Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Efek Antihipergklikemi dan Perbaikan Fungsi Ginjal, Ekstrak Etanol Daun Matoa (Pometia Pinnata J.R & G.Forst) dengan Parameter Kadar Kreatinin dan Histopatologi pada Tikus Diabetes Nefropati yang Diinduksi Streptozotosin-Nikotinamid Sanggel, Mariyo Jane; Purwidyaningrum, Ika; Saptarini, Opstaria
Health Information : Jurnal Penelitian Content Digitized
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun matoa (Pometia pinnata J.R. & G. Forst) merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai pengobatan di Indonesia. Tanaman matoa telah digunakan oleh masyarakat Asia (Papua Nugini, Malaysia dan Indonesia) sebagai salah satu obat tradisional dan empiris yang memiliki banyak kegunaan dalam pengobatan antihipertensi, antioksidan dan antibakteri. Salah satu kegunaannya adalah sebagai obat antidiabetes. Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui efek antihiperglikemi dan pengaruh pemberian ekstrak etanol terhadap daun matoa dapat mempengaruhi kreatinin, dan menurunkan kadar glukosa darah yang telah diinduksi STZ-NA. serta hasil histopatologi ginjal. Subyek penelitian eksperimental dengan menggunakan 30 ekor tikus jantan wistar yang dikondisikan DM tipe 2 selama 24 hari. Tikus dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok I normal, kelompok II kontrol negatif STZ-NA 65 mg/kg BB dan 230 mg/kg BB, kelompok III kontrol positif glibenklamid 0,45 mg/kg BB, kelompok IV ekstrak etanol daun matoa 98 mg/kg BB, kelompok V ekstrak daun matoa 196 mg/kg BB, kelompok VI ektrak daun matoa 392 mg/kg BB. Semua kelompok diberikan induksi STZ-NA kecuali kelompok normal diberikan pakan standar. Pemberian ekstrak sediaan uji dilakukan selama 14 hari. Kesimpulan ekstrak daun matoa (Pometia pinnata J.R. & G. Forst) memiliki efek dalam menurunkan kadar glukosa darah dan kadar kreatinin terhadap fungsi ginjal tikus, serta mampu memperbaiki pada gambaran histopatologi ginjal tikus diabete nefropati. Kata kunci: Ekstrak etanol daun matoa, serum kreatinin, diabetes nefropati dan histopatologi ginjal. .
Pendampingan Pembuatan Media Promosi Berbasis Aplikasi Smartphone di Pometia Pinnata Laboratory Afriliza, Dini; Novita Sari, Erlinda; Pristi Dwi Hapysari, Yulinda; Febryarti, Yossy; Purwidyaningrum, Ika
ABDIKESMAS MULAWARMAN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.3 No.2 Oktober (2023) : ABDIKESMAS MULAWARMAN
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/abdikesmasmulawarman.v3i2.879

Abstract

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang penting dalam perkembangan ekonomi Indonesia, terutama dalam penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan rumah tangga. Adanya UMKM diharapkan mampu meningkatkan perekonomian diantara perlambatan ekonomi yang terjadi. Pemanfaatan teknologi informasi untuk kegiatan pemasaran dan promosi sangat penting untuk keberlangsungan suatu usaha. Salah satu penggunaan teknologi informasi ialah melalui aplikasi smartphone yang dapat meningkatkan akses pemasaran produk yang kemudian berdampak pada penjualan produk. Dalam hal ini, Pometia Pinnata Laboratory merupakan UMKM yang menyediakan hewan uji penelitian. UMKM ini sendiri tergolong masih baru, maka dilakukan pengabdian yang bertujuan untuk memperkenalkan Pometia Pinnata Laboratory sebagai penyedia hewan uji penelitian, meningkatkan jumlah penjualan hewan uji penelitian, dan membantu perancangan desain logo Pometia Pinnata Laboratory agar lebih menarik berbasis aplikasi smartphone, memberikan edukasi mengenai komposisi pakan yang sesuai untuk hewan uji penelitian, denah kandang hewan uji, dan informasi tentang standar hewan uji yang digunakan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan terhadap UMKM Pometia Pinnata Laboratory menghasilkan dampak berupa semakin dikenalnya Pometia Pinnata Laboratory sebagai penyedia hewan uji penelitian, serta meningkatnya penjualan hewan uji penelitian
UJI AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL DAUN MANGSI (Phyllanthus reticulatus) PADA MENCIT PUTIH JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN Dwi Indah Kurnia Kusumawardani; Ika Purwidyaningrum; Kurniasari, Fitri
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v8i1.153

Abstract

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme tubuh yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah atau hiperglikemia. Tanaman mangsi (Phyllantus reticulatus) merupakan tanaman yang masuk dalam famili Euphorbiaceae serta memiliki kandungan flavonoid, terpenoid, tanin, saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antihiperglikemik dari ekstrak etanol daun mangsi dan mendapatkan dosis efektif ekstrak etanol daun mangsi untuk mencit putih jantan galur Swiss webster yang diinduksi aloksan. Penelitian menggunakan hewan uji mencit putih jantan (Mus musculus L.) sebanyak 30 ekor dengan dibagi menjadi 6 kelompok dengan kontrol normal, kontrol negatif (larutan CMC-Na 0,5%), kontrol positif (glibenklamid 0,65 mg/kgBB), dan tiga kelompok uji diberi ekstrak etanol daun mangsi dengan variasi dosis 500, 1000, 2000mg/kgBB dengan cara per oral. Semua kelompok diinduksi aloksan monohydrate dengan dosis 70mg/kgBB mencit secara intraperitoneal. Ekstrak daun mangsi dimaserasi menggunakan etanol 70%. Parameter yang diukur meliputi kadar gula darah, perubahan berat badan, volume urin, volume air minum, dan berat pakan dilakukan pada hari ke-0, 3, 7, dan 14. Perlakuan diberikan selama 14 hari. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode One Way ANOVA SPSS for statistics 23. Hasil yang diperoleh yaitu ekstrak daun mangsi mempunyai aktivitas sebagai antihiperglikemik pada mencit putih jantan yang diinduksi aloksan. Ekstrak daun mangsi dosis 1000 mg/kgBB menunjukkan dosis efektif dalam menurunkan kadar gula darah, memiliki pengaruh terhadap gejala hiperglikemik seperti peningkatan berat badan, penurunan volume urin, penurunan volume minum air, dan penurunan konsumsi pakan berlebih pada hewan uji diabetes.
Aktivitas Gastroprotektif Kombinasi Madu Dan Virgin Coconut Oil (Cocos nucifera) Pada Model Tikus Tukak Lambung Widyastuti, Lita; Herowati, Rina; Ariawan, M Wahyu; Purwidyaningrum, Ika
Jurnal Fitofarmaka Indonesia Vol 11, No 1 (2024): JURNAL FITOFARMAKA INDONESIA
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jffi.v11i1.1064

Abstract

Gastric ulcers are damage that occurs to the mucosal tissue, submucosa and the muscle layer of the stomach, this condition is caused by hypersecretion of stomach acid. The substance content of VCO has a gastroprotective effect because it includes flavonoid compounds, phenols, catalase, ascorbic acid, and vitamin E, while VCO includes octanoic acid, δ-Octalactone, dodecanoic acid, δ-Decalactone, acetic acid. The aim of this research is to understand the gastroprotective activity resulting from giving a combination of honey and VCO to aspirin-induced rats. Honey and VCO in single administration include one dose, namely 14 ml/kgBW honey and 10 ml/kgBW VCO, while in combination treatment three doses are given, namely 10.5; 7; 3.5 ml/kgBB honey and 7.5; 5; 2.5 ml/kgBB VCO. Then in the combined treatment, 5 variations of doses were given, namely honey and VCO (7:7.5); (7:5); (7:2.5); (10.5:5); (3.5:5) ml/kgBB. TNFα levels before being induced by aspirin, after being induced by aspirin, after honey and VCO therapy, and macroscopic observations on a single treatment showed that administration of honey and VCO at doses of 10.5 ml/kgBW and 5 ml/kgBW showed a gastroprotective effect compared to other doses. Then, in histopathological testing, doses with gastroprotective effects can restore mucosal cell cohesion which has been previously damaged due to erosion. The combination of honey and VCO showed gastroprotective results at a dose of 10.5 ml/kgBB honey and 5 ml/kgBB VCO.
Evaluasi Pengelolaan Obat Dan Strategi Perbaikan Dengan Metode Hanlon Nugroho, Triyanto; Purwidyaningrum, Ika; Harsono, Samuel Budi
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo Vol 8, No 1 (2022): JMK Yayasan RS.Dr.Soetomo, Pertama 2022
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.449 KB) | DOI: 10.29241/jmk.v8i1.928

Abstract

Pemilihan, pengadaan, pendistribusian, dan pemakaian obat merupakan bagian dari siklus pengelolaan obat. Menggunakan metrik efisiensi dan metode Hanlon, peneliti berangkat untuk menilai Dr. Efram Harsana, pendekatan IFRSAU, untuk manajemen pengobatan. Data retrospektif dan konkuren dianalisis dengan desain deskriptif. Pengumpulan data baik dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif. Sepanjang Seluruh Proses Pemberian Obat IFRSAU Menggunakan indikator dari Kementerian Kesehatan (2008), Permenkes (2014), dan WHO (1993), Dr. Efram Harsana membandingkan tingkat efisiensi dengan standar dan menggambarkan berdasarkan analisis rencana aksi prioritas menggunakan metode Hanlon. Hasilnya, temuan penelitian memenuhi kriteria inklusi: 100% pemakaian obat FORNAS tersedia, 35,42 persen alokasi dana untuk pengadaan obat, ITOR dengan peningkatan ketersediaan obat 10,42 kali lipat, dan persentase resep obat generik di Pasokan 13 bulan (90,37 persen ). Ketersediaan obat dan kesesuaian formularium rumah sakit (78,78%), frekuensi keterlambatan pembayaran (123 X), dan pemenuhan plan-to-plan merupakan contoh tahapan proses administrasi yang tidak memenuhi kriteria yang dipersyaratkan. Angka kejadian buruk (120,43%), kesesuaian antara obat dan kartu inventaris (93,75%), dan total tipikal obat yang diresepkan per pasien semuanya tinggi (3,41). Total waktu yang dibutuhkan untuk menulis resep untuk seorang pasien (38 menit tidak dicampur, 73 menit dicampur).
Activity Test of Matoa Leaves on Angiotensin II as an Increasing SOD and GPx Oentari, Octaviana Dyah; Peranginangin, Jason Merari; Purwidyaningrum, Ika
Journal of Advances in Medicine and Pharmaceutical Sciences Vol 3 No 2: November 2024
Publisher : Lamintang Education and Training Centre, in collaboration with the International Association of Educators, Scientists, Technologists, and Engineers (IA-ESTE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36079/lamintang.jamaps-0302.752

Abstract

The leaves of the matoa are plants that can be used for hypertension. Matoa leaves were assume to have thought to have hypertensive activity because they contain flavonoids (quercetin-3-O-rhamnosida). Flavonoids can lower blood pressure which is modulated by the Renin-Angiotensin-Aldosterone System (SRAA). Was to fine out about the giving process of matoa leaf extract and fractions in increasing levels of SOD and GPx. This research used the maceration method with 96% ethanol solvent and fractionated by liquid-liquid method using n-hexane fraction solvent, ethyl acetate fraction, and water fraction. In this study, 21 male white rats with Wistar strain were divided into 7 groups, group I named as normal control, group II as negative control (CMC-Na 1%), group III as positive control (Irbesartan), and Group IV. (matoa leaf extract), Group V (n-hexane fraction group VI (ethyl acetate fraction) group VII (water fraction). The data obtained were analyzed with the Shapiro Wilk test, Levene's test and ANOVA. The results showed that the matoa leaf extract a dose 300mg/kg BB lower blood pressure in angiotensin II induced rats incrase SOD and GPx levels in the liver induced by Angiotensin II.
The activity testing of kesambi leaves (Scheichera oleosa) ethanol extract on white mice of the Balb/C strain induced by ovalbumin Pacheco, Mergita Angela; Sunarni, Titik; Purwidyaningrum, Ika
Riset Informasi Kesehatan Vol 13 No 2 (2024): Riset Informasi Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30644/rik.v13i2.902

Abstract

Background: Asthma is a chronic inflammatory disorder of the respiratory tract that involves many cells. The anti-inflammatory effect of kesambi leaves is due to the presence of secondary metabolites. Flavonoid compounds are known to have potential effects as anti-inflammatory and antioxidants Method: This research uses the maceration method with 96% ethanol solvent. The test animals used were 26 white mice of the Balb/C strain which were divided into 6 treatment groups (N), (K-), (K+), (P1), (P2), (P3). Treatments on day 7 and day 14 were sensitized using OVA i.p. Next, on days 21, 23 and 25, 1% OVA was inhaled. On days 26 to 39, treatment was given, namely kesambi leaf extract (P1), (P2), (P3). On day 40, histopathologically discontinued. Data analysis using SPSS. Results: The yield of kesambi leaf extract was 28.2%. Data were analyzed using the Mann- Whitney and Wilcoxon tests at T0, T1 and T2 to determine differences in eosinophil counts. The results of the analysis of the eosinophil count were 70.23. Meanwhile, mast cell data analysis uses Mann Whitney 52.57 µm. Analysis of bronchiolar epithelial thickness data 73.33 µm. Conclusion: The effective dose of kesambi leaf ethanol extract is 400 mg/kgBW which can provide anti-asthma effects on blood eosinophils, mast cells and bronchiolar epithelial thickness in white mice induced by ovalbumin Balb/C.
Pharmacy installation performance analysis of Blitar Hospital through a balanced scorecard approach with a SWOT analysis framework in 2023 Wahyuningtiyas, Triya; Purwidyaningrum, Ika; Wijayanti, Tri
Riset Informasi Kesehatan Vol 13 No 2 (2024): Riset Informasi Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30644/rik.v13i2.880

Abstract

Background: The development of Blitar Hospital results from collaborative deliberation that requires comprehensive planning, financial allocation, intellectual consideration, and a strategic approach to achieve optimal results. Method: This study aims to evaluate the performance of the Pharmacy Installation using the Balanced Scorecard approach with SWOT to determine the position of the Pharmacy Installation as a strategy preparation. This type of research is descriptive non-experimental. Data were obtained through in-depth interviews with the Head of the Pharmacy Installation, questionnaires to employees and patients, and direct observation. Qualitative and quantitative descriptive analysis was used. Results: The results showed that performance: 1) Financial perspective: ITOR 2022 (6 times), 2023 (7.7 times); GPM 2022 (26.50%), 2023 (30.61%); GROSS 2022 (61%), 2023 (23.82%). 2) Internal business process perspective: Drug availability rate 2022 (98.48%), 2023 (97.96%); dispensing time of concocted prescription (47.30 minutes), non-concocted prescription (31.54 minutes); Provision of drug information: delivered 100%, except side effects (2.63%), duration of use (4.28%), Storage method (0%). 3) Growth and learning perspective: Employee morale is high; SIM needs feature optimization; Employee training level (100%). 4) Customer perspective: Patients are satisfied with the pharmacy installation services; customer retention period I (52%), period II 2023 (37%); customer acquisition period I (48%), period II (65%). SWOT analysis shows that the Pharmacy Installation is in quadrant II with a diversification strategy. Conclusion: The performance of Pharmacy Installation Blitar Hospital is good and can be improved.
Mutu Pengelolaan Obat di Puskesmas Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat Almahera Almahera; Titik Sunarni; Ika Purwidyaningrum
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk320

Abstract

The community health center is one of the basic health service facilities that is responsible for organizing public health efforts, but in practice it is still constrained in realizing standardized pharmaceutical services. So research is needed that aims to determine the quality of drug administration. This descriptive research was conducted in thirteen community health centers in Central Lombok District. Data taken from primary and secondary sources. There were 28 indicators of drug management and 9 indicators had met predetermined standards. Required item accuracy = 195.40%, item suitability with disease pattern = 76.56%, planning accuracy = 230.26%, psychotropic storage = 85.71%, precursor storage = 66.67%, OOT = 50%, high -alert = 82.36% and drug availability rate = 28.67%. It was concluded that the drug management indicators at the Central Lombok District Health Center did not meet the established standards and improvements needed to be made starting from the planning stage to the control stage.Keywords: community health center; drug management; quality ABSTRAK Pusat kesehatan masyarakat merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, tetapi dalam pelaksanaanya masih terkendala dalam mewujudkan pelayanan kefarmasian yang terstandar. Maka diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui mutu pengelolaan obat. Penelitian deskriptif ini dilakukan di tiga belas puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah. Data diambil dari sumber primer dan sekunder. Ada 28 indikator pengelolaan obat dan 9 indikator sudah memenuhi standar yang telah ditentukan. Ketepatan item permintaan = 195,40%, kesesuaian item dengan pola penyakit = 76,56%, ketepatan perencanaan = 230,26%, penyimpanan psikotropik = 85,71%, penyimpanan prekursor = 66,67%, OOT = 50%, high-alert = 82,36% dan tingkat ketersediaan obat = 28,67%. Disimpulkan bahwa indikator pengelolaan obat di puskesmas Kabupaten Lombok Tengah belum memenuhi standar yang telah ditetapkan dan perlu dilakukan perbaikan mulai dari tahapan perencanaan sampai dengan pengendalian.Kata kunci: pusat kesehatan masyarakat; pengelolaan obat; mutu
Analisis Biaya Riil pada Tarif INA-CBG’s Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap di RS X Surakarta Tahun 2023 dan Analisis SWOT Youpita, Nyoman; Purwidyaningrum, Ika; Rahmawati, Ismi
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v11i1.781

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis dengan pembiayaan tinggi yang berdampak pada ekonomi dan produktivitas masyarakat. Penelitian ini bertujuan menganalisis komponen biaya riil perawatan pasien rawat inap diabetes melitus di RS X Kota Surakarta serta mengevaluasi kesesuaian biaya tersebut dengan tarif INA-CBG’s. Selain itu, dilakukan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi selisih biaya serta memberikan strategi perbaikan menggunakan analisis SWOT.  Penelitian ini menjadi analisis farmakoekonomi menurut perspektif rumah sakit terhadap biaya medik langsung, metode penggambilan data menggunakan purposive sampling secara retrospektif melalui catatan rekam medik pasien serta rincian data keuangan pengobatan pasien diabetes melitus rawat inap periode januari-desember 2023. Analisa yang dilakukan dengan uji beda one sample t-test serta uji korelasi bivariate serta analisis strategi perbaikan menggunakan uji analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan komponen biaya tertinggi biaya ialah biaya obat & alkes 44,03%, dan komponen biaya terendah biaya administrasi 0,31%. Ada ketidaksamaan positif biaya riil pada tarif INA-CBG’s pada Nilai p hanya 0,05. Di kelas perawatan 3 tingkat keparahan III, selisih biaya pada tarif INA-CBg menunjukkan hasil yang paling menguntungkan (Rp.179.035.583). LOS (lamanya tinggal) dan tingkat keparahan penyakit merupakan dua komponen yang mempengaruhi biaya riil. Hasil evaluasi analisis SWOT biaya riil di RSU Kota Surakarta terletak pada quadran I dengan strategi S-O, Strateginya dengan memanfaatkan standar pelayanan dan tim PKRS untuk mengoptimalkan kesadaran masyarakat tentang DM, memastikan obat yang baik serta efektif, menjamin kualitas pengobatan DM melalui pengadaan obat serta standar pelayanan, dan meningkatkan ketersediaan obat dan peralatan medis.