Claim Missing Document
Check
Articles

EFEKTIVITAS FUNGSI DPRD KABUPATEN KERINCI DALAM PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH TAHUN 2014-2015 Edminuddin Edminuddin; Otong Rosadi
UNES Journal of Swara Justisia Vol 1 No 2 (2017): UNES Journal of Swara Justisia (Juli 2017)
Publisher : Program Magister Ilmu Hukum Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fungsi DPRD dalam pembentukan Peraturan Daerah sangat strategis dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang demokratis serta berdasarkan peraturan perundang-undangan. Di Kabupaten Kerinci berdasarkan hasil penelitian dengan teknik wawancara bahwa fungsi DPRD periode tahun 2014-2019 belum sepenuhnya berjalan secara efektif karena dinilai belum memadainya pemahaman, kapasitas keilmuan dan pengalaman serta perbedaan sikap dari Bapemperda, Komisi, Fraksi dan anggota DPRD. Hal ini disebabkan adanya beberapa kendala yaitu kemampuan teknis anggota DPRD dalam pembentukan peraturan perundang-undangan dan kurangnya tenaga Ahli fraksi.
BANTUAN HUKUM BAGI ANGGOTA KEPOLISIAN YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PADA SIDANG KOMISI KODE ETIK Irwan Sukma; Otong Rosadi
UNES Journal of Swara Justisia Vol 2 No 1 (2018): UNES Journal of Swara Justisia (April 2018)
Publisher : Program Magister Ilmu Hukum Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A member of the National Police who allegedly violates the code of ethics of the Police profession is given the right to defend himself and get help and accompanied by a companion appointed by the Supreme Court (Ankum) originating from the Internal Police as stipulated in Chief of Police Regulation Number. 7/2005 on Procedures for Granting Legal Assistance and Advice in the Police Force of the Republic of Indonesia . In the KKEP Assembly legal aid to the alleged infringer was given, but empirically impressed only the formalities to meet the existing provisions, so as not to realize the objectives and the nature of providing legalassistance for alleged offenders as in the case of the Commission Police Codes Committee (KKEP) which occurred by the Padang City Police Department.
PERTANGGUNG JAWABAN PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA POLRI DALAM PELAKSANAAN TUGAS (Studi Kasus di Wilayah Hukum Polda Sumbar) Hendra Hendra; Otong Rosadi; Adhi Wibowo
UNES Journal of Swara Justisia Vol 2 No 4 (2019): UNES Journal of Swara Justisia (Januari 2019)
Publisher : Program Magister Ilmu Hukum Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meskipun prosedur penggunaan senjata api oleh anggota Polri yang diatur dalam Perkap Nomor 1 Tahun 2009 namun penyalahgunaan senjata api masih ada saja dilakukan anggota Polri karena disebabkan faktor psikologis dan kurangnya pengawasan dari pimpinan di bidang kepolisian. Permasalahan yang dibahas tentang pelaksanaan prosedur kepemilikan senjata dan penggunaan api bagi anggota Polri, dan kendala-kendala dalam menerapkan aturan penggunaan senjata api, serta bentuk pertanggung jawaban pidana dan kode etik terhadap anggota Polri yang melakukan penyalahgunaan senjata api. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan yuridis normative sebagai pendekatan utama dan yuridis empiris sebagai pendukung pendekatan utama. Hasil penelitian menunjukkan pertama, Prosedur kepemilikan senjata api adalah mengikuti tes psikologis, harus melalui izin Kasatker tempat personil bertugas, minimal berpangkat Bripda, Lulus Ujian menembak, Lulus tes kesehatan, Izin rekomendasi dari Propam dan Izin dari detasemen markas. Kedua kendalakendala penggunaan senjata api yaitu adanya perlawanan perlawanan fisik dari tersangka, perlawanan pasif oleh tersangka dan adanya sikap perlawanan aktif dengan menunjukan sikap yang berlawanan dan memolototi polisi, Ketiga bentuk pertanggung jawaban pidana penyalahgunaan senjata api berupa sanksi pidana dengan melakukan proses penyidikan terhadap anggota Polri tersebut hingga diproses sampai ke pengadilan, dan dalam bentuk pelanggaran berupa sanksi kode etik dengan penurunan pangkat atau yang paling tinggi adalah PTDH (Pemberhentian tidak dengan hormat).
PELAKSANAAN KOORDINASI ANTARA UNIT PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK POLRES PADANG PARIAMAN DENGAN LEMBAGA PERLINDUNGAN ANAK SUMATERA BARAT PADA TAHAP PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ANAK Edi Karan Prianto; Otong Rosadi
UNES Journal of Swara Justisia Vol 3 No 2 (2019): UNES Journal of Swara Justisia (Juli 2019)
Publisher : Program Magister Ilmu Hukum Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Investigation of criminal cases committed by children by police investigators inaccordance with Law Number 8 of 1981 concerning Criminal Procedure Law (KUHAP)and Law Number 11 of 2012 concerning the Child Criminal Justice System. The PariamanPolice PPA Unit handles at least 10 cases of child offenders who coordinate with the WestSumatra Child Protection Agency and P2TP2A Limpapeh Nan Gadang House, WestSumatra Province, so that the investigation process can proceed well. This research is adescriptive analytical study. The research results of the coordination of the PPA andP2TP2A Units in conducting investigations at the Padang Pariaman Regional Policebegan with the psychological assistance process of child offenders in the investigationprocess, medical assistance process, legal advocacy process in investigations, so that thechild investigation process was quickly carried out and in accordance with the ProtectionAct and the Child Criminal Justice System Act. Constraints encountered in thecoordination of the PPA and P2TP2A Unit in conducting investigations were theLimitations on the Number of Child Investigators Understanding Children's Investigations,the Limitations of the Number of West Sumatra LPA Members, the Limited Number ofP2TP2A Members, the Maximum Coordination between PPTP Units and P2TP2A in theInvestigation Process, and Child Factors / Family Actors who are less responsive in theinvestigation process. Addressing the obstacles encountered in the coordination of theProtection of Women and Children with the West Sumatra Child Protection Agency inconducting investigations at the Padang Pariaman Regional Police by means of trainingand cooperation with the West Sumatra Child Protection Agency and P2TP2A LimpapehNan Gadang House, West Sumatra Province, system cross subsidies between units,increased socialization related to the issue of child protection for the community, andmodernizing the juvenile justice system in accordance with community development.
PENDIDIKAN KLINIK SEBAGAI INSTRUMEN PENTING DALAM PEMBAHARUAN PENDIDIKAN HUKUM DI INDONESIA Sahnan Sahuri Siregar; Otong Rosadi
UNES Journal of Swara Justisia Vol 3 No 4 (2020): UNES Journal of Swara Justisia (Januari 2020)
Publisher : Program Magister Ilmu Hukum Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The field of legal science as an applied science should have given birth to law graduates ready for combat to engage in the world of law in particular and community development in general. Be it as a lawyer, judge, prosecutor, notary, legal consultant as well as other legal professions. As one of the "important instruments" that should be present in the study of legal science is the legal clinic. The legal clinic is present with the intention of equipping law school students about practical knowledge, skills, and values ​​in order to realize legal and justice services that are carried out with interactive and reflective teaching methods. The presence of a legal clinic in the legal science curriculum has the least important role in the effort: the implementation of the Tri Dharma of Higher Education; Increasing student competence in law; and as a medium for the public to gain access to justice. The author suggests updating the legal science curriculum, through Legal Clinic Education.
PERMOHONAN PIDANA TERHADAP PNS YANG MELAKUKAN TINDAKAN PIDANA NARKOBA: (Nomor Studi Kasus : 109/109/Pid.Sus/2016/PN. Pmn dan Nomor Kasus : 104/Pid.Sus/2018/PN.Pmn) Edi Harto; Otong Rosadi; Fahmiron Fahmiron
UNES Journal of Swara Justisia Vol 4 No 3 (2020): UNES Journal of Swara Justisia (October 2020)
Publisher : Program Magister Ilmu Hukum Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31933/ujsj.v4i3.167

Abstract

The abuse ofnarcoticsinPariamancityisnotonlydoneby publicbutalsoby civil servant.The narcoticscrime are done by civilservantinPariamancityisabuse of narcotics Part Ifor theirselves asmentionedin theLaw Number 35Year 2009 about Narcotics.Forthis action,thePariamanCourtgivespunishmentnamelyasprisoner forone yeartotheaccuses.The problemsinthisstudyare:First,howaboutthe implementationofcriminalsanctionto civilservantwhodoesthenarcoticcriminal law in the cases 109/Pid.Sus/2016/PN.Pmn and the cases number:104/Pid.Sus/2018/PN.Pmn?Second,howthejudge’sconsiderationinapplyingthecriminalsanctiontothecivilservantwhodoesthenarcoticcriminallawinthecases109/Pid.Sus/2016/PN.Pmn the cases number: 104/Pid.Sus/2018/PN.Pmn?This research is legal research with analytical descriptive specifications. The approachusedisanormativejuridicalapproachandsupportedbyanempirical juridicalapproach.Thedatasourcesusedaresecondarydatawithdatacollection techniquesintheformof documentstudiesandfieldstudiesthrough interviews.Then the data is analyzed qualitatively and described indescriptiveanalytical form. Keyword : Criminal, Civil Servant, Narcotics
KAJIAN FUTURISTIK TERHADAP PENGATURAN BENTUK DAN SANKSI TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA Ferdianto Purna; Otong Rosadi; Iyah Faniyah
UNES Journal of Swara Justisia Vol 4 No 4 (2021): UNES Journal of Swara Justisia (Januari 2021)
Publisher : Program Magister Ilmu Hukum Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31933/ujsj.v4i4.187

Abstract

Tindak pidana korupsi dalam Rancangan KUHP (RKUHP) yang terdapat dalam Buku II Rancangan KUHP (RKUHP) diatur pada delik khusus yang salah satunya adalah korupsi. Ada lima pasal kejahatan inti (core crime) yang diadopsi dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tindak Pidana Korupsi). Dari lima pasal yang diadopsi, tiga di antaranya diancam pidana penjara dan denda yang lebih ringan. Penurunan jumlah pelanggaran juga terjadi dalam pengaturan korupsi, dari 7 bentuk korupsi yang diatur dalam undang-undang korupsi saat ini menjadi hanya 5 (lima) bentuk korupsi. Implikasi yuridis pengaturan korupsi dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 dan RUU KUHP 2019 antara lain mengurangi bentuk-bentuk korupsi yang menjadi delik korupsi dan ancaman pidana yang dianggap lebih rendah.
UPAYA NON PENAL BHABINKAMTIBMAS POLSEK PARIAMAN TIMUR DALAM PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI DANA DESA Afdhal Bustami; Otong Rosadi
UNES Journal of Swara Justisia Vol 5 No 1 (2021): UNES Journal of Swara Justisia (April 2021)
Publisher : Programa Magister Ilmu Hukum Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31933/ujsj.v5i1.192

Abstract

Non-Penal Efforts by Bhabinkamtibmas of the East Pariaman Police in Preventing Corruption Crime Funds are to supervise the use of village funds in their respective regions. Bhabinkamtibmas supervises and monitors village funds using a direct supervision approach by assisting, monitoring and supervising the implementation of village development activities. The effort made is by delivering it at the mosque. Bhabinkamtibmas conveyed about village funds, namely about their use and forms of corruption that can occur in the management of village funds. Carry out activities of the residents' sambang and activities of using village funds. Legal Counseling at Village Offices/Community Figures Houses. This effort takes the form of face-to-face coordination with village fund management officers directly. Constraints faced include the low understanding of the duties and responsibilities of Bhabinkamtibmas members in carrying out tasks in the field, especially in understanding the implementation of tasks in building partnerships (Patnership Building) through a formality Polmas approach without any feedback from the community.
PEMBERIAN BANTUAN HUKUM KEPADA ANGGOTA POLRI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI WILAYAH HUKUM POLDA SUMBAR DI TINGKAT PENGADILAN (Studi Pada Bidang Hukum Polda Sumbar) Siti Nurmala; Otong Rosadi
UNES Journal of Swara Justisia Vol 5 No 2 (2021): UNES Journal of Swara Justisia (Juli 2021)
Publisher : Program Magister Ilmu Hukum Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31933/ujsj.v5i2.213

Abstract

Pemberian bantuan hukum oleh fungsi Bidang Hukum Kepolisian Daerah didasarkan pada Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum Oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia. Tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga merupakan delik aduan yang dapat diberikan nasehat-nasehat hukum kepada kedua belah pihak yang bertikai dalam rumah tangga berupa mediasi. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak pihak yang belum mendapatkan bantuan hukum dari awal pemeriksaan perkara kekerasan dalam rumah tangga yang seharusnya didampingi untuk mendapatkan haknya dalam proses perkara yang dihadapinya, dan secara mediasi juga dikarenakan masih belum adanya kekuatan hukum terhadap putusan dari mediasi tersebut. Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif analisis. Pendekatan yang digunakan adalah pendektan yuridis normatif yang didukung dengan pendekatan yuridis empiris dengan penelitian kelapangan yaitu Bidang Hukum Polisi Daerah Sumatera Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer dalam bentuk wawancara. Kemudian data tersebut dianalisis secara kualitatif dan disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif.
PENEGAKKAN HUKUM PENGAMANAN YURISDIKSI WILAYAH UDARA MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 2018 OLEH LANUD SUTAN SJAHRIR PADANG heince sagitarisa; Aji Wibowo; Otong Rosadi
UNES Journal of Swara Justisia Vol 5 No 3 (2021): UNES Journal of Swara Justisia (Oktober 2021)
Publisher : Program Magister Ilmu Hukum Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31933/ujsj.v5i3.218

Abstract

Penegakan Hukum Terhadap Pengamanan Yurisdiksi Wilayah Udara Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2018 Oleh Lanud Sutan Sjahrir adalah dengan deteksi , Identifikasi dan penindakan. Lanud Sutan sjahrir Padang sepanjang tahun 2018 sampai dengan 2021 telah melakukan penegakan hukum terhadap pelanggaran wilayah udara dengan melakukan pemantauan wilayah udara dari penerbangan yang tidak terindetifikasi. Terdapat 14 pelanggaran penerbangan yang tidak diketahui dan tidak memiliki izin melintasi wilayah udara Indonesia. Selain itu juga terdapat pendaratan tidak terjadwal dari 7 pesawat latih negara Perancis. Terhadap pelanggaran ini dilakukan pengahalauan agar pesawat tersebut segera keluar dari wilayah udara Indonesia. Hambatan Yang Ditemui Dalam Penegakkan Hukum Terhadap Pengamanan Yurisdiksi Wilayah Udara Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2018 Oleh Lanud Sutan Sjahrir adalah luasnya wilayah udara nasional, serta masih terbatasnya sarana dan prasarana yang ada. Proses hukum tindakan force down yang dilakukan TNI AU terhadap pelanggaran kedaulatan wilayah udara, kurang memberikan efek jera para pelanggar wilayah kedaulatan udara Indonesia. Regulasi aturan pelaksanaan tugas penegakkan hukum di wilayah udara yurisdiksi nasional belum secara eksplisit bicara sanksi Pidana. Tidak dilibatkannya TNI AU dalam proses penindakan maupun hukum, yang meliputi pengejaran, penyelidikan dan penyidikan, karena pelanggaran wilayah udara berbeda dengan kriminal biasa.