Claim Missing Document
Check
Articles

PERBEDAAN KADAR MALONDIALDEHID PADA DEWASA MUDA OBES DAN NON–OBES DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Aristya Rahadiyan Budi; Husnil Kadri; Aswiyanti Asri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 2S (2019): Suplemen 2
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i2S.954

Abstract

Obesitas dapat menyebabkan peningkatan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) melalui hiperlipidemia, penurunan sensitivitas insulin, dan berbagai mekanisme lainnya. Peningkatan produksi ROS yang berlangsung terus – menerus dapat menyebabkan stres oksidatif yang dapat menyebabkan kerusakan sel. Stres oksidatif dapat dipantau dengan melihat perubahan kadar Malondialdehyde (MDA). Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kadar MDA pada serum dewasa muda yang obesitas dan non–obesitas. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross–sectional study. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Andalas pada April sampai dengan Mei 2017 dengan menggunakan tes Thiobarbituric Acids Reactive Substances (TBARs). Subjek penelitian adalah 42 Mahasiswa dan Mahasiswi di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok obesitas dan non–obesitas. Analisis data menggunakan uji normlitas Shapiro–Wilk dan uji Mann–Whitney. Penelitian ini mendapatkan rerata kadar MDA pada serum dewasa muda obesitas adalah 5,08±0,76 nmol/ml dan rerata pada non–obesitas adalah 3,51±0,24 nmol/ml. Hal ini menunjukkan subjek obesita memiliki kadar MDA yang lebih tinggi dibandingkan subjek non–obesitas, dan diperoleh nilai p=0,001 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara kadar MDA pada obesitas dan non–obesitas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar MDA pada dewasa muda obesitas dan non–obesitas.
Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Askariasis dan Trikuriasis pada Siswa SD N 29 Purus Padang Hildya Kusmi; Nuzulia Irawati; Husnil Kadri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.353

Abstract

Abstrak Prevalensi infeksi kecacingan masih tinggi terutama pada anak usia sekolah dasar. Cacing yang sering menginfeksi yaitu Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Infeksi ini erat kaitannya dengan masalah lingkungan, perilaku manusia dan manipulasi terhadap lingkungan. Tujuan penelitian adalah menentukan hubungan sanitasi lingkungan rumah yaitu kepemilikan jamban keluarga yang sehat, ketersediaan sumber air bersih, sarana pembuangan sampah dan jenis lantai rumah dengan kejadian askariasis dan trikuriasis. Ini adalah penelitian analitikdengan desain cross-sectional study. Jumlah populasi sebanyak 71 orang dengan jumlah subjek sebanyak 55 orang.Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan tinja dan kuesioner. Metode analisis data menggunakan uji chisquare.Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase infeksi kecacinganpada siswa SD Negeri 29 Purus Padang adalah 38%, terdiri dari; infeksi Ascaris lumbricoides (33%), Trichuris trichiura (9,1%) dan infeksi kedua spesies (3,6%). Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban keluarga, ketersediaan sumber air bersih, kepemilikan sarana pembuangan sampah dan jenis lantai rumah dengan angka kejadian askariasis dan trikuriasis (p > 0,05). Masih tingginya infeksi kecacingan pada siswa sekolah dasar perluperhatian yang lebih baik misalnya diadakannya program pemberantasan kecacingan baik oleh sekolah maupun petugas kesehatan setempat.Kata kunci: infeksi kecacingan, sanitasi lingkungan, askariasis, trikuriasis Abstract Prevalence of worms infestation is still high, especially found among children at the elementary school age. Type of worms that often infect are Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura. The infection is  related to envi ronment issues, human behavior and manipulation of the environment.  The objective of this study was to determine the relationship between environmental sanitation of home, consist of latrine ownership, availability of clean water source, garbage disposal facilities and the type of floor home to ascariasis and trichuriasis incidences . This  was an analyticwith cross sectional study design. The population were  71  students of State Elementery School 29 Purus Padang, but the subjecs were  55 students. Research instruments were stool examination and questionnaire. Bi variate analysis was chi-square test. The results showed that the worm infection rate in student of Elementary School 29 Purus Padangwas 38 %, consist of Ascaris lumbricoides infection (33%), Trichuris trichiura infection (9.1%) and infection of both species (3.6%). The statistical test indicated no significant relationship between latrine ownership, availability of clean water source, garbage disposal facilities, and the type of floor home to the incidence of ascariasis and trichuriasis (p > 0.05). The high worm infection in elementary school students need better attention, like worm eradication program by the school and local health authorities.Keywords: worm infestations, environmental sanitation, ascariasis, trichuriasis 
Perbedaan Kadar Glukosa Darah Antara Tikus Putih (Rattus Novergicus) yang Mendapat Asupan Susu Sapi dan Susu Kambing Segar Hadi Oktafiano; Husnil Kadri; Dian Pertiwi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i3.597

Abstract

AbstrakSusu adalah hasil ternak yang dikenal sebagai bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Sebagian masyarakat menganggap susu sapi segar dan susu kambing segar berpengaruh terhadap kadar glukosa darah. Tujuan penelitian ini adalah menentukan perbedaan glukosa darah tikus putih antara yang mendapat asupan susu sapi segar dan susu kambing segar. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test only group design. Sampel penelitian ini adalah 10 ekor tikus putih jantan (Rattus novergicus) yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok susu sapi segar dan susu kambing segar. Kedua kelompok diberikan diet susu dengan dosis setara 1 gelas susu (3,6 ml) selama 4 minggu (28 hari). Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan blood glucose test meter. Hasil penelitian didapatkan rerata kadar glukosa kelompok susu sapi segar sebelum (151,20 + 15,28 mg/dl), setelah (97,40 + 7.16 mg/dl), sedangkan rerata kadar glukosa kelompok susu kambing segar sebelum (133,80 + 5.80 mg/dl), setelah (97,80 + 7.88 mg/dl). Uji statistik dengan t-test menyimpulkan terdapat perbedaan bermakna rerata kadar glukosa darah tikus putih sebelum dengan setelah mendapat asupan susu sapi segar dan susu kambing segar, tetapi  tidak terdapat perbedaan bermakna rerata kadar glukosa darah tikus putih antara kelompok susu sapi segar dengan susu kambing segar setelah perlakuan.Kata kunci: susu sapi segar, susu kambing segar, glukosa darah AbstractMilk is the result of cattle known as a food of high nutritional value. Some people think fresh cow's milk and  fresh goat's milk effect on blood glucose levels. The objective of this study was to determine the differences in blood glucose levels of white rat (Rattus norvegicus) between that received fresh cow's milk and fresh goat's milk. This research was an experimental design with pre and posttest only group design. The sample was 10 male white rats (Rattus novergicus) divided into 2 groups:fresh cow's milk and goat's milk fresh. Both groups were given a diet of milk to equal 1 cup milk dose (3.6 ml) for 4 weeks (28 days). Measurement of blood glucose levels using a blood glucose test meter. The results showed a mean glucose level before fresh cow's milk group (151.20 + 15.28 mg / dl), after (97.40 + 7:16 mg / dl), whereas the mean glucose levels before the fresh goat milk group (133.80 + 5.80 mg / dl), after (97.80 + 7.88 mg / dl). The t-test results concluded that there is a significant difference in mean blood glucose levels before the white rat after receiving fresh cow's milk intake and fresh goat's milk, but there was no significant difference in mean blood glucose levels between groups of white rats fresh cow's milk with fresh goat's milk after treatment.Keywords:  fresh cow milk, fresh goat's milk, blood glucose
Perbandingan Nilai Hematokrit dan Jumlah Trombosit antara Infeksi Dengue Primer dan Dengue Sekunder pada Anak di RSUP. Dr. M. Djamil Febria Prima Utari; Efrida Efrida; Husnil Kadri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i1.789

Abstract

Virus dengue terdiri dari empat serotipe DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN 4. Infeksi dengue primer adalah infeksi pertama kali oleh salah satu dari empat serotipe virus yang ditandai dengan trombositopenia dan hemokonsentrasi. Infeksi sekunder adalah infeksi kedua oleh serotipe virus yang berbeda dari infeksi sebelumnya ditandai juga dengan trombositopenia dan hemokonsentrasi. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan nilai hematokrit dan jumlah trombosit antara infeksi dengue primer dan sekunder pada anak yang dirawat di RSUP. Dr. M. Djamil. Penelitian ini adalah penelitian retrospektif dengan pendekatan analitik komparatif tidak berpasangan yang dilakukan di Bagian Rekam Medik RSUP Dr. M. Djamil. Sampel dalam penelitian ini adalah data pasien DBD (Demam Berdarah Dengue) anak yang memenuhi kriteria inklusi berupa; usia < 18 tahun, mempunyai data umur, jenis kelamin, pemeriksaan nilai hematokrit, jumlah trombosit, dan serologis di rekam medik pasien. Sampel berjumlah 30 yang terdiri dari 15 sampel infeksi dengue primer dan 15 sampel infeksi dengue sekunder. Nilai hematokrit dan jumlah trombosit yang dijadikan data dalam penelitian ini adalah pemeriksaan hematokrit dan trombosit saat pasien masuk rumah sakit. Metode analisis perbandingan dilakukan dengan menggunakan uji t tidak berpasangan (unpaired t-test). Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rerata hematokrit infeksi dengue primer 37%, lebih rendah dibandingkan dengue sekunder 42% dan terdapat perbedaan bermakna secara statistik (p<0,05). Jumlah rerata trombosit infeksi dengue primer 72.400 sel/mm3 , lebih tinggi dibandingkan dengue sekunder 51.733 sel/mm3, tetapi tidak berbeda bermakna secara statistik (p>0,05).
Efek Suplemen Bawang Putih terhadap Kadar Kolesterol dan Trigliserida pada Tikus Wistar yang Diberi Diet Tinggi Minyak Sawit Mulfa Satria Asnel; Husnil Kadri; Dessy Arisanty
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.220

Abstract

AbstrakMinyak kelapa sawit banyak mengandung asam lemak jenuh yang diduga dapat menyebabkan kolesterol dan trigliserida meningkat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek suplemen bawang putih terhadap kadar kolesterol dan trigliserida tikus galur wistar yang diberi diet tinggi minyak sawit. Ini merupakan penelitian eksperimental dengan randomized post test control group design. Subjek penelitian adalah 15 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok diet standar ad libitum, kelompok diet tinggi minyak sawit dan kelompok perlakuan (diet tinggi minyak sawit+suplemen bawang putih). Masing-masing kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Pemberian minyak sawit dengan kadar 3 ml/15 gram pakan standar diberikan kepada kelompok diet tinggi minyak sawit dan kelompok perlakuan selama empat minggu. Pemberian suplemen bawang putih (dosis 3,6 mg/200 mgBB tikus) diberikan kepada kelompok perlakuan selama empat minggu. Kadar kolesterol pada kelompok diet tinggi minyak sawit adalah 109 ± 2,76 mg/dl dan pada kelompok perlakuan adalah 107 ± 3,09 mg/dl. Kadar trigliserida pada kelompok diet tinggi minyak sawit adalah 84 ± 4,27 mg/dl, pada kelompok perlakuan adalah 83 ± 6,02 mg/dl. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna kadar kolesterol dan trigliserida antara kelompok diet tinggi minyak sawit dengan kelompok perlakuan. Pada kelompok diet standar ad libitum dengan kelompok diet tinggi minyak sawit maupun antara kelompok diet standar ad libitum dengan kelompok perlakuan terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar kolesterol dan trigliserida.Kata kunci: minyak sawit, suplemen bawang putih, kolesterol, trigliseridaAbstractPalm oil contains a lot of saturated fatty acids and it is supposed to cause increased cholesterol and triglyceride levels. The objective of this study was to determine the effect of garlic supplements on cholesterol levels and triglyceride at wistar strain rats which were fed in high diet palm oil. This study is a randomized experimental study with post-test control group design. The subjects were 15 male wistar rats were divided into three groups, standard ad libitum diet group, high diet palm oil group and the treatment group (high diet palm oil+ garlic supplement). Each group consists of five rats. Provision of palm oil with high levels of standard 3 ml/15 grams of feeding given to the high diet palm oil group and the treatment group during the four weeks. Garlic supplement (dose 3.6 mg/200 mgweight rat) was given to the treatment group for four weeks. Cholesterol levels in the high diet palm oil group was 109 ± 2,76 mg/dl in the treatment group was 107 ± 3,09 mg/dl. The levels of triglycerides in the high diet palm oil group was 84 ± 4,27 mg/dl and in the treatment group was 83 ± 6,02 mg/dl. There was no significant difference the levels of cholesterol and triglycerides between the high diet palm oil group with the treatment group. Between the standard ad libitum diet group with the high diet palm oil group and between the standard ad libitum diet group with the treatment group show there were significant differences in the levels of cholesterol and triglycerides.Keywords: palm oil, garlic supplement, cholesterol, triglyceride
Screening Kandungan Plastik pada Minyak Goreng yang Digunakan pada Jajanan Pecel Lele Merisca Gayatri Ryosa; Yustini Alioes; Husnil Kadri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v6i1.648

Abstract

Makanan bermanfaat jika ditinjau dari kualitas (aspek mikrobiologis dan fisik) dan nilai gizinya. Makanan dapat merugikan jika mengandung bahan tambahan pangan. Bahan tambahan pangan yang kerap digunakan adalah plastik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya kandungan plastik pada minyak goreng yang digunakan pada jajanan pecel lele serta jenis dan persentase kandungan derivat plastik didalamnya. Studi ini bersifat deskriptif kualitatif dengan metode pengambilan sampel secara total sampling. Penelitian dilakukan dari Oktober 2014 - Januari 2015 terhadap 5 sampel minyak goreng jajanan pecel lele di kelurahan Jati kota Padang. Sebanyak 100 ml sampel dianalisis dengan GC-MS QP2010 jenis kolom RT-5MS pada temperatur kolum oven 80ºC, temperatur injeksi 200ºC, mode injeksi split, mode kontrol aliran dengan kecepatan linear, tekanan 162.2 kPa, total alirn 255.8 mL/menit, aliran kolom 2.50 mL/menit, kecepatan linear 58.3 cm/detik. Hasil penelitian ini menunjukkan 3 dari 5 sampel minyak goreng mengandung derivat plastik dengan persentase: sampel 1 (7,88%), sampel 2 (1,62%) dan sampel 3 (15,65%). Derivat plastik yang ditemukan adalah benzene (phthalate), acrylic, dan cyclopentene.
Hubungan Tingkat Kemandirian dalam Melakukan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari dan Status Gizi pada Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Afifah Alfyanita; Rose Dinda Martini; Husnil Kadri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.469

Abstract

AbstrakPeningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk Indonesia mengakibatkan peningkatan populasi usia lanjut (usila). Peningkatan usila berdampak terutama pada peningkatan angka ketergantungan dalam melakukan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS). Penurunan tingkat kemandirian dalam melakukan AKS adalah salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi usila. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan tingkat kemandirian dalam melakukan AKS dan status gizi usia lanjut. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan cross-sectional study dan menggunakan kuisioner ADL Barthel dan Mini Nutritional Assessment (MNA) sebagai instrumen. Sebanyak 66 sampel diambil dari seluruh penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin yang memenuhi kriteria inklusi. Data berupa hasil tingkat kemandirian dan status gizi dianalisis menggunakan uji chi-square, dengan derajat kepercayaan 95%. Dari 66 subjek penelitian terdapat 36 usila (54,5%) tidak mandiri dalam melakukan AKS dan  39 usila (59,1%) memiliki status gizi berisiko malnutrisi. Uji chi-square menunjukkan nilai p adalah 0,015 (p<0,05). Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kemandirian dalam melakukan AKS dan status gizi pada usia lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin.Kata kunci: tingkat kemandirian, aktivitas kehidupan sehari-hari, status gizi, usia lanjut AbstractThe increasing of life expectancy at Indonesia's population may lead to an increase in the elderly population. The main impact of this condition is the increasing of elderly dependency in performing Activity of Daily Living (ADL). Decreased level of independence in performing ADL is one of the factors that affect the nutritional status of elderly. The objective of this study was to determine the relationship between the level of independence in performing ADL and nutritional status of elderly.This research was an observational analytical study which designed as cross-sectional study. The instruments of this research were Barthel ADL and Mini Nutritional Assessment (MNA). 66 samples were taken from all the inhabitants of Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin who fulfill the inclusion criteria. The results of the level of independence and nutritional status were analyzed using chi-square test, with a degree of confidence of 95%. Of the 66 subjects there were 36 elderly (54.5%) not independent in performing ADL and 39 elderly (59.1%) were at risk of malnutrition. Chi-square test showed p value 0,015 (p<0.05).The conclusion is the significant relationship between the level of independence in performing ADL and nutritional status of the elderly in Social House Tresna Werdha Sabai Nan Aluih. Keywords: level of independence, performing Activity of Daily Living , nutritional status, elderly
Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik, Jumlah Asupan Vitamin D dan Kalsium Terhadap Tingkat Densitas Tulang Remaja Putri di SMA Negeri Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Desrida Desrida; Afriwardi Afriwardi; Husnil Kadri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 6, No 3 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v6i3.740

Abstract

Kepadatan tulang yang rendah saat remaja dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepadatan tulang seperti asupan vitamin D, kalsium dan aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan aktivitas fisik, vitamin D dan kalsium terhadap kepadatan tulang pada remaja putri di SMA Negeri Tilatang Kamang. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan subyek 148 remaja putri dipilih dengan metode simple random sampling. Data yang diambil adalah tingkat aktivitas fisik, asupan vit D, kalsium dan densitas tulang. Pemeriksaan densitas tulang dengan menggunakan alat Quantum Analizer. Jumlah asupan vitamin D dan kalsium menggunakan modifikasi FFQ masakan minang yang dirancang oleh Lipoeto. Tingkat aktivitas fisik diukur dengan menggunakan kuesioner Baecke. Analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi- Square dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Persentase responden yang memiliki tingkat densitas tulang abnormal 51,4%, tingkat aktivitas kurang aktif 50,7% dan asupan kalsium kurang 52,7%. Ada hubungan bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan tingkat densitas tulang remaja putri diperoleh nilai p < 0,05. Hasil uji statistik yang didapatkan ada hubungan yang signifikan antara asupan vitamin D dengan tingkat densitas tulang p <0,05. Ada hubungan bermakna antara asupan kalsium dengan tingkat densitas tulang remaja putri di peroleh nilai p < 0,05. Simpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan aktivitas fisik, asupan vit D dan kalsium terhadapa tingkat densitas tulang.
Hemoprotein dalam Tubuh Manusia Husnil Kadri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v1i1.5

Abstract

Abstrak Hemoprotein adalah protein dengan kandungan hem yang terdapat hampir dalam semua sel manusia, hewan, dan pigmen fotosintesis tumbuhan. Ada berbagai macam hemoprotein yang tersebar luas dalam tubuh manusia, seperti hemoglobin, myoglobin, citoglobin, neuroglobin, dan lain-lain. Semua hemoprotein tersebut memiliki fungsi beragam yang penting untuk berlangsungnya proses metabolisme dalam tubuh. Struktur hem pada pigmen fotosintesis (klorofil) tumbuhan sama dengan hemoglobin pada manusia, tetapi ion logam pada klorofil adalah magnesium (Mg) sedangkan pada hemoglobin adalah besi (Fe). Perbedaan inilah yang kurang diketahui oleh sebagian masyarakat sehingga ada yang mengira mengkonsumsi klorofil tumbuhan dapat meningkatkan kadar hemoglobin darah. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara hemoprotein manusia dengan klorofil dan fungsi hemoprotein dalam tubuh manusia. Berdasarkan bentuk ion Fe pada gugus hemnya, maka hemoprotein dapat dibagi atas: (1) Hemoprotein yang memiliki ion Fe2+ sehingga mampu mengikat oksigen yaitu; hemoglobin, myoglobin, neuroglobin, dan cytoglobin. (2) Hemoprotein yang memiliki ion Fe3+ sehingga berperan sebagai enzim oksidoreduktase yaitu; Sitokrom P450, Sitokrom yang terlibat dalam fosforilasi oksidatif, katalase, triptopan pirolase, dan NO sintase. Kata kunci: hemoprotein, ion Fe2+, ion Fe3+ Abstract Hemoproteins are proteins containing heme that widely distributed in humans, animals, and photosynthetic pigment of plants. There are many kind of hemoproteins in human body, such as hemoglobin, myoglobin, cytoglobin, neuroglobin, etc. Hemoproteins have the varied functions to keep normal metabolism in the body. Photosynthetic pigment of plants (chlorophyll) and human’s hemoglobin have the same structure but the metal ions are different. Chlorophyll has magnesium and human’s hemoglobin has iron (Fe). Not many people knew this difference, so some people thought if consume chlorophyll will increase blood hemoglobin level. Because of that reason, the objective of this article was to determine the difference between human’s hemoprotein and chlorophyll, and the functions of hemoproteins in the human body. Base on Fe ion state in heme group, hemoproteins are divided into: (1) Hemoproteins have ion Fe2+ state that can bind oxygen, such as hemoglobin, myoglobin, neuroglobin, and cytoglobin. (2) Hemoproteins have ion Fe3+ state that act as oxidoreductase enzymes, such as cytochrome P450, cytochromes in oxidative phosphorylation, catalase, tryptophan pyrolase, and NO synthase. Keywords: hemoproteins, ion Fe2+ state, ion Fe3+ state
Efek Pemberian Vitamin C Terhadap Aktifitas Katalase Hati Tikus Galur Wistar yang Terpapar Ion Pb Elmatris Sy; Husnil Kadri; Eti Yerizel
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.235

Abstract

AbstrakAkumulasi logam berat dapat meningkatkan senyawa oksigen reaktif dan menekan kadar antioksidan esensial dalam tubuh. Vitamin C merupakan antioksidan non enzimatis, senyawa alami yang bersifat antioksidan kuat dan pengikat radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efek Pemberian Vitamin C Terhadap Aktifitas Katalase Hati Tikus Galur Wistar Yang Terpapar Ion Pb, dilakukan di laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi dan Biokimia Fakultas Kedokteran Unand Penelitian dilakukan terhadap tikus galur wistar, berumur tiga bulan, berat badan + 200 gram, yang berjumlah 28 ekor. Didapatkan bahwa pemaparan ion Pb 0,05 mg/g BB/hari selama empat minggu dapat menurunkan aktifitas katalase hati tikus galur wistar. Penambahan vitamin C 0,05mg/g BB/hari dan 0,075 mg/g BB/hari pada tikus yang terpapar ion Pb menunjukan peningkatan aktifitas katalase hati tikus galur wistar. Berdasarkan uji T berpasangan terdapat perbedaan yang signifikan antara aktifitas katalase hati tikus galur wistar yang tidak terpapar ion Pb dengan terpapar ion Pb (p = 0,005 atau p < 0,05). Pemberian vitamin C pada tikus galur wistar yang terpapar ion Pb secara statistik dengan uji one way Anova tidak terdapat pengaruh yang signifikansi (p = 0,143 atau p > 0,05). Namun pada post hocx test terdapat pengaruh pemberian vitamin C 0,075 mg/g BB/hari pada tikus yang terpapar ion Pb, dengan p = 0,053 atau p = 0,05.Kata kunci: Aktifitas Katalase, Vitamin C, Ion PbAbstractThe presence of heavy metals such as Pb can produce a free radical, it will also be able to decrease the availability of the body's antioxidants. Vitamin C is a non-enzymatic antioxidants, natural compounds that are strong antioxidants and free radical binding. This study to determine the Effect of Vitamin C to catalase activity of rat-wistar strain-liver. The purpose of which Exposed Pb ions, carried out in the laboratory of Pharmacology of the Faculty of Pharmacy and Biochemistry Faculty of Medicine Unand. Research conducted on wistar strain rats, three months old, weight + 200 grams, which totaling 28 tails. The result was exposure of Pb ions 0.05 mg / g BW / day for four weeks decreases catalase activity rat’s-wistar-strain liver. The addition of vitamin C 0,05mg / g BW / day and 0.075 mg / g bw / day in exposed rats to Pb ions showed increased levels of catalase activity rat’s-wistar-strain liver. The result of the paired t test there was difference significantly between liver catalase activity rat’s-wistar-strain liver were not exposed to Pb ions (p = 0.005 or p < 0.05). Administration of vitamin C were exposed to Pb ion statistically by one-way ANOVA test there was no significant effect ( p = 0.143 or p > 0.05 ) . But in the post hocx test the effect of vitamin C contained 0.075 mg / g bw / day in rats exposed to Pb ions, with p = 0.053 or p = 0.05Keywords: Catalase Activity, Vitamin C, Pb ions.
Co-Authors Addina Fitri Islami Afifah Alfyanita Afifah Aqilatul Faridah Putri Wirza Afriwardi Afriwardi Almurdi Almurdi Anggy Afriani Annisa Yuda Mahdiyah Ansharina, Hafiznie Aristya Rahadiyan Budi Astuti, Bunga Aswiyanti Asri Azzahra Velia Delmi Sulastri Desmawati Desmawati Desmiwarti Desmiwarti Desrida Desrida Dessy Arisanty Desy Arisanti Desy Arisanti Dia Rofinda, Zelly Dia Dian Pertiwi Dian Pertiwi Dina Arfiani Rusjdi Efrida Efrida Elmatris Elmatris Elmatris Sy Endrinaldi Erlina Rustam Eti Yerizel Ezy Julianx Jarit Fathiyyatul Khaira, Fathiyyatul Fauzan Arisyi Koto Febiyola Ratu Khairani Febria Prima Utari Gusti Revilla Hadi Oktafiano Harris Putra Reza Hendriati, Hendriati Heri Fitrianto Hildya Kusmi Hirowati Ali Hirowati Ali, Hirowati Husna Yetti Ilahi, Fitratul Indah Lisfi Julizar Julizar Kemala Sayuti Kencana, Gita Kirbi Vira Akesa Mahata, Liganda Endo Mayetti Mayetti Mazara, Fitria Merisca Gayatri Ryosa Miftah Irramah Miftah Nur Andamsari Millah Fithriyah Zindany Moestafa Nur Muhammad Fadli Mulfa Satria Asnel Nadhira Isza Qushoyyi Noverial, Noverial Nur Indrawati Lipoeto Nursal Asbiran Nurul Syifa Kurnia Nurul Syifa Kurnia Nuzulia Irawati Pratiwi Dian Pramana Putri, Biomechy Oktomalio Rahmani Welan Rahmat Feryadi Rana Zara Athaya Ranti Verdiana Rauza Sukma Rita Rini Gusya Liza, Rini Gusya Rita Hamdani Rose Dinda Martini Rosfita Rasyid Roza Mulyana Saptino Miro, Saptino Septi, Annisa Susila Sastri Syahrul, Muhammad Zulfadli Syaiful Azmi Syandrez Prima Putra Tofrizal Tofrizal Tofrizal Tofrizal Warman, Fadil Ahmadhia Yulia, Dwi Yusri, Elfira Yustini Alioes Yustini Alioes