAH ULTISOL PADA LAHAN PERTAMBANGAN BATUBARA SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR
Sudaryono, Sudaryono
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 10 No. 3 (2009)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (209.264 KB)
|
DOI: 10.29122/jtl.v10i3.1480
Most of the land in East Kalimantan is ultisol soil types with low soil fertility. In a large-scaleland utisol used for oil palm, rubber and industrial plantations, but on a scale farmersbecause of economic constraints has led to the ground ultisol terkelolannya not well.In general, land in coal mining utisol in Sangatta, East Kalimantan has a low soil fertilitylevels in various limiting factors, such as: poor content of organic material, so as toimprove soil fertility with fertilizer needed organic fertilizer derived from compost ormanure. Cation exchange capacity values are quite high up (10,4-17,36 me/100 g), sothe land can only be used for the development of cash crops or plantation crops. Mostof the land in Sangatta acidic, with high Al saturation, to reduce the acidity of the soilcan be done by or with the accumulation Calcification phospat (element P) and KCl.
TEKNOLOGI USAHATANI KONSERVASI TERPADU KONSEP PEMBANGUNAN BERBASIS KESERASIAN LINGKUNGAN
Sudaryono, Sudaryono
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 4 No. 2 (2003): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (269.875 KB)
|
DOI: 10.29122/jtl.v4i2.278
Sebagian besar sumber daya lahan di Indonesia merupakan lahan kering yang memiliki potensi untuk usaha pertanian. Pada umumnya kawasan lahan kering tersebut memiliki topografi dari landai sampai terjal, sehingga apabila dimanfaatkan untuk usahatani sangat rentan terhadap erosi. Tingkat erosi yang tinggi merupakan masalah serius terhadap kelestarian sumberdaya lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) dibagian hulu, dan menimbulkan pengaruh negatif di DAS bagian hilir.Usahatani pada lahan kering menghadapi problema yang sangat kompleks,beragam dan beresiko tinggi, oleh karena itu diperlukan penelitian dengan strategi pendekatan pengelolaan secara terpadu. Penelitian dan pengembangannya melibatkan berbagai disimplin ilmu (interdisipliner). institusi (interinstitusi) dan petani sebagai pengelola utamanya.Pengembangan sistem usaha tani konservasi terpadu pada sub DAS Prambanan hulu dengan tujuan mencari solusi pengembangan teknologi alternatif serta upaya mengendalikan erosi, ternyata telah mendapat respon positif baik oleh petani binaan maupun non-binaan.
TINGKAT PENCEMARAN AIR PERMUKAAN DI KODYA YOGYAKARTA
Sudaryono, Sudaryono
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 1 No. 3 (2000): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1016.377 KB)
|
DOI: 10.29122/jtl.v1i3.187
Perkembangan kota yang tidak terkendali sering menimbulkan berbagai persoalan baik sosial, ekonomi, keamanan dan lingkungan, utamanya masalah pencemaran terhadap air permukaan maupun air tanah yang bersumber dari limbah industri, domistik, maupun limbah pertanian. Akibat dari pencemaran tersebut, kondisi air permukaan (sungai) di Kotamadya Yogyakarta telah terjadi penurunan kualitas, terutama meningkatnya kandungan Nitrit dan bakteri coli yang melebihi ambang batas baku mutu lingkungan.Untuk pencegahannya perlu kiranya adanya upaya-upaya untuk melakukanperbaikan lingkungan fisik, perbaikan saluran pembuangan limbah, pengolahanlimbah, maupun sistem usahatani dengan menerapkan sistem pemupukanberimbang.