Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Hubungan antara Jalur Seleksi dengan HasilUji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Dwita Oktaria; Rika Lisiswanti
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 2, No 2 (2018): Jk Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v2i2.1950

Abstract

Peningkatan dan penjaminan mutu proses pendidikan merupakan proses komprehensif dan tidak terpisahkan,dimulai dari input, proses pendidikan yang sesuaidengan standar agar menghasilkan output yang berkualitas. Pemerintah telah berusaha melakukan sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi bidang kesehatan dengan menyelenggarakan uji kompetensi secara nasional.Hasil uji kompetensi akan menjadi dasar pembinaan program studi bidang kesehatan, dan menentukan kuota penerimaan mahasiswa baru program studi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis komparatif dengan pendekatan cross sectional. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara teknik total sampling dengan mengambil seluruh angkatan 2008 - 2011 yang telah mengikuti Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). Didapatkan hubungan antara jalur seleksi dengan tingkat kelulusan first taker UKMPPD. Persentase kelulusan tertinggi didapatkan melalui jalur SBMPTN yaitu sebesar 88,6%. SBMPTN, menunjukkan berbagai keuntungan dan keunggulan, baik bagi peserta, PTN, maupun bagi kepentingan nasional.Ujian SBMPTN mengukur kemampuan dasar yang dapat memprediksi keberhasilan calon mahasiswa di semua program studi.Jalur SNMPTN dan PBUD yang seleksinya menggunakan nilai rapor kandidat saat pendidikan menengah ataupun prestasi mahasiswa tidaklah memiliki standar penilaian yang jelas karena sistem penilaian yang berbeda-beda.Sedangkan seleksi jalur mandiri, merupakan tes yang dilakukan secara lokal oleh masing-masing Universitas setelah pengumuman SBMPTN. Untuk dapat menghasilkan output yang baik, diperlukan seleksi input yang baik dan juga proses pembelajaran yang berkualitas. Kuota untuk jalur SBMPTN sebaiknya diperbanyak bukan dialihkan ke jalur undangan ataupun mandiri karena hal ini akan mempengaruhi kualitas mahasiswa perguruan tinggi negeri. Kata kunci: seleksi mahasiswa, SBMPTN, SNMPTN, Ujian Mandiri, UKMPPD.
Perbedaan Nilai Sebelum dan Sesudah Bimbingan Metode Small Group Learning dalam Persiapan UKMPPD Nasional Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Rika Lisiswanti; Dwita Oktaria; Merry Indah Sari; Arif Yudho Prabowo
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 3 (2017): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i3.1671

Abstract

Ujian kompetensi merupakan ujian untuk menguji kompetensi seseorang yaitu pengetahuan, keterampilan dan afektif. Ujian kompetensi untuk kedokteran adalah Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). Ujian terdiri dari CBT (Computerized-Based Test) dan ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Ujian UKMPPDmempunyai dampak terhadap metode pendidikan kedokteran. Salah satunya adalah instansi pendidikan kedokteran menyiapkan mahasiswanya dalam dengan bimbingan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan pre experimental. Yaitu mahasiswa diberikan pre-tes dan postes serta nilai CBT UKMPPD. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017. Populasi adalah mahasiswa yang akan mengikuti Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) Februari 2017. Populasi sebanyak 68 orang. Sampel yang didapat 66 orang yang akan mengikuti ujian Computer-Based Test (CBT) UKMPPD, 2 orang tidak memenuhi syarat. Bimbingan dengan metodelSmall Group Learning dalam bentuk diskusi dan membahas soal. Pada uji normalitas data didapatkan distribusi data pre-tes, pos-tes dan UKMPPD Nasional tidak normal yaitu nilai Kolmogorov-Smirnov p<0.05. Maka dilakukan uji Wilkoxon. Nilai rata-rata pre-tes mahasiswa didapatkan 57,90. Nilai rata-rata pos-tes adalah 59,66 dan nilai rata-rata UKMPPD Nasional adalah 64.81. Uji beda antara pre-tes dan pos-tes adalah p=0.010, nilai ini <0.05yang berarti terdapat perbedaan signifikan nilai antara nilai pre-tes dan pos tes. Uji beda antara pre-tes dan UKMPPD Nasional didapatkan p=0.001, nilai ini <0.05 hal ini berarti terdapat perbedaan signifikan. Uji beda antara nilai pos-tes dan nilai UKMPPD adalah p=0.00, <0.05, hal ini juga terdapat perbedaan yang sifnifikan. Terdapat perbedaan signifkan nilai sebelum dan sesudah bimbingan dengan small group learning.Keyword: mahasiswa kedokteran, small group learning, UKMPPD, ujian kompetensi
Korelasi Nilai Multiple Choice Questions (MCQ) dengan Nilai Ujian Lisan, Esai dan Diskusi Problem-Based Learning (PBL) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Rika Lisiswanti; Merry Indah Sari; Dwita Oktaria; Asep Sukohar
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 2 (2016): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i2.1624

Abstract

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Lampung menerapkan berbagai komponen penilaian untuk menentukan kelulusan mahasiswa dalam sutau blok. Komponen penilaian yang menjadi nilai akhir blok adalah nilai ujian Multiple Choice Questions (MCQ), ujian lisan, ujian esai, praktikum dan nilai diskusi Problem-based Learning (PBL). Semua komponen tersebut merupakan penilaian terhadap kognitif mahasiswa. Hasil dari penilaian kognitif baik yang dinilai dengan MCQ, uian lisan, praktikum dan diskusi PBL hampir sama. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi hasil ujian MCQ, ujian lisan, ujian esai, praktikum dan diskusi PBL. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa angkatan 2014 yaitu semester empat sebanyak 232 orangmahasiswa. Sampel yang didapat adalah 230 mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi. Data penelitian ini merupakan data sekunder yaitu nilai Blok Hematoimunologi, Blok Obstetri Ginekologi dan Perinatologi serta Blok Genitourinaria. Nilai setiap blok terdiri dari ujian MCQ, ujian lisan, ujian esai, praktikum dan diskusi PBL. Semua data merupakan data numerik dan analisis dengan uji Spearman karena sebaran data tidak normal. Hasilnya didapatkan korelasi antara nilai MCQ denganujian lisan adalah 0.678 dengan sig. 0.000 (kuat). Korelasi nilai MCQ dengan nilai esai 0.765 dengan sig. 0.000 (kuat). Korelasi nilai MCQ dengan nilai praktikum 0.850 dengan sig.0.000 (kuat). Korelasi nilai diskusi PBL 0.441 dengan sig.0.000 (kuat). Simpulan :terdapat korelasi yang kuat antara nilai MCQ dengan nilia ujian lisan, ujian esai dan ujian praktikum. Sedangkan nilai diskusi PBL korelasi sedang. [JK Unila. 2016; 1(2)]Kata Kunci: diskusi problem-based learning (PBL), multiple choice questions (MCQ), ujian lisan, ujian esai, ujian praktikum
Perbedaan Tingkat Stres pada Mahasiswa Tahap Profesi yang Menjalani Stase Minor dengan Tugas Tambahan Jaga dan Tidak Jaga di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Dwita Oktaria; Merry Indah Sari; Nurul Annisa Azmy
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 1 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i1.2213

Abstract

Stres merupakan interaksi individu dengan lingkungan yang terdapat proses penyesuaian di dalamnya, seperti tuntutan pekerjaan maupun tekanan yang tidak selaras dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Mahasiswa tahap profesi mendapat tugas tambahan jaga dapat menyebabkan stres karena adanya tekanan tersebut. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat stres pada mahasiswa tahap profesi yang menjalani stase minor dengan tugas tambahan jaga dan tidak jaga di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada 63 mahasiswa tahap profesi yang menjalani stase minor dengan tugas tambahan jaga dan 63 tidak jaga. Teknik pengambilan sampel yang digunakan simple random sampling. Penelitian ini menggunakan instrument kuesioner MSSQ. Data dianalisis dengan Independent Sample T-test. Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan tingkat stres yang signifikan antara mahasiswa tahap profesi yang menjalani stase minor dengan tugas tambahan jaga dan tidak jaga di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dimana nilai kemaknaan untuk tingkat stres p=0,011 (p<0,05). Rerata skor mahasiswa tahap profesi yang menjalani stase minor dengan tugas tambahan jaga sebesar 1,80 lebih tinggi dibandingkan yang tidak jaga sebesar 1,47. Peneliti menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat stres yang signifikan antara mahasiswa tahap profesi yang menjalani stase minor dengan tugas tambahan jaga dan tidak jaga.Kata kunci: minor, MSSQ, stres, tahap profesi
Situational Judgement Test (SJT): Alternatif Metode Seleksi Mahasiswa Baru di Fakultas Kedokteran Dwita Oktaria; Rika Lisiswanti
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 3 (2017): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i3.1727

Abstract

Saat ini, metode seleksi masuk Fakultas Kedokteran hanya mengandalkan penilaian kemampuan kognitif. Situational judgement test (SJT) bertujuan untuk melakukan penilaian mengenai apa yang akan pelamar lakukan bila diberikan situasi tertentu, selain menilai apakah pelamar dapat mendiskusikan situasi tertentu, mereka juga dituntut untuk menunjukkan bahwa mereka dapat mendemonstrasikan kompetensi aktual yang dicari oleh institusi yang akan merekrut mereka. Situational judgement test (SJT) adalah penilaian yang dirancang untuk mengukur penilaian kandidat dalam setting peran yang relevan atau setting kerja. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan SJT pada proses seleksi dan penilaian di Fakultas Kedokteran telah digunakan secara luas. Bukti penelitian secara konsisten telah menunjukkan bahwa SJT sebagaialat seleksi, ketika didesain secara tepat, memiliki reliabilitas dan validitas yang baik. Penggunaan SJT dalam proses seleksi mahasiswa kedokteran umum dapat menjadi prediktor kinerja yang lebih baik dibandingkan tes pengetahuan, wawancara terstruktur, tes IQ, kuesioner kepribadian dan pertanyaan pada formulir aplikasi.SJT dengan menggunakan video dilaporkan memiliki validitas lebih tinggi dibandingkan SJT tertulis. SJT dapat menilai berbagai atribut, termasuk mengukur berbagai keterampilan dan sifat, tergantung materi spesifik dari tes. SJT merupakan salah satu metode seleksi terbaik dan tervalidjika dirancang secara tepat, namun metode ini relatif baru, mungkin dapat kurang diterima secara internasional serta dapat menimbulkan bias kultural.Kata kunci: metode seleksi, SJT, situational judgement test,
Hubungan Mindful Attention Awareness dan Self Efficacy Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Oktafany Oktafany; Dwita Oktaria; M. Panji Bintang
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 2, No 2 (2018): Jk Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v2i2.1945

Abstract

Mahasiswa baru merupakan mahasiswa yang baru saja mengalami transisi dari masa sekolah menengah atas menuju lingkungan universitas. Sebagian besar mahasiswa baru, mampu beradaptasi dengan lingkungan universitas, namun sebagian kecil mahasiswa mengalami kesulitan dalam beradaptasi di lingkungan universitas. Self efficacy adalah kepercayaan diri individu terhadap segala aspek yang memengaruhi kemampuan untuk melakukan sesuatu. Self efficacy menentukan bagaimana orang berrpikir, merasakan, memotivasi diri mereka dan bertingkah laku. Self efficacy erat kaitannya dengan mindfulnes attention awareness suatu individu. Semakin tinggi self efficacy dan mindfulnes attention awareness individu maka semakin mudah individu tersebut untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif cross sectionaldan bertujuan untuk mencari hubungan mindfulnes attention awareness dan self efficacy mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan alat bantu kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Sampel merupakan total sampling dari mahasiswa kedokteran FK Unila semester 1 sebanyak 223 sampel.Terdapathubungan bermakna antara mindfulnes attention awareness dan self efficacy mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung..Analisis chi square nilai p< 0,05. Pada uji statistik didapati nilai OR =11,43 yang berarti bahwa responden yang memiliki skor MAAS baik berpeluang sebesar 11,43 kali untuk memiliki skor GSE yang baik, bila dibandingkan dengan responden yang memiliki skor MAAS kurang.Kata Kunci: Mahasiswa Kedokteran, Mindfull Attention awreness,Self Efficacy
PELATIHAN KADER POSYANDU UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI PUSKESMAS SUKARAJA BANDAR LAMPUNG Merry Indah Sari; Dian Isti Angraini; Efriyan Imantika; Dwita Oktaria
Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Mei : Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.443 KB) | DOI: 10.37905/jpkm.v2i1.9833

Abstract

Stunting pada balita dapat berakibat pada kesehatan dan kecerdasan anak di masa yang akan datang seperti kerentanan terhadap infeksi dan menurunnya prestasi di sekolah. Kebaruan dalam kegiatan pengabdian ini adalah Pelatihan Kader Posyandu Untuk Meningkatkan Keterampilan Pengukuran Antropometri Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Di Puskesmas Sukaraja Bandar Lampung. Kegiatan ni bertujuan untuk melatih kader posyandu dalam meningkatkan keterampilan pengukuran antropometri pada balita. Khalayak sasaran pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah kader posyandu. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah pemberian materi, pembagian modul pelatihan dan simulasi pengukuran antropometri serta role play. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan pada bulan September 2020. Kegiatan ini dilaksanakan di aula Puskesmas Sukaraja. Hasilpelaksanaanterjadipeningkatanpemahamankaderposyandudenganpemahamanbaikdari 2 % menjadi 82%. Sebanyak  18% kader posyandu masih memiliki pemahaman yang cukup mengenai stunting dan metode pengukuran antropometri. Kesimpulan peningkatan keterampilan kader posyandu dan melakukan KIE mengenai stunting dapat meningkatkan upaya pencegahan stunting.Kata Kunci: Antropometri; Kader; Stunting; Kunjungan.
Hubungan Tingkat Stres Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa pada Laki-Laki Penderita Obesitas Sentral di Lingkungan Universitas Lampung Khalisah Nurjihany Salsabila; Khairun Nisa Berawi; Dwita Oktaria
Medula Vol 12 No 2 (2022): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v12i2.435

Abstract

The incidence of Diabetes Mellitus (DM) in the world and in Indonesia continues to increase. One factor that can affect high blood glucose levels and end up being DM is psychological stress. Patients with central obesity are more vulnerable and have a higher risk of experiencing stress caused by various psychological and emotional factors. The occurrence of stress will cause the activation of the Corticotropic-Releasing Hormone (CRH)-Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)-cortisol hormone system which has a direct effect on increasing glucose levels in the blood (hyperglycemia) and if the condition continues, it will increase the risk of DM disease. Observational analytic method with a cross-sectional approach was used in this study. The study sample consisted of 82 patients with central obesity in the University of Lampung environment, with a consecutive sampling method. This research was conducted by filling in and direct interviewing the Perceived Stress Scale (PSS)-10 questionnaire and measuring fasting blood glucose levels in all the academic communities on men with central obesity at the University of Lampung. The results of the univariate analysis of the research sample were dominated by the age group of 18-25 years; the stress level was in the moderate category; with uncontrolled fasting blood glucose levels. The results of bivariate analysis with Chi-Square test showed p-value = 0.001 (p-value <0.05). There is a relationship between stress level and fasting blood glucose in men with central obesity at the University of Lampung.
MEMFASILITASI KEMAMPUAN REFLEKSI DIRI MAHASISWA KEDOKTERAN: APA DAN BAGAIMANA? Dwita Oktaria; Dian Puspita Sari; Diantha Soemantri; Nadia Greviana
Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia: The Indonesian Journal of Medical Education Vol 11, No 3 (2022): September
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpki.65660

Abstract

Background: Self-reflection skill is essential for doctors to develop professional attitudes, therapeutic relationships between doctor-patient, and lifelong learning. Self-reflection needs to be developed during medical study in a structured and systematic manner, either in a professionalism course or other learning opportunities. Gaps: Reflective learning in medical education often only focuses on improving the understanding of professionalism rather than developing students' self-reflection skills. In addition, the opportunity to conduct self-reflection in the curriculum is still limited, and assessment of reflection ability is challenging. There are doubts as to whether self-reflection needs to be assessed. Recommendation:  The opportunity to conduct guided self-reflection needs to be allocated in a structured manner in the curriculum to develop learners’ reflection skills. The strategy to develop self-reflection skills involves a series of educational interventions, including providing guidance and feedback on reflection and ensuring that students' self-reflection is assessed. Reflections on feedback obtained within the learning process can help students to take advantage of the feedback provided, develop self-assessment skills, and improve their performance. In assessing reflection, educators need to consider the time, approach, and purpose of assessment and ensure that the focus is on learners’ ability to self-reflect. Self-reflection needs to be cultivated by creating a conducive environment. The process of mentoring and providing constructive feedback is essential in building reflective dialogue with students to increase students’ motivation to reflect.
Hubungan Antara Parent And Peer Attachment Terhadap Nilai Ujian Akhir Blok (UAB) Ilmu Kedokteran Komunitas Pada Mahasiswa Angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung: Hubungan Antara Parent And Peer Attachment Terhadap Nilai Ujian Akhir Blok (UAB) Ilmu Kedokteran Komunitas Pada Mahasiswa Angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung heidy putri gumandang; Dwita Oktaria; Anisa Nuraisa Djausal
Medula Vol 12 No 3 (2022): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v12i3.460

Abstract

Learning achievement is the end of result that is awaited in learning something and there are several factors that influence it, one of it is environment. The family environment consisting of economic conditions, the atmosphere of house, and parents are mentioned have a role in learning achievement. When someone is in a family or community environment, students do not escape from social situations such as peers. The aim is to find out the relationship between parent and peer attachment with the result of Community Medicine (IKKOM) block in Medical Student, Faculty of Medicine, University of Lampung. The study used a cross sectional design and conducted in October 2018. Subjects were 183 students of batch 2015, Faculty of Medicine, University of Lampung. The results were analyzed using the Fisher and Chi-square test. This study used 183 respondents who showed that the level of attachment to parents of medical student batch 2015 Lampung University was high security, which was a percentage of 93.44% and the level of attachment to friends of medical student batch 2015 Lampung University was high security a percentage of 86.34%. Furthermore, the bivariate test obtained p value> 0.05, which means that statistically there is no significant relationship between parent and peer attachment with the result of Community Medicine (IKKOM) block in Medical Student, Faculty of Medicine, University of Lampung.We concluded that there was no significant relationship between parent and peer attachment with the result of Community Medicine block in Medical Student of 2015, Faculty of Medicine, University of Lampung.