Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

The Dermatological Effects of Vitamin D: Addressing Pore Size and Skin Roughness Tan, Sukmawati Tansil; Santoso, Alexander Halim; Jap, Ayleen Nathalie; Herdiman, Alicia; Averina, Friliesa; Gunaidi, Farell Christian
Jurnal Kesehatan Amanah Vol. 9 No. 1 (2025): Jurnal Kesehatan Amanah
Publisher : Universitas Muhammadiyah Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57214/jka.v9i1.837

Abstract

Vitamin D, or calciferol, is a fat-soluble vitamin produced endogenously when ultraviolet (UV) light triggers its synthesis in the skin. It also comes from food and supplements, existing as D2 (ergocalciferol) and D3 (cholecalciferol). Both forms convert into the active form, calcitriol, in the liver and kidneys, with D3 more effectively raising blood levels. Vitamin D supports bone health, regulates cellular functions, and offers anti-inflammatory, antioxidant, and neuroprotective benefits. It improves skin health by regulating oil production, soothing inflammation, promoting skin renewal, and strengthening the skin barrier. Deficiency (<20 ng/dL) weakens the skin barrier, causing dryness and roughness. The global prevalence of vitamin D deficiency is rising, with Southeast Asia, including Indonesia, experiencing rates between 35.1% and 91.7%. This study explores the relationship between vitamin D levels and skin health, focusing on pores and roughness in geriatric populations. This cross-sectional study analyzed 26 elderly, measuring vitamin D levels (Vitamin D 25-hydroxy (25(OH)D), skin pore size, and roughness (RGB analysis), with Spearman and partial correlation assessing relationships while controlling for age. Bivariate analysis showed a significant positive relationship between vitamin D levels and pore size (p = 0.03) and a strong, statistically significant relationship between pore size and skin roughness (p < 0.01). Vitamin D influences skin health, including pore size and texture. Monitoring vitamin D levels enables early intervention, improving skin appearance, reducing roughness, and preventing complications from vitamin D deficiency.
DETEKSI DINI KESEHATAN KULIT MELALUI PENGUKURAN KADAR AIR DAN MINYAK PADA POPULASI USIA PRODUKTIF DI KELURAHAN GROGOL Tan, Sukmawati Tansil; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Lucius, Steven Hizkia; Dewanto, Paulus Gegana Thery
AlMurtado Journal of Social Innovation and Community Service Vol 2 No 2 (2025): sinergi berdaya untuk masyarakat
Publisher : BAMALA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hydrated skin is a key indicator of overall skin health, as water content in the stratum corneum plays a vital role in maintaining skin barrier function. Insufficient hydration can lead to dry skin, increase susceptibility to infections, and negatively impact quality of life. This community activity aimed to assess skin water and oil levels among the productive-age population in Grogol as a preventive measure against skin dryness. The activity utilized the Plan–Do–Check–Act (PDCA) approach, which involved planning the screening, measuring skin water and oil levels, evaluating the results, and providing skin care education to participants with abnormal findings. A total of 67 participants from Grogol Village, West Jakarta, took part in this initiative. The results indicated that 11 participants (16.42%) had low oil levels and 14 participants (20.9%) had low water levels. These findings highlight the importance of maintaining proper skin hydration through adequate water intake, regular use of moisturizers, and healthy lifestyle habits. Early detection and education regarding skin hydration proved to be effective strategies in preventing dry skin and enhancing overall quality of life. Keywords: Hydration, Water Content, Oil Content, Early Detection, Dry Skin
KEGIATAN EDUKASI DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KULIT WAJAH MELALUI FACE ANALYZER UNTUK PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DEWASA Tan, Sukmawati Tansil; Santoso, Alexander Halim; Destra, Edwin; Amanda, Shelma Tria; Adhim, Laudza Al
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 3 No. 3 (2025): Juni
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v3i3.2578

Abstract

Kesehatan kulit wajah adalah bagian penting dari kualitas hidup, terutama pada usia dewasa ketika faktor internal seperti perubahan hormonal, penurunan kolagen, dan genetik, serta faktor eksternal seperti paparan sinar ultraviolet, polusi, dan gaya hidup, mulai mempengaruhi kondisi kulit. Kegiatan ini melibatkan edukasi dan skrining menggunakan teknologi face analyzer untuk memantau pigmentasi, pori-pori, kelembapan, dan kekasaran kulit pada 40 individu usia produktif. Pendekatan Plan-Do-Check-Act (PDCA) diterapkan untuk memastikan efektivitas edukasi dan skrining. Rata-rata usia peserta adalah 43,97 tahun dengan standar deviasi 11,79, dan komposisi gender seimbang. Pemeriksaan face analyzer menunjukkan parameter kesehatan kulit yang memberikan informasi awal terkait kondisi kulit peserta. Edukasi dan skrining rutin menggunakan face analyzer efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemantauan kondisi kulit wajah secara berkala untuk mencegah masalah kulit jangka panjang. Kata Kunci: Edukasi Kesehatan, Kesehatan Kulit, Kesadaran, Pemeriksaan Kulit, Pemeriksa Wajah
Korelasi Fungsi Ginjal dan Keseimbangan Kadar Minyak, Air, dan Hidrasi Kulit pada Dewasa di Wilayah Perkotaan: Correlation between Kidney Function and Oil, Water, and Skin Hydration Balance in Adult Respondents in Urban Areas Tan, Sukmawati Tansil; Setiawan, Fiona Valencia
Jurnal Keperawatan Bunda Delima Vol 7 No 2 (2025): EDISI AGUSTUS
Publisher : Akademi Keperawatan Bunda Delima Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59030/jkbd.v7i2.175

Abstract

Latar Belakang: Fungsi ginjal berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, termasuk yang berkaitan dengan hidrasi kulit. Faktor lingkungan dan gaya hidup dapat memperberat disfungsi ginjal dan memengaruhi status fisiologis kulit di masyarakat perkotaan. Studi ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara fungsi ginjal dan keseimbangan kadar minyak, air, serta hidrasi kulit. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan melibatkan subjek dewasa di wilayah perkotaan. Parameter fungsi ginjal dinilai melalui pemeriksaan kreatinin serum dan estimasi laju filtrasi glomerulus (eGFR), sedangkan status fisiologis kulit diukur menggunakan alat digital skin analyzer untuk menentukan kadar air, minyak, dan hidrasi kulit. Analisis korelasi dilakukan menggunakan uji statistik non-parametrik. Hasil: Terdapat korelasi negatif signifikan antara kadar kreatinin dengan kadar minyak dan air kulit (p < 0,05), serta korelasi positif antara eGFR dan kadar kelembaban kulit. Pola hidrasi kulit menunjukkan variasi yang mengindikasikan kemungkinan mekanisme kompensasi pada individu dengan fungsi ginjal menurun. Kesimpulan: Fungsi ginjal berkorelasi dengan status hidrasi dan keseimbangan kadar minyak serta air pada kulit. Evaluasi kulit dapat berperan sebagai indikator tambahan dalam skrining non-invasif gangguan fungsi ginjal, terutama pada populasi urban dengan risiko metabolik tinggi.
Hubungan Tipe Kulit dan Double Cleanser dengan Akne Vulgaris pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Indrayana, Syifa Nur Putri; Tan, Sukmawati Tansil
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 8 (2025): Volume 7 Nomor 8 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i8.21210

Abstract

ABSTRACT Acne vulgaris, commonly known as acne, is one of the most prevalent skin disorders with multifactorial causes including hormonal influences, stress, dietary patterns, iatrogenic factors (such as corticosteroid use), and external triggers like seasonal changes and oil exposure. Double cleansing, a two-step skin cleansing method starting with oil-based cleansers followed by water-based products, features commonly used products like micellar water, cleansingbalms, and cleansing oils, with oil-based cleansers being potentially acne-triggering especially for oily skin types. This study aimed to examine the relationship between skin types and double cleanser selection with acne vulgarisscores among medical students at Tarumanagara University during the 2024/2025 period, employing a cross-sectional analytic observational design with 93 respondents who completed Baumann's Skin Type Questionnaire and underwent facial scanning with subsequent acne analysis using Lehmann's grading method. The results showed significant differences in mean acne scores across double cleanser groups: micellar water (M=7.65), cleansing balm (M=9.31), and cleansing oil (M=14.11), with kruskall-wallis test revealing a statistically significant association (p=0.002, p<0.05), leading to the conclusion that oil-based double cleansers, particularly cleansing oils, are associated with higher acne vulgaris incidence. Keywords: Acne, Skin Type, Double Cleanser  ABSTRAK Akne vulgaris atau yang dikenal dengan jerawat merupakan salah satu masalah kulit yang paling umum terjadi. Penyebab akne vulgaris beragam, mulai dari pengaruh hormonal, stres, pola makan, faktor iatrogenik (misalnya pemakaian kortikosteroid), hingga penyebab eksternal seperti perubahan musim dan paparan minyak. Double cleansing merupakan metode pembersihan kulit dua tahap yang diawali dengan pembersih minyak kemudian dilanjutkan pembersih berbasis air, contoh produk double cleanser yang paling banyak digunakan adalah micellar water, cleansing balm, dan cleansing oil. Produk double cleanser yang berbahan dasar minyak diyakini dapat memicu pertumbuhan jerawat terutama pada kulit berminyak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah terdapat hubungan antara tipe kulit dan pemilihan produk double cleanser dengan skor akne vulgaris di kalangan mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara periode 2024/2025. Penelitian ini dilakukan dengan metode potong lintang dan desain penelitian observasional analitik dengan jumlah responden 93 orang. Responden diminta untuk mengisi kuesioner tipe kulit Baumann’s Skin Type Questionnaire dan kemudian dilakukan pemeriksaan wajah responden dengan scanner dan setelahnya dilakukan analisis jerawat dengan metode acne grading Lehmann. Didapatkan terdapat adanya perbedaan rerata skor acne responden antar kelompok penggunaan produk double cleanser micellar water (M = 7.65), cleansing balm (M = 9.31), dan cleansing oil (M = 14.11) dengan nilai p = 0.002 (p < 0.05) setelah dilakukan uji statistik kruskall-wallis yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bahwa penggunaan produk double cleanser yang berbahan dasar minyak, terutama cleansing oil, memiliki risiko yang lebih tinggi dalam kejadian akne vulgaris. Kata Kunci: Jerawat, Tipe Kulit, Double Cleanser