p-Index From 2020 - 2025
8.801
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Indonesia Darurat Konservasi: Sudah Amankah Kebun Raya Kita? Mahfut Mahfut
Prosiding Seminar Biologi Vol 5 No 1 (2019): PROSIDING SEMINAR BIOLOGI BIODIVERSITAS INDONESIA
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v5i1.11847

Abstract

Kebun raya merupakan kawasan konservasi ex situ yang digunakan sebagai pusat pelestarian keanekaragaman tumbuhan dari kepunahan. Anggrek alam adalah salah satu koleksi kebun raya dan merupakan flora asli Indonesia yang memiliki peran penting sebagai induk persilangan.Infeksi penyakit masih menjadi salah satu faktor pembatas dalam upaya pelestarian anggrek. Deteksi penyakit terhadap anggrek alam di Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Purwodadi, dan Kebun Raya Balikpapan menunjukkan reaksi positif terinfeksi Odontoglossum ringspot virus (ORSV). Hasil karakterisasi diketahui ORSV Indonesia diduga berasal dari negara Jerman. Berdasarkan data diketahui bahwa penyebaran virus terjadi melalui aktifitas perdagangan bibit dan bunga potong anggrek. Laporan ini menjadi pertimbangan besar mengingat peran kebun raya sebagai lembaga konservasi serta benteng terdepan dalam penyelamatan tumbuhan. Pihak kebun raya berkewajiban menjaga dan memelihara setiap koleksi yang dimiliki agar tumbuh dengan baik. Selain itu, usaha mencegah penyebaran penyakit yang terlanjur masuk harus mendapat perhatian lebih melalui peningkatan mutu penelitian. Temuan ini juga menunjukkan kebun raya di Indonesia belum aman dan bebas terhadap penyakit. Upaya pemeliharaan tanaman koleksi oleh pihak kebun raya masih sangat kurang. Deteksi sebaiknya dilakukan secara rutin untuk pemantauan perkembangan dan penyebaran penyakit, serta tindakan pengendalian sedini mungkin. Cara lain yang efektif untuk melindungi dan mempertahankan status kesehatan anggrek alam di Indonesia adalah dengan membatasi dan mengontrol importasi anggrek dari negara lain.
Evolusi virus anggrek di Indonesia Mahfut Mahfut; Mailinda Angraeni
Prosiding Seminar Biologi Vol 6 No 1 (2020): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DI ERA PANDEMI COVID-19 (OKTOBER 2020)
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v6i1.16826

Abstract

Odontoglossum ringspot virus (ORSV) merupakan virus anggrek yang penting di dunia.Virus ini telah masuk dan menginfeksi di Indonesia, baik anggrek alam maupun anggrek hibrida. Deteksi mengindikasikan virus ini ditemukan pada lokasi hutan alam, kebun raya, dan nurseri di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Papua. Hasil-hasil penelitian berikut menunjukkan bahwa anggrek hibrida pada nurseri lebih rentan terinfeksi ORSV dibandingkan anggrek alam pada hutan alam dan kebun raya. ORSV ditemukan lebih banyak menginfeksi anggrek hibrida yaitu 8 lokasi nurseri, dibandingkan anggrek alam pada hutan alam dan kebun raya yaitu masing-masing hanya 3 lokasi. Uji serologi DAS-ELISA menunjukkan rerata nilai absorbansi ORSV yang menginfeksi anggrek hibrida pada nurseri lebih tinggi (1,125-1,152), daripada anggrek alam pada kebun raya dan hutan alam yaitu masing-masing 0,520-0,918 dan 0,520. Anggrek Phalaenopsis merupakan inang yang cocok dan paling rentan terinfeksi ORSV dengan kejadian 57%, diikuti Calanthe (14%), Dendrobium (9%), serta Bulbophylum, Calanthe, Cattleya, Oncidium, dan Liparis masing-masing 5%. Analisis sekuen gen coat protein menunjukkan isolat ORSV Indonesia asal hutan alam dan kebun raya menunjukkan nilai indeks similaritas yang lebih tinggi dengan isolat asal negara lain (100%), dibandingkan dengan isolat ORSV Indonesia asal nurseri (99,3%). Isolat ORSV asal hutan alam dan kebun raya mengalami kejadian mutasi yang lebih sedikit yaitu masing-masing sebesar 18% dan 36%, dibandingkan isolat ORSV asal nurseri (45%). Hasil analisis sekuen juga mengindikasikan bahwa virus telah berevolusi, bahkan mengarah terjadinya spesiasi. Rekonstruksi pohon filogenetik menunjukkan ORSV Indonesia diduga berasal dari negara Jerman.
Efek Induksi Rhizoctonia pada Ketebalan Daun Anggrek yang diinfeksi Odontoglossum ringspot virus (ORSV) Sahira Josy Arifannisa; Sri Wahyuningsih; Tundjung Tripeni Handayani; Mahfut Mahfut
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 6, No 3 (2021): October 2021
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v6i3.4372

Abstract

Anggrek memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga sangat potensial untuk dibudidayakan. Jenis yang paling banyak diminati masyarakat adalah Dendrobium dan Phalaenopsis. Namun terdapat kendala utama yang dapat memengaruhi pertumbuhan anggrek yaitu infeksi virus. Jenis virus yang dilaporkan paling banyak menginfeksi adalah Odontoglossum ringspot virus (ORSV). Infeksi virus ini dapat menghambat pertumbuhan dan ketahanan tanaman, menurunkan kualitas bunga dan nilai estetika serta daya jual. Didapati pula gejala infeksi virus berupa mosaik, klorotik, streak, dan nekrosis. Salah satu upaya untuk mengatasi infeksi virus adalah dengan memanfaatkan mikoriza. Mikoriza yang dapat digunakan yaitu Rhizoctonia sp. Asosiasi mikoriza pada tumbuhan anggrek dapat memberikan pengaruh positif pada penyerapan nutrisi dan pertumbuhan inangnya, sehingga diharapkan dapat melindungi anggrek dari infeksi virus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek induksi Rhizoctonia pada karakter anatomi daun Phalaenopsis amabilis dan Dendrobium discolor yang diinfeksi ORSV dan mengetahui apakah terdapat perbedaan anatomi diantara kedua anggrek tersebut. Penelitian dilakukan di Laboratorium Botani Biologi FMIPA Unila dengan menggunakan Rancangan Acak lengkap Faktorial. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan ketebalan daun antara daun yang diinokulasi virus dan daun dengan perlakuan mikoriza. Daun anggrek dengan perlakuan mikoriza memiliki ketebalan tertinggi sedangkan yang terinfeksi virus memiliki ketebalan terendah.
Variasi Respon Anggrek Hasil Induksi Rhizoctonia Terhadap Infeksi Odontoglossum ringspot virus (ORSV) Mahfut Mahfut; Fania Nur Izzati; Eti Ernawiati; Sri Wahyuningsih
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 7, No 1 (2022): February 2022
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v7i1.4373

Abstract

Anggrek sangat terkenal karena memiliki corak, bentuk, ukuran, dan warna bunga beranekaragam. Phalaenopsis dan Dendrobium termasuk jenis anggrek yang diminati sehingga produksinya perlu ditingkatkan secara kuantitas maupun kualitas. Adanya infeksi virus Odontoglossum ringspot pada anggrek menjadi salah satu kendala dalam budidaya anggrek. Odontoglossum ringspot virus (ORSV) merupakan virus yang banyak menginfeksi anggrek dan menimbulkan gejala pada bagian daun berupa mosaik, nekrosis, klorotik, kelayuan serta daun menggulung. Upaya pengendalian infeksi ORSV dapat memanfaatkan mikroorganisme, seperti Rhizoctonia yang akan berasosiasi dengan perakaran anggrek membentuk simbiosis mutualisme yang kemudian dapat menyediakan nutrisi bagi anggrek. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari respon anggrek Phalaenopsis amabilis dan Dendrobium discolor terinduksi Rhizoctonia terhadap infeksi ORSV. Penelitian dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial menggunakan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Phalaenopsis amabilis lebih rentan terinfeksi ORSV daripada Dendrobium discolor, dengan gejala yaitu daun mosaik, nekrotik, dan malformasi pada kisaran waktu 11 hari setelah inokulasi dengan Rhizoctonia . Hal ini mengindikasikan bahwa inokulasi Rhizoctonia pada Dendrobium discolor yang terinfeksi ORSV memberikan ketahanan yang lebih baik dibandingkan pada Phalaenopsis amabilis.  
Survei Odontoglossum ringspot virus (ORSV) yang Menginfeksi Anggrek Alam Tropis di Indonesia Mahfut Mahfut; Budi Setiadi Daryono; Tri Joko; Susamto Somowiyarjo
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia Vol 20, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpti.16617

Abstract

Natural orchids are one of the important ornamental plants that were cultivated in tropical countries, including Indonesia. Virus infections has been important limiting factor in orchids cultivation because it decreases the orchids quality. Odontoglossum ringspot virus (ORSV) is one of the most reported virus infecting orchids which spread widely in the world. During 2010–2014 surveys of viral infections were conducted in Indonesia. The orchids were found infected by virus, showed symptoms of mosaic, mottle, chlorotic, necrotic, streak, wilting leaf, and ringspot on leaf surface. Detection with serological test DAS-ELISA showed only 11 from 125 samples were infected by ORSV with total incidence of 8,8%. Nine leaf samples of Phalaenopsis sp. were infected, respectively. Thus, it was concluded that Phalaenopsis is orchids genus which is the most abundantly and susceptibly infected by ORSV. The results proved that ORSV have entered and spread widely by infected orchids in orchids landscape (nursery), semi-natural forests (botanical gardens), and natural forest (national park) throughout Indonesia. This is the first report of ORSV infecting natural tropical orchids in Indonesia. INTISARI Anggrek alam merupakan salah satu kekayaan flora asli negara tropis, termasuk Indonesia. Keberadaan di habitat aslinya sudah sangat berkurang yang disebabkan kerusakan hutan dan adanya penyakit. Infeksi virus masih menjadi faktor pembatas terpenting dalam budidaya dan pengembangan potensi anggrek alam. Odontoglossum ringspot virus (ORSV) adalah salah satu jenis virus yang dilaporkan paling banyak menginfeksi anggrek serta memiliki penyebaran yang luas di dunia. Selama 2010-2014 telah dilakukan survei lapangan terhadap infeksi virus di Indonesia. Beberapa anggrek yang ditemukan terinfeksi oleh virus menunjukkan gejala berupa mosaik, belang, klorosis, nekrosis, streak, daun layu, dan bercak cincin pada permukaan daun. Deteksi dengan uji serologis DAS-ELISA menunjukkan bahwa 11 dari 125 sampel terinfeksi oleh ORSV dengan total kejadian 8,8%. Masing-masing sembilan dari total sampel daun terinfeksi merupakan Phalaenopsis sp. Hal ini menjelaskan bahwa Phalaenopsis adalah genus anggrek yang paling cocok dan rentan terhadap infeksi ORSV. Hasil penelitian survei kejadian infeksi Odontoglossum ringspot virus (ORSV) membuktikan bahwa virus ini telah masuk dan menyebar secara luas oleh anggrek-anggrek alam tropis yang terinfeksi di pertamanan anggrek (nurseri), hutan semi-alami (kebun raya), dan hutan alam (taman nasional) di seluruh wilayah Indonesia. Ini merupakan laporan pertama mengenai infeksi ORSV terhadap anggrek-anggrek alam tropis di Indonesia.
Identification of Dendrobium (Orchidaceae) in Liwa Botanical Garden Based on Leaf Morphological Characters Mahfut Mahfut; Tundjung Tripeni Handayani; Sri Wahyuningsih; Sukimin Sukimin
Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology Vol 6, No 1 (2021): April
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jtbb.59423

Abstract

Orchid is one of the most popular ornamental plants in the world. One of the orchid genera that is collected in a large number and known to have high morphological variations in the Liwa Botanical Garden is Dendrobium. However, to date, many Dendrobium collections have not been identified. Given the urgency of identification and the limitations of specimens in the field, especially flower organs, this study is important. This study aims to determine variations in morphological characters, phenetic relationships, and to identify Dendrobium collections based on leaf morphological characters in the Liwa Botanical Garden. Five accessions of Dendrobium were collected, namely CAT140, CAT 144, CAT 271, CAT 274, and IR015. Observation of 11 morphological characters leaves showed that leaf had high variations. The phenetic relationship based on the Gower similarity value and the UPGMA method shows that the Dendrobium in the Liwa Botanical Garden can be classified into 2 main groups formed with a similarity index value of 0.813. Based on Principle Component analysis values, it is known that the characters that have a large influence on grouping are the ratio of leaf length and width, leaf cross section, and leaf arrangement. The phenetic dendrogram topology is supported by the morphological character classification. The results of this study are expected to be basic information in the identification of natural orchids and conservation efforts in the Liwa Botanical Garden.
Pengaruh Pemberian Air Kelapa (Cocos nucifera L.) Dan Atonik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Merah Besar (Capsicum annuum L.) Hasti Maulidya Fassya; Tundjung Tripeni Handayani; Sri Wahyuningsih; Mahfut Mahfut
TECHNO: JURNAL PENELITIAN Vol 9, No 1 (2020): Techno Jurnal Penelitian
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/tjp.v9i1.1681

Abstract

Large red chili pepper (Capsicum annuum L.) has a fairly complete nutrition and economic value. The supply of large red chili in the country is considered low compared to its demand, that’s why we need to increase its production. Increasing production can be done by fertilizing using natural fertilizers is coconut water (Cocos nucifera L.) and administration of Growth Regulatory Substances (ZPT) is atonik. The purpose of this research is to determine the effect of coconut water and atonic to the growth of large red chilli pepper sprouts determine which consentration of coconut water and atonic that has the most effective effect to the growth of large chilli pepper. This research was conducted in October - November 2019 at the Botany Laboratory, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Science, University of Lampung. This research was carried out using a 2x3 factorial design using young coconut water (a) with 3 levels of concentration ie 0% v / v (a1), 25% v / v (a2) and 50% v / v (a3) and atonic solution ( b) with 2 concentrations, namely 0% v / v (b1) and 10% v / v (b2). Data analysis is the data homogeneous first with the Levene test at 5% significance level. Data analysis using analysis of variance (Analysis Of Variance) ɑ = 5%. If the interaction between the two factors is real, then proceed with the determination of the simple effect of coconut water at each level of atonic concentration with the F test at 5% significance level. The results of this research shows that the use of atonic and coconut water effects the growth of large red chili plants, and the most effective concentration to the growth of large red chilli pepper plants is the combination of 0% coconut water + 10% atonic.
Ceratorhiza Induction towards ORSV Infection on Viability of Phalaenopsis and Dendrobium Valentina Dwi Anggita Sari; Mahfut Mahfut; Sri Wahyuningsih; Tundjung Tripeni Handayani
TECHNO: JURNAL PENELITIAN Vol 10, No 1 (2021): Techno Jurnal Penelitian
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/tjp.v10i1.3041

Abstract

Orchids have a high level of biodiversity, such as Dendrobium and Phalaenopsis, which are epiphytes. Dendrobium can adapt to the condition of where it lives while Phalaenopsis can grow in highlands and depends on sunlight and humidity. Virus infection has become one of the obstacles in cultivating Dendrobium and Phalaenopsis. Efforts to increase fitness and control in Dendrobium and Phalaenopsis cultivation can be done by inducing the plant’s fitness using a mycorrhiza, such as Ceratorhiza. A mycorrhiza is a form of mutualism between fungi and the plant’s root. This research is aimed to give information related to the utilization of Cerathoriza for inducing orchids to suppress Odontoglossum ringspot virus (ORSV) infection, giving it better growth. The research was done in February-March 2021 at Botany Laboratory University of Lampung. A completely randomized factorial design was used on two factors, kind of orchid and mycorrhiza treatment (M), virus (V), and mycorrhiza virus (MV). Variables examined in this research are the amount of living and dead roots and leaves. Data obtained is homogenized using Levene’s test and continued by ANOVA with the significance level of 5% and further testing using Tukey’s test with the significance level of 5%. From this research, it is known that interaction between Phalaenopsis and Dendrobium exists during virus and mycorrhiza administration. It is concluded that Phalaenopsis anabilis is more vulnerable than Dendrobium discolor.
Identification of dendrobium Natural Orchids in Liwa Botanical Garden based on leaf morphological characters Mahfut Mahfut; Tundjung Tripeni Handayani; Sri Wahyuningsih; Sukimin Sukimin
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jp.v5i1.2938

Abstract

Lampung Indonesia is one of the provinces on the island of Sumatra, which has a flora conservation area located in Liwa Botanical Garden, West Lampung Regency. One of the flora species in the area with a high level of diversity is the orchid plant. The Dendrobium is the largest orchid species, where the public widely hunts this orchid for an economic reason due to the beauty of its various flower shapes and colors. Given the high level of human encroachment, this can threaten the existence of natural orchid plants, causing loss of their original habitat and causing the extinction of orchid species. Based on data in Liwa Botanical Garden, there has been no further identification of natural orchids as a plant conservation effort. To protect and immediately save these natural orchids, it is necessary to identify the Dendrobium orchid species based on the leaf morphological approach. This research will be conducted in April-September 2020. Observations of leaf morphology include leaf shape, leaf tip shape, leaf base shape, leaf edge, leaf reinforcement, leaf arrangement, leaf surface texture, leaf symmetry, and leaf sitting based on guidelines for ornamental plant characterization books. Observations as secondary data were added to the character of the pseudobulb shape and orchid habitat. Observations as secondary data were added on the habitat character of pseudobulbs and orchids. The implementation of this activity is still in the period of the Covid-19 pandemic, so most of the activities are carried out online. The coaching and training phase was conducted through internal virtual discussions on Tuesday, July 7, 2020, while the coaching phase was conducted through meetings or verbal communication via telephone groups and WhatsApp. Based on the evaluation data, it is known that there is an increase in knowledge and understanding of training participants by 21.64 points. The percentage increase in value before and after training is 34.72%. Orchid-related activities at Liwa Botanical Garden were never carried out, thus imparting knowledge to Liwa Botanical Garden technicians and workers on the development of natural orchid identification methods based on the morphological character in local natural resource conservation in the 4.0 industrial revolution era.
Genetic diversity of sugarcane (Saccharum Officinarum L.) based on morphological characters Intan Poespita Windiyani; Mahfut Mahfut
Tropical Genetics Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Genetikawan Muda Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1026.066 KB)

Abstract

Sugarcane (Saccharum officinarum L.) is an important plantation crop in the commercial sector as it accounts for 65% of worldwide sugar production. The role of sugarcane is very important in the sugar industry, so it needs to be supported by intensive research, especially for the breeding and assembly of superior varieties to improve the quality and quantity of sugarcane production. The process of plant breeding cannot be separated from the germplasm management program, because it is a source of genetic diversity of a plant species. Characteristics and evaluation of nuftah plasma are one of the activities carried out to determine the potential characteristics of the breeding program. One of the efforts to extract information in empowering the nuftah plasma collection is by morphological characteristics, so that superior plant varieties or accessions can be classified. Morphological characters were observed qualitatively and quantitatively. Each variety of a sugarcane species has a specific morphological description, both quantitative and qualitative traits, then the data base for these characteristics is used as a reference for filtering potentially superior to diversity in germplasm collections.
Co-Authors Admi Syarif Alfina Amrani Alhuda Niftakul Ahyar Alir, Rahmat Fajrin Amanto Amanto Amnah, Alifah Zul Anbiya, Lulu Anggi Anggreiny Arie Setya Putra Armalia, Inayah Arsitalia, Metari Asadudin, David Asriah Nurdini M. Asrini Puspitasari Bambang Irawan Bambang Irawan /E21207042 Budi Setiadi Daryono Budi Setiadi Daryono BUDI SETIADI DARYONO Cut Muthiadin Della Apriyanti Derlian Ella Tamara Desti Deria Rahmadani Dian Alfiah Dwi Septiani Eka Nuraini Tohari Endah Susiyanti Endang Nurcahyani Endang Nurcahyani Eti Ernawati Eti Ernawiati Eti Ernawiati Eti Ernawiati Fadhilla, Nurul Fania Nur Izzati Fania Nur Izzati Febriansyah, Muhammad Fiska Humaizah Hajrah Hajrah, Hajrah Hasriadi Mat Akin Hasti Maulidya Fassya Heni Erlita Sari Heni Erlita Sari Heningtyas, Yunda Heri Satria Hermawan, Isna Ainun Insani, Mutiara Intan Poespita Windiyani Irni Yuni Minarni Ismail, Ikhwan Isna Rasdianah Aziz Kamisah Delilawati Pandiangan Kendari, Putri Khoirul Umur Kishy Dhea Herlanda Krisna Rendi Awalludin Kurnia Muludi Leni Agustin Lili Chrisnawati Lili Chrisnawati Lili Chrisnawati, Lili Lis Andriani Lulu Anbiya Lulut Dwi Sulistyaningsih M Kenedi M Said Hasibuan Mai Sari Mailinda Angraeni Marinda Sari Sofiyana Marjunus, Roniyus Maulidya Ananda Metari Arsitalia Mitha Valentina Treesya Panjaitan Mitha Valentina Treesya Panjaitan Mochammad Imron Awalludin Muh. Khalifah Mustami Muhammad Irfan Ardiansyah Muslimin Muslimin Nabela H.N. Harfiani Nur Qolbi, Hana Nurcayani, Endang Nurul Fadhilla Putri Kendari Rochmah Agustina Rochmah Agustrina Rochmah Agustrina RR. Ella Evrita Hestiandari Sahira Josy Arifannisa Sarah Sarah Sari, Heni Erlita Sari, Mai Sari, V. Dwi Anggita Sembiring, Rinawati Sijabat, Veronica Elizabeth Siti Zubaidah Sri Ratna Sulistiyanti Sri Wahyuningsih Sri Wahyuningsih Sri Wahyuningsih Sri Wahyuningsih Sri Wahyuningsih Suhara, . Sukimin Sukimin Sukimin Sukimin Sukimin Sukimin Suryafly, Fanny Dhea Susamto Somowiyarjo Susamto Somowiyarjo Susiyanti, Endah Tengku Riza Zarzani N Treesya Panjaitan, Mitha Valentina Tri Joko Tripeni Handayani, Tundjung Tundjung Tripeni Handayani Tundjung Tripeni Handayani Tundjung Tripeni Handayani Tundjung Tripeni Handayani Tundjung Tripeni Handayani Tundjung Tripeni Handayani Tundjung Tripeni Handayani Tundjung Tripeni Handayani Tundjung Tripeni Handayani Tundjung Tripeni Handayani, Tundjung Tripeni Upreti, Brij Mohan Valentina Dwi Anggita Sari WAHYUDI Wandono, Petrus Tri Aji Widi Aryani WOLLY CANDRAMILA Yulia Rahma Syari Yulia Yulianty Yulianty Yulianty Yulianty Yulianty Yulianty Yulianty Yulianty Zelfi Julita Dwi Putri