Claim Missing Document
Check
Articles

Incidence of Bacterial Grain Rot Disease, Identification, and Diversity of Burkolderia glumae in Some Rice Varieties in West Java Ani Widarti; Giyanto Giyanto; Kikin Hamzah Mutaqin
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 16 No 1 (2020)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.54 KB) | DOI: 10.14692/jfi.16.1.9-20

Abstract

Penyakit busuk bulir padi oleh bakteri Burkholderia glumae perlu diwaspadai termasuk di Jawa Barat sebagai salah satu sentra produksi padi nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan insidensi penyakit, identitas dan keragaman bakteri B. glumae pada beberapa varietas padi di Provinsi Jawa Barat. Pengamatan insidensi penyakit dan pengambilan sampel dilakukan di 9 kabupaten. Bakteri diisolasi dari bulir padi yang bergejala busuk bulir kemudian dilakukan uji biokimia dan fisiologi yang meliputi uji Gram serta uji pertumbuhan pada pH 4.8, dan NaCl 2%. Variasi fenotipik diamati dari warna koloni pada medium S-PG, produksi toksofalvin, respons hipersensitivitas pada daun tembakau, dan uji patogenisitas pada tanaman padi. Primer spesifik JLBgF/JLBgR dan primer universal 16S rRNA, yaitu 27F/1492R digunakan untuk menentukan identitas bakteri secara molekuler. Insidensi penyakit di lapangan berkisar antara 0–73.3%, tertinggi di Kecamatan Dawuan (Karawang) pada var. Mekongga. Berdasarkan uji biokimia dan fisiologi diperoleh 29 isolat terkonfirmasi sebagai B. glumae. Hasil pengamatan fenotipik menunjukkan 10 isolat tergolong koloni tipe A, 19 isolat tipe B; 25 isolat menghasilkan toksoflavin; 29 isolat menimbulkan respons hipersensitivitas pada daun tembakau dan gejala hawar pada tanaman padi. Identifikasi menggunakan primer spesifik dan universal membuktikan 29 isolat adalah B. glumae. Analisis keragaman genotip menunjukkan bahwa isolat KRCH-2 (Karawang) dan INCH-6 (Indramayu) memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan B. glumae asal Cina dan Amerika
Pengendalian Burkholderia glumae pada Benih Padi dengan Perlakuan Panas Kering dan Minyak Cengkeh Kresnamurti Kurniasih; Giyanto Giyanto; Meity Suradji Sinaga; Kikin Hamzah Mutaqin; Eny Widajati
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 16 No. 3 (2020)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.16.3.123-134

Abstract

Control of Burkholderia glumae in Rice Seed by Dry Heat and Clove Oil Treatments Burkholderia glumae is a seed-borne pathogen that causes bacterial grain rot (BGR) ​disease in rice. This study aims to obtain ​disease in rice. This study aims to obtain B. glumae control techniques in rice seeds using a combination of dry heat and clove oil treatment without reducing the quality of rice seeds. This research consisted of several stages, namely: 1) preparation of healthy and infected seeds of B. glumae, 2) determination of the temperature and duration range of treatment that effectively reduced of the B. glumae population without reducing the viability of healthy seeds, 3) the effect of dry heat treatment on population B. glumae and seed viability of infected seed, 4) determination concentration of clove oil that decreases B. glumae population without decreasing seed viability of healthy seed, 5) the effect of clove oil treatment on B. glumae population and seed viability of infected seed and 6) combination of dry heat and clove oil treatment to control B. glumae in infected seed. The study showed that B. glumae population in rice seeds reduced as much as 97.68%, 98.00% dan 99.38% by dry heat treatment at 55 °C for 3, 4, and 5 hours without decreasing seed germination (seeds germination respectively 92%, 94% dan 93%). Application of clove oil 0.5% and 0.75% were able to reduce the bacterial population of 86.61% and 98.26% with the seed germination of 90.25% and 90.00%. The combination of 0.75% clove oil treatment followed by dry heat treatment at 55 °C for 5 hours eliminated all B. glumae in rice seeds without reducing the seed germination
Metode Single Image-NDVI untuk Deteksi Dini Gejala Mosaik pada Capsicum annuum Asmar Hasan; Widodo; Kikin Hamzah Mutaqin; Muhammad Taufik; Sri Hendrastuti Hidayat
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 17 No 1 (2021)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.17.1.9-18

Abstract

Mosaik adalah gejala penyakit yang sering ditemukan pada tanaman cabai merah (Capsicum annuum) dan umumnya disebabkan oleh infeksi virus seperti Tobacco mosaic virus. Infeksi yang berat bahkan dapat mengakibatkan tanaman menjadi kerdil dan mengalami kehilangan hasil yang nyata. Metode serologi dan molekuler sudah banyak digunakan untuk mendeteksi virus tetapi pengerjaannya cukup menyita waktu, relatif kurang efisien untuk sampel yang banyak, dan bersifat destruktif pada tanaman. Di sisi lain, pengamatan gejala secara langsung terkendala oleh kemampuan visual manusia dan gejala laten pada tahap awal infeksi. Oleh karena itu, metode deteksi berdasarkan kemampuan tanaman menyerap dan merefleksikan berbagai spektrum cahaya matahari, seperti normalized difference vegetation index (NDVI) berpotensi untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi single image-NDVI sebagai varian NDVI untuk pengembangan deteksi dini gejala mosaik pada cabai merah. Tahapan utama penelitian ialah perekaman citra tanaman cabai merah yang tidak diinokulasi virus (V0), diinokulasi (V1), dan minim hara (M) menggunakan kamera RGB tanpa modifikasi dan filter lensa untuk menangkap reflektansi cahaya biru dan Near-Infrared. Selanjutnya dilakukan pengolahan citra menggunakan plugin Photo Monitoring pada aplikasi Fiji-ImageJ. Perekaman dilakukan mulai 1 hari setelah inokulasi (HSI) sampai gejala terlihat kasat mata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi tendensi peningkatan nilai NDVI terintegrasi pada semua perlakuan. Namun, tendensi peningkatan pada V1 tidak nyata dibandingkan dengan V0 dan M. Selisih rata-rata nilai NDVI terintegrasi antara V1 terlihat sangat nyata dibandingkan dengan V0 (pada 5 HSI) dan M (pada 1 HSI). Tingkat sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi metode ini berkisar antara 80–90 % pada 5 HSI.
Keragaman Morfologi dan Molekuler Lasiodiplodia theobromae dari Tanaman Jeruk, Kakao, Karet, Manggis, dan Pisang Fitri Kemala Sandra; Yayu Siti Nurhasanah; KIKIN MUTAQIN; Suryo Wiyono; Efi Toding Tondok
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 17 No 2 (2021)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.17.2.58-66

Abstract

Morphological and Molecular Diversity of Lasiodiplodia theobromae Isolated from Citrus, Cocoa, Rubber, Banana and Mangosteen Plants The fungus Lasiodiplodia theobromae is an important and cosmopolitan pathogen in the tropics and subtropics. The range of host plants is very wide, including economic commodities in Indonesia, i.e. citrus, cocoa, rubber, banana and mangosteen. The intraspecies diversity of fungi isolates from those five plants from different provinces in Indonesia was observed based on the morphological characteristics and molecular markers of RAPD-PCR. The intraspecies diversity was shown from the growth rate of the vegetative growth of the colonies on PDA as a base medium and the ability to produce reproductive structures. The fungal isolates from citrus, rubber and banana were able to grow faster and produce pycnidium and conidium in both PDA and modified-WA medium, while the cocoa and mangosteen isolates grow slower and only could produce these reproductive structures in the WA medium. The diversity between isolates in L. theobromae species was indicated by the morphological difference of the reproductive structures. Young conidium (aseptate) has a length ranging from 13.5-25.7 μm, width 8.1-14.0 μm, and length/width ratio 1.5-2.2; while for mature conidium (septate) 15.4-23.6 μm long, 10.7-12.8 μm wide, length/width ratio 1.4-1.9. Although the conidium sizes between isolates showed differences, they were still within the range of size of the L. theobromae species. The profile of RAPD-PCR DNA fragments using single primers OPB-01 and OPB-07 each resulted in different numbers and sizes of DNA bands between the five isolates, thus indicating the existence of molecular diversity between isolates within the same species.
Evaluasi Keragaman Genetik Mutan Harapan Generasi MV1 Jeruk Keprok SoE (Citrus reticulata Blanco) Berdasarkan Penanda Morfologi dan ISSR Indriati Husain; Agus Purwito; Ali Husni; Kikin H. Mutaqin; Slamet Susanto
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 7 No. 2 (2016): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.675 KB) | DOI: 10.29244/jhi.7.2.102-110

Abstract

ABSTRACTMandarin’s SoE is national variety originated from Mount of Mutis, Sub District of SoE, of Timur Tengah Selatan (TTS) District, East Nusa Tenggara (NTT). The genetic diversity of citrus can be induced by gamma ray irradiation on embryogenic callus cells thus producing new mutants. Genetic diversity detection can be based on morphological and ISSR markers. The aim of this research was to obtain information on the genetic diversity on putative mutants mandarin SoE induced by gamma ray irradiation based on morphology and markers ISSR. ISSR markers used are ISSR 1, 4, 6 and 8. Analysis of morphological diversity produced a dendrogram with the level of similarity between individuals each irradiation dose 83-95% with 5-17% genetic distance. Dendrogram analysis based on the genetic diversity ISSR markers showed high levels of 51-100% similarity and genetic distance 0-49%. Individuals samples obtained from gamma irradiation, based both morphological and ISSR markers, was different from individual's genetic make up before irradiation.Keywords: cluster, gamma ray, genetic distance, genetic diversitys, similarity ABSTRAKJeruk keprok SoE adalah jeruk varietas unggul nasional yang berasal dari Pegunungan Mutis, Kecamatan SoE, Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Keragaman genetik jeruk ini dapat diinduksi dengan iradiasi sinar gamma pada sel-sel kalus embriogenik untuk menghasilkan mutan yang solid. Deteksi keragaman genetik yang terbentuk dapat dilakukan secara morfologi maupun molekuler dengan marka ISSR. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai keragaman genetik yang terjadi pada mutan harapan jeruk keprok SoE hasil iradiasi sinar gamma berdasarkan morfologi dan marka ISSR. Marka ISSR yang digunakan adalah ISSR 1, 4, 6 dan 8 pada beberapa mutan harapan jeruk keprok SoE. Analisis keragaman secara morfologi menghasilkan dendrogram dengan tingkat kemiripan antar individu masing-masing dosis iradiasi 83-95% dengan jarak genetik 5-17%. Dendrogram analisis keragaman genetik berdasar marka ISSR memperlihatkan tingkat kemiripan 51-100% dan jarak genetik 0-49%. Individu-individu sampel yang diuji hasil iradiasi gamma, baik secara morfologi dan marka ISSR, telah memiliki susunan genetik yang berbeda dari susunan genetik individu sebelum diiradiasi.Kata kunci: grup, jarak genetik, kemiripan, keragaman, sinar gamma
Serangga Pengunjung Bunga Yang Berpotensi Sebagai Vektor Penyakit Darah Pada Tanaman Pisang Di Kabupaten Sigli, Banda Aceh Betty Sahetapy; Nina Maryana; Syafrida Manuwoto; Kikin H. Mutaqin
Agrikultura Vol 31, No 1 (2020): April, 2020
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.184 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v31i1.24176

Abstract

Penyakit darah disebabkan oleh blood disease bacterium (BDB). Bakteri diduga dapat ditularkan melalui bibit yang terinfeksi, alat pertanian, tanah yang terbawa air, kontak akar dan serangga pengunjung bunga pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serangga pengunjung bunga yang berpotensi sebagai vektor dalam penyebaran penyakit darah pada tanaman pisang. Penelitian diawali dengan pengumpulan sampel serangga di Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Sigli, Propinsi Banda Aceh. Lokasi ini merupakan area endemik penyakit darah pisang. Identifikasi serangga dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, sedangkan isolasi dan identifikasi BDB dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bakteri yang diisolasi dikonfirmasi dengan uji Gram, hipersensitif dan patogenisitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga yang ditemukan di area pertanaman pisang Desa Capah Paloh 1, Capah Paloh 2, Simpang Betung 1, Simpang Betung 2 dan Pante Cermin adalah tergolong dalam ordo Diptera dan Hymenoptera. Drosophilidae (Diptera) ditemukan lebih dominan di antara serangga-serangga tersebut.  BDB berhasil diisolasi dari seluruh tubuh serangga ordo Diptera (Drosophilidae, Tephritidae dan Muscidae) sehingga membuktikan bahwa serangga-serangga ini berpotensi sebagai vektor BDB.
Eksplorasi dan Pengaruh Cendawan Endofit yang Berasal dari Akar Tanaman Cabai Terhadap Pertumbuhan Benih Cabai Merah (The Exploration and Effect of Endophytic Fungus Isolated from Chilli’s Root to Growth of Chilli Seedling) Anna Feronika Cindra Irawati; Kikin Hamzah Mutaqin; Maggy Tenawidjaja Suhartono; Yudi Sastro; nFN Sulastri; nFN Widodo
Jurnal Hortikultura Vol 27, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v27n1.2017.p105-112

Abstract

Cendawan endofit diketahui memiliki kemampuan dalam menghasilkan metabolit sekunder yang sering berdampak terhadap pertumbuhan inangnya, seperti meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kondisi cekaman biotik dan abiotik, maupun meningkatkan pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengetahui pengaruh aplikasi cendawan endofit yang diperoleh dari akar tanaman cabai terhadap pertumbuhan bibit tanaman cabai besar (Capsicum annuum L.). Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Rumah Kaca BPTP Jakarta, sejak September 2012 hingga Agustus 2013. Penelitian terdiri dari eksplorasi, uji patogenisitas, dan uji efikasi terhadap cendawan endofit. Eksplorasi cendawan endofit dilakukan terhadap sampel akar tanaman cabai sehat dari daerah Garut (Jawa Barat), yang sering digunakan untuk budidaya tanaman cabai dan Cipayung (Jakarta Timur), yang merupakan daerah baru untuk budidaya tanaman cabai. Seleksi awal terhadap isolat cendawan dilakukan dengan uji patogenisitas secara in vitro. Uji efikasi cendawan secara in vivo pada bibit cabai berfungsi untuk mengetahui efek aplikasi cendawan terpilih (46 isolat non patogenik dan 16 isolat potensial patogenik) terhadap pertumbuhan bibit. Hasil eksplorasi menunjukkan bahwa isolat cendawan yang diperoleh dari akar tanaman cabai daerah Garut, secara makroskopis memiliki keragaman lebih tinggi dibanding dengan keragaman isolat dari daerah Cipayung. Uji patogenisitas menunjukkan bahwa isolat cendawan yang diuji cenderung didominasi oleh cendawan yang bersifat patogenik dan potensial patogenik. Uji efikasi cendawan endofit terpilih dalam mempengaruhi pertumbuhan vegetatif bibit, menunjukkan bahwa 74,19% isolat yang diuji memiliki kemampuan memicu pertumbuhan bibit pada kondisi media tanam steril. sebanyak 34 isolat dari isolat-isolat tersebut diketahui merupakan isolat yang sejak awal bersifat nonpatogenik dan 12 isolat yang awalnya bersifat potensial patogenik.KeywordsCendawan nonpatogenik; Metabolit sekunder; FitohormonAbstractEndophytic fungi are known be able to produce secondary metabolites that often impact on the growth of its host, such as increasing the resistance of plant to biotic and abiotic stress conditions, as well as enhance its growth. This study aimed to isolate and determine the effect of endophytic fungi applications that isolated from the roots of chilli plants to the growth of chilli seeds (Capsicum annuum L.). The research activities carried out in the Laboratory of Microbiology and Greenhouse BPTP Jakarta, from September 2012 to August 2013. The study was consisted the exploration, pathogenicity test, and the efficacy test of the endophytic fungi. The exploration of endophytic fungus carried out on samples of chilli healthy plant roots from the area of Garut (West Java), which is often used for the cultivation of chilli plants, and Cipayung (East Jakarta), which is a new area for the cultivation of chilli plants. The initial selection of the isolates of the fungi carried by the pathogenicity test in vitro. The efficacy test of the fungus, in vivo, in seedlings of chilli serves to determine the effect application of the fungus that selected on the growth of seedlings. Exploration results indicate that fungi isolates obtained from roots of pepper plants Garut, macroscopically has a higher diversity compared with isolates from regional diversity Cipayung. Pathogenicity test demonstrated that the fungi tested isolates tend to be dominated by a fungus that is pathogenic and potentially pathogenic. Test the efficacy of endophytic fungus chosen in influencing the vegetative growth of seedlings (46 isolates nonpathogenic and 16 isolates potentially pathogenic), showed that 74.19% of isolates tested has the ability to trigger the growth of seedlings at planting medium sterile conditions. As many as 34 isolates from isolates are well known consistence as nonpathogenic isolates and 12 isolates were to be potentially pathogenic isolates on pathogenicity test.
Molecular Characterization of Begomovirus Infecting Yard Long Bean (Vigna unguiculata subsp. sesquipedalis L.) in Java, Indonesia Sari Nurulita; Sri Hendrastuti Hidayat; Kikin Hamzah Mutaqin; John Thomas
BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Vol. 22 No. 1 (2015)
Publisher : SEAMEO BIOTROP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11598/btb.2015.22.1.401

Abstract

Begomovirus was identified as one of the causal agents causing yellow mosaic disease on yard long bean (Vigna unguiculata subsp. sesquipedalis L.) in Java. Research was conducted to characterize the virus based on its nucleotide sequences.  Research was started by field survey to collect leaf samples, followed by virus detection using polymerase chain reaction and analysis of virus sequences.  Samples from Tegal, Klaten, Magelang, Cirebon, Subang, and Bogor were positively infected by Begomovirus based on specific viral DNA amplification.  Sequence analysis indicated that Begomovirus infecting yard long bean belongs to the same group with Mungbean yellow mosaic India virus (MYMIV) from Bangladesh, India, Pakistan, and Nepal.  Further analysis showed the conserved region of Begomovirus around Common Region, i.e. “TATA box” Sequence, Hair Pin Loop Structure, Repetitive Sequence, and the Conserved Nonanucleotide Sequence TAATATTAC.Key words: common region, DNA sequencing, ELISA, MYMIV, PCR 
EKSPLORASI DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF BAKTERI AGENSIA HAYATI UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT KRESEK PADA PADI Sri Kurniawati; Kikin Hamzah Mutaqin; Giyanto .
Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika Vol. 15 No. 2 (2015): SEPTEMBER, JURNAL HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN TROPIKA
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.946 KB) | DOI: 10.23960/j.hptt.215170-179

Abstract

Exploration of bacterial biocontrol agent and its potential bioactive compound to control rice bacterial leaf blight. The research aims were to obtain bacterial isolates which were potential as biological control agent of X. oryzae pv. oryzae, the causal agent of rice bacterial blight and to assess the effectiveness of their bioactive compounds, and to identify of the potential isolates. The research steps included bacterial isolation, screening based on antibiosis activity and pathogenicity test, characterization based on chitinolytic enzyme production, siderophores, and phosphate dissolution test, effectiveness test of bioactive compounds and molecular identification of potential isolates. Out of 156 bacterial isolates from rice crop tested, 11 isolates showed to be non plant pathogenic and to have activity as biological agents against X. oryzae pv. oryzae pathotype III, IV and VIII. Further characterization of 11 isolates resulted in 2 isolates that showrd ability to produce chitinase (isolates T5-1118 and R7-1018), phosphatase (isolates T5-1105 and T6-1109), and siderophores (isolates T5-1118 and T6- 1109). The test of bioactive compound effectiveness of 4 isolates to the growth of X. oryzae pv. oryzae showed thatT5-1118, T5-1105, T6-1109 and R7-1018 have ability to inhibit X. oryzae pv. oryzae at 48 hours after inoculation of 66,61%, 62,4%, 23,97% and 12,40%, respectively. Identification of 4 bacterial biocontrol isolates with partial sequencing of 16S rRNA gene showed that those bacteria are close to Bacillus nealsonii strain F22 (R7-1018), Chromobacterium sp. MWU328 (T5-1118), Streptomyces sp. Antag 1 (T5-1105) and Kitasatospora nipponensis strains H2-4 (T6-1109).
Pengembangan Sistem Pakar Identifikasi Awal Penyakit Kedelai Dengan Pendekatan Naïve Bayes Berbasis Android Indah Puji Astuti; Irman Hermadi; Agus Buono; Kikin H. Mutaqin
Jurnal Pustakawan Indonesia Vol. 14 No. 2 (2015): Jurnal Pustakawan Indonesia
Publisher : Perpustakaan IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.717 KB) | DOI: 10.29244/jpi.14.2.%p

Abstract

Pengidentifikasian penyakit kedelai secara dini menjadi salah satu cara untuk meningkatan angka produktifitas kedelai. Jumlah pakar penyakit kedelai yang masih relatif sedikit apalagi di daerah pedesaan membuat ketergantungan atas keberadaan seorang pakar penyakit kedelai sangatlah tinggi terutama bagi para pemula di bidang pertanian. Suatu sistem pakar menjadi salah satu solusi yang dapat dijadikan sarana untuk berkonsultasi tentang penyakit kedelai layaknya seorang pakar. Sistem yang diimplementasikan dalam basis Android akan lebih mudah digunakan di manapun dan kapanpun tanpa harus bertemu dengan pakar karena kesempatan dan waktu pakar yang tidak mudah untuk ditemui setiap saat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem pakar identifikasi awal penyakit kedelai dengan mengadopsi metode Expert System Development Life Cycle (ESDLC) untuk tahapan pengembangan sistem dan pendekatan Naïve Bayes sebagai metode inferensinya. Hasil penelitian ini berupa prototype sistem pakar XSIDS yang terdiri dari enam modul utama yaitu modul pengetahuan tentang kedelai, kebijakan pemerintah, konsultasi, tentang kami, tentang XSIDS dan note.Kata Kunci : Android, ESDLC, Naïve Bayes, Sistem Pakar, Penyakit Tanaman Kedelai
Co-Authors . Giyanto Abdjad Asih Nawangsih Abdul Munif Ade Syahputra Af’idzatuttama Agus Buono Agus Eko Prasetyo Agus Purwito Ali Husni ALI NURMANSYAH Ana Feronika Cindra Irawati Ani Widarti Anna Feronika Cindra Irawati Ariny Prasetya Asmar Hasan Astuti, Indah Puji Asysyuura, Asysyuura Auliya Selamet Bonny Poernomo Wahyu Soekarno BUDI TJAHJONO Budi Tjahjono Budiyarto . Christian, Michael Dede Maryana Diana Putri Dono Wahyuno Efi Toding Tondok Eny Widajati Fitri Kemala Sandra Fitrianingrum Kurniawati, Fitrianingrum Fransina Latumahina Gede Suastika Giyanto Giyanto . Giyanto Giyanto Giyanto Giyanto Giyanto Giyanto Giyanto, Giyanto Hagia Sophia Khairani Hamidi, Ilmi Hidayat, Sri Indah Puji Astuti Indah Puji Astuti Indriati Husain Irman Hermadi Irsan Nuhantoro Isti Wulandari John Thomas Jubaedah, Dedah Kresnamurti Kurniasih Kristi, Agusti Kusumah, Yayi Munara Laksono Trisnantoro Leiwakabessy, Christoffol Maggy Tenawidjaja Suhartono Maggy Tenawidjaja Suhartono Meity Suradji Sinaga Meity Suradji Sinaga Meity Suradji Sinaga Meity Suradji Sinaga Meity Suradji Sinaga MEITY SURADJI SINAGA Miftakhurohmah Muhammad Firdaus Oktafiyanto Muhammad Rizal nFN Sulastri nFN Widodo Nurfadillah PURNAMA HIDAYAT Rita Kurnia Apindiati Rizky G S Purnama RUSMILAH SUSENO Sahetapy, Betty Sari Nurulita Siska Irhamnawati Pulogu Slamet Susanto Sofranita Syifa Fitriyati SRI HENDRASTUTI HIDAYAT Sri Kurniawati Sudir Sudir, Sudir Sulaeman Sulaeman Sulastri Sulastri Supramana Supriadi Suryo Wiyono Syafrida Manuwoto SYAFRIDA MANUWOTO Tatit Sastrini Tita Widjayanti TRI ASMIRA DAMAYANTI Trikoesoemaningtyas Wahyudin, Denih Wartono, Wartono Widi Amaria Widodo Widodo Widodo Widodo Yadi Janwari Yayu Siti Nurhasanah Yudi Sastro Yudi Sastro Yuliana Susanti Yuliani, Fitria