Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

PHARMACOKINETIC PROFILE OF LUMBAR EPIDURAL BUPIVACAINE INJECTION IN PREECLAMPSIA PATIENTS DURING CESAREAN SECTION: CASE STUDY IN DR. SARDJITO HOSPITAL YOGYAKARTA Helmina Wati; Djoko Wahyono; Farida Hayati; Yusmein Uyun
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 3, No 1
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.102

Abstract

Preeclamsia patient experienced deterioration of glomerolus filtration and plasma protein concentration. Bupivakain is bound strongly with the plasma protein that is 95%. This research was aimed to know the pharmacokinetics profiles of isobaric bupivacaine with the noncompartemen model in preeclampsia patients who underwent Sectio Caesarea (SC) with lumbar epidural technique in RSUP Dr. Sardjito and to know correlation between protein levels and pharmacokinetics profiles of isobaric bupivacaine in preeclampsia patients. Firstly, albumin concentration of patients was checked in the laboratory and then isobaric bupivacaine 0.5% in 15ml (75mg) was given by lumbar epidural technique. The samples of blood were taken through veins vessels at 0; 15; 20; 25; 30; 45; 60 and 90 minutes. The concentration of 0.5% isobaric bupivacaine in those samples of blood was determined with High Performance Liquid Chromatography (HPLC) methods. Furthermore, pinprick test was taken to measure block sensoric effect in T10-T6 areas. Pharmacokinetics parameters of bupivacaine (AUC, AUMC, MRT) were calculated based on data of bupivakain concentration in the blood versus time. The results of this research showed that the AUC0-∞ (total AUC) was 116±37,6 (μg/ml) minutes; AUMC0-∞ (total AUMC) was 9187,5 (μg/ml) minutes2; and MRT0-∞ was 102,5 minutes. Average block sensoric effect was at T8. There was no linear correlation between the protein levels and pharmacokinetics profiles of bupivacaine (p>0,05). The conclusion was that there was no linear correlation between the protein levels and pharmacokinetics profiles of bupivacaine that was given by lumbar epidural in preeclampsia patientswho underwent section caesarea.Keywords : bupivakaine, pharmacokinetic profile, lumbar epidural, section caesarea.
UJI EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA INFUSA KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir) PADA MENCIT SWISS JANTAN YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN Helminawati Helminawati
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Vol 4 No 1 Juni 2011
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/khazanah.vol4.iss1.art3

Abstract

The aim of this study is knowing the infusion effect of antihiperglicemia (Ipomoea reptan P.) to Swiss male mice which induced by streptozotocin (STZ) with blood glucose level and weight as measurement parameter. Swiss male mice's weight that used in this study are 20-30 gram. Thirty Swiss male mice divided into 6 groups (N=5) which is called as normal control group, positive control group will be given metformin 3,9mg/20gBW, negative control group will be given STZ during five days at dose 40mg/kgBW i.p and 3 treatment group will be given Ipomoea reptans infusion at dose 44,64mg/20gBW(P1), 89,28mg/20gBW (P2), 178,56mg/20gBW (P3) orally during 7 consecutive days from the 13th day to 19th day. Blood glucose levels and body weight Measurement will be done on day-0, day-13th, day-20th. The data taken has been analyzed by ANOVA and ANCOVA tests and the result has been compared between groups I, II, III and control group. Based on the data analyzed, there were no significant difference (p=0,05) between group I, II, III and control group. The result of this study showed that the average weight diabetic Swiss male mice compared with normal control weight increased 0.2grams/ day and the reduction in fasting blood glucose after being given Ipomoea reptans at dose 44,64mg/20gBB; 89.28 mg/20 gBB; mg/20gBB 178.56 consecutively 10.29%; 29.66%, -4.42%, 21.27%, 34.44%, 31.18%.Keywords: Ipomoea reptans Poir, fasting blood glucose levels, streptozotocin (STZ), metformin.
AKU APOTEKER CILIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 SUNGAI BESAR BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN Nurul - Mardiati; Lisa - Andina; Helmina - Wati; Yaumi - Musfirah; Depy Oktapian Akbar
Jurnal Pengabdian Sriwijaya Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37061/jps.v9i3.4143

Abstract

Dewasa ini, pembinaan program pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan di usia sekolah terutama di tingkat sekolah dasar sudah mulai berkembang. Untuk menyempurnakan pembinaan pendidikan kesehatan dan pelayanan tersebut perlu juga adanya apoteker cilik yang nantinya bisa saling berdampingan. “Aku Apoteker Cilik” merupakan suatu kegiatan pengenalan profesi kefarmasian kepada anak-anak usia dini sehingga dapat mengenal dan menumbuhkan minat kepada profesi kefarmasian. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 4 Sungai Besar, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilakukan dengan pengisian materi seputar pengenalan sosok profesi Apoteker serta tugasnya. Media yang digunakan adalah LCD, banner, alat peraga apoteker, dan perangkat aplikasi kefarmasian. Setelah pengisian materi, dilakukan juga games dan kegiatan aplikasi kefarmasian untuk mengetahui pemahaman peserta didik. Peserta didik paling aktif dijadikan sebagai maskot apoteker cilik. Kegiatan telah dilaksanakan pada hari Jumat/02 September 2016 pada pukul 08.00 WITA. Rundown kegiatan diawali dialog pengantar dengan menggunakan alat peraga profesi kesehatan dokter dan apoteker. Selanjutnya dilakukan penyajian video“Tahu Nggak Sih?” seputar sosok dan tugas apoteker. Disesi berikutnya dilakukan penyampaian materi terkait dunia kefarmasian dan sosok & tugas apoteker serta games. Dilanjutkan penyajian video “Peracikan Obat” dan kegiatan aplikasi kefarmasian. Disesi akhir dilakukan pemilihan peserta didik paling aktif sebagai maskot apoteker cilik.
Pengaruh Tingkat Pengetahuan Masyarakat terhadap Swamedikasi Nyeri Di Kecamatan Banjarmasin Selatan Wahyudi, Wahyudi; Akbar, Depy Oktapian; Wati, Helmina; Azizah, Siti Nur
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.066 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i4.2280

Abstract

Swamedikasi merupakan tindakan yang dilakukan seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakit yang dideritanya tanpa konsultasi kepada dokter. Keberhasilan swamedikasi yang dilakukan seseorang dalam mengobati penyakitnya sendiri tentu didasari oleh suatu pengetahuan dari orang tersebut. Kegagalan suatu tindakan swamedikasi akan berakibat kegagalan suatu terapi. Tujuan penelitian di Kecamatan Banjarmasin Selatan ialah untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi nyeri di Kecamatan Banjarmasin Selatan. Metode penelitian yaitu secara prosfektif, menggunakan kuisioner dengan metode korelasional analitik kuantitatif, dengan total sampel 100 peserta yang telah memenuhi kriteria inklusi. Hasil Penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat sebesar 46% (cukup) dan tindakan swamedikasi nyeri sebesar 45% (cukup). Hasil uji hubungan pengetahuan terhadap swamedikasi nyeri menunjukkan adanya pengaruh antara pengetahuan terhadap swamedikasi nyeri pada masyarakat di Kecamatan Banjarmasin Selatan (p<0,05).
Program Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Kader Posyandu sebagai Upaya Pencegahan Stunting di Desa Sari Gadung Tanah Bumbu Yustin Ari Prihandini; Helmina Wati; Rahmi Muthia; Untung Santoso; Vina Salviana Darvina Soedarwo; Fatimah Nursandi
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 10 (2023): Volume 6 No 10 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i10.12165

Abstract

ABSTRAK Kader posyandu mempunyai peran penting dalam kegiatan pemantauan status gizi balita. Pengetahuan yang baik tentang gizi dan upaya pencegahan stunting akan membantu kader dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Sebanyak 20 kader perlu dibekali dengan pengetahuan tentang gizi dan kesehatan yang baik. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu dalam melakukan pemantauan pertumbuhan dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat sebagai salah satu Upaya pencegahan stunting. Sasaran utama pada kegiatan ini adalah kader posyandu di wilayah Desa Sari Gadung, Tanah Bumbu. Peningkatan kapasitas dilakukan melalui tiga metode yaitu, edukasi, simulasi, dan pendampingan agak kader dapat mempraktikkan secara langsung pengetahuan yang telah diberikan. Kegiatan pengabdian masyarakat dengan menggunakan edukasi, simulasi dan pendampingan. Metode tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam memantau tumbuh kembang balita dan melakukan penyuluhan kesehatan di masyarakat. Kata Kunci: Stunting, Kader, Penyuluhan  ABSTRACT Posyandu cadres play a crucial role in monitoring the nutritional status of toddlers. A strong understanding of nutrition and efforts to prevent stunting can help cadres in delivering education to the community. Approximately 20 individuals need to be equipped with knowledge of good nutrition and health practices. This community service activity aims to enhance the knowledge and skills of Posyandu cadres in monitoring growth and providing health education to the community as part of efforts to prevent stunting. The primary target of this activity is the Posyandu cadres in the Sari Gadung Village, Tanah Bumbu area. Capacity building is achieved through three methods: education, simulation, and mentoring, which empower individuals to apply the knowledge they have acquired directly. The community service activity utilizes methods such as education, simulation, and mentoring. These methods can enhance the knowledge and skills of Posyandu cadres in monitoring toddler growth and conducting health education in the community. Keywords : Stunting, Cadres, Counseling
PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN HBA1C PADA INSULIN GLARGINE DAN DETEMIR PASIEN DIABETES MELITUS TYPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN helmina wati; Karunita Ika Astuti; Syahrizal Ramadhani; Guntur Kurniawan; Aprilia Rahmadina; Sari Wahyunita
Jurnal Ilmiah Farmasi 2023: Special Issue
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.specialissue2023.art5

Abstract

Background: Based on the International Diabetes Federation, the prevalence of diabetes in 2030 will be around 438 million people. In 2019, type 2 diabetes mellitus caused 4.2 million deaths in the world. Diabetes mellitus is a metabolic disorder that requires long-term therapy. Insulin is one of the therapies for type 2 diabetes mellitus. Parameters for monitoring the success of therapy were plasma glucose levels and Hba1c values.Objective: This study aimed to compare the values of plasma glucose and glycosylated hemoglobin (Hba1c) in insulin glargine and detemir patients with type 2 diabetes mellitus (DM) at Ulin Regional Public Hospital, Banjarmasin.Method: This study used a cross-sectional study design in March-May 2022 in 60 patients with type 2 DM at Ulin Regional Public Hospital, Banjarmasin. The data taken was in the form of fasting plasma glucose (FPG), 2-hour post-load plasma glucose (OGTT), and Hba1c values for 12 weeks. Statistical analysis was performed using the Mann-Whitney test with a confidence level of 95%. Results: The results showed that the average pre-post glargine FPG values were 212-139,6 mg/dL and the pre-post detemir FPG values were 224.6-159.8 mg/dL. Hba1c values in patients using glargine pre-post were 9.1% and 8.3%, and the average Hba1c values on insulin detemir pre-post were 9.28% and 8.29%.Conclusion: In therapy using insulin glargine compared to detemir, there was no significant difference between KGDP, KGD2PP, and Hba1C (p> 0.05). Intisari Latar belakang: Berdasarkan International Diabetes Federation (IDF), prevalensi DM tipe 2 tahun 2030 berkisar 438 juta orang. Pada tahun 2019, DM tipe 2 menyebabkan 4,2 juta kematian di dunia. Diabetes mellitus merupakan penyakit gangguan metabolisme yang membutuhkan terapi jangka panjang, dan insulin merupakan salah satu terapi DM tipe 2. Parameter untuk monitoring keberhasilan terapi dapat dilihat berdasar nilai kadar glukosa darah dan nilai Hba1c. Tujuan: Membandingkan nilai Kadar Glukosa Darah Puasa (KGDP), Kadar Glukosa Darah 2 jam Post Prandial (KGD2PP), dan Hba1c pada insulin glargine dan insulin detemir pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin, Banjarmasin.Metode: Penelitian menggunakan rancangan cross sectional selama bulan Maret-Mei 2022 pada 60 pasien rawat jalan DM tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin. Data yang diambil berupa nilai KGDP, KGD2PP dan Hba1c selama 12 minggu. Analisis statistik dilakukan menggunakan analisis mann-whitney test dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata nilai KGDP glargine pre-post adalah 212 – 139,6 mg/dL dan nilai KGDP detemir pre-post adalah 224,6 – 159,8 mg/dL. Hba1c pada pasien yang menggunakan glargine pre-post adalah 9,1% dan 8,3% serta rata-rata nilai Hba1c pada insulin detemir pre-post adalah 9,28% dan 8,29%.Kesimpulan: Terapi menggunakan insulin glargine dibandingkan detemir tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai KGDP, KGD2PP, dan Hba1C p>0,05).Kata kunci: KGDP, KDG2PP, Hba1c, glargine, detemir
The relationship between patient knowledge and behavior of NSAID self-medication at Pharmacy X in Banjarmasin Guntur Kurniawan; Muhammad Reza Pahlevi; Helmina Wati; Wulan Ageng Sujatmiko
Jurnal Ilmiah Farmasi 2023: Special Issue
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.specialissue2023.art10

Abstract

Background: Self-medication is a way of providing treatment for oneself without a doctor's prescription or the unwanted effects of a drug. Knowledge about diseases and drugs is needed to determine the right behavior for self-medication. One of the drugs used by the public is the non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID).Objective: The purpose of this research was to evaluate the correlation between patient knowledge of using NSAIDs and patient behavior at Pharmacy X, located in Banjarmasin. Method: This research used a quantitative method with a cross-sectional approach. This study included 40 patients who visited Pharmacy X in Banjarmasin for 1 month. The respondents were enrolled using the accidental sampling technique. The data was obtained with a questionnaire and analyzed with the Pearson Chi Square method. Results: The outcomes of this study indicated that the knowledge level of respondents on NSAIDs was classified as poor (40%). The behavior of subjects who use NSAIDs for self-medication was categorized as negative (62.5%). This study also showed an association between knowledge and habits of self-medication using NSAIDs at pharmacy X in Banjarmasin, with a significance value of 0.003 (p <0.05).Conclusion: There is a direct proportional relationship between knowledge and self-medication behavior when taking NSAIDs, with a significance value of 0.003 (p < 0.05). Intisari Latar belakang: Swamedikasi adalah cara melakukan pengobatan sendiri tanpa resep dokter maupun pengetahuan tentang reaksi obat yang tidak diinginkan. Pengetahuan tentang penyakit dan obat sangat dibutuhkan untuk menentukan perilaku yang benar dalam pemilihan obat secara mandiri. Salah satu jenis obat yang digunakan oleh masyarakat adalah obat golongan Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAID).Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan pasien tentang swamedikasi obat golongan NSAID dengan perilaku pasien di Apotek X Banjarmasin.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Studi ini melibatkan 40 responden yang berkunjung di Apotek X Banjarmasin selama 1 bulan. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan data dianalisis dengan uji Pearson Chi Square.Hasil: Hasil riset menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang NSAID termasuk dalam kategori “kurang baik” sebanyak 40%. Perilaku pasien yang menggunakan swamedikasi obat NSAID termasuk dalam kategori “berperilaku negatif” sebanyak 62,5%. Pengetahuan berhubungan dengan perilaku swamedikasi NSAID di Apotek X Banjarmasin dengan nilai signifikansi 0,003 (p<0,05). Kesimpulan: Pengetahuan pasien berbanding lurus dengan perilaku swamedikasi obat golongan NSAID.Kata kunci: tingkat pengetahuan, perilaku, swamedikasi, NSAID
Pemberdayaan Kelompok PKK Desa Sari Gadung melalui Diversifikasi Produk Olahan Bayam Merah Rahmi Muthia; Helmina Wati; Yustin Ari Prihandini; Untung Santoso; Vina Salviana Darvina Soedarwo; Fatimah Nursandi
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 12 (2023): Volume 6 No 12 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i12.12744

Abstract

ABSTRAK Stunting merupakan salah satu defisiensi gizi kronis yang banyak terjadi pada anak-anak. Salah satu cara mengatasi stunting adalah dengan pemenuhan gizi anak. Bayam merah merupakan sayuran yang dapat menjadi salah satu alternatif untuk pemenuhan gizi. Bayam merah perlu mengalami diversifikasi produk olahan agar mudah dikonsumsi. Melakukan pembuatan diversifikasi produk olahan dari bayam merah untuk mengatasi stunting. Terdapat beberapa tahapan yaitu perizinan, persiapan alat dan bahan, sosialisasi diversifikasi produk olahan, pembuatan produk dan pendampingan, perencanaan kemasan dan evaluasi.  Terdapat dua produk olahan yaitu cookies dan stik bayam merah. Hasil evaluasi diversifikasi produk menunjukkan kelompok ibu PKK sangat setuju untuk produk dapat diolah secara mandiri (70%), peralatan produksi mudah digunakan (75%), kemasan yang disarankan menarik (85%) dan penggunaan sosial media untuk pemasaran dapat dilakukan mandiri (50%). Produk yang dihasilkan ibu PKK Sari Gadung berupa cookies bayam merah dan stik bayam merah yang dapat diberikan untuk pencegahan stunting. Kata Kunci: Sari Gadung, Produk, Bayam Merah, Stunting ABSTRACT Stunting is one of the chronic nutritional deficiencies that often occurs in toddlers. One way to overcome stunting is to fulfill children's nutrition. Red spinach is a vegetable that can be an alternative for fulfilling nutrition. Red spinach needs to be diversified into processed products so that it is easy to consume. To diversify processed products from red spinach to overcome stunting. There are several stages, namely licensing, preparation of tools and materials, socialization of processed product diversification, product creation and assistance, packaging planning and evaluation. There are two processed products, namely cookies and red spinach sticks. The results of the evaluation of product diversification showed that the PKK women group strongly agrees that products could be processed independently (70%), production equipment was easy to use (75%), the recommended packaging was attractive (85%) and the use of social media for marketing could be done independently (50% ). The products produced by PKK Sari Gadung are red spinach cookies and red spinach sticks which can be given to prevent stunting. Keywords: Sari Gadung, Product, Red Spinach, Stunting
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Tandui (Mangifera rufocostata K.)Menggunakan Metode DPPH Eka Fitri Susiani; Revita Saputri; Helmina Wati; Fitria Mahmudah; Vebruati Vebruati
BORNEO JOURNAL OF PHARMASCIENTECH Vol 8 No 1 (2024): Borneo Journal of Pharmascientech
Publisher : Universitas Borneo Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51817/bjp.v8i1.477

Abstract

Free radicals are highly reactive compounds because they have unpaired electrons so that they can interact with body cell molecules, this can cause various diseases. Antioxidants are compounds that can ward off free radicals. Plants of the genus Mangifera are known to have antioxidant activity, one of which is Mangifera rufocostata Kosterm, a typical plant of South Kalimantan known as tandui. The purpose of this study was to determine the antioxidant activity of the methanol extract of the leaves of tandui (Mangifera rufocostata Kosterm.) using the DPPH test method. Phytochemical screening and antioxidant activity tests were performed using a UV-Vis spectrophotometer. The compounds contained in the methanol extract of tandui leaves (Mangifera rufocostata Kosterm.) are phenols, flavonoids, and tannins. The IC50 value of quercetin obtained was 2.39 ppm and the IC50 value of the tandui leaf methanol extract (Mangifera rufocostata Kosterm.) which was obtained was 8.222 ppm. Tandui leaf methanol extract has very strong antioxidant activity.
Hubungan Tepat Pasien Terhadap Tepat Dosis Antibiotik ISPA pada Balita di Puskesmas Banjarbaru Utara Periode Tahun 2022 Baiq Nurdiana Ulfa; Karunita Ika Astuti; Helmina Wati
BORNEO JOURNAL OF PHARMASCIENTECH Vol 7 No 2 (2023): Borneo Journal of Pharmascientech
Publisher : Universitas Borneo Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51817/bjp.v7i2.487

Abstract

Acute Respiratory Infection (ARI) is a pathological condition characterized by the invasion of microorganisms, namely bacteria and viruses, into the respiratory tract of human individuals. The misuse of antibiotics can result in the development of antibiotic resistance. The objective of this study is to assess the appropriate patient selection and dosage determination as well as investigate the correlation between patient selection and dosage of ARI antibiotics in toddlers attending the North Banjarbaru Health Center. The present study is a retrospective, non‐experimental investigation that examined patient medical records from January to April 2023. The sample consisted of 184 individuals who satisfied the predetermined inclusion and exclusion criteria. According to the findings of the research, the utilization of ARI antibiotics was characterized by the prevalence of Cotrimoxazol 85 (46.19%), followed by Amoxicillin 67 (36.41%), and Cefadroxil 32 (17.40%). The patients were evaluated accurately in 184 cases, representing 100% of the total. The correct dosage was administered in 155 instances, accounting for 84.2% of the total, while an incorrect dosage was administered in 29 cases, representing 15.8% of the total. The statistical analysis using the Mann‐Whitney test indicated that there was no significant relationship between the appropriate patient selection and the correct dosage administration, as evidenced by a p‐value greater than 0.05 (p = 1.000). The study findings indicated a lack of correlation between the appropriate patient selection and the correct dosage of ARI antibiotics administered to toddlers at the North Banjarbaru Health Center.
Co-Authors AA Sudharmawan, AA Abdul Karim Abdurahman Abdurrahman Abdurrahman, Faizah Aditya Noviadi Aesty Rahayu Ahmad Rusadi Arrahimi - Universitas Lambung Mangkurat) Ahmad Rusadi Arrahimi - Universitas Lambung Mangkurat) Akbar, Depy Oktapian Annisa, Rezka Aprilia Rahmadina Astuti, Karunita Astuti, Karunita Ika Baiq Nurdiana Ulfa Dharmawan, Robby Difa Intannia Dita A. D. Sandi Djoko Wahyono Effendi, Ibrahim Rully Eka Fitri Susiani Eny Hastuti Fatimah Nursandi Fatimah Nursandi Fitria Mahmudah Fitriyanti, Fitriyanti Guntur Kurniawan Haiqal, Ade Hayati, Farida Iedliany, Faradilla Ifan Anom Bintoro Aji Ikhwan Rizki, Muhammad Izma, Hayatun Jamaludin, Wahyudin Bin Kartini Kartini Kumala, Dinna Fitria Kurniawan, Guntur Liling Triyasmono Lisa - Andina Lisa Andina Muhamad Hepriatna Muhammad Ikhwan Rizki Muhammad Ramadhan Muhammad Reza Pahlevi Nugroho, Agung Nurhaliza , Siti Nurul - Mardiati Nurul Mardiati Nurul Mardiati Nurul Mardiati Prihandini, Yustin Ari Rahmadina, Aprilia Rahmatullah, Satrio Wibowo Rahmi Hidayati Rahmi Muthia Ramadhani, Syahrizal Rusida, Esty Restiana Sandi, Dita Ayulia Dwi Saputri, Revita Sari Wahyunita Setiawan, Finna Silviana, Mega Sitarina Widyarini Siti Khadijah Sri Mulyani Sri Wahyuni, Ririn Susiani, Eka Fitri Syahfari, Indra Syahizal Ramadhani Syahrizal Ramadhani Untung Santoso Untung Santoso Vebruati Vebruati Vina Salviana Darvina Soedarwo Vina Salviana Darvina Soedarwo Vina Salviana Darvina Soedarwo Wahyudi Wahyudi Wahyudi Wahyudi Wardani, Muhammad Rizky Widyanto, Rinto Winnugroho Wiratman, Manfaluthy Hakim, Tiara Aninditha, Aru W. Sudoyo, Joedo Prihartono Wulan Ageng Sujatmiko Yaumi - Musfirah Yaumi Musfirah Yusmein Uyun Yustin Ari Prihandini Yustin Ari Prihandini Zanirah, Gina Rizki