Claim Missing Document
Check
Articles

THE EFFECTS OF THE USE OF SERIES CARD MEDIA ON TOILET TRAINING SKILL TOWARD AUTISM CHILDREN Ida Nauli Nainggolan; Agung Kurniawan
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Luar Biasa Vol 3, No 2 (2016): December
Publisher : Department of Special Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.824 KB) | DOI: 10.17977/um029v3i22016p103-108

Abstract

The Effects of the usage of series images card media on toilet training skill toward autistic children. This research was aimed at describing the effects of the used of series images card media on toilet training toward autistic children. This research used experimental approach in the form of Single Subject Research (SSR), using the A-B-A’ design. The result of the research showed that the series images card media had effects on autism child toilet training skill. Pengaruh Penggunaan Media Kartu Gambar Berseri terhadap Keterampilan Toilet Training (BAK) Siswa Autis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan kartu gambar berseri terhadap ketrampilan toilet training anak autis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan Single Subject Research (SSR). Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah desain A-B-A’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media kartu gambar berseri toilet training berpengaruh terhadap kemampuan toilet training anak autis.
SPM Bidang Kesehatan: Kasus Kabupaten Kulon Progo Agung Kurniawan
JKAP (Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik) 2002: JKAP VOLUME 6 NOMOR 2, TAHUN 2002
Publisher : Magister Administrasi Publik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.016 KB) | DOI: 10.22146/jkap.8432

Abstract

The Minimum Service Standard is a benchmark to measure (assess) the performance of the Local Governments in providing the basic services to the public as the obligatory function of the Local Governments. In addition to this standard, Local Governments in fact have been given autonomy to set up their own benchmark to measure the performance of the additional services, which they deliver to thepublic. The Minimum Service Standards should be dynamic and should be reviewed and updated from time to time according to the change of the regional needs and capacities. The dynamic then is reflected in the improvement of the level of performance of the basic services delivered to the public (the minimum service targets), which will be achieved evegyear by the Local Governments. The Minimum Service Standard is different from the Technical Standard In health, for example, the Minimum Service Standard is defined as to provide immunization to 80% of the total children, while the technical standard will specify the number of doses of each antigen, e.g., BCG, OPV, DP7; Measles and Hepatitis, and the ages of the children who should be registered. The Concept of Minimum Service Standard in health for the Local Government of Kulon Progo in this article is defined as how to usefunds obtained from various sources, both from central as well as local, to provide basic health services to thepublic.
Pengelolaan Pembelajaran Praktek Teknik Pemesinan di SMK Agung Kurniawan; Achmad Fathoni
Manajemen Pendidikan Vol. 13., No. 1., Tahun 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.988 KB) | DOI: 10.23917/jmp.v13i2.6402

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3)penilaian pengelolaan pembelajaran praktek Teknik Pemesinan di SMK Pancasila 1Wonogiri.Jenis penelitian kualitatif dengan desain etnografi. Teknik pengumpulandata wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data analisis modelinteraktif, dengan proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi.Keabsahan data dengan triangulasi sumber. Pengujian data dengan menggunakanteknik triangulasi sumber. Hasil penelitian :(1) perencanaan pembelajaran praktek pemesinan meliputi penyusunan program, perumusan tujuan dan sasaran program dengan tujuan mendapatkan persamaan persepsi seluruh warga sekolah tentangperencanaan yang sudah di buat, (2) Pelaksanaan pembelajaran di SMK Pancasila 1 Wonogiri kepala sekolah memberikan penilaian terhadap guru, kepala KompetensiKeahlian (K3) melakukan pengawasan pembelajaran praktek pemesinan secaramenyeluruh, guru praktek teknik pemesinan melaksanakan pembelajaran praktekproduktif secara teori dan praktek, pembelajaran teori membekali dan memperkenalkan praktek yang dilaksanakan sedangkan pembelajaran praktek mendemonstrasikan bagian mesin, mengoperasikan mesin, penggunaan alat, pemilihan bahan, dan mengerjakan benda kerja,(3) Penilaian pembelajaran dimonitor oleh kepala sekolah, Ketua Kompetensi Keahlian (K3) melakukan penilaianpelaksanaan dan sarana prasarana pembelajaran praktek pemesinan, guru melakukan evaluasi pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil kegiatan praktek produktif siswa.
The Barriers in Integrating Higher Order Thinking Skills in Indonesia Context Agung Kurniawan
Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : LINGUA: Jurnal Bahasa dan Sastra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The 21st century learning requires students to be critical, creative, collaborative and communicative which considered as Higher Order Thinking Skills (HOTS). These skills would help students to compete in the real workforce in the future. However, even though HOTS have been an issue for years, problems still appear in Indonesia as showed in some international measurement. Regarding the discrepancy between the importance of HOTS in learning process and the fact in the field, this paper highlights the barriers in integrating HOTS in English language teaching in Indonesia context. Based on reviewing several related literatures, it could be generalized that the problems in implementing HOTS come from the teachers and the students. Keywords: higher order thinking skills integration, English language learning, Indonesia context Abstrak: Pendidikan pada abad-21 menekankan siswa agar menjadi kritis, kreatif, kolaborative dan komunikatif yang dianggap sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Kemampuan ini akan membantu siswa untuk berkopetisi dalam dunia kerja nantinya. Tetapi meskipun HOTS telah menjadi isu akhir-akhir ini, masalah tetap saja muncul di Indonesia sebagaimana ditunjukkan dalam beberapa penilaian internasional. Mengenai permasalahan yang muncul dan akan pentingnya HOTS dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris, makalah ini akan membahas rintangan yang dihadapi dalam mengintegrasikan HOTS dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia. Berdasarkan telaah literatur yang dilakukan, didapatkan bahwa masalah dalam mengimplementasikan HOTS datang dari guru dan siswa. Kata-kata kunci: integrasi kemampuan berpikir tingkat tinggi, pembelajaran Bahasa Inggris, kontek Indonesia   
Villa Resort Danau Diatas Dengan Prinsip Desain Frank Lloyd Wright Agung Kurniawan; Mira Dharma Susilawaty; Wahyu Hidayat
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik dan Sains Vol 7 (2020): Edisi 1 Januari s/d Juni 2020
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lake Diatas is a lake that has a beautiful natural scenery, even some newspapers preach that the beauty of the lake Diatas is not less beautiful with foreign countries, so there are enough tourists who visit this lake. With a very beautiful natural beauty, this place does not have adequate facilities to pamper and make visitors more comfortable to visit enjoy the beauty of the lake. One of the facilities that is necessary to support the lake area above is a decent residential facility. As with the construction of Villa Resort occupancy, the view directly to the lake. Villa Resort is an area of accommodation with a villa unit with a main function in the form of lodging equipped with supporting facilities in the form of entertainment, recreation, relaxation and sports activities. The design principles of Frank Lloyd Wright are as follows: The simplicity and serenity, the expression of personality, the correlation with nature, natural colors, the nature of materials and spiritual integrity. Of the six design principles are very suitable for the design of Villa Resort in the lake Diataskeywords : Villa Resort Lake Diatas, Frank Lloyd Wright Design Principles
PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH BANYAK Ni Wayan Prami; I Wayan Mustika; Agung Kurniawan
Jurnal Seni dan Pembelajaran Vol 3, No 2 (2015): jurnal seni dan pembelajaran
Publisher : Jurnal Seni dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.216 KB)

Abstract

ABSTRAK PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH BANYAK Oleh Ni Wayan Prami The problem with research is what students to learn learning and the dance sigeh pengunten in the extracurricular activities in SMP Negeri 2 Seputih Banyak. The study is to discribe processes and the student studying dance at learning sigeh pengunten in the extracurricular activities in SMP Negeri 2 Seputih Banyak. The theory is appycable in theory of behavioristic. this reasearch using methods descriptive qualitative. Used data collection techniques is observation, interviews, documentation, practices testing and non-testing. Data research in this research is composed of teachers and students of class vii-ix is 18 people. The results showed that the method of exercise can help teachers and students in teaching dance in school. Based on the results of a test practices with aspects of wiraga, wirama and wirasa obtain the value of an average of 69 with sufficient criteria.Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah proses dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tari sigeh pengunten dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Seputih Banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tari sigeh pengunten dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Seputih Banyak. Teori yang digunakan adalah teori pembelajaran behavioristik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa terdiri dari kelas VII-IX berjumlah 18 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, tes praktik dan non-tes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode latihan dapat membantu guru dan siswa dalam pembelajaran tari di sekolah. Berdasarkan hasil tes praktik dengan aspek wiraga, wirama dan wirasa memperoleh nilai rata-rata 69 tergolong dalam kriteria cukup. Kata kunci: latihan, pembelajaran, penilaian, tari sigeh pengunten.
Pembelajaran Tari Bedana untuk Anak Tunagrahita di SLB Negeri Metro Dwi Desi Lutfiah; Agung Kurniawan; Susi Wendhaningsih
Jurnal Seni dan Pembelajaran Vol 5, No 2 (2017): Jurnal Seni Dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Seni dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.438 KB)

Abstract

The problem in this research is how the learning process for mentaly disabled children in SLB Negeri Metro. The purpose of this research is how to describe learning and result of bedana dance for mentaly disabled student in SLB Negeri Metro. This research use humanistic learning teory. The design of this research is descriptive and qualitative approach source of the data are teacher and 3 students, the data collecting technique use observation, interview, and documentation. Teacher used playing, reward and teacher always praised her teacher in this learning. When the teacher practice, the teacher not only use counting but also command from the teacher gesture. So the student will understand. Teacher evaluated her student has some aspec like : (1) visual activity aspec, (2) listening, (3) mental, (4) emontional when they practice bedana dance.Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pembelajaran untuk anak tunagrahita di SLB Negeri Metro. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran dan hasil tari bedana untuk siswa tunagrahita di SLB Negeri Metro. Dalam penelitian menggunakan teori pembelajaran humanistik. Desain penelitian adalah menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data yaitu guru dan 3 peserta didik , teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam pembelajaran guru menggunakan metode bermain, hadiah dan guru selalu memuji siswanya. Saat peragaan ragam guru tidak hanya menggunakan hitungan tetapi menggunkaan aba-aba anggota tubuh apa yang harus digerakkan sehingga mempermudah siswanya. Guru dalam mengevaluasi menggunakan penilain dari beberapa aspek yaitu: (1) Aspek Kegiatan Visual, (2) Mendengarkan, (3) Mental, (4) emosional pada waktu melakukan praktek.Kata kunci : pembelajaran, tari bedana, siswa tunagrahita.
PEMBELAJARAN TARI BEDANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI MTsN 2 BANDAR LAMPUNG Rr. Tri Arum Wulandari; Agung Kurniawan; I Wayan Mustika
Jurnal Seni dan Pembelajaran Vol 2, No 3 (2014): jurnal seni dan pembelajaran
Publisher : Jurnal Seni dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.339 KB)

Abstract

The problem in this study is how the bedana dance learning using demonstration methods in extracurricular activities in MTsN 2 Bandar Lampung. The theory used is learning, demonstrations method, and bedana dance. This type of research is a descriptive qualitative. Sources of data in this study were teachers and 10 students who take extracurricular dance. Data collection techniques used were observation, interview, and documentation. Procedure of the implementation of demonstration method. The first procedure in implementing demonstration method is teachers organize student position, both expressed goals to be achieved, a third teacher assigns what should be done by the student, the teacher demonstrates the fourth movement, the five teachers provide opportunities to drill students. Assessment is provided through three aspects: the shape of motion, rote, and the accuracy of the motion. Bedana dance learning outcomes using demonstratin methods showed that the average assessment of all aspects of dance bedana got a good criterion with an average score of 85. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran tari bedana menggunakan metode demonstrasi pada kegiatan ekstrakurikuler di MTsN 2 Bandar Lampung. Teori yang digunakan yaitu pembelajaran, metode demonstrasi, tari bedana,  dan ekstrakurikuler. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan 10 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tari. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.Prosedur pelaksanaan metode demonstrasi pertama guru mengatur posisi siswa, kedua mengemukakan tujuan yang harus dicapai, ketiga guru menugaskan apa yang harus dilakukan oleh siswa, keempat guru mendemonstrasikan gerak, kelima guru memberikan kesempatan kepada siswa berlatih. Penilaian diberikan melalui tiga aspek yaitu: bentuk gerak, hafalan, dan ketepatan gerak dengan. Hasil pembelajaran tari bedana dengan menggunakan metode demonstrasi menunjukan bahwa rata-rata dari seluruh aspek penilaian tari bedana mendapat kriteria baik dengan rata-rata skor 85.   Kata kunci : metode demonstrasi, penilaian, tari bedana
PEMBELAJARAN RAGAM GERAK TARI MELINTING MENGGUNAKAN METODE TGT PADA EKSTRAKURIKULER SMAN 13 BANDAR LAMPUNG Isnaeni Setiowati; Agung Kurniawan; Dwi Tiya Juwita
Jurnal Seni dan Pembelajaran Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Seni dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Seni dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.083 KB)

Abstract

This research aims to describe a learning of melinting dance using Teams Games Tournament (TGT) cooperative method. This research is a qualitative descriptive research. The data was obtained throught observation, interview and documentation. The teacher used TGT method in five meetings. First, the teacher presented the material about motion of melinting dance in a class. Second, the teacher divided students into several groups. Third, the teacher started game by giving instruction to practice the motion that have been taught to students. Fourth, the teacher reviewed the material became a question that have been practiced in the previous meeting as the tournament game. Fifth,the teacher announced the winner and gave the reward to the group. Students learning outcomes are able to practice the motion of melinting dance with the average score 93.  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran ragam gerak tari melinting menggunakan metode kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Guru menggunakan metode TGT melalui lima tahapan, yaitu tahap pertama guru memberi materi ragam gerak tari melinting dalam penyajian kelas. Tahap kedua guru membagi menjadi beberapa kelompok. Tahap ketiga guru memulai game dengan menginstruksikan untuk mempraktikkan ragam gerak yang sudah diajarkan. Tahap keempat guru mengulas materi sebagai soal yang sudah dipraktikkan pada pertemuan sebelumnya sebagai tournament. Tahap kelima guru mengumumkan kelompok yang menang kemudian diberi penghargaan. Hasil belajar siswa mampu mempraktikkan tari melinting dengan nilai rata-rata diperoleh siswa yaitu 93. Kata Kunci: Metode Teams Games Tournament (TGT), Pembelajaran, Tari melinting
Penggunaan Model Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Gerak Tari Muli Siger di MTs Negeri 1 Bandar Lampung Rini Shofiya Tuzzahra; Agung Kurniawan; Indra Bulan
Jurnal Seni dan Pembelajaran Vol 7, No 4 (2019): Jurnal Seni dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Seni dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.584 KB)

Abstract

The peer model is a learning model that demands students to be active in every learning that aims to improve student psychomotor. This study discusses the learning process of dance motion of muli siger using the model of peer tutoring in the extracurricular MTs State 1 Bandar Lampung. This study was conducted to describe the learning process of muli siger dance with reference to behavioristic theories and use a type of qualitative descriptive research. The study was attended by 6 students and six times the meeting was conducted. The data collection techniques in this study use observations, interviews and documentation. The results of this study were the process of learning the movement of muli siger dance using peer learning model, which in the outline of the learning process went well. Learners are able to be facilitators for their peers and lead each other in every learning process.Model tutor sebaya merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk belajar aktif dalam setiap pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan psikomotorik siswa.  Penelitian ini membahas tentang proses pembelajaran gerak tari muli siger menggunakan model tutor sebaya di esktrakulikuler MTs Negeri 1 Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran gerak tari muli siger dengan mengacu pada teori behavioristik dan menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Proses pembelajaran gerak tari muli siger pada penelitian ini diikuti oleh 6 peserta didik dan selama enam kali pertemuan dilakukan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini merupakan proses pembelajaran gerak tari muli siger dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya, yang mana secara garis besar proses pembelajaran tersebut berjalan dengan baik. Peserta didik sudah mampu menjadi fasilitator bagi teman sebayanya dan saling mengarahkan dalam setiap proses pembelajaran. Kata kunci: Model Tutor Sebaya, Tari Muli Siger
Co-Authors A.Fatikhul Amin Abdullah, A.Fatikhul Amin Abu Zar Al Gifari Achmad Fathoni Agel Bayu Pinangkis Ahmad Tohirin Alba’illahi Ma’rifatuf Fardiyah Assulton Aliman Surya Amelia Hani Saputri Andi Rahman Andini Santoso Anggarini Puspita Rarasati Anisah Az-zahra Ardan Rahmat Senogala Ardelia Vasthi Ardhita Prilly Pritacindy ARI SAPUTRA Arif Rahman Hakim Arum Puspita Putri Ary Mitha Anggrainy Ashariii Ashariii Asneli Asneli Ayu Permata Sari Azka Rifda Nabila Basa Natalia Angelia Lubis Bayu Adjie Budi Priyanto Budi Waluyo Bunga Tri Wahyuni Burhanuddin Burhanuddin Citra Aulia Sanjaya Dadan Nuh Faturahman Dara Novita Saputri Devi Yunita Dewi Lestari Dina Meris Maya Sari Doni Wibisono Dwi Desi Lutfiah Dwi Tiya Juwita Dwiyana Habsary Dwiyana Hapsary Edi Suyanto Elis Rahayu Putri Endang Sri Redjeki Enno Fitriningtyas era aryani sasiwi Erfan Septian Fani Irdina Fatimah Azzahrah Febrianto Wikan Jaya Ali Fenny Rosmiyanti Ferlita Rora Sumeta Fitri Sawalena Fx. Wartoyo Gatra Agnesia Geby Finka Rani Ghaluh Tasya Mustika Gita Shervina Gracia Gesti Nawangsasi Haryono Haryono hasyimkan hasyimkan Helda Siregar Hidayati Nafi’ah, Hanny I Wayan Mustika Ida Nauli Nainggolan Indra Bulan Indria Agustina Inka Rizkiyani inna rahmadona intan hikmah sari Iqbal Hilal Isnaeni Setiowati Izzul Muttaqin Kahfie Nazaruddin Kaila Aleishya kristin natalia gultom Lia Pratiwi Lidiyana Lidiyana Lora Gustia Ningsih Lusiana Lusiana M. E. Winarno Mahfud Al Hayat Marji Marji Mazarina Devi Meita Hapsari Meyche Komara Deskarita Mira Dharma Susilawaty Mohamad Rafki Nazar Muhamad Adrian Muhammad Ali Rusdi Bedong Muhammad Fahmi Hidayatullah MUHAMMAD FUAD Muhammad Zacky nengah widia sari Ni Wayan Prami Nia Daniati Nike Sri Utami Nirmala Tri Kartika Norio Sahashi Nova Delyanti Nurcahya Surya Barunawati Nurul ayu kartika Paramita, Farah Poncowuri Handayani Puput Arie Sugiyanto Puspita Ayuningtyas Rangga Roris Rani Okta Safitri Ratih Astari Renda Safitri Ramadani Rhamadia Fitri Rhisma Wahyuni Rini Shofiya Tuzzahra Riska Aulia Riswanto Halim Riyan Hidayatullah Rizky Akbar Syabani Rohmah Fauzia Oktaviani Romansyah Sahabuddin Rosita Wati Rr. Tri Arum Wulandari Sayu made Leni Listya Yani Septa Katmawanti, Septa Setiadi Raharjo Shabrina Novita Maulani Shely Sukmana Putri Sin Yeng Wong Siti Azizzah SRI RAHAYU Suarning Supriyadi Supriyadi Susi Wendhaningsih Susi Wendhaningsih Tabita Magdalena Lubis Tanjung Asmara Tati Nurmala Tiarapuspa Toga Micolasdo Sitanggang Tri Sartika Rini Tsania Harfiah Fatihah Tuntas Bagyono Ucha Nia Gusna Wafi Dhiya Ulhak Wahyu Hidayat Wahyudi Wahyudi Wayan Dewi Kamala Sari Widodo S Pranowo Widya Tri Ningrum Winda Prastika Ningrum Yasuyuki Watano Yovi Sanjaya Yudy Prasetyo Zainal Ruma Zaqi Taufikur Rahman Zaqi Taufiqurrahman