Claim Missing Document
Check
Articles

Kinerja Desain Pasif Berdasarkan Prinsip Arsitektur Tropis Lembap (Studi Kasus Rumah Joglo Durenan Kabupaten Trenggalek) Adhiniyah, Putri Nur; Nugroho, Agung Murti
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan iklim yang semakin meningkat sepanjang tahun dapat mengancam kesejahteraan manusia dan kesehatan bumi. Seiring perkembangan zaman, kondisi iklim di masa sekarang berbeda dengan kondisi iklim di masa lampau. Perubahan iklim tersebut menjadi tantangan bagi keberlanjutan rumah-rumah vernakular di Indonesia. Indonesia termasuk ke dalam wilayah iklim tropis lembap yang memiliki tingkat curah hujan dan kelembapan tinggi serta musim kemarau yang panjang yang berdampak pada meningkatnya suhu udara, sehingga hal ini berpengaruh pada setiap aspek kehidupan manusia, terutama kenyamanan termal. Hal ini menunjukkan pentingnya teknik desain pasif untuk menciptakan lingkungan yang nyaman. Penelitian ini bertujuan menganalisis penerapan prinsip desain pasif terhadap lingkungan termal dan mengevaluasi kinerja desain pasif tropis pada rumah Joglo Durenan yang dibangun pada masa lampau yang masih ada hingga saat ini. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan melakukan anaisis visual terhadap elemen visual desain pasif serta menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan pengukuran terhadap suhu dan kelembapan udara menggunakan alat Data Logger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen yang berpengaruh terhadap pendinginan alami adalah volume atap, warna dinding serta keberadaan vegetasi di lingkungan sekitar. Hasil pengukuran lapangan menunjukkan bahwa kinerja desain pasif belum tercapai dengan rerata suhu Joglo Kamulan (29,1°C) dan Joglo Karanganom (28,7°C) berada di luar batas suhu nyaman.
Kinerja Desain Pasif Bangunan Pada Arsitektur Vernakular Jawa (Studi Kasus: Rumah Joglo di Ngrogung, Ponorogo) Khomsatun, Siti; Nugroho, Agung Murti
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kabupaten Ponorogo, dengan iklim tropis, menghadapi tantangan dalam menjaga kenyamanan termal bangunan. Curah hujan dan kelembapan tinggi serta suhu yang tinggi sepanjang tahun menekankan pentingnya teknik pendinginan pasif untuk efisiensi termal. Penelitian ini bertujuan memahami dan menilai efektivitas elemen desain pasif arsitektur vernakular dalam mengurangi konsumsi energi dan mempertahankan kenyamanan termal pada rumah Joglo di Desa Ngrogung, Kecamatan Ngebel, Ponorogo. Elemen desain pasif yang diteliti meliputi orientasi bangunan, selubung atap, selubung bangunan, penempatan bukaan, material, dan tata lingkungan sekitar. Metode penelitian mencakup pendekatan kuantitatif dengan pengukuran suhu dan kelembapan udara menggunakan Hobo Data Logger, serta pendekatan kualitatif dengan melakukan studi literatur, dokumentasi, observasi lapangan, dan analisis visual elemen desain pasif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi bangunan optimal, terdapat insulasi panas di ruang bawah atap, dinding dengan pembayang dan warna cerah, serta bukaan jendela berpori dengan peneduh meningkatkan kenyamanan termal. Namun, volume atap, lebar kanopi, warna atap, luas bukaan jendela, dan ketinggian lantai belum optimal. Suhu rata-rata dalam rumah selama tiga bulan pengukuran adalah 25,77°C, menunjukkan kondisi nyaman, sedangkan kelembapan udara 75,45%, tidak sesuai dengan standar yang direkomendasikan. Kata kunci: desain pasif, rumah joglo, kenyamanan termal ABSTRACT The Ponorogo Regency, with its tropical climate, faces challenges in maintaining thermal comfort in buildings. High rainfall and humidity, along with consistently high temperatures throughout the year, emphasize the importance of passive cooling techniques for thermal efficiency. This research aims to understand and evaluate the effectiveness of vernacular architectural passive design elements in reducing energy consumption and maintaining thermal comfort in Joglo houses in Ngrogung Village, Ngebel District, Ponorogo. The passive design elements studied include building orientation, roof envelope, building envelope, placement of openings, materials, and surrounding environment layout. The research methods include a quantitative approach with temperature and air humidity measurements using a Hobo Data Logger, as well as a qualitative approach through literature studies, documentation, field observations, and visual analysis of passive design elements. The results indicate that optimal building orientation, thermal insulation in the attic space, walls with shading and bright colors, and porous window openings with shading improve thermal comfort. However, the roof volume, canopy width, roof color, window opening area, and floor height are not yet optimal. The average indoor temperature during the three-month measurement period was 25.77°C, indicating comfortable conditions, while the air humidity was 75.45%, which does not meet the recommended standards. Keywords: passive design, joglo house, thermal comfort
STRATEGI DESAIN PASIF UNTUK PENDINGINAN ALAMI PADA RUMAH VERNAKULAR JAWA (Studi Kasus: Omah Joglo Karangnongko) Handoyono, Ananda Weningtyas; Nugroho, Agung Murti
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desain pasif bangunan merupakan salah satu cara arsitek untuk menciptakan kenyamanan bagi manusia tanpa merusak alam. Teknik ini pun telah lama digunakan oleh masyarakat masa lampau dalam membangun rumah yang tercermin pada arsitektur vernakular, salah satunya pada omah Joglo di Karangnongko, Kabupaten Gunungkidul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penerapan strategi desain pasif untuk pendingian alami pada rumah vernakular Jawa berupa omah Joglo serta mengetahui tingkat kenyamanan termal yang didapatkan dari kinerja strategi desian pasif untuk pendinginan alami pada rumah vernakular Jawa berupa omah Joglo yang dibangun pada masa lampau dengan kondisi iklim masa kin. Metode yang digunakan berupa mix-method dengan pengambilan data melalui observasi visual dan pengukuran lapangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa omah Joglo Karangnongko tidak bisa memberikan kenyamanan termal dengan kondisi iklim masa kini. Hal ini disebabkan karena tidak tercapainya dua parameter dari tiga belas parameter desain pasif, yaitu tata lanskap dan orientasi jendela.
Kinerja Elemen Desain Pasif pada Rumah Kolonial (Studi Kasus Rumah Tinggal Etnis Arab di Jalan Malik Ibrahim Gang VII No.2 Gresik) Muthomimah; Agung Murti Nugroho
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Krisis energi global dalam tiga dekade terakhir telah menjadi perhatian utama, dengan sektor bangunan menggunakan lebih dari 40% konsumsi energi dunia. Penggunaan energi yang masif berkontribusi kepada krisis energi dan peningkatan polusi udara, yang menyebabkan pemanasan global. Desain pasif dalam arsitektur menjadi strategi penting untuk mengatasi permasalahan ini, dengan mengoptimalkan kondisi suhu udara di dalam dan luar bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis elemen desain pasif pada bangunan etnis Arab di Kampung Arab Jalan Malik Ibrahim Gresik dan kinerja terhadap lingkungan termal. Menggunakan metode campuran kualitatif dan kuantitatif yang melibatkan pengamatan visual dan pengukuran suhu serta kelembapan udara. Hasil menunjukkan adanya hubungan antara kinerja suhu dan kelembapan udara dengan enam parameter desain pasif. Keberhasilan kinerja suhu yang optimal mencakup penurunan suhu udara serta adanya perbedaan suhu puncak yang signifikan (timelag). Namun, kelembapan udara rata-rata masih melebihi batas sehat (40%-60%), dan suhu udara dalam bangunan hampir sepanjang hari berada di atas batas nyaman (23,7°C - 28,7°C). Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan desain pasif, dapat ditemukan solusi untuk meningkatkan kenyamanan termal pada hunian di Kampung Arab Gresik.
Pengaruh Material Bangunan Terhadap Nilai Embodied Energy pada Bangunan Rumah Tinggal Sederhana di Kota Malang Olivia Paramitha; Agung Murti Nugroho
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Seiring dengan pertumbuhan populasi di Kota Malang menyebabkan bertambahnya kebutuhan rumah tinggal. Pembangunan rumah sederhana di Kota Malang menjadi pembangunan hunian secara massal yang dibangun dalam kurun waktu menerus untuk memenuhi permintaan akan bangunan rumah tinggal. Setiap tahapan siklus hidup bangunan yang dimulai dari tahapan konstruksi pembangunan, pemeliharaan, dan pembongkaran tidak lepas dari penggunaan energi. Energi yang terkandung atau embodied energy (EE) dalam material konstruksi bangunan diperkirakan menghasilkan energi sebesar 50% dari total penggunaan energi pada bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui material mana yang paling berpengaruh terhadap nilai EE pada bangunan rumah tinggal sederhana di Kota Malang dan bagaimana strategi potensial yang dapat dilakukan dalam upaya mitigasi energi tersebut. Menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis kalkulasi, penelitian ini menemukan bahwa nilai EE setiap material bervariasi berdasarkan volume dan kepadatannya. Semakin banyak material yang digunakan, semakin besar pula volume yang dihasilkan, sehingga semakin tinggi nilai embodied energy-nya. Oleh karena itu, penggunaan material yang menghasilkan nilai EE tinggi perlu dikurangi untuk meminimalisir energi yang terkandung pada tahap konstruksi bangunan. Material yang memiliki nilai EE terbesar pada penelitian ini adalah material baja (36,24%), baja ringan (20,61%), semen (19%), dan besi hollow (12,72%). Kata kunci: Embodied Energy, Material Konstruksi Bangunan, Rumah Sederhana ABSTRACT Along with the population growth in Malang City, the demand for housing increased. The construction of simple houses in Malang City is a mass residential development built over a continuous period of time to meet housing needs. Every stage of the building life cycle starting from the construction, maintenance, and demolition stages cannot be separated from the use of energy. The embodied energy (EE) in building construction materials is estimated to produce 50% of the total building energy use. This research aims to find out which materials have the most influence on the EE value of simple residential buildings in Malang City and how potential strategies can be carried out in energy mitigation efforts. Using a quantitative method with calculation analysis, the study finds that each material's EE value varies based on its volume and density. The more material used, the larger the volume produced, and the higher the EE value. Therefore, the use of materials that deliver high EE values needs to be reduced to minimize the EE at the building construction stage. The materials with the highest EE values identified in this study are steel (36.24%), mild steel (20.61%), cement (19%), and hollow iron (12.72%). Keywords: Embodied Energy, Building Construction Materials, Simple House
Redesain Malang Creative Center dengan Green Building Mubasysyir, Azzam Fuhaid; Nugroho, Agung Murti
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekonomi-Kreatif di Indonesia diselenggarakan dengan dekonsentrasi oleh Pemerintah Daerah masing - masing. Setiap daerah memiliki keahilan dan budaya yang berfungsi untuk merepresentasikan identitas daerah. Seperti pada Kota Malang yang memiliki fokus utama Ekonomi-Kreatif pada sub-sektor kuliner terutama pada ragam olahan keripik, game, aplikasi, film, video dan animasi. Sub-sektor Ekonomi-Kreatif di Kota Malang membutuhkan sebuah wadah untuk memberikan dukungan melalui penyediaan servis dan/atau fasilitas kepada ide, memfasilitasi kolaborasi antar pelaku Ekonomi-Kreatif, berfungsi sebagai jembatan sosial yang menghubungkan Pelaku Ekonomi-Kreatif dengan institusi dan industri, serta menjalin jangkauan audiens yang lebih luas. Implementasi desain Green Building mengurangi dampak keseluruhan dari lingkungan yang terbangun pada kesehatan dan linkungan natural dengan memanfaatkan sumber daya, melindungi kesehatan pengguna dan meningkatkan kinerja pengelola, dan mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan. Perancangan dilakukan dengan pendekatan empirisme melalui proses Systematic Design yang memiliki titik berat bahwa ilmu didasarkan pengalaman seseorang, terutama pengalaman sensor. Hasil desain tersebut berupa creative center dengan Green Building yang berfokus pada perancangan lansekap, konservasi energi dan air, serta kesehatan dan kenyamanan ruang dalam.
PERILAKU TANGGAP KEBAKARAN PADA BANGUNAN KAMPUS: Studi Kasus: Kampus Universitas Brawijaya, Malang Sufianto, Heru; Murti Nugroho, Agung; Aditama, M Satya
Jurnal Koridor Vol. 8 No. 1 (2017): Jurnal Koridor
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.741 KB) | DOI: 10.32734/koridor.v8i1.1315

Abstract

Fires in buildings have significant impact on communities both socially and economically. In education facilities, fire incidents may instantly wipe out valuable scientific resources that were collected in years. Fire authorities, practitioners and relevant bodies have been addressed this issue by focusing on technical engineering approaches and requirements, more than human behaviour aspect. This study seeks the importance of human behaviour as pre-active and re-active controls for protecting campus building from fires. Number of tall buildings in Brawijaya University have been investigated and a number of occupants have been filled up the online questionnaire during field survey. This study suggested the improvement fire safety awareness of occupants, meanwhile fire safety management should be introduced and implemented consistently across management system in the university.
FRAMEWORK TANGGAP BENCANA KEBAKARAN GEDUNG KAMPUS Heru Sufianto; Agung Murti Nugroho; M Satya Aditama
Jurnal Koridor Vol. 9 No. 1 (2018): Jurnal Koridor
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.434 KB) | DOI: 10.32734/koridor.v9i1.1378

Abstract

Fires in buildings have significant impact on communities both socially and economically. In education facilities, fire incidents have potential impact on research product lost. Fire authorities, practitioners and relevant bodies have been addressed this issue partially on the points of physical aspects and management addressed to fire safety. This study seeks the importance element of a framework that should be implemented comprehensively increasing building fire protection around the clock. Physical assessment on numbers of buildings have been performed, a questionnaire seeking for occupant’s awareness and knowledge toward fire incidents have been disseminated. Meanwhile, fire disaster models from a number of campuss buildings have been reviewed. The study found 4 elements of the fire disaster framework to be considered, including: the occupant’s fire awareness, means of the building, insentives, and control.
Lanting House preservation based on river culture in Sasirangan Village, Banjarmasin Aula Sekar Arum Pertiwi; Agung Murti Nugroho
Civil and Environmental Science Journal (CIVENSE) Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.civense.2023.00601.8

Abstract

The shift in time has brought about changes that clearly leave the cultural identity of the archipelago. Sasirangan Village is one of the villages located in the middle of Banjarmasin City. This village still has a strong atmosphere, especially in the diversity of architecture in the area. River culture is still visible in this village, both for daily needs and also land for housing, namely Rumah Lanting. There are 3 Lanting houses in Sasirangan Village. The lack of a number of Lanting Houses left at this time raises a concern that there is a threat of extinction from cultural heritage. In this case, it is necessary to have a study of the architectural concept of the Lanting House to determine the right steps in preserving the Lanting House. The results of this study found that the right effort to preserve the Lanting House in Sasirangan Village was a revitalization effort that did not require material replacement and developed it as a Sasirangan gallery or souvenir shop that supports local wisdom and the identity of Sasirangan Village.
Sustainability Status of Bale Tani Vernacular Architecture in Sade Village, Central Lombok Regency, West Nusa Tenggara Ramadhan, Muhammad Hafizh; Nugroho, Agung Murti; Asikin, Damayanti
Civil and Environmental Science Journal (CIVENSE) Vol. 7 No. 2 (2024)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.civense.2024.007.02.5

Abstract

Sade Village displays a unique settlement pattern that is influenced by geographical conditions and the needs of its residents. One of the buildings that follows the contour of Sade Village is Bale Tani, a medium-sized bale generally inhabited by families with a middle economic level. Bale Tani has undergone several changes due to the wishes of its residents, which have the potential to influence the sustainability of its vernacular architecture. This research aims to analyze the sustainability of Bale Tani vernacular architecture in Sade Village using the Multidimensional Scaling (MDS) method through the RAPFISH application, as well as carry out leverage analysis to identify indicators that influence sustainability. The results of the analysis show that the overall level of sustainability of the Bale Tani vernacular architecture is less than satisfactory, with a sustainability index value reaching 47.64%. Each of the analyzed dimensions, such as visual image, climate responsiveness, and comfortable living space, shows a low level of sustainability. Of the 18 indicators observed, nine indicators, including kamar dedare, kamar dengan to’aq, roof sheathing, wall sheathing, window openings, building floor, floor plan, roof, and wall, are the dominant factors in the sustainability of Bale Tani vernacular architecture.
Co-Authors Abdu Fadli Assomadi Abdurrahman Shidqul Qudwah Ach. Muchlasi Ridho Adhiniyah, Putri Nur Aditama, M Satya Adli Bulain Afni Fitria Ningsih Afra Hana Melita Agung Rizky Luddityawan Ahsana Nurul Fauzia Ainy Muyassaroh Aisyah Adzkia Yuliwarto Alfa Nanda Ramadhan Alfiah Zakiah Aastutik Ali Soekirno Almas Nugrahaningsih Amanda, Dita Rizky Amin Setyo Leksnono, Amin Setyo Anisa Budiani Arifah Annisa Daffa Annisa Karolina Annisa Tiar Hapsari Antariksa Antariksa Antariksa Antariksa Antariksa Antariksa Sudikno Antariksa Sudikno Ariz Adhani Satria Budianto Arrifku Hoirul Fazza Arvin Lukyta Astari Hapsari Putri Astari, Dahlia Aula Sekar Arum Pertiwi Aulia Rahmawati Avief Wahyu Hidayat Azizah Fairuz Basyair Bagus Fajar Novianto Bambang Yatnawijaya Bambang Yatnawijaya Soebandono Banu Abdurrahman Barra Pasuka Dewa Benny Karunia Wardana Beta Suryokusumo Beta Suryokusumo Boediono, Nadila Chairil Budiarto Amiuza Chandra Rio Maulana Akbar Cindy Lupita Novia Rizki Cynthia Permata Dewi Damalia Enesty Purnama Damayanti Asikin Damayanti Asikin Damayanti Asikin Dame Teresa Elisabeth Sitorus Dano Quinta Revana Deasy Lastya Sari Dedy Asrizal Desi Ayu Kusuma Dimas Fajar Agung Priambodo Edi Hari Purwono Erisa Ardiansari Erlina Laksmiani Wahjutami, Erlina Laksmiani Fahriansyah, Rahmadatul Faizal Ardiansyah Sangadji Faizatul Ummah Fawwaz Muhammad Haykel Febrianto, Arry Fidelista, Alya Nafisa Firda Ainun Rosyidah Gabriella Rosita Darmawan Garda Ady Yasa Geldy Desdiandra Gibran Khalifah Aulia Gobang, Ambrosius A.K.S. Guruh Pratama Zulkarnaen Handoyono, Ananda Weningtyas Hanief Ariefman Sani Hannaswati Grahitasari Putri Hardian, Gagas Tegar Haru Agus Razziati Haviidho Zulkarnaen Herry Santosa Heru Sufianto Heru Sufianto Heru Sufianto Heru Sufianto Ichsan Sukarno Teng Imam Safawi Ahmad, Imam Safawi Indyah Martiningrum Intan Rosita Dewi Intan Tribuana Dewi Irawan Sandi Dana Ramadhan Isnaeni Nur Tafliha Janitra Erlangga Jenny Ernawati Jeslyn Johanna Dawolo Kanoasa Akbar Khomsatun, Siti Kurnia, Widya Aprilia Kusdiwanggo, Susilo Lisa Dwi Wulandari Lisa Dwi Wulandari M ALFI M Satya Aditama M. Satya Adhitama Maulidi, Chairul Mawaddahni, Sari Mia Permatasari Putri Mirza Nabila Rabul Mohammad Amarullah Mubasysyir, Azzam Fuhaid Muhammad Andi Finaldi Nur Tantyo Muhammad Nelza Mulki Iqbal Muhammad Satya Adhitama Muhammad Syamsul Bahri Muthomimah Muzakky, Achmad Nabila Khaira Nabila Ulfah Nadya Farahmeita Taufiq Nikita Mahditiara Novi Dian Arfiani Noviani Suryasari Nur Azlina Nur Fitriatus Sa'diah Nur Rahmah Nurachmad Sujudwijono Nurmayanti, Yunita Nurul Amalia Olivia Paramitha Parmawati, Rita Perdana, Angga Putri Nabila Zatibayani Rahma Fitriani Rahmat Khoirul Huda Ramadhan, Muhammad Hafizh Randy Hardyanto Reddy Dahana Putra Arifin Retno Adriyani Reza Prasetyo Tinumbia Rifky Kurniansyah Rinawati P. Handajani Rinawati Pudji Handajani Rong -Yau Huang Satya Adhitama Satya Aditama Shiddiq, Muhammad Rafi' Sigmawan T. Pamungkas Slamet Slamet Sofyan Surya Atmaja Sri Palupi Prabandari Sri Utami Subhan Ramdlani SUDARMAJI SUDARMAJI Sugiarto Fajar Handoko Susilo Kusdiwanggo, Susilo Syafei, Arie Dipareza Thomas Kurniawan Dima Tito Haripradianto Tito Haripradianto Triyani Indrahapsari Ulung Satria Suwardiyono Umar Widodo Utari Sulistyandari Wibisono, Mulyono Wisnumurti . Wulan Astrini Wulandari, Prisca Kiki Yogi Misbach Adisurya Yogie Maulana Satuhu Yohanes Wilhelmus Dominikus Kapilawi Zulkifli H. Achmad Zulkifli H. Achmad, Zulkifli H.