Claim Missing Document
Check
Articles

Gambaran Kebugaran Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura: Fitness Picture of Pregnant Women in The Work Area of Kartasura Community Health Center Fatmarizka, Tiara; Herawati, Isnaini; Komalasari, Dwi Rosella; Susilo, Taufik Eko; Putri, Fatati Nurainni
Annual Physiotherapy Scientific Meeting Proceeding 2023: Annual Physiotherapy Scientific Meeting Proceeding
Publisher : Ikatan Fisioterapi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Kebugaran pada ibu hamil menjadi sangat penting terhadap perkembangan janin dalam kandungan dan mempersiapkan kondisi fisik saat melahirkan, serta untuk memudahkan dalam beraktivitas tanpa mengalami kelelahan. Kebugaran fisik yang mencukupi terutama kebugaran kardiorespirasi, dapat membantu mengatasi gejala yang muncul selama kehamilan seperti kelelahan. Tujuan : untuk mengetahui gambaran tingkat kebugaran ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kartasura. Metode : desktiptif observasional denganpendekatan cross sectional study. Populasinya ialah ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Kartasura pada bulan Oktober 2022 berjumlah 237 orang.Sampel yang didapatkan sebanyak 149 orang dan disesuaikan dengan kriteria inklusi & ekslusi. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kartasura dari bulan Januari-Maret 2023. Alat ukur penelitian ini dengan menggunakan 10 Meter Walk Test. Hasil : hasil penelitian menunjukkan ibu hamil yang memiliki kebugaran baik yaitu sebanyak 131 orang (87.9%) dan yang memiliki kebugaran rendah berjumlah 18 orang (12.1%). Kesimpulan : Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kartasura mayoritas memiliki kebugaran yang baik.
Perbedaan Fungsi Kognitif dan Keseimbangan Tubuh pada Lanjut Usia di Urban dan Rural: Differences in Cognitive Function and Postural Balance in Elderly Living in Urban and Rural Elderly Komalasari, Dwi Rosella; Sari, Mely Erlika; Masitha, Sita
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 6 No. 3 (2024): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v6i3.2317

Abstract

The incidence of falls increases in the elderly, with the risk of injury and death. Cognitive function is important in maintaining body balance. Differences in rural and urban areas affect cognitive function and balance in the elderly. This observational study involved 188 elderly from both areas, with a t-test used to determine differences in cognitive function and body balance between elderly in rural and urban areas, while the relationship between cognitive function and body balance was analyzed using the Pearson Correlation test, and Simple Linear Regression. The results showed that there were significant differences between cognitive function, and static and dynamic balance between the elderly in rural and urban areas (p<0.05). Both areas have many elderly with a high fall risk category. However, the elderly in rural areas are higher than in urban areas. Decreased cognitive function will reduce static balance by 95.1% in rural elderly. This identification is important for rehabilitation management, reducing the risk of falls in the elderly. Keywords:          Cognitive function, balance, elderly, rural, urban   Abstrak Angka kejadian jatuh meningkat pada lanjut usia, dengan risiko cedera hingga kematian. Fungsi kognitif penting dalam menjaga keseimbangan tubuh. Perbedaan lingkungan rural dan urban memengaruhi fungsi kognitif dan keseimbangan lansia. Studi observasional melibatkan 188 lansia dari kedua lingkungan, dengan uji t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan fungsi kognitif dan keseimbangan tubuh antara lansia di rural dan di urban, sedangkan hubungan antara fungsi kognitif dan keseimbangan tubuh dianalisis menggunakan uji Pearson Correlation, dan Regresi Linear Sederhana. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan signifikan anatara fungsi kognitif, keseimbangan statik dan dinamik antara lansia di rural dan urban (p<0.05). Kedua area mempuyai jumlah lansia yang tinggi dengan kategori resiko jatuh tinggi. Tetapi lansia di rural lebih tinggi daripada di urban. Penurunan fungsi kognitif akan menurunkan keseimbangan statik sebesar 95.1% pada lansia di rural. Identifikasi ini penting untuk manajemen rehabilitasi, mengurangi risiko jatuh pada lansia. Kata Kunci:         Fungsi kognitif, keseimbangan, lanjut usia, rural, urban
Efektivitas Pemberian Proprioceptive Neuromuscular Facilitation Stretching (PNF) Terhadap Pasien Osteoarthritis Lutut dengan Deformitas Genu Valgus Wardhani, Desvita Savitri Kusuma; Komalasari, Dwi Rosella
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 8 (2024): Volume 4 Nomor 8 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i8.14880

Abstract

ABSTRACT Osteoarthritis is a degenerative joint disorder that can cause sensations of pain, stiffness, decreased body balance, and deformity that can interfere with daily activities. Apart from pharmacological therapy, Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) stretching is a non-pharmacological therapy in the form of exercises that can help stimulate proprioception and activate muscles, so as to overcome complaints felt by osteoarthritis sufferers. This research was conducted using a combination of 3 PNF stretching techniques, namely hold relax, contract relax, and contract relax-agonist contraction, which aims to determine the effectiveness of the PNF stretching technique in osteoarthritis sufferers with genu valgus deformity. This case study was conducted on an osteoarthritis patient with genu valgus deformity. After 4 weeks of therapy, the results showed a decrease in pain after 24 hours of therapy and an increase in pain sensation after 2 days post-therapy. In addition, the results of balance, muscle strength, and anxiety about falling showed significant results. In conclusion, PNF stretching is an effective non-pharmacological therapy for reducing pain, increasing range of motion, and improving mobility. Keywords: PNF Stretching, Osteoarthritis, Genu Valgus Deformity  ABSTRAK Osteoarthritis adalah gangguan sendi degenerative yang dapat menimbulkan sensai nyeri, kekakuan, penurunan keseimbangan tubuh, dan deformitas sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain terapi farmakologis, Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) stretching merupakan salah satu terapi non-farmakologis berupa latihan yang dapat membantu merangsang proprioseptif serta mengaktivasi otot, sehingga mampu mengatasi keluhan yang dirasakan oleh penderita osteoarthritis. Penelitian ini dilakukan menggunakan penggabungan dari 3 teknik PNF stretching yaitu hold relax, contract relax, dan contract relax-agonist contraction yang bertujuan untuk mengetahui keefektivitasan teknik PNF stretching pada penderita osteoarthritis dengan deformitas genu valgus. Pada studi kasus ini dilakukan pada seorang pasien osteoarthritis dengan deformitas genu valgus. Setelah dilakukan terapi selama 4 minggu, hasil menunjukkan adanya penurunan nyeri setelah 24 jam diberikan terapi dan sensasi nyeri meningkat setelah 2 hari pasca terapi. Selain itu, pada hasil keseimbangan, kekuatan otot, dan kecemasan akan jatuh menunjukkan hasil yang signifikan. Sebagai kesimpulan, PNF stretching merupakan terapi non-farmakologis yang efektif untuk mengurangi nyeri, meningkatkan rentang gerak, dan memperbaiki mobilitas. Kata Kunci: PNF Stretching, Osteoarthritis, Deformitas Genu Valgus
Psychometric Test of Shoulder Pain and Disability Index (SPADI) Indonesian Version in Frozen Shoulder Et Causa Capsulitis Adhesive Fitriani, Dessy; Komalasari, Dwi Rosella
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA) Vol. 6 No. 2 (2024): Volume 6 Nomor 2 Agustus 2024
Publisher : Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36590/jika.v6i2.850

Abstract

Frozen shoulder is a common condition tha causes pain and resulting limitation of movement affecting 2-5% of the general population. It is more common in women than men, generally aged 40-70 years, so a valid and consistent instrument is needed to see pain and disability in shoulder pathology with the Shoulder Pain and Disability Index (SPADI) instrument. The purpose of the study was to determine the validity and reliability of the Shoulder Pain and Disability Index (SPADI) questionnaire in the Indonesian version. This research was a quantitative study with a methodological approach. The research was conducted in September 2023 in two places, namely Kustati Hospital and UNS Hospital, with a total sample of 41 subjects using the purposive sampling technique. The SPADI instrument was given twice with a distance of 2 weeks, getting very good test-retest reliability results (ICC 0,986; p-value <0,001; and 95% CI 0,975–0,993). Internal consistency is good, with a Cronbach's alpha value of 0,935. The results of the content validity test was based on the corrected item total correlation value above 0,3. The conclusion of this study is that the Indonesian version of the SPADI instrument is declared reliable and valid for use in patients with frozen shoulder e.c adhesive capsulitis to asses the level of pain ad disability in shoulder.
Psycometric Test of Indonesian version of The Self-rated Fall Risk Questionnaire in Elderly Community Salsabila, Dika Tiara; Komalasari, Dwi Rosella
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA) Vol. 6 No. 3 (2024): Volume 6 Nomor 3 Desember 2024
Publisher : Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36590/jika.v6i3.879

Abstract

Falls are common problem and often occur in the elderly due to decreased body abilities, so a valid and consistent Instrumen is needed to see how high the risk of falls is in the elderly with the Self-rated Fall Risk Questionnaire (SRFQ). So, the practical application of this questionnaire is to pay attention to the dangers of environmental conditions regarding falls in the elderly and support the family to avoid the risk of falls in the elderly which can occur due to decreased balance disorders and the need for physiotherapy. Determining the validity and reliability of the Self-rated Fall Risk Questionnaire’s Indonesian version was the goal of this study. This study was in the methodological study that conducted in September 2023 at Elderly Community Gonilan village, Sukoharjo. There were 58 subjects. Participation this study that choosen by purposive sampling. The SRFQ was given 2 times with an interval of 2 weeks. Between the two measurement sessions, the Indonesian version of the SRFQ test-retest reliability results were very good (ICC 0,989, p-value < 0,001, and 95% CI: 0,982-0,994). Good Internal Consistency was a Cronbach’s Alpha value was 0,829. Based on the content validity results shown, the corrected correlation item value was below 0,3. There were 3 items. Concluded was that the Indonesian version of the SRFQ is declared reliable, but the content validity of the 3 items needed to be retested.
Manajemen Fisioterapi pada Reaksi Morbus Hansen Type II "A Case Report" Billa, Azizah Shalsa; Komalasari, Dwi Rosella; Wijayanti, Christina Wahyu
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2025: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Kusta tipe II atau Eritema Nodosum Leprosum (ENL) merupakan reaksi inflamasi akut yang sering ditemukan pada pasien dengan kusta tipe multibasiler. Reaksi ini dapat menyebabkan gejala sistemik seperti nyeri hebat, nodul subkutan, anhidrosis, dan pembengkakan yang berujung pada penurunan kualitas hidup pasien. Studi kasus ini bertujuan mengevaluasi efek intervensi fisioterapi berupa active assisted exercise dan oiling terhadap nyeri, odema, dan elastisitas kulit pada pasien dengan diagnosa reaksi Morbus Hansen tipe II. Case Presentation: Desain penelitian ini dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di RS Sumber Glagah Mojokerto pada bulan Oktober-November 2024 pada seorang laki-laki berusia 26 tahun dengan diagnosa reaksi Morbus Hansen Tipe II. Management and Outcome: Penatalaksanaan fisioterapi dalam tiga sesi intervensi aktif dengan active assisted exercise, oiling, dan breathing exercise. Pemeriksaan fisioterapi dengan palpasi untuk mengukur elastisitas kulit, lembar POD (Prevention of Disability) untuk mengukur sensitivitas saraf, penilaian nyeri dengan NRS (Numeric Rating Scale) dan pengukuran lingkar odem dengan antropometri. Conclusion: Fisioterapi berupa active assisted exercise dan oiling dapat mengurangi gejala inflamasi dan mempertahankan fungsi ekstremitas pada pasien kusta tipe 2. Penanganan berkelanjutan dibutuhkan untuk memperbaiki disfungsi saraf dan elastisitas kulit secara menyeluruh.
Manajemen Fisioterapi pada pasca Rekonstruksi ACL Sinistra (Lateral Extra-Articular Tenodesis) Amanda, Mutiara Sabta; Komalasari, Dwi Rosella; Saputro, Sigit
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2025: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Rekonstruksi anterior cruciate ligament (ACL) dengan prosedur Lateral Extra-articular Tenodesis (LET) merupakan tindakan pembedahan yang bertujuan untuk mengembalikan stabilitas lutut, terutama pada pasien dengan risiko tinggi retear. Proses rehabilitasi fisioterapi pasca operasi memiliki peran penting dalam pemulihan fungsi, pengurangan nyeri, peningkatan kekuatan otot, lingkup gerak sendi dan kemampuan fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam program rehabilitasi fisioterapi pada individu dengan kasus pasca rekonstruksi ACL disertai lateral extra-articular tenodesis, serta untuk mengevaluasi efektivitas program rehabilitasi yang diberikan melalui pendekatan studi kasus. Case Presentation: Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus yang dilakukan pada seorang pasien pasca rekonstruksi acl. Management and Outcome: Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus terhadap seorang pria berusia 19 tahun pasca rekonstruksi ACL dengan LET. Intervensi fisioterapi yang diberikan meliputi ultrasound, muscle release, latihan penguatan (quadriceps setting, SLR, clamshell, calf raise), mobilisasi patella, latihan proprioseptif, dan core strengthening. Intervensi diberikan dalam empat kali pertemuan, yang dievaluasi pada setiap pertemuannya. Evaluasi dilakukan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS), goneometer, Manual Muscle Testing (MMT), dan International Knee Documentation Committee (IKDC). Discussion: Hasil menunjukkan adanya penurunan nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi, kekuatan otot, serta perbaikan fungsi aktivitas setelah dilakukan empat kali intervensi. Dengan demikian, program fisioterapi yang terstruktur dan tepat dapat memberikan perbaikan signifikan pada pasien pasca rekonstruksi ACL dengan LET. Conclusion: Program fisioterapi yang diberikan selama empat kali pertemuan menunjukkan perbaikan pasien yang diukur menggunakan NRS (Numeric Rating Scale), goneometer, MMT dan IKDC (International Knee Documentation Committee).
Penatalaksaan Fisioterapi pada Pasien dengan Kondisi Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) et Causa Emfisema di RSUD Dungus Jawa Timur: Case Report Setiawan, Rizki; Komalasari, Dwi Rosella; Utami, Mulatsih Nita
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2025: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) merupakan kondisi yang mempengaruhi paru-paru dan menghambat proses bernapas, ditandai dengan terbatasnya aliran udara yang masuk ke dalam tubuh dan bersifat progresif. Gejala utama dari COPD mencakup kesulitan bernapas, batuk yang berlangsung lama, dan keluarnya lendir. Banyak pasien merasakan suara mengi dan tekanan di dada. Terapi nebulizer dapat diterapkan kepada pasien yang menderita penyakit pernapasan obstruktif kronis, reaksi alergi, serta infeksi pada paru-paru. Pursed Lip Breathing digunakan untuk menangani isu pembersihan saluran pernapasan yang tidak optimal pada pasien COPD, Deep Breathing Exercise sangat bermanfaat dalam memperbesar volume dan kemampuan paru-paru, dan ACBT dengan efektif dapat menghilangkan dahak, meningkatkan kapasitas paru-paru serta memperbaiki fungsi pernapasan.Case Presentation: Pasien berusia 77 tahun dengan keluhan batuk, sesak disertai demam selama 3 hari, saat ini dahak belum bisa keluar. Terdapat nyeri dada bagian kiri bawah, merasa kesulitan atau ampek saat menarik napas. Nilai sesak dengan borg scale didapatkan skor 5, respiratory rate 28x/menit, saturasi oksigen 92%, mMRC dengan skor 3. Ekspansi thoraks pada axilla 2 cm, ICS 4 didapati 1 cm, processus xipoid 3 cm.Management and Outcome: Setelah pemberian terapi nebulizer, Pursed Lip Breathing, Deep Breathing Exercise dan ACBT selama 3 kali sehari dan dilakukan evaluasi 3 kali dalam sehari, didapati peningkatan saturasi oksigen dari 92% menjadi 95%, penurunan derajak sesak dari 5 menjadi 2, penurunan respiratory rate dari 28x/menit menjadi 22x/menit, dan peningkatan ekspansi sangkar thoraks pada ICS 2, ICS 4 dan prosesus xiphoideus.Conclusion: Manajemen fisioterapi untuk pasien COPD menunjukkan dampak yang baik dalam mengurangi kesulitan bernapas, meningkatkan kapasitas dada, serta fungsionalitas paru-paru, sehingga secara keseluruhan pasien merasakan perbaikan dibandingkan kondisi sebelumnya.
Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus Bell's Palsy Sinistra: Case Study Kaidah, Muh Anugerah Dzul; Komalasari, Dwi Rosella; Sukatwo, S
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2025: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Bell's Palsy adalah kelumpuhan saraf wajah perifer yang bersifat idiopatik, biasanya terjadi secara mendadak, dan sering kali dikaitkan dengan paparan dingin yang berkepanjangan. Penatalaksanaan fisioterapi seperti penggunaan infrared, stimulasi listrik, dan pijat wajah dapat membantu mempercepat pemulihan otot wajah.Case Presentation: Seorang pria berusia 37 tahun bekerja sebagai satpam dengan paparan AC dan angin malam yang tinggi, mengalami kelumpuhan otot wajah sisi kiri. Pasien mengeluh nyeri di telinga kiri, kesulitan menutup mata, dan asimetri wajah yang nyata.Management and Outcome: Intervensi fisioterapi yang diberikan meliputi terapi infrared, stimulasi listrik faradik, dan pijat wajah, dilakukan dua kali seminggu. Evaluasi menggunakan Manual Muscle Testing (MMT) dan Ugo Fisch Scale menunjukkan peningkatan kekuatan dan fungsi otot wajah setelah empat sesi terapi.Conclusion: Terapi fisioterapi yang terstruktur dengan kombinasi modalitas infrared, stimulasi listrik, dan facial massage terbukti efektif dalam meningkatkan fungsi dan kekuatan otot wajah pada pasien Bell's Palsy sinistra.
Manajemen Fisioterapi pada Kasus Bronchiectasis et Causa post Tuberculosis Lung Disease (PTLD): Case Report Lathifani, Nabila Rizka; Komalasari, Dwi Rosella; Prayitno, P
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2025: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Bronkiektasis adalah penyakit saluran napas kronis yang ditandai dengan batuk produktif dan produksi sputum berlebihan akibat kerusakan permanen pada dinding bronkus. Dyspnea dan kelelahan juga menjadi gejala yang dapat dialami oleh penderita. Pendekatan fisioterapi diperlukan untuk manajemen gejala tersebut.Case Presentation: Penelitian ini merupakan case report dengan single subject research yang dilakukan selama dua hari pada satu pasien wanita penderita bronchiectasis. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui efek pemberian muscle release, diaphragmatic breathing, pursed lip breathing, segmental breathing, postural drainage, serta Active Cycle of Breathing Technique (ACBT). Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah intervensi menggunakan parameter ekspansi thoraks, skala sesak (NRS), fungsi aktivitas (mMRC), dan auskultasi. Terdapat peningkatan ekspansi thoraks sebesar 1,3cm pada segmen axilla dan ICS IV serta 0,8cm pada segmen xyphoid process. Demikian pula suara ronchi yang menurun di area paru tertentu. Namun, tidak terjadi perubahan signifikan pada tingkat sesak (NRS) dengan nilai 2/10 dan aktivitas fungsional (mMRC) dengan grade 1.Conclusion: Intervensi fisioterapi selama dua hari menunjukkan potensi dalam memperbaiki ekspansi paru dan mengurangi suara ronchi pada pasien bronchiectasis. Pendekatan ini dapat menjadi bagian dari manajemen rehabilitasi pasien.
Co-Authors Abdul Haris Adha, Faradila Risky Afifatuzzahra, Sabina Agustyaningsih, Nur Afni Amanda, Mutiara Sabta Ananda, Risti Aquariza, Eliska Elok Arianti, Bella Arif Pristianto Az-Zahra, Fadhilah Azzahra, Najla Lutfhi Billa, Azizah Shalsa Chaiyawat, Pakaratee Dermin, D Dewangga, Mahendra Wahyu Dewi, Diani Qomara Fadhilla, Fahra Fadilah, Yustitya Aprila Nur Farid Rahman Firdaus, Muhammad Rais Hasan Fitriani, Dessy Fitriyah, Oktaviani Gani, Purnomo Hamidah, Nilam Nur Hanafi, Muhammad Isa Handayani, Tri Mukti Hifayati, Laily Maulida Nur Isak, Galih Adhi Ismadi, I Isnaini Herawati Izzuddin, Amar Maulana Jannah, Hanabila Rawdhatul Kaidah, Muh Anugerah Dzul Khairullah, Fakhri Khotimah, Annisa Khusnul Kurniahadi, Tsania Haifa’ Kurniasari, Fitri Lathifani, Nabila Rizka Masitha, Sita Maulana, Hakny Minalloh, Aldin Nasrun Motik, Annisa Firsita Muazarroh, Salma Musyafa, Zafaf Nabilah, Hana Laila Ningrum, Tyas Sari Ratna Ningrum Nurma, Hanifah Dwi Perdana, Suryo Saputra Prakoeswa, Ramona Sigit Pratama, I Putu Aditya Pratiwi, Rossy Eka Prayitno, P Putra, Rezky Guna Putri, Adelia Kurnia Putri, Aprilia Nurlita Dwi Putri, Fatati Nurainni Putri, Nafisa Destriana Putri, Sulista Ramona, Dela Rendranandini, Widya Rosidah, Nikmatur Saadah, Raihanah Nur Safari Wahyu Jatmiko Salatina, Alfi Salsabila, Dika Tiara Saputro, Sigit Sari, Etik Yunita Sari, Mely Erlika Sari, Priyanika Candra Setiawan, Rizki Setyaningratri, Yeni Silaen, Nevada Bulandari Sukatwo, S Susanti, Eka Widya Syinta, Ahmada Norma Taufik Eko Susilo Tiara Fatmarizka Totok Budi Santoso Umi Budi Rahayu Utami, Mulatsih Nita Vitasari, Lingga Wahyu Anita Sari wahyuni wahyuni Wardhani, Desvita Savitri Kusuma Wijayanti, Christina Wahyu Wijayanti, Wahyu Kusuma Yanuar, Reza Arshad Yulia Rahmawati, Yulia Zain, Siti Azzura Zalfa, Raden Andrea Zulfah, Khairina