Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Engaging Social Leadership Character on Cadets Training during Onboard Based on Mobile Application Monitoring: A Preliminary Study: Pembentukan Karakter Kepemimpinan Sosial pada Pelatihan Kadet selama Onboard Berbasis Monitoring Aplikasi Mobile: Studi Pendahuluan Sabaruddin; Jamil, T. M.; Nurmala, Eka; Baihaqi; Siregar, Muhammad Sapril
SABIQ: Jurnal Sosial dan Bidang Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2024): SABIQ - September 2024
Publisher : PT. Alpha Trianguli Australis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62554/rh1x2t66

Abstract

This preliminary study delves into the effectiveness of mobile application monitoring in enhancing social leadership character among cadets during onboard training. The research focuses on the social dimension of character development, which encompasses the ability to act with proper decorum in all professional, social, and online environments. The study explores how mobile technology can facilitate experiential learning, teamwork, and leadership skills, improving cadets' social interactions and leadership abilities. The mixed-methods approach employed in this study combines quantitative data from mobile application usage with qualitative insights from cadet feedback and mentorship programs. This comprehensive methodology allows for a deeper understanding of the impact of mobile applications on cadets' social leadership development. The findings indicate that mobile applications can significantly enhance cadets' engagement in social leadership activities, improve their teamwork and problem-solving skills, and provide real-time feedback for character development. Moreover, the study highlights the potential of mobile technology to support comprehensive character development in cadet training programs. By leveraging mobile applications, training programs can create a more immersive and interactive learning environment that fosters the development of essential social leadership skills. The results of this study have significant implications for educational institutions and military academies seeking to enhance their cadet training programs and prepare future leaders with robust social leadership capabilities. Overall, this preliminary study underscores the importance of integrating mobile technology into cadet training to promote social leadership character development, thereby equipping future leaders with the skills to navigate complex social environments effectively.
MODERASI BERAGAMA DI ERA DIGITAL DALAM MENJAGA TOLERASI DI MASYARAKAT YANG MULTIKULTURAL Sabaruddin; Andi Takdir; Umar Laila; Abdul Halim Talli; Muh. Saleh Ridwan
Iqtishaduna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah Vol 6 No 4 (2025): Juli
Publisher : Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Uin Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/iqtishaduna.v6i4.59013

Abstract

Abstrak Era digital telah menyaksikan perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam komunikasi dan penyebaran informasi, termasuk yang bersifat religius. Seperti dalam masyarakat multikultural mana pun, moderasi beragama tetap menjadi faktor utama dalam menjaga toleransi dan harmoni sosial. Penelitian khusus ini bertujuan untuk membahas bagian moderasi beragama dalam menghadapi tantangan era digital dan bagaimana mekanisme ini dapat memperkuat nilai-nilai toleransi terhadap pluralitas budaya, etnis, dan agama. Dari sebuah studi literatur, ditemukan bahwa meskipun era digital telah memfasilitasi penyebaran pemikiran religius, hal itu juga menciptakan peningkatan potensi tumbuhnya intoleransi dan radikalisme melalui penyalahgunaan media sosial. Jadi, menurut pandangan kami, perlu ditekankan pada keseimbangan, keadilan, dan hikmat dalam hal-hal yang menyangkut masalah agama. Pendidikan digital dan literasi digital, dalam peran kepribadian dan institusi agamic, sangat membantu masyarakat terbentuk secara inklusif dan toleran. Oleh karena itu, membangun dan mempertahankan moderasi agama, sehingga terus berkembang, dalam kemampuan beradaptasi sehingga dapat selalu merespon dinamika masyarakat digital yang kompleks dan beragam. Kata kunci: Moderasi Agama, Waktu Digital, Toleran, Multikultural, Media Sosial.   Abstract The digital era has witnessed unprecedent changes in communication and the spread of information, including those of a religious nature. As in any multicultural society, religious moderation remains a major factor in maintaining tolerance and social harmony. This particular research aims to discuss the part of religious moderation in facing the challenges of the digital era and how this mechanism may strengthen the values of tolerance toward cultural, ethnic, and religious plurality. From a literature study, it is found that although the digital era has facilitated the spread of religious thoughts, it also creates increased potential for the growth of intolerance and radicalism through the misuse of social media. Thus, in our view, emphasis needs to be placed on balance, justice, and wisdom in matters involving religious matters. Digital education and digital literacy, in the roles of agamic personalities and institutions, go a long way toward society being formed inclusively and tolerantly. Hence, build and sustain religious moderation, thus perpetually evolving, in adaptability so that it may always respond to the complex and multifarious dynamics of digital society. Keywords: Religious Moderation, Digital Times, Tolerant, Multicultural, Social Media.
PERAN BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM MENANGANI PENYEBARAN PAHAM RADIKALISME DI PROVINSI SULAWESI TENGAH Sarwani; Samsul Arifin; Mu’tamirudin; Sabaruddin; Cantika Yokalina Boka
VISIONER : Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia Vol 17 No 1 (2025): Visioner: Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia
Publisher : Alqaprint Jatinangor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jv.v17i1.1369

Abstract

Radikalisme merupakan paham yang menginginkan radikal dengan cara kekerasan dan ekstremisme, yang menjadi ancaman serius terhadap perubahan persatuan dan kesatuan bangsa. Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu wilayah yang rentan terhadap penyebaran paham radikalisme, terutama dengan keberadaan kelompok teroris seperti Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sulawesi Tengah dalam menangani penyebaran paham radikalisme, dengan mengidentifikasi faktor-faktor penghambat, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap informan yang relevan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori peran oleh Horoepoetri dan Santosa (2003), yang mencakup lima dimensi peran: sebagai kebijakan, strategi, alat komunikasi, alat penyelesaian sengketa, dan terapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Badan Kesbangpol Provinsi Sulawesi Tengah telah berpartisipasi aktif dalam merancang dan melaksanakan kebijakan deradikalisasi, melakukan sosialisasi dan edukasi tentang bahaya radikalisme, serta berkoordinasi dengan aparat keamanan dan masyarakat tokoh. Namun, terdapat kendala seperti keterbatasan anggaran, kurangnya pemahaman masyarakat, serta penyebaran ideologi radikal melalui media sosial dan pendidikan non-formal. Untuk mengatasi hambatan tersebut, Badan Kesbangpol meningkatkan kerja sama lintas sektoral dan memberdayakan masyarakatlokal dalam menciptakan ketahanan ideologi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran Badan Kesbangpol sangat krusial dalam mencegah dan menangani penyebaran paham radikalisme di Provinsi Sulawesi Tengah melalui pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif.
Pelatihan Public Speaking di SMP Negeri 11 Sinjai mansur, waizah; Laeli Qadrianti; Harmilawati; St. Rahmaniah Bahrun; Melati, Rahma; Sabaruddin
PENDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2022): PENDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/pendimas.v1i2.956

Abstract

Berbicara di depan umum adalah proses berbicara kepada sekelompok orang secara terstruktur untuk menginformasikan, mempengaruhi, dan menghibur pendengar. Berbicara di depan umum membutuhkan kemampuan bahasa yang baik. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan Public Speaking sangat diperlukan untuk dapat memberikan pengetahuan, keberanian, dan keterampilan berbicara. Tujuan yang ingin dicapai dalam PKM ini adalah meningkatkan kemampuan berbicara, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, meningkatkan kualitas diri, mengatasi rasa takut berbicara di depan orang banyak, mempersiapkan siswa dalam memasuki jenjang perkuliahan dan pekerjaan, metode pelaksanaan PKM ini yaitu, mengundang para siswa, membangun pemahaman tentang publik speaking, memotivasi peningkatan keterampilan public speaking generasi muda, pelaksanaan PKM ini melibatkan partisipasi beberapa siswa, memberikan siswa kesempatan untuk berani berbicara.
Pendampingan Usaha Home Industry Gula Merah Tebu Melalui Atribut Produk di Desa Latellang Hazrina; Harmilawati; Sabaruddin; Bahrun, St. Rahmaniah
PENDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2023): PENDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/pendimas.v2i1.1851

Abstract

Abstrak Kegiatan pengabdian masyarakat ini membahas tentang pendampingan usaha home industry gula merah tebu melalui atribut produk di Desa Latellang Kec. Patimpeng Kab. Bone. Pengabdian ini melakukan salah satu upaya untuk meningkatkan usaha home industry memalui atribut dan mempromosikan melalui media sosial. Tanaman tebu sangat potensial untuk terus dikembangkan untuk menghasilkan berbagai produk-produk lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain gula pasir, dari tanaman tebu masih terdapat sejumlah produk agroindustri lain yang masih terbuka untuk dikembangkan, salah satunya adalah gula merah tebu. gula merah tebu akan memacu kegiatan ekonomi di pedesaan baik ke arah hulu berupa kegiatan penyediaan bahan baku dan kebutuhan produksi lainnya maupun ke hilir berupa kegiatan pemasaran dan produksi produk produk agroindustri lainnya. Kata Kunci : gula merah, tebu, agroindustry, home industri Abstract This community service activity discusses assisting the brown sugar cane home industry business through product attributes in Latelangg Village, Kec. Patimpeng Regency. bones. This service makes one of the efforts to improve home industry businesses through attributes and promoting through social media. Sugarcane plants have the potential to continue to be developed to produce various other products to meet the needs of the community. Apart from granulated sugar, from the sugarcane plant there are still a number of other agro-industrial products that are still open for development, one of which is cane brown sugar. Cane brown sugar will spur economic activity in the countryside both upstream in the form of activities providing raw materials and other production needs as well as downstream in the form of marketing activities and the production of other agro-industrial products. Keywords: brown sugar of the sugar cane,agroindustry,home industry
Kegiatan Fun English untuk Meningkatkan Kosakata Siswa Anisa, Andi; Harmilawati; Sabaruddin
PENDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2023): PENDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIM Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/pendimas.v2i2.2029

Abstract

Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini untuk memperkenalkan pembelajaran kosakata bahasa Inggris pada anak usia dini atau anak-anak di SDN 227 Balang. Metode pengajaran yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu melalui metode Fun English dimana pengajaran bahasa Inggris untuk anak-anak dengan konsep pembelajaran bahasa Inggris yang menyenangkan. Didalamnya terdapat kegiatan pembelajaran menggunakan song dan games. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa perserta didik sudah mulai merasa fun (senang) dalam belajar bahasa Inggris serta perbendaharaan dan pemahaman kosakata bahasa Inggris siswa meningkat dibandingkan dengan awal pertemuan. Walau masih ada kesalahan, namun mereka sudah mulai percaya diri dan tidak merasa malu.
Membangun Keterlibatan Siswa: Pendekatan Strategis dalam Komunikasi Interpersonal Syam, Iqbal; Fitriana, Rahmah; Sabaruddin
Journal Proxemics Vol. 1 No. 2 (2024): Proxemics Vol 1 No 2
Publisher : Communication Sciences Study Program, Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55638/jprox.v1i2.141

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji strategi yang digunakan guru SMA Negeri 7 Enrekang untuk meningkatkan keterlibatan siswa serta berbagai faktor yang berpengaruh di dalamnya. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan melakukan wawancara kepada sejumlah informan. Informan terdiri dari kepala sekolah, guru, maupun siswa. Temuan penelitian menunjukkan 1) keterbukaan, aktif mendengarkan dan keterlibatan aktif para siswa, 2) kesesuaian dengan konteks, ketepatan dan kepatuhan terhadap etika, dan 3) empati, feedback, dan tujuan yang jelas menjadi pendekatan interpersonal yang dilakukan oleh guru di SMA Negeri 7 Enrekang. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan strategi komunikasi interpersonal yang diterapkan di SMA Negeri 7 Enrekang adalah 1) Ikatan emosional  karena latar belakang guru dan siswa yang sama (suku, bahasa lokasi tempat tinggal, latar budaya), 2) Masih kuatnya niai-nilai kearifan lokal menghargai dan menghormati masyarakat Enrekang yang  diteruskan pada siswa, 3) Leadership atau kepemimpinan kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan para guru (pengajar, pendidik, motivator dan fasilitator), 4)  kegiatan intrasekolah dan ekstrakokurikuler siswa. Faktor-faktor yang menghambat adalah 1) konsep diri siswa sendiri yang masih cenderung tertutup atau introvert seperti malu, cemas, gugup, dan tidak terbuka, 2) faktor ‘mood’ baik dari guru maupun siswa, 3) pengaruh gadget atau handphone, 3) siswa yang tidak tartarik dengan kegiatan internal dan ekstrakokurikuler siswa.
Efektivitas Kebijakan Pengelolaan Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muna Barat Sabaruddin; Purwandari, Wd. Vitha; Triyono; Amin, Radjali; Suyanto, Agus
Environmental Insight Journal Vol. 2 No. 1 (2026): January
Publisher : Postgraduate Faculty, Yogyakarta Institut of Technology, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37412/eij.v2i1.359

Abstract

Efektivitas kebijakan pengelolaan sampah pada area kerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muna Barat masih menghadapi tantangan sehingga perlu dievaluasi untuk dapat merumuskan strategi kebijakan yang efektif dan berkelanjutan. Ketidakefektifan ini jika diteruskan maka akan berakibat pada pemborosan anggaran daerah dan berpotensi menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pelaksanaan kebijakan pengelolaan sampah, mengevaluasi efektivitas kebijakan dan penerapan pengelolaan sampah, serta strategi kebijakan dan penerapan pengelolaan sampah yang dapat dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Responden dalam penelitian ini berjumlah 148 responden dan melibatkan partisipasi aktif dari para pemangku kepentingan lokal sebagai data primer. Data penelitian diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi yang dianalisis secara kualitatif dengan model interaktif yaitu reduksi data, penyajian data, serta analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pengelolaan sampah masih menghadapi masalah minimnya infrastruktur hal ini tampak pada fasilitas tempat penampungan sementara sampah, rendahnya partisipasi masyarakat untuk mengelola sampah, dan kurang optimalnya koordinasi antar instansi pemerintah. Efektivitas kebijakan Dinas Lingkungan Hidup perlu ditingkatkan melalui perbaikan regulasi, peningkatan kesadaran masyarakat, dan penguatan kapasitas kelembagaan. Strategi yang diusulkan mencakup pengembangan program berbasis partisipasi masyarakat dan optimalisasi sumber daya untuk mendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Keywords: policy, environment, management, waste, SWOT