Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Tinjauan Kompatibilitas Konsep Moderasi Beragama Kementerian Agama Republik Indonesia Dengan Wasathiyatul Islam Rohmadi, Rohmadi; Arroisi, Jarman; Muslih, M. Kholid
MUADDIB Jurnal Kependidikan dan Keislaman Vol 12 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/muaddib.v12i2.6311

Abstract

The Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia compiled the concept of Religious Moderation based on the teachings of various official religions in Indonesia, so that Religious Moderation deserves to be called the middle ideal concept of religion and is expected to overcome extremism and radicalism in the name of religion. The term moderation used by the Ministry of Religion has historically originated from secular (non-religious) culture incorporated into the thinking of Indonesians whose majority of the population has known the term middle with wasathiyah in Islam. This is the importance problem to re-examining whether the concept of Religious Moderation compatible with the concept of wasathiyah in Islam? How is the concept of Religious Moderation of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia viewed from the concept of wasatiyah in Islam?  The research method used is library research with a critical analysis approach. The results of this study include: first, moderation is not the same as wasatiyah; secondly, Religious Moderation when placing itself as a counterradicalism in the view of Islamic wasatiyah has been at another extreme with the dominance of Western thought.
PERANCANGAN BASIS DATA LEMBAR IDENTITAS RAWAT JALAN BERDASARKAN PEDOMAN VARIABEL DAN META DATA KESEHATAN Nurhayati, Nurhayati; Arif, Yunita Wisda Tumarta; Rohmadi, Rohmadi; Maulana, Dimas Rizky
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2024: SIKesNas 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/sikenas.vi.3918

Abstract

Fasilitas pelayanan kesehatan wajib memiliki rekam medis yang mengikuti standar pedoman variabel dan meta data kesehatan untuk menjamin integritas, interoperabilitas informasi pasien. Lembar identitas rawat jalan merupakan bagian penting dalam rekam medis elektronik perlu dibangun secara baik sesuai aturan perancangan basis data relasional dan pedoman variabel meta data kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang basis data lembar identitas rawat jalan sesuai dengan perancangan basis data dan aturan pedoman variabel dan meta data kesehatan. Metode penelitian menggunakan perancangan basis data relasional meliputi perancangan konseptual, logikal dan fisikal serta implementasi dalam DBMS MySQL yang sesuai dengan aturan variabel pedoman meta data kesehatan. Hasilnya perancangan basis data konseptual mampu menghasilkan 40 entitas sesuai dengan variabel data kesehatan, perancangan basis data logikal mampu menghasilkan 7 entitas disertai primary keynya, perancangan basis data fisikal dengan menerapkan struktur tabel berupa pemberian nama field, penentuan tipe data, lebar field yang diimplementasikan melalui DBMS MySQL yang telah disesuaikkan dengan aturan variabel dan meta data kesehatan. Simpulan penelitian ini perancangan basis data menggunakan metode DBLC, termasuk basis data konseptual, logis, dan fisik. MySQL menghasilkan database dan tabel sesuai dengan pedoman variabel dan meta data kesehatan, serta memenuhi prinsip database relasional.
Turun Ranjang Marriage in Interdisciplinary Perspective: A Study on the Community of West Java and Lampung Ja’far, A. Kumedi; Indra, Gandhi Liyorba; Firdawaty, Linda; Rohmadi, Rohmadi
Madania: Jurnal Kajian Keislaman Vol 24, No 2 (2020): DECEMBER
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Sukarno Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/madania.v24i2.5227

Abstract

Turun ranjang marriage is a tradition that shows a widower or widow who married their brother or sister-in-law. This tradition of turun ranjang marriage only occurs when one married couple passes away. However, the existence of turun ranjang marriage is still understood as only part of the implementation of local culture. This paper took the object of West Java and Lampung’s society by focusing on how the position and practice of turun ranjang marriage, as well as several perspectives within it, including: Islamic law, psychological, sociological, and economic perspectives. This research is a field research using the observation method, the interview method, and the documentation method. The results showed that the tradition of turun ranjang marriage is valid as long as the terms and conditions of marriage are fulfilled, both in Islamic law and national legal system. When viewed from the wedding procession, the two regions have something in common, namely that it is carried out more simply, in contrast to the usual wedding procession. However, if seen from the motive for turun ranjang marriage, the Lampung area aims to maintain traditional honor and to continue the lineage, while in West Java it aims to maintain family inheritance. The results of this study also indicate that economic, psychological, and social perspectives are factors that influence people's understanding of practicing turun ranjang marriage in having a happy and lasting family. Perkawinan turun ranjang merupakan sebuah tradisi yang menunjukkan seorang duda atau janda yang mengawini adik atau kakak iparnya. Tradisi perkawinan turun ranjang ini hanya terjadi apabila salah satu pasangan suami istri meninggal dunia. Namun demikian, keberadaan perkawinan turun ranjang masih dipahami hanya sebatas bagian  dari implementasi budaya lokal setempat. Tulisan ini mengambil objek di daerah  Jawa Barat dan Lampung dengan menfokuskan kepada bagaimana kedudukan  dan praktek perkawinan turun ranjang, serta beberapa pandangan dibalik perkawinan turun ranjang, antara lain: pandangan hukum Islam, psikologis, sosiologis, dan ekonomi. Penelitian ini  merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode observasi, metode interview, dan metode dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi  perkawinan turun ranjang adalah sah selama syarat dan rukun perkawinan terpenuhi, baik secara hukum Islam maupun perundang-undangan. Jika dilihat dari prosesi perkawinan, kedua daerah tersebut memiliki kesamaan yaitu dilakukan dengan lebih sederhana, berbeda dengan prosesi perkawinan biasa. Namun, jika dilihat dari motif dalam melangsungkan perkawinan turun ranjang, maka daerah Lampung bertujuan untuk menjaga kehormatan adat dan untuk meneruskan garis keturunan, sementara di Jawa barat bertujuan untuk mempertahankan harta warisan keluarga. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pandangan ekonomi, psikologi, dan sosial merupakan faktor yang mempengaruhi pemahaman masyarakat dalam melangsungkan pernikahan turun ranjang dalam membentuk keluarga yang bahagia dan kekal.