Claim Missing Document
Check
Articles

Laporan Kasus: Kistik Endometritis pada Kucing Persia Azizah, Hidayatul; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (2) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.149 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.2.177

Abstract

Seekor kucing persia berumur satu tahun berjenis kelamin betina menunjukkan gejala klinis: adanya leleran putih kental (leucorrhoea) meleleh keluar dari vulva, tidak berbau, sering menjilati vulvanya, perut nyeri saat ditekan dan nafsu makan menurun. Pada pemeriksaan hematologi rutin hasil menunjukkan eosinofil meningkat dan pemeriksaan ultrasonografi terhadap uterus diperoleh gambaran adanya cairan (anechoic) dan penebalan (hyper echoic). Hasil histopatologi menunjukkan uterus mengalami hemoragi, kistik, infiltrasi sel radang, nekrosis, dan hiperplasia. Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan kucing didiagnosis kistik endometritis. Tindakan yang dilakukan adalah ovariohisterectomy.
Kejadian Kuku Aladin pada Sapi Bali RAKHMAWATI, INNA; BATAN, I WAYAN; SUATHA, I KETUT
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (4) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (846.242 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rinjadi kuku aladin pada sapi bali jantan dan betina. Sebanyak 1000 ekor sapi bali terdiri dari 500 ekor jantan dan 500 ekor betina diamati di Pasar Hewan Beringkit, Mengwi, Badung dalam penelitian ini. Pada setiap pengamatan dicatat sapi bali yang mengalami kuku aladin dan yang normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rinjadi kuku aladin pada sapi bali jantan 8,2%, sedangkan pada betina 5,1%. Kejadian kuku aladin pada sapi bali relatif lebih besar pada jantan dibandingkan pada betina.
Dimensi Kuku Sapi Bali Yarisetouw, Nicolas; Batan, I Wayan; Nindhia, Tjokorda Sari
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (5) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.271 KB)

Abstract

Kaki sapi bali yang baik adalah kaki yang proporsional dengan ukuran tubuh, mampu menopang tubuh secara tegak lurus. Bagian kuku perlu diperhatikan karena kuku yang terganggu akan membuat pertumbuhan sapi kurang optimal. Kuku sapi harus kokoh, tidak sensitif, dapat tumbuh dan berkembang terus, dan memiliki elastisitas yang tinggi. Sapi bali yang digemukan cenderung memiliki kuku yang tumbuh lebih panjang dibandingkan dengan sapi bali yang dibiarkan bebas. Tujuan Penelitian untuk mengetahui dimensi ukuran kuku kaki depan dan kaki belakang sapi bali serta menentukan ukuran standar normal (panjang kuku, tinggi kuku, diagonal kuku, lebar kuku, luas kuku, tinggi tumit)  kaki depan dan kaki belakang sapi bali jantan dan betina. Sampel  yang digunakan pada penelitian ini adalah sapi bali dewasa sebanyak 40 ekor, terdiri dari 20 jantan dan 20 betina dewasa di Pasar Hewan Bringkit Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, dan pengukuran dilakukan pada sapi dalam keadaan berdiri. Metode Penelitian ini menggunakan uji Independent-Samples T-test pada selang kepercayaan 95% dan 99% dengan Statistical Program for Social Science(SPSS) for Window versi 17.0. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa dimensi ukuran  kuku  kaki yang terdiri dari ukuran-ukuran standar kuku, panjang, tinggi tumit, diagonal kuku, dan lebar kuku kaki sapi jantan lebih besar dari pada kuku sapi betina.
Laporan Kasus: Cystitis Hemoragika dan Urolithiasis pada Kucing Lokal Jantan Peliharaan Riesta, Baiq Deby Aprila; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (6) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.6.1010

Abstract

Cystitis dan urolithiasis merupakan penyakit yang umum menyerang organ bagian perkencingan atau vesika urinaria pada kucing. Penyakit ini merupakan peradangan yang terjadi pada vesika urinaria sampai terbentuknya urolith atau batu kristal pada vesika urinaria. Seekor kucing berjenis kelamin jantan yang merupakan kucing lokal, berumur empat tahun dengan bobot badan 5,4 kg diperiksa di Rumah Sakit Hewan Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, dengan keluhan tidak bisa kencing selama tiga hari dan pada saat keluar air kencing terlihat bercampur darah. Pada pemeriksaan fisik, kucing selalu berbaring dan pada saat urinasi urin bercampur dengan darah. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan darah, pemeriksaan ultrasonografi (USG), pemeriksaan radiologi, dan sedimentasi urin. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan bahwa kucing mengalami leukositosis, anemia dan monositosis, hasil USG menunjukkan adanya endapan partikel-partikel kristal magnesium ammonium fosfat (struvite), dan hasil radiologi didapatkan bahwa vesika urinaria mengalami pembesaran karena retensi urin. Kucing didiagnosis mengalami cystitis haemoragika dan urolithiasis dengan prognosis dubius-fausta. Terapi yang diberikan adalah terapi cairan, terapi injeksi antibiotik oksitetrasiklin (SC), injeksi asam tolfenamat (SC), injeksi diuretik furosemid (IV), penambahan obat herbal kejibeling per oral, dan pembilasan kantung kemih menggunakan bantuan kateter. Kucing mengalami perubahan setelah diberikan terapi selama tujuh hari ditandai dengan urinasi lancar tanpa hematuria dan tidak adanya rasa nyeri pada waktu urinasi.
Laporan Kasus: Rhinitis Unilateral pada Kucing Lokal yang Mengalami Langit-langit Mulut Bercelah (Cleft Palate) Takariyanti, Dzikri Nurma'rifah; Batan, I Wayan; Erawan, I Gusti Made Krisna
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (6) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.6.1036

Abstract

Rhinitis adalah peradangan pada selaput lendir hidung. Masalah ini umum dan sering terjadi pada kucing. Penyakit ini dapat timbul dari sejumlah gangguan intranasal atau sistemik. Seekor kucing lokal betina berumur satu tahun dengan bobot badan 2,2 kg diperiksa dengan keluhan adanya leleran pada hidung sebelah kiri dan sering bersin disertai dengan dahak dan bercak darah. Pemeriksaan klinis menunjukkan adanya pembengkakan limfonodus mandibularis sebelah kiri, ditemukan lubang pada langit-langit mulut (cleft palate). Auskultasi paru-paru normal terdengar bunyi vesikular. Pemeriksaan hematologi menunjukkan adanya trombositosis yang menunjukkan adanya peradangan. Hewan didiagnosis rhinitis dan ditangani dengan pemberian antibiotik cefadroxin monohidrat dua kali sehari dan bromhexine sebagai terapi simptomatis satu kali sehari secara per oral. Hari ketujuh setelah pengobatan kucing kasus sudah tidak bersin dan tidak ada leleran yang keluar dari hidung.
Gambaran Hematologi Anjing Peliharaan di Kota Denpasar Mahindra, Aditya Try; Batan, I Wayan; Nindhia, Tjokorda Sari
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (3) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.3.314

Abstract

Anjing merupakan hewan peliharaan yang memiliki hubungan paling dekat dengan manusia.Pemeriksaan kesehatan yang rutin harus ada untuk menjaga stamina anjing supaya tetap dalam kondisi prima. Salah satu indikator untuk mengetahui kondisi kesehatan melalui pemeriksaan darah. Populasi anjing di Kota Denpasar pada tahun 2019 menurut Dinas Pertanian Kota Denpasar adalah sekitar 97.522 ekor. Berbagai analisis gambaran darah pada anjing dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh lingkungan lokal terhadap faktor fisiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran darah dari anjing peliharaan yang diberi pakan secara rumahan. Objek penelitian yang digunakan adalah anjing yang dipelihara masyarakat di Kota Denpasar dengan jumlah 47 ekor. Pengambilan sampel darah dilakukan pada anjing-anjing yang dipelihara oleh masyarakat Kota Denpasar. Lokasi penelitian dilaksanakan di Labolatorium Diagnosis Klinik, Patologi Klinik, Radiologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan dan di Balai Besar Veteriner Denpasar. Hasil menunjukkan bahwa anjing di Kota Denpasar banyak yang tidak sehat. Kemungkinan yang menyebabkan anjing tidak sehat yaitu dalam hal pemberian gizi yang kurang baik, dan lingkungan yang terinfestasi penyakit. Perlu adanya peningkatan pemantauan pemeliharaan maupun kesehatan anjing di Kota Denpasar, terutama mengenai pemeriksaan laboratorium kemudian peningkatan kebersihan lingkungan supaya anjing terhindar dari serangan penyakit dan pemberian pakan yang memiliki nutrisi yang baik untuk anjing.
Laporan Kasus: Gastritis Hemoragi pada Anjing Peranakan Pomeranian Lestari, Devi Latifah Puji; Batan, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (3) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2021.10.3.441

Abstract

Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui kejadian gastritis pada anjing peranakan pomeranian. Anjing berjenis kelamin jantan berumur tiga bulan dan memiliki bobot badan 2,5 kg. Berdasarkan anamnesis pemilik, anjing mengalami muntah selama tiga hari, anoreksia, dan kekurusan. Pemeriksaaan dilakukan mulai dari pemeriksaan klinis, laboratorium, dan radiografi. Hasil pemeriksaan saluran pencernaan menunjukkan adanya muntah darah dan kekurusan. Hasil hematologi menunjukkan anemia normositik hiperkromik. Gambaran radiografi menunjukkan adanya penebalan pada dinding lambung. Berdasarkan pemeriksaan, hewan didiagnosa mengalami gastritis. Terapi yang diberikan berupa terapi cairan NaCl secara intravena sebanyak 345 mL/hari, terapi dengan injeksi amoksisillin dengan dosis 15 mg/kg berat badan secara intramuskuler yang diberikan dua hari sekali selama tiga kali. Injeksi ranitidine HCl dengan dosis 1 mg/kg berat badan secara intravena yang diberikan dua kali sehari selama tiga hari, dan pemberian terapi supportif berupa pemberian multivitamin pada hari keempat. Anjing mengalami perbaikan kondisi pada hari ke empat pengobatan.
Pemberian Pakan Hijauan Lokal yang Disuplementasi Indigofera dan Probiotik terhadap Total Leukosit dan Diferensial Leukosit Kambing Boerka Florensia, Dheadora; Batan, I Wayan; Nindhia, Tjokorda Sari
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (3) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2021.10.3.365

Abstract

Pemberian pakan yang berbeda dapat menyebabkan perbedaan kondisi fisiologis. Apabila tubuh ternak mengalami perubahan fisiologi, maka dapat berpengaruh pada gambaran darah. Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk mengetahui status kesehatan hewan, terutama pemeriksaan leukosit yang digunakan untuk penunjang diagnosis terhadap suatu penyakit dan mengetahui adanya respons tubuh terhadap suatu penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil leukosit kambing boerka yang diberi pakan hijauan lokal dan Indigofera serta probiotik Sampel yang digunakan adalah sampel darah dari 24 ekor kambing boerka betina. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian pakan hijauan sebagai kontrol (P0), pakan hijauan yang diimbuhi Indigofera (P1) dan pakan hijauan yang diimbuhi Indigofera dan Bio-CAS (P2). Pengambilan darah dilakukan pada vena jugularis setelah diberi perlakuan pakan selama enam bulan. Darah dimasukkan ke dalam tabung yang berisi antikoagulan Ethylene Diamine Tetraacetic Acid (EDTA). Pemeriksaan gambaran total dan diferensial sel darah putih secara otomatis menggunakan Hematology Analyzer. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pakan hijauan lokal yang disuplementasi Indigofera dan probiotik tidak berpengaruh nyata terhadap nilai total leukosit dan diferensial leukosit kambing boerka. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan hijauan lokal yang disuplementasi indigofera dan probiotik aman diberikan pada kambing boerka.
Pemberian Pakan Hijauan Lokal yang Disuplementasi Indigofera dan Probiotik terhadap Profil Eritrosit Kambing Boerka Ihtifazhuddini, Fiqi Manaya Tibyana; Batan, I Wayan; Nindhia, Tjokorda Sari
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (3) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2021.10.3.420

Abstract

Kambing boerka adalah hasil perkawinan silang antara ternak kambing boer jantan dengan kambing kacang betina. Faktor utama yang dapat menunjang usaha peternakan dan produktivitas ternak adalah pakan. Pakan merupakan bahan yang penting untuk metabolisme darah sebab dibutuhkan protein, vitamin, dan mineral dalam pembentukan sel darah merah. Pemberian pakan selain hijauan memungkinkan terjadinya perubahan fisiologis tubuh ternak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui profil eritrosit kambing boerka yang diberi pakan hijauan lokal dan disuplementasi Indigofera sp. serta probiotik. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas tiga perlakuan dan setiap perlakuan terdiri atas delapan ekor kambing boerka, dengan total 24 sampel darah. Perlakuan pakan berupa hijauan lokal sebagai kontrol (P0), perlakuan pakan yang disuplementasi Indigofera (P1), dan perlakuan pakan yang disuplementasi Indigofera serta bio-CAS (P2). Data hasil pemeriksaan dianalisis menggunakan uji sidik ragam (ANOVA), untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan pakan hijauan lokal yang disuplementasi indigofera serta probiotik secara statistika tidak berbeda nyata terhadap total eritrosit, kadar hemoglobin, nilai MCV, MCH dan MCHC, kecuali nilai hematrokit untuk kelompok perlakuan P1 menunjukkan beda nyata terhadap P0.
Karakteristik Anatomi dan Ukuran Tulang Pinggul (Os Coxae) Sapi Bali Natalia, Grace Kristin; Batan, I Wayan; Suatha, I Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (3) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2021.10.3.375

Abstract

Pelvis tersusun oleh tiga tulang yaitu, os sacrum, os coccygeus, dan os coxae. Tulang pinggul (os coxae) dibentuk oleh os ilium, os ischium, dan os pubis. Os coxae memiliki peran dalam reproduksi dan mendukung aktivitas sapi bali seperti berjalan atau menopang tubuh. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari karakteristik anatomi dan ukuran dari os coxae sapi bali. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati dan mengukur os coxae secara langsung. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah os coxae sapi bali memiliki bentuk seperti huruf U dan termasuk dalam tulang irregular (bentuk yang tidak beraturan) serta tersusun atas tiga tulang penyusun yaitu os ilium, os ischium, dan os pubis. Os coxae sapi bali memiliki panjang rata-rata os ilium 23,7±1,56 cm, os ischium 18,63±1,66 cm, dan os pubis 15,65±1,77 cm dengan luas permukaan os ilium kanan 199±32,04 cm2 dan kiri 181±15,50 cm2, os ischium kanan 172,25±49,19 cm2 dan kiri 161,50±44,52 cm2, os pubis kanan 62±14,76 cm2 dan kiri 61,50±14,73 cm2. Luas foramen obturatum kanan 33,32±5,08 cm2 dan kiri 33,26±4,69 cm2, tebal tuber coxae kanan 1,84±0,27 cm dan kiri 1,74±0,26 cm, luas acetabulum kanan dan kiri 36,86±4,83 cm2, kedalaman acetabulum kanan 3,10±0,30 cm dan kiri 3,04±0,39 cm, dan luas facies lunata kanan 21,50±4,47 cm2 dan kiri 20±5,59 cm2.
Co-Authors - HERBERT Abdul Azis Nasution Abdul Azis Nasution Abdul Azis Nasution Abriansyah, Mohammad Ghaiz Adrian Hasan Rahmatullah Adryani Ris Agung, Mochamad Bale Aida Lousie Tenden Rompis Ainaya Luthfi Anindya Aisjiah Girinda Akbar, Muhammad Wilmar Al Ma'arif, M. Farhan Amar Wira Anindya, Ainaya Luthfi Annas Farhani Apsari, Ni Wayan Diah Archie Leander Maslim Ariandoko, Ariandoko Arief Boediono Azizah, Hidayatul Baiti, Nur baskaradwaja, i gede mardawa Berutu, Fazral Anshari Betharia Criselda Fanggidae Bhala, Anastasia Bibiana W Lay BIBIANA W LAY Bili, Maria Dolorosa Leta Bolla, Nelci Elisabeth Br Sembiring, Irene Cristina Bravanasta Glory Rahmadyasti Utomo Budiartawan, I Komang Alit Burhan, Haris Calvin Iffandi Calvin Iffandi Calvin Iffandi Caroline, Grace Christiani, Zefanya Coornelia, Gledys Daud, Richard Christian Dayanti, Marissa Divia Dharmawan, I Wayan Chandra Dhayanti, Ni Luh Evy Dhika, I Gede Abijana Satya Diana Mustikawati Diana, Kadek Leni Martha Distira, Luh Ayu Yasendra Ekowati Handayani Eldarya Envisari Depari Elpira Sukaratha, Elpira Emy Sapta Budiari Ene, Theresia Eustokia Yulisa Madu, Eustokia Yulisa FERDANIAR FAKHIDATUL ILMI Findri Andriani, Findri Firdaus, Muchammad Wildan Florensia, Dheadora Freitas, Merlinde da Costa Ginting, Regina Bonifasia Br Harvani, Bq. Harvani, Bq. Harvani Herbert . Herbert . Hernomoadi Hoeminto Humaira, Sarah Hutagaol, Wanda Della Oktarin I Gede Soma I Gusti Agung Gede Putra Pemayun I Gusti Made Krisna Erawan I Ketut Gunata I Ketut Suada I Ketut Suatha I Made Kardena I Made Suma Anthara i Nengah Wandia I Nyoman Suarsana I Nyoman Suartha I Putu Cahyadi Putra, I Putu Cahyadi I Putu Gede Yudhi Arjentinia I Putu Sampurna I Wayan Syartama Hadi Nugraha I Wayan Wirata Ida Bagus Ketut Indra Permana Ihtifazhuddini, Fiqi Manaya Tibyana Imam Sobari imam sobari Indrawan, Hieronimus INNA RAKHMAWATI Islamiati, Feren Salsabila Ita Djuwita Juniartini, Wieke Sri Kadek Karang Agustina Kakang, Dorteany Mayani Ketut Adnyane Mudite Kusumaning Arumsari Wimbavitrati Lailia, Milda Lase, Linus Putra Jaya Lestari, Devi Latifah Puji Luh Putu Listriani Wistawan Made Suma Anthara Maha Arta, I Komang Wira Kusuma Maha Putra, Anak Agung Gede Wahyu Mahaputra, I Made Mahasanti, I Gusti Puji Ayu Mahindra, Aditya Try Makrina Weni Misa Maranata, Pieter Mbolo Margaretha, Aloysiana Mas ruroh, Mas Mesquita, Nelviana Minda Nealma Mochammad Imron Awalludin Mu'ayyanah, Siti Muazdzam Lil Abrori Narendri, Kadek Anggita Puspa Natalia, Grace Kristin Nazara, Agustina Lesmauli Ni Nyoman Sutiati Ni Nyoman Widiasih Ni Wayan Listyawati Palgunadi Ni Wayan Listyawati Palgunadi Ni Wayan Sri Wiyanti Nicolas Yarisetouw, Nicolas Ningrum, Ni Made Adinda Arya Nining Handayani Nining Handhayani Novianti, Syinthia Arya Nugraha, Elisabeth Yulia Nurmayani, Seli Nurrohman, Fahmi Galuh NURUL FAIZAH Nurul Faiziah Nurul Faiziah Nurul Masyita, Nurul Oktaviviani, Syafiana Fairizca Paramita, Putu Wahyuni Patabang, Denselina Lilis Permatasari, Serly Nur Indah PRANSIKA EKSY YONITA Pratama, Rendi Tegar Priharyanthi, Luh Komang Ayu Puteri Puri Prihatiningsih, Nur Liliana Purwitasari, Made Santi Pusparini, Ni Putu Dyah Prashanti Putera, I Gusti Ngurah Dwipayana Putra, Widihantoro Gunawan Putri, Dwi Aprilia Putu Ayu Sisyawati Putriningsih Putu Devi Jayanti Putu Wirat Qutrotu ain, Salsabila R, Ni Wayan Ayu Rasdi yanah Rasdiyanah . Rasdiyanah . Rastiti, Ni Made Remontara, Al Afuw Niha Resman, Martin Pedro Krisenda Ridwan, Isabella Anjari Riesta, Baiq Deby Aprila Riza, Devand Ainur Robi, I Made Ruslie, Sabella Ivana Sadipun, Elizabeth Liliane Sari, Yeni Ratna Sayu Raka Padma Wulan Sari Septianingsih, Rayni Septianira, Firnanda Silaban, Root Elisa Sousa, Rojelio Dias Trindade Sri Kayati Widiastuti, Sri Kayati Sri Kayati Widyastuti Sri Milfa Sri Milfa Sukoco, Hendro Supar - Supar . Suprabha, Kadek Dewi Suwartama, Beny Takariyanti, Dzikri Nurma'rifah Tama, Kevin Tri Tjokorda Sari Nindhia Umi Reston Utami, IGA Monica Rizki Utomo, Bravanasta Glory Rahmadyasti Utomo, Kurniawan Cahyo Wahono Esti Prasetyaningtyas Wahono Esti PrasetyoningtyaserB Wardani, Putu Intan Kusuma Wirawan, I Gede Yogiana, Wayan Yundari, Yundari Yunita Lestyorini Yunita Lestyorini