Jakarta merupakan kota dengan tingkat urbanisasi tinggi yang membuat banyak masyarakatnya menjalani pola hidup cepat (fast-paced). Kondisi ini berdampak kurang baik bagi kesehatan fisik dan mental, terlebih lagi ditambah dengan kualitas udara yang buruk serta minimnya ruang terbuka hijau (RTH) yang belum mencapai 30% sesuai ketentuan undang-undang. Desain biofilik menjadi salah satu pendekatan yang dapat menjadi solusi dari permasalahan ini. Desain biofilik menggabungkan elemen-elemen alam ke dalam lingkungan buatan untuk meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan penggunanya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan merupakan analisis visual dan juga Importance Performance Analysis (IPA). Fokus studi dilakukan pada Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, dengan pengumpulan data dilakukan pada siang hari dan sore hari. Dari hasil analisis visual menunjukkan bahwa elemen terbuka dan alami lebih optimal dibanding elemen yang tertutup atau statis. Sedangkan, pada hasil IPA menunjukkan bahwa sebagian besar pola biofilik sudah hadir secara fungsional di taman, namun masih diperlukan peningkatan dalam penerapannya agar menciptakan ruang publik yang lebih nyaman, sehat, dan sesuai harapan masyarakat. Kata kunci: Jakarta, Ruang Terbuka Hijau, Kesehatan Fisik dan Mental, Biofilik, Taman Literasi, Importance Performance Analysis, Analisis Visual