Claim Missing Document
Check
Articles

Distribusi Enzim Nitrat Reduktase pada Cabai Merah (Capsicum annum) dalam Rangka Mendukung Sistem Agroforestry Berkelanjutan I Gde Adi Suryawan Wangiyana; Wayan Wangiyana
Rona Teknik Pertanian Vol 11, No 2 (2018): Volume 11, No. 2, Oktober 2018
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v11i2.12061

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi enzim nitrat reduktase pada tanaman cabai merah (C. annum) yang dipengaruhi oleh berbagai faktor fisiologis. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan banyak faktor diantaranya: Faktor organ tanaman, umur tanaman, posisi daun dan pemupukan dengan nitrat. Berbagai organ tanaman cabai direndam dalam buffer fosfat pH 7,5 selama 20 menit. Setelah itu dilakukan penambahan susbtrat berupa 0,1M NaNO3 dan diinkubasi selama 60 menit. Sampel selanjutnya direndam dalam larutan Napthylediamine dan Sulfanilamide 1:1. Absorbansi sampel diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540nm. Berdasarkan pengukuran absorbansi diperoleh hasil bahwa tanaman cabai usia dewasa memiliki aktivitas nitrat reduktse lebih tinggi dibandingkan dengan usia muda dan tua. Aktivitas nitrat reduktase pada organ daun lebih tinggi dibandingkan organ akar, batang dan buah. Sementara itu daun pada posisi pucuk memiliki aktivitas nitrat reduktase lebih tinggi dibandingkan dengan daun di posisi pangkal dan tengah. Pemupukan nitrat tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas nitrat reduktse pada tanaman cabai. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa Capsicum annum usia dewasa memiliki aktivitas nitrat reduktase tertinggi dengan kecenderungan organ daun memiliki aktivitas nitrat reduktase terbesar dibandingkan organ lainnya terutama daun pada posisi pucuk. Penambahan susbtrat NaNO3 tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap aktivitas nitrat reduktase. Distribution of Nitrate Reductase Enzymes in Red Chili (Capsicum annum) in Order to Support Sustainable Agroforestry Systems Abstract. This study aims to determine the distribution of the enzyme nitrate reductase in red chili plants (C. annum) which are influenced by various physiological factors. This experiment uses a completely randomized design with many factors including: Plant organ factors, plant age, leaf position and fertilization with nitrates. Various organs of chili plants are immersed in phosphate buffer pH 7.5 for 20 minutes. After that the addition of susbtrat in the form of 0.1 M NaNO3 and incubated for 60 minutes. The samples were then immersed in Napthylediamine and Sulfanilamide 1: 1 solutions. Sample absorbance was measured by a spectrophotometer at a wavelength of 540 nm. Based on absorbance measurements, the results showed that adult chili plants had higher nitrate reductase activity compared to young and old age. The activity of nitrate reductase in leaf organs is higher than that of root, stem and fruit organs. Meanwhile the leaves in the shoot position have higher nitrate reductase activity compared to the leaves in the base and middle positions. Nitrate fertilization did not have a significant effect on nitrate reductase activity in chili plants. Based on this, it can be concluded that the adult age Capsicum annum has the highest nitrate reductase activity with the tendency of leaf organs to have the greatest nitrate reductase activity compared to other organs, especially leaves in the shoot position. The addition of NaClO3 does not significantly influence the activity of nitrate reductase.
PENGARUH WAKTU PENYISIPAN BEBERAPA VARIETAS KACANG TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG KETAN PADA SISTEM TUMPANGSARI Nining Risnawati; Wayan Wangiyana
Jurnal Silva Samalas Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v7i1.12104

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu penyisipan beberapa varietas kacang tanah di antara barisan jagung ketan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung ketan dalam sistem tumpangsari, dengan melaksanakan percobaan di Desa Beleke Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat dari bulan Oktober 2018 sampai bulan Januari 2019. Percobaan ditata dengan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan (blok) dan dua faktor perlakuan, yaitu varietas kacang tanah (V1= Hypoma 3; V2= varietas Lokal Wajik) dan waktu penyisipan tanaman kacang tanah di antara barisan jagung ketan (W1= penyisipan kacang tanah saat jagung ketan berumur 1 minggu; W2= 2 minggu; W3= 3 minggu setelah tanam (MST) jagung ketan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan varietas kacang tanah tidak memberikan perbedaan pertumbuhan dan hasil jagung ketan dan hanya berpengaruh terhadap NKLp berat berangkasan kering jagung ketan, sedangkan waktu penyisipan kacang tanah berpengaruh terhadap berat kering tongkol dan berat biji kering pipil per tanaman, di mana hasil biji kering pipil pada penyisipan kacang tanah 1 MST (46,49 g/tanaman atau 3,1 ton/ha) dibandingkan penyisipan 2 MST (26,99 g/tanaman atau 1,8 ton/ha ) dan 3 MST (25,27 g/tanaman atau 1,7 ton/ha). Berdasarkan nilai NKLp penyisipan kacang tanah meningkatkan hasil biji jagung menjadi 220% (NKLp=2,20) pada penyisipan umur 1 MST dibandingkan dengan jagung monokrop, sedangkan menunda penyisipan kacang tanah memberikan nilai NKLp yang lebih rendah, yaitu NKLp= 1,31 (penyisipan 2 MST) dan NKLp= 1,25 (penyisipan 3 MST). Namun demikian, kedua faktor perlakuan tidak menunjukkan adanya pengaruh interaksi.
PENGARUH APLIKASI MULSA LIMBAH GABAH PADA PADI YANG DITANAM DENGAN TEKNIK BUDIDAYA BERBEDA TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG KETAN TUGAL LANGSUNG PASCA PADI Gangga Harijatullah Al-Bayani; Wayan Wangiyana
Jurnal Silva Samalas Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v7i1.12105

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik budidaya padi dan aplikasi mulsa limbah gabah pada tanaman padi beras merah terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung ketan yang ditugal langsung pasca padi beras merah tanpa olah tanah, dengan melaksanakan percobaan lapangan di desa Beleke, Gerung, Lombok Barat dari bulan September hingga Desember 2018. Percobaan dirancang dengan Split Plot Design, dengan tiga blok dan dua faktor perlakuan, yaitu teknik budidaya padi beras merah sebagai petak utama (T1= padi konvensional; T2= padi sistem irigasi aerobik pada bedeng tumpangsari dengan kacang tanah) dan aplikasi limbah gabah pada tanaman padi beras merah sebagai anak petak (L0= tanpa limbah; L1= sekam padi; L2= abu sekam). Jagung ketan ditugal langsung tanpa olah tanah setelah panen padi beras merah dengan jarak tanam 75x20 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara kedua faktor perlakuan maupun limbah gabah yang diaplikasikan pada padi beras merah terhadap pertumbuhan dan hasil jagung ketan yang ditanam pasca padi. Sebaliknya, teknik budidaya padi berpengaruh laju pertumbuhan rata-rata (LPR) tinggi tanaman, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang tongkol, berat berangkasan kering, berat 100 biji dan hasi biji kering per tanaman jagung ketan. Hasil biji lebih tinggi (5,7 ton/ha) pada jagung ketan yang ditanam pasca padi sistem irigasi aerobik tumpangsari dengan kacang tanah dibandingkan pasca padi konvensional (1,9 t/ha).
PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU PASCA PADI BERAS MERAH KONVENSIONAL DAN SISTEM IRIGASI AEROBIK TUMPANGSARI DENGAN KACANG TANAH PADA BERBAGAI POLA BARISAN Rabani, Muhammad Billy Rahman; Wangiyana, Wayan; Ngawit, I Ketut
Jurnal Pertanian Vol. 12 No. 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jp.v12i2.4502

Abstract

ABSTRACT. This study aimed to determine the effect of rice cultivation techniques between conventional techniques and aerobic irrigation systems intercropping with peanuts and the arrangement of row patterns on growth and yield of mungbean direct-seeded following red rice. The experiment was carried out in Beleke Village, Gerung District (West Lombok) from June to August 2020, which was arranged according to Split Plot design, with two treatment factors, namely rice cultivation techniques of the previous season (T) as the main plots (T1= conventional rice; T2= aerobic irrigated rice intercropped with peanut) and the patterns of mungbean rows (B) as the sub-plots (B1= single-row, B2= double-row, B3= triple-row). Data were analyzed with analysis of variance (ANOVA) and Tukey’s HSD test at 5% level of significance. The results indicated that rice cultivation technique had a significant effect on growth and yield components of mungbean direct-seeded following the red rice crop, which was higher on mungbean following aerobic irrigated rice intercropped with peanuts compared to following conventional rice. Row patterns generally did not show significant effects on mungbean growth, but they had a significant effect on mungbean yield components. However, there was an interaction effect on plant height, growth rate of plant height, pod number, grain number, and grain yield of mungbean following rice, in which grain yield was highest in the double row pattern if it was direct-seeded following aerobic irrigated rice intercropped with peanut, whereas if it followed conventional rice, the highest grain yield was in the single row pattern. ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik budidaya padi antara teknik konvensional dan sistem irigasi aerobik tumpangsari dengan kacang tanah serta pengaturan pola barisan terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau tugal langsung pasca padi beras merah. Percobaan dilaksanakan di Desa Beleke, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat dari bulan Juni sampai Agustus 2020, yang ditata menurut Split Plot design, dengan tiga ulangan dan dua faktor perlakuan, yaitu teknik budidaya padi musim tanam sebelumnya (T) sebagai petak utama (T1= padi konvensional; T2= sistem irigasi aerobik tumpangsari padi dan kacang tanah) dan pola barisan kacang hijau (B) sebagai anak petak (B1= barisan single-row, B2= double-row, B3= tripe-row). Data dianalisis dengan analisis keragaman dan uji beda nyata jujur pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor teknik budidaya padi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan komponen hasil kacang hijau yang ditugal langsung pasca padi, yaitu lebih tinggi pasca padi sistem irigasi aerobik tumpangsari dengan kacang tanah dibandingkan dengan pasca padi konvensional. Pola barisan umumnya tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, tetapi berpengaruh nyata terhadap komponen hasil tanaman kacang hijau. Namun terdapat pengaruh interaksi antara kedua faktor perlakuan terhadap tinggi tanaman, laju pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah polong, jumlah biji, dan hasil biji kacang hijau tugal langsung pasca padi, di mana hasil biji kacang hijau tertinggi pada barisan double row jika ditugal langsung pasca padi sistem irigasi aerobik tumpangsari dengan kacang tanah, sedangkan jika pasca padi konvensional, hasil biji tertinggi pada pola barisan single row.
Intensifikasi Tindak Agronomi Usaha Budidaya Sayur-sayuran di Luar Musim Agar Petani Mendapatkan Harga Jual Tinggi I Ketut Ngawit; Akhmad Zubaidi; Wayan Wangiyana; Nihla Farida; Novita Hidayatun Nufus
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v4i2.101

Abstract

Petani sering mengalami kerugian mengusahakan tanaman sayuran tomat, cabe dan bawang merah pada musim kemarau karena harga jualnya murah. Penanaman di luar musim sangat beresiko, karena tanaman sayur-sayuran tersebut sangat peka terhadap kondisi tanah jenuh air. Sehubungan dengan masalah itu, maka telah dilakukan penyuluhan dan pendampingan secara langsung petani sayur-sayuran di dusun Embuk, desa Pesanggrahan, Montong Gading, Lombok Timur, NTB. Tujuan kegiatan untuk mendapatkan harga jual produk sayur-sayuran yang lebih mahal sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani. Seluruh kegiatan berlangsung tertib, aman dan lancar. Pengetahuan dan keterampilan petani mengusahakan sayur-sayuran di luar musim semakin meningkat, terbukti tingkat partisipasi dan antusiasme petani sasaran yang semula termasuk sedang dapat ditingkatkan setelah mengikuti kegiatan pendampingan secara langsung di lapang. Aplikasi beberapa tindak agronomi secara intensif seperti penggunaan mulsa plastik, aplikasi pupuk organik 15 - 20 ton ha-1 dan NPK Ponska 75 - 150 kg ha-1, memberikan hasil tanaman sawi-pakcoy, tomat, cabe dan bawang merah lebih tinggi dibandingkan dengan penanaman konvensional, yaitu aplikasi NPK Ponska 300 kg ha-1, tanpa pupuk organik dan mulsa plastik. Pendapatan dan keuntungan mengusahakan sawi-pakcoy, tomat, cabe dan bawang merah lebih banyak dibandingkan dengan mengusahakan bayam, kacang panjang dan jagung manis. Karena nilai jual produk tersebut lebih mahal dan stabil dengan harga rata-rata pakcoy Rp12.500,- kg-1, tomat Rp8.500,- kg-1, cabe Rp20.000,- kg-1, dan bawang merah Rp30.000,- kg-1.
APLIKASI TEKNOLOGI BIO-EM4 DALAM USAHA PRODUKSI PUPUK ORGANIK PETANI JAMBU METE DI DUSUN RENGGORONG DESA SAMBIK ELEN BAYAN LOMBOK UTARA NTB Ngawit, I Ketut; Zubaidi, Akhmad; Wangiyana, Wayan; Farida, Nihla
Jurnal Pepadu Vol 5 No 3 (2024): Jurnal PEPADU
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/pepadu.v5i3.5915

Abstract

Petani jambu mete di dusun Renggorong, desa Sambik Elen, Bayan, Lombok Utara, kesulitan mendapatkan pupuk untuk memenuhi kebutuhan pemupukan tanaman jambu metenya. Akibatnya produksi nut mete rendah baik kuantitas maupun kualitas sehingga kurang diminanti oleh konsumen dan daya jualnya rendah. Solusi untuk mengatasi masalah itu adalah mencari sumber bahan pupuk alternatif, yaitu memanfaatkan kotoran hewan, limbah kandang ternak sapi dan limbah pertanian menjadi pupuk organik untuk menggantikan pemakaian pupuk an-organik yang harganya semakin mahal dan langka. Namun ada masalah yang harus diatasi, yaitu kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani memproduksi pupuk organik. Selain itu kemampuan kewirausahaan dan wawasan agribisnis petani juga masih kurang. Karena masalah tersebut, maka telah dilaksanakan program penyuluhan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani mengelola tanaman jambu metenya melalui aplikasi pupuk organik untuk menanggulangi kelangkaan dan mahalnya harga pupuk anorganik. Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan tertib, aman dan lancar. Pengetahuan dan keterampilan petani untuk memproduksi pupuk organik meningkat, terbukti dari tingkat partisipasi dan antusiasme petani yang semula rendah setelah mengikuti penyuluhan dapat ditingkatkan menjadi tinggi. Aplikasi beberapa tindak agronomi secara intensif seperti aplikasi pupuk organik 15 - 20 ton ha-1 dan pupuk NPK Ponska 75 – 150 kg ha-1, memberikan hasil total bobot buah gelondong pohon-1 dan total bobot nut pohon-1 signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan aplikasi NPK Ponska 300 kg ha-1 tanpa aplikasi pupuk organik. Dosis aplikasi pupuk organik padat untuk tanaman jagung, kacang tanah, kacang panjang dan cabe yang diusahakan pada tanah tegakan jambu mete 25 ton ha-1 dengan waktu aplikasi setelah pengolahan tanah.
Pengaruh Jumlah Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Sorgum Hairil Ihsan; Wayan Wangiyana; Dwi Ratna Anugrahwati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 3 No. 2 (2024): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jima.v3i2.4678

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah pemberian air terhadap pertumbuhan dan hasil tiga varietas sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench), dengan melaksanakan percobaan di dalam rumah plastik, Desa Lepak, Kecamatan Sakra Timur pada bulan Juli - November 2020. Percobaan ditata dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 2 faktor perlakuan, yaitu varietas sorgum (V1= Super-1, V2= Super-2, V3= Suri-4), dan jumlah pemberian air (A1= 350 mm/musim, A2= 400 mm/musim, A3= 450 mm/musim). Kedua faktor ini menghasilkan 9 kombinasi perlakuan, dan setiap kombinasi diulang tiga kali sehingga diperoleh 27 unit percobaan. Data dianalisis dengan ANOVA (analysis of variance) pada taraf nyata 5% dilanjutkan dengan uji Tukey’s HSD menggunakan program Costat for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antar faktor perlakuan, tetapi varietas berbeda menunjukkan perbedaan pertumbuhan (tinggi tanaman dan jumlah daun 70 HST, dan berat berangkasan kering), komponen hasil (panjang malai, berat malai, berat 1000 biji), dan hasil biji kering, yaitu tertinggi (54,97 g/tanaman) pada varietas Super-2. Sebaliknya, jumlah pemberian air hanya berpengaruh terhadap jumlah daun 70 HST, berat malai, dan hasil biji kering, yaitu tertinggi (47,03 g/tanaman) pada pemberian air 450 mm/musim.
Evaluation of Some Drought Tolerant M5 Rice Genotypes on Proline Content and Yield Components at Different Levels of Field Capacity Raihanun, Siti; Sudharmawan, A.A.K.; Kisman, Kisman; Wangiyana, Wayan; Yakop, Uyek Malik
Journal of Science and Science Education Vol. 5 No. 2 (2024): October
Publisher : Pascasarjana, Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jossed.v5i2.9008

Abstract

Massive conversion of agricultural land, especially on wetlands, has resulted in declining rice productivity, so extending cultivation to drylands is considered appropriate. However, limited water availability is a major constraint that cannot be ruled out, so the procurement of drought-adaptive high-yielding varieties is considered to be the most effective solution. The purpose of this study was to evaluate drought-tolerant mutant genotypes based on proline content and yield component characters at various percentages of water availability. The experiment was arranged using a factorial complete randomized design, the first factor is drought stress consisting of 100% field capacity (K3), 66% (K2), 33% (K1) and the second factor is genotype consisting of inpago unram (P1), MD200-G13-3-11-5 (P2), MD300-G20-8-3-5 (P3), MD200-G24-17-10-8 (P4), MD300-G27-16-9-5 (P5). The observed characters consisted of proline content, flag leaf length, panicle length, filled grain weight and hollow grain weight. The results showed that MD300-G27-16-9-5 (P5) is a mutant plant that has the greatest potential to obtain drought-tolerant traits, although the level of proline produced is not as high as Inpago Unram (P1) and MD200-G24-17-10-8 (P4), but the consistency of adaptation shown by MD300-G27-16-9-5 (P5) when experiencing drought stress tends not to cause a significant decrease in all yield component characters, namely flag leaf length, panicle length, filled grain weight and unfilled grain weight
Keanekaragaman, Dominansi, Daya Adaptasi dan Kehilangan Hasil Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.) Akibat Kompetisi Gulma Berdaun Lebar di Lahan Kering Ngawit, I Ketut; Wangiyana, Wayan; Farida , Nihla
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 10 No. 3 (2024): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v10i3.746

Abstract

The aim of this research is to determine the weed species that play the greatest role in causing yield loss of several peanut varieties in dry land. The research was carried out on dry land owned by farmers in Pesanggrahan village, Montong Gading sub-district, East Lombok Regency, for 8 months. The research consisted of two stages, the first stage was descriptive research which aimed to observe the character of weed diversity using the basic principles of vegetation analysis, to obtain data on weed growth, population, density, frequency and dominance. Meanwhile, the second study used an experimental method, and the experiment was designed using a randomized block design, with a split plot pattern. As the main plot there are three varieties of peanuts, namely the Kidang, Gajah and Kelinci varieties. Meanwhile, the sub-plot consists of five treatments, namely weed-free plants during their growth, plants with weeds of all types of weeds during their growth, plants with weeds only from grasses, sedges and broad leaves during their growth. The results of the research show that Poaceae weeds are dominant during plant growth with quite high distribution and dominance index values, so they remain dominant during plant growth. The adaptability of the three varieties of rabbits, sheep and elephants is very low in the grass weed growing environment. The adaptability of the Elephant variety is higher than that of Rabbits and Sheep, especially in plant growing environments with sedge and broad-leaved weeds. The highest loss of crop yield occurred in the treatment of all types of weed plants and in the treatment of weed plants. Meanwhile, the lowest occurred in the treatment of broad leaf weed plants.
PENGARUH JARAK TANAM DAN APLIKASI PUPUK HAYATI MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) PASCA PADI Dwi Ayu Sunarti; Wayan Wangiyana; Nihla Farida
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 2 (2024): Edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i2.4707

Abstract

Mungbean plants (Vigna radiata L.) are reported to be able to form a symbiotic relationship with Rhizobium bacteria and arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) to increase grain yield. This research aims to determine the effect of planting distance and application of mycorrhiza biofertilizer on growth and yield of mungbean planted a paddy field following rice crop. The experiment was carried out at the Unram Farming, Narmada and the Microbiology Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Mataram in May-September 2023. The experiment was arranged based on a factorial Randomized Block Design with six replications (blocks) and two treatment factors, namely plant spacing (J1= 35x20 cm; J2 = 25 x20 cm) and application of mycorrhiza biofertilizer (M0= without; M1= with mycorrhiza). The experimental results showed that the application of mycorrhiza biofertilizer significantly increased plant height, number of leaves, number of productive branches, dry stover weight, weight of filled pods, number of filled pods, number of grains, grain yield per clump, number of root nodules, percentage of AMF colonization on the roots, and number of spores. In contrast, planting distances only affected the number of productive branches, dry stover weight, weight of filled pods, number of filled pods, number of grains, grain yield per clump, weight of 100 seeds, number of root nodules, and the percentage of AMF colonization on the roots, which was higher at planting distance of 25 x 20 cm (J2). However, the interaction between the treatment factors was significant only on number of spores, with the highest number in the M1J2 treatment and the lowest in the M0J1 treatment.
Co-Authors A. Wires yamsi, A.A. Ketut Sudharmawan Abdus Syakur Assopi Ahmad Zubaidi Akhmad Zubaidi Akhmad Zubaidi Al-Bayani, Gangga Harijatullah Anjar Pranggawan Azhari Aprilia Wulandari Astam Wiresyamsi Baharuddin AB Balkis, Nuzula Aziza Bambang Budi Santoso Cepy *1 Dian Mayasari Dwi Ayu Sunarti Dwi Ratna Anugrahwati Elmi Riskiani Elsa Fitriah Emi Iryani Engki Mawandi Farida , Nihla Filsa Era Sativa Friska Pebrianingsih Gangga Harijatullah Al-Bayani Hairil Ihsan Hanafi Abdurrachman Hanafi Abdurrachman Hapisah Hapisah Harmaeni Harmaeni I Gde Ekaputra Gunartha I Gde Ekaputra Gunartha I Gusti Made Kusnarta I Gusti Putu Muiarta I Gusti Putu Muliarta Aryana I Ketut Ngawit I Ketut Ngawit I Ketut Ngawit I Ketut Ngawit I Ketut Ngawit I Ketut Ngawit I Ketut Ngawit 1 I Ketut Ngawit, I Ketut I Komang Damar Jaya I Made Sudantha I Putu Silawibawa I Wayan Sudika I Wayan Sutresna I.B.K. Mahardika I.G.B. Udayana I.G.P. Muliarta Aryana Ita Nirmala Janu Rahmaningsih Jekson Simarmata Jurnal Pepadu Khopid Mulidan Kisman Kisman Laiwan1 . Laksmi Ernawati, Ni Made M. Dahlan M. H anan 2 M. Taufik Fauzi M. Taufik Fauzi, M. Taufik M. Zairin Maemunah Maemunah Maesarah Maesarah Mahardika, Ida Bagus Komang Megawati Sitorus Moh. Romza Alfan Muhammad Hamam Nasiruddin Muhammad Kholid Muliartha, I Gusti Putu Mulyati Murni Nilawati Ni Made Laksmi Ernawati, Ni Made Laksmi Ni Wayan Dwiani Dulur Ni Wayan Dwiani Dulur Ni Wayan Dwiani Dulur Ni Wayan Dwiani Dulur Ni Wayan Dwiani Dulur Ni Wayan Sri Suliartini Ni Wayan Sri Suliartini Nihla Farida Nihla Farida Nihla Farida Nihla Farida Nihla Farida Nihla Farida Nining Risnawati Novita Hidayatun Nufus Nur Inayah Pratama, I Gusti Ngurah Agung Rabani, Muhammad Billy Rahman Raihanun, Siti Ridha Ayumnuazmi Ridhon Khudairi Risnawati, Nining Roni Santuri Rosita, Baiq Aulia Siti Zainab Siti Zainab, Siti Sudharmawan, A.A. Ketut Sudharmawan, A.A.K. Sukartono Suliartini, Ni Wayan Sri Suprayanti Martia Dewi Suwardji Syarif Husni Taslim Sjah Toibba, Huswatun Uyek Malik Yakop Uyek Malik Yakop V.F.A. Budianto Wahyu Astiko Wahyu Astiko Wahyu Yuniati Nizar Wangiyana, I Gde Adi Suryawan Yakop, Uyek Malik Zahratul Aeni Zapril Laiwan2 Zubaidi, Akhmad Zubaidi, Akhmad