Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Pharmacy installation performance analysis of Blitar Hospital through a balanced scorecard approach with a SWOT analysis framework in 2023 Wahyuningtiyas, Triya; Purwidyaningrum, Ika; Wijayanti, Tri
Riset Informasi Kesehatan Vol 13 No 2 (2024): Riset Informasi Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30644/rik.v13i2.880

Abstract

Background: The development of Blitar Hospital results from collaborative deliberation that requires comprehensive planning, financial allocation, intellectual consideration, and a strategic approach to achieve optimal results. Method: This study aims to evaluate the performance of the Pharmacy Installation using the Balanced Scorecard approach with SWOT to determine the position of the Pharmacy Installation as a strategy preparation. This type of research is descriptive non-experimental. Data were obtained through in-depth interviews with the Head of the Pharmacy Installation, questionnaires to employees and patients, and direct observation. Qualitative and quantitative descriptive analysis was used. Results: The results showed that performance: 1) Financial perspective: ITOR 2022 (6 times), 2023 (7.7 times); GPM 2022 (26.50%), 2023 (30.61%); GROSS 2022 (61%), 2023 (23.82%). 2) Internal business process perspective: Drug availability rate 2022 (98.48%), 2023 (97.96%); dispensing time of concocted prescription (47.30 minutes), non-concocted prescription (31.54 minutes); Provision of drug information: delivered 100%, except side effects (2.63%), duration of use (4.28%), Storage method (0%). 3) Growth and learning perspective: Employee morale is high; SIM needs feature optimization; Employee training level (100%). 4) Customer perspective: Patients are satisfied with the pharmacy installation services; customer retention period I (52%), period II 2023 (37%); customer acquisition period I (48%), period II (65%). SWOT analysis shows that the Pharmacy Installation is in quadrant II with a diversification strategy. Conclusion: The performance of Pharmacy Installation Blitar Hospital is good and can be improved.
Mutu Pengelolaan Obat di Puskesmas Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat Almahera Almahera; Titik Sunarni; Ika Purwidyaningrum
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk320

Abstract

The community health center is one of the basic health service facilities that is responsible for organizing public health efforts, but in practice it is still constrained in realizing standardized pharmaceutical services. So research is needed that aims to determine the quality of drug administration. This descriptive research was conducted in thirteen community health centers in Central Lombok District. Data taken from primary and secondary sources. There were 28 indicators of drug management and 9 indicators had met predetermined standards. Required item accuracy = 195.40%, item suitability with disease pattern = 76.56%, planning accuracy = 230.26%, psychotropic storage = 85.71%, precursor storage = 66.67%, OOT = 50%, high -alert = 82.36% and drug availability rate = 28.67%. It was concluded that the drug management indicators at the Central Lombok District Health Center did not meet the established standards and improvements needed to be made starting from the planning stage to the control stage.Keywords: community health center; drug management; quality ABSTRAK Pusat kesehatan masyarakat merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, tetapi dalam pelaksanaanya masih terkendala dalam mewujudkan pelayanan kefarmasian yang terstandar. Maka diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui mutu pengelolaan obat. Penelitian deskriptif ini dilakukan di tiga belas puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah. Data diambil dari sumber primer dan sekunder. Ada 28 indikator pengelolaan obat dan 9 indikator sudah memenuhi standar yang telah ditentukan. Ketepatan item permintaan = 195,40%, kesesuaian item dengan pola penyakit = 76,56%, ketepatan perencanaan = 230,26%, penyimpanan psikotropik = 85,71%, penyimpanan prekursor = 66,67%, OOT = 50%, high-alert = 82,36% dan tingkat ketersediaan obat = 28,67%. Disimpulkan bahwa indikator pengelolaan obat di puskesmas Kabupaten Lombok Tengah belum memenuhi standar yang telah ditetapkan dan perlu dilakukan perbaikan mulai dari tahapan perencanaan sampai dengan pengendalian.Kata kunci: pusat kesehatan masyarakat; pengelolaan obat; mutu
Analisis Biaya Riil pada Tarif INA-CBG’s Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap di RS X Surakarta Tahun 2023 dan Analisis SWOT Youpita, Nyoman; Purwidyaningrum, Ika; Rahmawati, Ismi
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v11i1.781

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis dengan pembiayaan tinggi yang berdampak pada ekonomi dan produktivitas masyarakat. Penelitian ini bertujuan menganalisis komponen biaya riil perawatan pasien rawat inap diabetes melitus di RS X Kota Surakarta serta mengevaluasi kesesuaian biaya tersebut dengan tarif INA-CBG’s. Selain itu, dilakukan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi selisih biaya serta memberikan strategi perbaikan menggunakan analisis SWOT.  Penelitian ini menjadi analisis farmakoekonomi menurut perspektif rumah sakit terhadap biaya medik langsung, metode penggambilan data menggunakan purposive sampling secara retrospektif melalui catatan rekam medik pasien serta rincian data keuangan pengobatan pasien diabetes melitus rawat inap periode januari-desember 2023. Analisa yang dilakukan dengan uji beda one sample t-test serta uji korelasi bivariate serta analisis strategi perbaikan menggunakan uji analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan komponen biaya tertinggi biaya ialah biaya obat & alkes 44,03%, dan komponen biaya terendah biaya administrasi 0,31%. Ada ketidaksamaan positif biaya riil pada tarif INA-CBG’s pada Nilai p hanya 0,05. Di kelas perawatan 3 tingkat keparahan III, selisih biaya pada tarif INA-CBg menunjukkan hasil yang paling menguntungkan (Rp.179.035.583). LOS (lamanya tinggal) dan tingkat keparahan penyakit merupakan dua komponen yang mempengaruhi biaya riil. Hasil evaluasi analisis SWOT biaya riil di RSU Kota Surakarta terletak pada quadran I dengan strategi S-O, Strateginya dengan memanfaatkan standar pelayanan dan tim PKRS untuk mengoptimalkan kesadaran masyarakat tentang DM, memastikan obat yang baik serta efektif, menjamin kualitas pengobatan DM melalui pengadaan obat serta standar pelayanan, dan meningkatkan ketersediaan obat dan peralatan medis.
Cost analysis and utility index in congestive heart failure patients in Hospital Dr. Moewardi Surakarta Lering, Maria Nona Adriani; Andayani, Tri Murti; Purwidyaningrum, Ika
Riset Informasi Kesehatan Vol 13 No 1 (2024): Riset Informasi Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30644/rik.v13i1.841

Abstract

Background: Congestive heart failure is a progressive disease that causes a decreased quality of life, increases the need for medical expenses, and has a long treatment time. The purpose of this study is to analyze the cost of treatment and see the utility index in patients with congestive heart failure at RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Method: The research method used a cross-sectional design, data were collected retrospectively from medical records, financial data, and pharmaceutical installations to see data on direct medical costs and utility data using the EQ-5D-5L questionnaire during March-May. The subjects of the study were 78 outpatient heart failure patients at RSUD Dr. Moewardi Surakarta with inclusion criteria, namely heart failure patients aged > 40 years and complete medical record data including age, sex, comorbidities, degree of severity, and drug therapy. Results: Data were analyzed using the Man Whitney U test and the Kruskal Walis H test. The results of this study showed direct medical costs, namely pharmacy (Rp. 2,837,328.00), service fees (Rp. 150,000.00), medical procedures (Rp. 89,717.95), and administrative fees (Rp. 10,000.00). Total direct medical costs Rp. 3,087,045.95. The results of the EQ-5D-5L questionnaire based on each dimension were 78.2% no problems with walking ability, 97.4% no problems with self-care, 59.0% no problems with activities, 34.6% little had problems with pain, and 57.7% had no problems with anxiety/depression. The utility index value is 0.803. Conclusion: The conclusion is that the average direct medical cost is Rp. 3,087,045.95 and the utility index value is 0.803.
Edukasi dan Pemanfaatan Kunyit Hitam (Curcuma Caesia Roxb) oleh Masyarakat RT 02 Dusun Belembem, Kelurahan Plesungan, Kabupaten Karanganyar Wijayanti, Tri; Ekowati, Dewi; Purwidyaningrum, Ika; Iswandi
Jurnal Mitra Pengabdian Farmasi Vol. 5 No. 1 (2025): Oktober 2025
Publisher : Akademi Farmasi YPPM Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian diabetes melitus di masyarakat Indonesia semakin meningkat, khususnya pada kelompok usia dewasa akibat gaya hidup dan pola konsumsi yang tidak sehat. Penggunaan herbal lokal sebagai alternatif terapi menjadi perhatian, salah satunya Kunyit Hitam (Curcuma caesia) yang potensial sebagai antidiabetes. Namun, pemanfaatan kunyit hitam di Dusun Belembem belum optimal karena minimnya pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman ibu-ibu RT 02 Belembem dalam memanfaatkan kunyit hitam sebagai herbal antidiabetes melalui pemaparan materi berbasis presentasi dan diskusi terbuka untuk mendorong literasi kesehatan yang mandiri. Hasil pelaksanaan menunjukkan tingginya minat peserta terhadap pemanfaatan kunyit hitam, dengan mayoritas mengaku baru mengetahui manfaatnya setelah edukasi. Kegiatan ini berdampak signifikan dalam meningkatkan pengetahuan dan kesiapan ibu-ibu dalam menjaga kesehatan keluarga menggunakan tanaman obat keluarga. Model pemberdayaan komunitas terbukti efektif dalam memperkuat pemanfaatan kearifan lokal untuk kesehatan keluarga serta mendukung ekonomi rumah tangga.
Efektivitas Biaya Obat Kombinasi ACEI-CCB dan ARB-CCB pada Pasien Hipertensi dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Hapysari, Yulinda Pristi Dwi; Purwidyaningrum, Ika; Harsono , Samuel Budi
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 1 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i1.477

Abstract

Komplikasi hipertensi sering terjadi salah satunya pada DM tipe 2. Dalam mencapai penurunan tekanan darah diperlukan terapi obat kombinasi dengan menggunakan ACEI-CCB dan ARB-CCB. Terapi obat kombinasi efektif dalam mengontrol tekanan darah, namun mampu membuat beban biaya pengobatan meningkat. Tujuan penelitian ini memiliki tujuan yakni mencari tahu gambaran obat kombinasi ACEI-CCB dan ARB-CCB pada pasien hipertensi dengan DM tipe 2, dalam rangka mengetahui keefektifan biaya, serta untuk mengetahui rencana perbaikan masalah cost-effectiveness pada lingkup rumah sakit. Penelitian berjenis observasional dengan pengambilan datanya dilakukan dengan cara retrospektif. Biaya yang dianalisis yaitu mencakup biaya terapi obat, biaya penunjang, biaya obat tambahan, dan biaya laboratorium, kemudian melakukan rencana perbaikan untuk cost-effectivenes dengan menggunakan metode analisis SWOT. Didapatkan sampel penelitian ini sebanyak 90 pasien, pengguna kelompok terapi ACEI-CCB sebanyak 38 pasien dan kelompok terapi ARB-CCB sebanyak 52 pasien. Hasil penelitian analisis rata-rata biaya pengobatan kombinasi antihipertensi pasien komplikasi DM Tipe 2 didapatkan pada kombinasi ACEI-CCB sebesar Rp. 635.663, sedangkan pada kombinasi ARB-CCB sebesar Rp. 570.314. Biaya penggunaan obat kombinasi yang paling efektif adalah kombinasi ACEI-CCB dengan nilai efektivitas 44,74% dan dengan nilai ACER sebesar Rp. 14.209 dan ICER yaitu Rp. 7.970,96. Hasil analisis SWOT dengan matriks IE ini berada pada sel I sehingga dapat diindikasikan rumah sakit yang peneliti jadikan lokasi penelitian ada pada posisi grow and build atau tumbuh dan membangun, sehingga strategi yang dapat diterapkan yaitu meliputi penetrasi, pengembangan dan integrase.
Uji Aktivitas Vasodilatasi Ekstrak Etanol Buah Okra (Abelmoschus Esculentus) dengan Parameter Kadar Nitrit Oksida (NO) Hafidah, Hafidah; Purwidyaningrum, Ika; Keswara, Yane Dila
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.553

Abstract

Penyakit jantung iskemik (IHD) adalah suatu kondisi medis jantung tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup karena adanya penyempitan atau sumbatan pada arteri koroner. Efek vasodilatasi pada IHD dapat membantu mengatasi beberapa komplikasi yang timbul dari penyakit ini. Buah okra (Abelmoschus esculentus) merupakan tanaman yang berpotensi memberikan efek vasodilatasi karena mengandung kuersetin. Tujuan penelitian ini adalah menguji aktivitas ekstrak buah okra (Abelmoschus esculentus) dan dosis efektifnya dalam memberikan efek vasodilatasi. Buah okra diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Penelitian ini menggunakan hewan uji tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague Dawley dengan variasi tiga dosis ekstrak buah okra yaitu dosis 75 mg/kg bb, 150 mg/kg bb, dan 300 mg/kg bb. Digunakan kontrol positif Isosorbide mononitrat dan kontrol negatif CMC 0,5%. Aktifitas vasodilatasi ekstrak buah okra diamati melalui parameter kadar nitrit oxide. Data hasil pengamatan dari masing-masing parameter dianalisis dengan menggunakan one way ANOVA. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol buah okra (Abelmoschus esculentus) dapat memberikan aktivitas efek vasodilatasi terhadap tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague Dawley. Ekstrak buah okra yang memiliki dosis paling efektif adalah dosis 75 mg/kg bb tikus.