p-Index From 2020 - 2025
6.002
P-Index
This Author published in this journals
All Journal HAYATI Journal of Biosciences Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Jurnal Teknologi Dan Industri Pangan Jurnal Teknologi Industri Pertanian E-jurnal Agro-Industri Indonesia Reaktor Microbiology Indonesia BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Agrointek Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Buletin Teknologi Pasca Panen Journal of Engineering and Management in Industrial System Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship (IJBE) Journal of Engineering and Technological Sciences agriTECH Jurnal Sumberdaya Hayati Science and Technology Indonesia Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology EDUFORTECH BIOEDUSCIENCE Journal of Tropical Crop Science Menara Perkebunan Journal of Applied Engineering and Technological Science (JAETS) Indonesian Journal of Electrical Engineering and Computer Science Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian International Journal of Mechanical Engineering Technologies and Applications (MECHTA) Jurnal Agroekoteknologi Terapan ABDI PUSTAKA: Jurnal Perpustakaan dan Kearsipan Proceedings of International Conference on Multidiciplinary Research Journal of Applied Agricultural Science and Technology Prosiding Seminar Nasional Universitas Serambi Mekkah PERTANIAN TROPIK Pharmaceutical Sciences and Research (PSR) Makara Journal of Science Makara Journal of Technology Jurnal Natural Journal of Sciencce Technology and Visual Culture JURNAL REKAYASA KIMIA & LINGKUNGAN
Claim Missing Document
Check
Articles

PROSES PENYIAPAN GRITS JAGUNG UNTUK PRODUKSI TEPUNG JAGUNG Anton Yulianto, E. Gumbira Sa'id, Titi Candra Sunarti, Bambang Hariyanto TIP
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 23 No. 2 (2013): Jurnal Teknologi Industri Pertanian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi proses penyiapan grits jagung hibrida untukproduksi tepung jagung dan mempelajari fenomena pengaruh penambahan papain terhadap kekerasan,kandungan protein, morfologi, dan sifat rheologi tepung jagung yang dihasilkan. Pemilihan degerminatordilakukan terhadap 3 (tiga) tipe peralatan, yaitu polisher beras (tipe A), penyosoh jagung (tipe B) dan peralatanhasil modifikasi (tipe C), sedangkan lama waktu perendaman biji dilakukan selama 10, 20, 30, 40, dan 50 menit.Grits yang dihasilkan selanjutnya diinkubasi dengan papain pada suhu ruang (30oC), konsentrasi papain 0,1; 0,5dan 1,0% atau 70,9; 354,5; dan 709 U/100 mL larutan, dan waktu inkubasi 3, 6, 12 dan 24 jam. Degerminatortipe C dan waktu perendaman 20 menit memberikan hasil grits terbaik, yaitu kandungan lemak 0,75% danrendemen 61,66%. Kekerasan dan kandungan protein grits cenderung menurun seiring dengan peningkatankonsentrasi enzim dan waktu inkubasi. Penurunan kekerasan grits tersebut diikuti dengan meningkatnyakehalusan tepung jagung yang dihasilkan. Pengamatan dengan (Scanning Electron Microscope) SEMmenunjukkan terjadinya penguraian matriks protein pada horny endosperm. Hasil analisis sifat visco amilografidengan RVA menunjukkan profil amilografi tepung yang dihasilkan memiliki kesamaan dengan profil amilografipati jagung komersial.Kata kunci: grits jagung, degerminasi, kekerasan, papain, tepung jagung, ukuran partikel
KAJIAN PEMBUATAN ARANG AKTIF BERBAHAN BAKU BAGAS TEBU MELALUI KOMBINASI PROSES KARBONISASI HIDROTERMAL DAN AKTIVASI KIMIA Nyimas Dewi Sartika, E.Gumbira Sa'id, Machfud, Titi Candra Sunarti,Gustan Pari TIP
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 24 No. 2 (2014): Jurnal Teknologi Industry Pertanian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT   Sugarcane bagasse-based activated carbon which has high adsorption capacity of color in icroporous and mesoporous size in solution phase was produced through combination of hydrothermal carbonization (HTC) and chemical activation processes using phosphoric acid as  an activating agent.  The activated carbon which was obtained from HTC process at 250° C for 9 hours, followed by chemical activation process at 750° C for 90 minutes with an  impregnation  ratio of 10%  (weight  ratio of phosphoric acid  to hydrochar) has a BET surface area of 903.47 m2/g, a total pore volume of 0.597 cm3/g (volume composition: 63.32% of micropores and 36.68 % of meso-macropores), an iodine number of 951.99 mg/g, and a methylene blue number of 170.40 mg/g.  The FTIR analysis  indicated  the presence of an aromatic group and a polarity character in  the activated carbon produced.  The XRD analysis revealed  that the activated carbon had  hexagonal crystallite and mesoporous surface structures. The SEM analysis showed that the surface topography of the activated carbon had an average pore diameter between 3-10 μm. Keywords: activated carbon, sugarcane bagasse, hydrothermal carbonization, chemical   activation
PENANGANAN PASCAPANEN UMBI ILES-ILES (Amorphophallus muelleri Blume) STUDI KASUS DI MADIUN, JAWA TIMUR Kisroh Dwiyono, Titi Candra Sunarti, Ono Suparno, Liesbetini Haditjaroko TIP
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 24 No. 3 (2014): Jurnal Teknologi Industri Pertanian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Umbi iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) adalah hasil pertanian yang mempunyai nilai ekonomi tinggi karena dapat menghasilkan glukomanan yang dapat dimanfaatkan dalam industri sebagai komponen pangan dan farmasi.  Umbi segar yang dipanen bersifat musiman, kamba, dan mudah rusak karena kandungan air relatif tinggi (75-87%).  Selama ini penanganan pascapanen umbi iles-iles mengalami susut mencapai 20-40% karena terbatasnya teknik dan fasilitas penanganan yang meliputi proses pencucian, pengirisan, pengeringan, pengemasan, dan penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi penanganan pascapanen umbi iles-iles di Desa Klangon, Kabupaten Madiun yang merupakan sentra produksi di Indonesia. Penelitian menggunakan metode wawancara terhadap 60 petani responden secara acak, sedangkan parameter kualitas ditetapkan berdasarkan analisis di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air dan kadar glukomanan yang terdapat pada chips kering iles-iles yang dihasilkan oleh petani Klangon telah memenuhi Standar Nasional Indonesia No. 01-1680-1989 tentang Iles-iles. Kadar air chips kering yang dihasilkan sebesar 11,89% sementara batas maksimal kadar air sebesar 12% (SNI). Kadar glukomanan chips kering yang dihasilkan sebesar 35,36% sementara batas minimum kadar glukomanan yaitu lebih besar 35% (Mutu I) dan 15% (Mutu II) (SNI). Kata kunci: Amorphophallus muelleri blume, chips, glukomanan, iles-iles, pascapanen
PENGGUNAAN SUBSTRAT WHEY TAHU UNTUK PRODUKSI BIOMASSA OLEH PEDIOCOCCUS PENTOSACEUS E.1222 Yeni, Anja Meryandini, dan Titi Candra Sunarti
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 26 No. 3 (2016): Jurnal Teknologi Industri Pertanian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lactic acid bacteria (LAB) has been widely used as a starter culture. The most important factor fordeveloping industrial starter culture is the selection of a good and cheap medium. Tofu whey (TW) is the liquidwaste of the tofu production which potentially be able to use as a growth medium for LAB. On this research, TWwas fermented by Pediococcus pentosaceus E.1222 for 24 hour, at 37°C, pH 6, and without agitation. This workwas conducted in several stages, first stage was selection of carbon source and the result showed that TWsupplemented glucose gives the highest LAB number was 4.5×108 CFU/mL and spesific growth rate (μmax) 0.65h-1. The next stage was determining glucose concentration and the highest growth was TW supplemented 5%glucose, where the number of LAB reached 1.4×1010 CFU/mL and μmax 0.91 h-1. The next stage was scaling upthe starter production, fermentations were initially performed at scale 150 mL medium, then medium was scaledup to 500 mL and 1 L. The result showed a slight decreasing in number of LAB on each volume, from 1.1×1010CFU/mL (150 mL), 1.09×1010 CFU/mL (500 mL), and 1.03×1010 CFU/mL (1L); and declining of μmax is found tobe 0.91–0.90 h-1.Keyword: Lactic acid bacteria, starter culture, tofu whey, Pediococcus pentosaceus
PENGEMBANGAN PRODUK “BERAS ANALOG” UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN PASAR Dian Novitasari, Aji Hermawan, dan Titi Candra Sunarti
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 27 No. 2 (2017): Jurnal Teknologi Industri Pertanian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The “analog rice” (artificial rice) is a new product that has difficulties to enter the Indonesian market. The aim of this research was to analyze the development of the analog rice to enter the market. The steps were divided into three stages, i.e. to analyze the attributes considered in purchasing rice grain, to analyze the level of satisfaction and dissatisfaction of the analog rice attributes, and to analyze the development priority of the analog rice attributes. The data were collected by interview and survey questionnaire. The data were processed using descriptive analysis, quantitative analysis, category frequency distribution, Kano method, and analysis of quality improvement index. This research resulted in that there were 17 attributes to be considered by respondents in purchasing rice grain. Fragrance was the analog rice attribute that had highest satisfaction effect, cleanliness was the analog rice attribute that had highest dissatisfaction effect, and the large size of grain was the analog rice attribute that had lowest satisfaction and also lowest dissatisfaction. The development priority of the analog rice attributes included good taste, economical price, fragrance, sticky texture, and product consistency after cooking.Keywords: artificial rice, food diversification, Kano method, product development
PERBAIKAN KUALITAS AIR BAKU OLEH ISOLAT BAKTERI NITRIFKASI INDIGENOUS MENGGUNAKAN MOVING BED BIOFILTER REACTOR (MBBR) Ramiza Dewaranie Lauda, Suprihatin, dan Titi Candra Sunarti
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 29 No. 2 (2019): Jurnal Teknologi Industri Pertanian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24961/j.tek.ind.pert.2019.29.2.183

Abstract

Bio-filtration technology is considered as one of prevention solutions for declining raw water quality. The research purpose was to identify biofilm growth formation as viability cell in acclimatization period that can be used for ammonia elimination by using various indigenous chemo-heterotroph bacteria isolated from bio-filter media specimen and moving bed bio-filter reactor performance. Reactor was configured within aerobic system comparing two biofilm–attached support–medium filters (i.e. drinking-water-bottle-PET-chips and PVC). Bacteria potency on ammonia removal in kinetics modeling was advance investigated. Kinetics determination was based on empirical approach in first order by using formula of Cout = Cin exp(-k.EBRT), where Cout is ammonia concentration in outlet, Cin is ammonia concentration in inlet, k is first-order reaction rate constant and Empty Bed Retention Time (EBRT) can be formulated about setting comparison the discharge ammonia load (Q) and volume reactor (V). Total thirteen potential biofilm bacterias were successfully isolated in 24–hours–incubation at 37oC and by using Bergey’s method successfully identified prime biofilm isolates of Bacillus sp and Pseudomonas sp, then re-selected to determine one with the best ammonia removal ability. The ammonia removal kinetics constant of each reactor was obtained as followed: (1) kPET =0.421h-1(ɳ = 62.47%-NH3) and (2) kPVC = 0.412 h-1(ɳ = 58.80%-NH3).Keywords:ammonia removal, biofilm viability, bio-filtration, raw water, polyethylene terephthalate chips
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DALAM RANTAI PASOK KOMODITI PISANG DI PROVINSI BENGKULU Odi Andanu; Faqih Udin; Titi Candra Sunarti
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 31 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi Industri Pertanian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24961/j.tek.ind.pert.2021.31.2.220

Abstract

A well-being supply chain system will affect on the sustainability of the production and consumer’s satisfaction. Consumer’s need will be fulfilled if the served quality is in the accordance with consumer’s expectations. This study aimed to identify banana supply chains, determine product quality attributes, and strategies for improving the quality of banana products. The methods used were Van der Vorst supply chain management framework, Quality Function Deployment (QFD), and Analytical Hierarchy Process (AHP). The research results exposed that banana supply chain consisted farmers, traders, industries, retailers, and consumers. The dominant quality factors on thise supply chain were the harvest planning (0.24) and harvesting technique (0.19) for fresh bananas; the frying (0.28) and the packaging (0.20) for sale banana; the frying (0.28) and the packaging (0.17) for banana chips. Meanwhile, the quality attributes for fresh bananas were fruit maturity and damage level, for sale bananas were taste and texture, and for banana chips were taste and level of cracked chips. The proposed strategies to improve product quality in the banana comodity supply chain were an increase ability or skill in the production process for each actor (0.25), using standards in the product production process (0.22), make a explicit contractual agreements between actors regarding product quality (0.21), establish a structur farmer group institutions (0.13), optimizing local wisdom (0.10) and the government’s role in assisting farmer and industrial development (0.08). Keywords: banana products,quality improvement, supply chain
BUSINESS ANALYSIS BASED ON TRACEABILITY FRAMEWORK ON SUGAR SUPPLY CHAIN Ratna Ekawati; Yandra Arkeman; Suprihatin Suprihatin; Titi Candra Sunarti
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 31 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi Industri Pertanian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24961/j.tek.ind.pert.2021.31.2.242

Abstract

Kompleksitas rantai pasok menyebabkan pula keputusan yang komplek untuk masalah yang harus ditangani walaupun sangatlah sulit akan tetapi sangat membutuhkan respon yang cepat dan akurat. Agroindustri gula tebu melakukan proses bisnis yang dimulai dari pemanenan, pengolahan tebu menjadi gula yang selanjutnya didistribusikan ke konsumen melalui distributor atau ke retailer hingga ke konsumen langsung. Permasalahan yang terjadi pada distribusi aliran informasi data pada rantai pasok agroindustry gula adalah adanya gap jumlah presisi stok gula yang ada di antar departemen pemerintah,begitu pula yang terjadi antara kualitas gula nasional seperti raw sugar, gula kristal putih dan gula rafinasi Walaupun proses dari hulu perkebunan hingga pabrik giling tebu sama akan tetapi jumlah produksi dan konsumsi yang ada di kementerian akan berbeda. Oleh karena itu akan diidentifikasi berdasarkan proses bisnis yang terjadi dari mulai tebu ditebang pengangkutan proses giling penyimpanan penjualan hingga pembeli memdistribusikan kepada konsumen. Pendekatan yang digunakanmenggunakan pendekatan berorientasi temuan pada referensi supply chain management, diagnosis awal untuk melengkapi investigasi literatur sesuai dengan ecosystem yang terjadi pada kondisi real. Identifikasipermasalahan yang terjadi akan dianalisa berdasarkan gambaran kondisi awal rantai pasok, analisa kebutuhan berdasarkan diagram input-output, diagram use case hingga framework ketelusuran rantai pasok agroindustry gula. sistem penelusuran yang terintegrasi diharapkan akan dapat meningkatkan kontrol proses dan mendeteksi sebab dan akibat ketika suatu produk gagal memenuhi standar dalam aliran informasi sepanjang rantai pasok mulai dari hulu hingga hilir endkonsumen. framework traceability yang diusulkan pada proses bisnis agroindustry gula diawali dengan distribusi transaksi dokumen perjalanan produk dari hulu kehilir khusus untuk nilai informasi kualitas dan kuantitas sehingga pemain yang terlibat dalam rantai pasok dalam memantau record data.Kata kunci : agroindustry gula, framework ketelusuran, pencatatan data, rantai pasok
PEMANFAATAN BERAS PECAH DAN PENAMBAHAN TEPUNG-TEPUNGAN LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERUPUK BERAS Titi Candra Sunarti dan Michael (E-Jurnal Agro-Industri Indonesia)
E-jurnal Agro-Industri Indonesia Vol. 3 No. 1 (2014): E-jurnal Agroindustri Indonesia
Publisher : E-jurnal Agro-Industri Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.876 KB)

Abstract

ABSTRAK Kerupuk beras merupakan salah satu makanan kecil yang populer di Indonesia. Kerupuk beras umumnya dihasilkan dari beras kepala sehingga menyebabkan harga produk yang relatif tinggi. Selain itu, kerupuk beras memiliki tekstur yang kasar sehingga kurang disukai konsumen. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan beras pecah untuk  mensubstitusi beras kepala dalam  pembuatan kerupuk beras dan memformulasi  penambahan tepung-tepungan lokal untuk meningkatkan kualitas kerupuk beras yang dihasilkan. Pada penelitian ini kerupuk beras dibuat dengan mengkombinasikan 2 jenis beras (beras pecah atau beras kepala) dengan 3 jenis tepung- tepungan lokal (sagu, tapioka, atau MOCAF/modified cassava flour). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kandungan pati  (amilopektin),  lemak,  dan protein bahan baku  mempengaruhi karakteristik kerupuk beras. Kerupuk beras dari beras pecah menghasilkan densitas kamba, daya pengembangan, kerenyahan, rasa, dan tekstur yang lebih baik dibandingkan beras kepala. Penambahan sagu pada adonan kerupuk beras menghasilkan karakteristik daya pengembangan, warna, dan tekstur kerupuk beras lebih baik daripada tapioka dan MOCAF. Kerupuk beras hasil kombinasi beras pecah dan sagu menghasilkan karakteristik kerupuk beras terbaik dan disukai konsumen.   Kata kunci : beras pecah, modified cassava flour, kerupuk beras, sagu, tapioka.
STABILISASI SLUDGE DARI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) MENGGUNAKAN STARTER BAKTERI INDIGENOUS PADA AEROBIC SLUDGE DIGESTER Titi Candra Sunarti, Suprihatin dan Ramiza Dewaranie Lauda (E-Jurnal Agro-Industri Indonesia)
E-jurnal Agro-Industri Indonesia Vol. 3 No. 2 (2014): E-Jurnal Agroindustri Indonesia
Publisher : E-jurnal Agro-Industri Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.795 KB)

Abstract

ABSTRAK Stabilisasi sludge merupakan proses degradasi komponen organik menjadi senyawa yang lebih sederhana, serta menghilangkan senyawa toksik dan mengeliminasi senyawa volatil yang menimbulkan aroma tidak sedap dengan memanfatkan berbagai macam mikroorganisme. Bakteri proteolitik dan selulolitik merupakan mikroorganisme indigenous yang dominan dan berperan penting dalam degradasi komponen organik pada lumpur aktif. Penelitian ini bertujuan untuk menangani (menstabilkan) sludge agar dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk dengan menggunakan beberapa isolat bakteri indigenous yang berasal dari limbah cair biologis dari industri pangan sebagai starter cair, serta mengetahui pengaruh lama aerasi selama 30 hari terhadap karakteristik stabilisasi sludge.  Perlakuan yang diberikan terdiri atas tiga macam perlakuan   (1) penambahan starter isolat bakteri indigenous proteolitik, (2) penambahan starter bakteri indigenous selulolitik, dan (3) tanpa penambahan starter sebagai kontrol.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua starter bakteri indigenous mempunyai kemampuan untuk mempercepat degradasi komponen organik yang tinggi, tetapi tidak berpengaruh nyata dalam mempercepat periode proses stabilisasi. Penambahan starter bakteri proteolitik meningkatkan tingkat konversi protein menjadi ammonium, sedangkan penambahan starter bakteri selulolitik mampu meningkatkan penyisihan nilai total suspended solids (TSS), volatile suspended solid (VSS), total COD, dan soluble COD dibandingkan dengan kontrol. Penambahan starter bakteri selulolitik mampu menghasilkan rasio C/N yang lebih tinggi (9.17) dibandingkan dengan perlakuan lainnya (7.12 – 8.97).   Kata kunci:  stabilisasi sludge, komponen organik, starter bakteri indigenous, proteolitik, selulolitik.
Co-Authors Adisalamun Adisalamun Agus Setiyono AHMAD JUNAEDI Aisyah, Nadira Akhmad Endang Zainal Hasan Anas Miftah Fauzi Andi Nurul Aulia Sari Andika Susantri Ani Suryani Ani Suryani Anja Meryandini Anja Meryandini Anja Meryandini Anja Meryandini ANJA MERYANDINI Anja Meryandini Anja Meryandini Anja Meryandini Anja Meryandini Anja Meryandini ANJA MERYANDINI Anuraga Jayanegara APRILIA NAOMI Aprilia Nurhasna Aris Purwanto Asep Wawan Permana Asep Wawan Permana, Asep Wawan Asrianti Basri Asrianti Basri Ayu Rahayu SARASWATI Bambang Prasetya Basri, Asrianti Basri, Asrianti Besty Maranatha Birahy, Deford Cristy Bruce A. Welt, Bruce A. Cahyana, Purwa Tri Christina Winarti Christina Winarti Dede Heri Yuli Yanto Dedi Fardiaz Devi Ambarwaty Oktavia Dewi Diniaty Djumali Mangunwidjaja Djumali Mangunwidjaja Djumali Mangunwidjaja Djumali Mangunwidjaja Djumali Mangunwidjaja Dwi Setyaningsih Eka Putri EKA RURIANI EKA RURIANI Eka Ruriani Elisa Julianti Elly Rosyidah Endang Warsiki Endang Warsiki Erliza Noor Euis Hermiati Evi Savitri Iriani Evi Savitri Iriani, Evi Savitri Faqih Udin FARAH FAHMA Februadi Bastian Feri Kusnandar Ferry Mutia FERY MUTIA Fiora Helmi Frangky J. Paat Glisina Dwinoor Rembulan Hadi Karia Purwadaria, Hadi Karia Hari Eko Irianto Hartami Dewi Hartrisari Hardjomidjojo Hasrul Satria Hasrul Satria, Hasrul Ifah Munifah Ika Amalia Kartika Ilham Marvie Indah Yuliasih IRA ERDIANDINI, IRA Irmayanti Irmayanti Irmayanti Irmayanti, Irmayanti Irvan Anwar Iskandar Lubis Kendri Wahyuningsih Kendri Wahyuningsih, Kendri Khaswar Syamsu Kirana Sanggrami Sasmitaloka Kurniawan Yuniarto Kurniawan, Dede Yudo Laily, Noer Lala Nurmala Lisman Suryanegara M. EDY SOFIYANTO Machfud Machfud Mala Nurilmala Manalu, Lamhot Maranatha, Besty Marimin , Matasik, Delfania Maya Melati Mohamad Syamsul Ma’arif Mulyorini Rahayuningsih Nastiti Siswi Indrasti Nida El Husna Niken Financia Gusmawati NISA RACHMANIA MUBARIK Nisfatin Shofiana Nur Richana Nuri Andarwulan Odi Andanu Ono Suparno Paramuji, Muji Pasaribu, Fatimah J Petrus Adam Pramana, Yanuar Sigit Purwanto, Yanuar Jarwadi Purwoko Purwoko Pustika Adwiyani RAMADHAN, ZULFA AULIA Ratna Ekawati Ratna Ekawati Ridwansyah Ridwansyah Rijanti Rahaju Maulani Rijanti Rahaju Maulani Rijanti Rahaju Maulani Rini Purnawati Rismawati . RM Muhammad Nur Fauzan Roh santoso Ronny Soputan Rosyidah, Elly Ruka Yulia SAFITRI NURLAELA Salfauqi Nurman, Salfauqi Sanbein, Primus Sapta Raharja Savira Astri Adriana Setyo Purwanto Singgih Wibowo Sitti Rahbiah Akram Stanislaus Aditya Agung Sugiyanta Sukard Sumarni Nompo Suprihatin Suprihatin Suprihatin Suprihatin Suprihatin Suprihatin Suprihatin Suyono, Meisy Nawang Taufik Hidayat Tjahja Muhandri Tryanisa Ridla Amalia Utomo, Prasetyo Hadi Vestika Iskawati Wahidul Hijah Wahyu Widosari Wawan Hermawan Widiatmaka Widiatmaka Widosari, Wahyu WULAN, RAHAYU Yandra Arkeman Yaya Rukayadi Yuana Susmiati Yulia, Ruka YULIANA, META YULIN LESTARI Yulistika, Efri Yunus Triyonggo, Yunus Yusmiati Yusmiati Zahrani, Siti Mutia