Claim Missing Document
Check
Articles

Struktur komunitas mangrove di Pulau Mare, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara (Community structure of mangrove in Mare Island, Tidore City, Maluka Utara Province Nebuchadnezzar Akbar; Abdurrachman Baksir; Irmalita Tahir; Dondy Arafat
Depik Vol 5, No 3 (2016): December 2016
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.683 KB) | DOI: 10.13170/depik.5.3.5578

Abstract

This study aimed to obtain information mangrove ecological index in Mare Island, Tidore Kepulauan, North Maluku. Collecting data in 2015, divided into three locations were determined based representation and the representation of mangrove. The sampling of mangrove using "line transect quadrant". The results obtained by mangrove thickness between 85-150 meters with 5 types of 3 families mangrove. Rhizophora mangrove species are found most dominating every station. Mangrove ecological index categories density, frequency, cover and species diversity is highest at the station I. While important value criteria at each station are 300. Analysis of vegetation mangrove species at each station obtained density, frequency, species diversity and the importance of the highest species is Rhizophora apicullata, then cover the highest species is Sonneratia alba. Overall results of observation and analysis, illustrating that the condition of mangroves on the island of Mare in the category of low/sparse.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi indeks ekologi mangrove di Pulau Mare, Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Pengambilan data pada tahun 2015 yang terbagi atas tiga lokasi yang ditetapkan berdasarkan keterwakilan dan reprsentasi mangrove. Pengambilan contoh mangrove, di lakukan dengan menggunakan metode “line transect quadrant”. Hasil penelitian diperoleh ketebalan mangrove diantara 85-150 meter  dengan 5 jenis dari 3 famili mangrove. Jenis mangrove Rhizophora ditemukan paling mendominasi disetiap stasiun. Indeks ekologi mangrove kategori kerapatan, frekuensi, tutupan dan keanekaragaman jenis paling tinggi terdapat di stasiun satu. Sedangkan kriteria nilai penting pada setiap stasiun adalah 300. Analisis vegetasi jenis mangrove pada setiap stasiun diperoleh kerapatan, frekuensi, keanekaragaman jenis dan nilai penting jenis tertinggi adalah Rhizophora apicullata, kemudian tutupan jenis tertinggi adalah Sonneratia alba. Keseluruhan hasil pengamatan dan analisis, menggambarkan bahwa kondisi mangrove di pulau Mare masuk dalam kategori rendah. 
Keragaman genetik ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) dari dua populasi di Laut Maluku, Indonesia Nebuchadnezzar Akbar; Neviaty P Zamani; Hawis H Madduppa
Depik Vol 3, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.3.1.1304

Abstract

Abstract. Yellowfin tuna (Thunnus albacores) is a large, pelagic, and migratory species of tuna that inhabits Moluccas Sea in Indonesia, and most sea environment worldwide. However, high fishing activities tend to happen in the Indonesia region and catch product appear to be decreasing. A better understanding of yellowfin tuna genetic diversity is required to plan better conservation strategy of tuna. The study was conducted to infer the genetic diversity of yellowfin tuna (T. albacores) in the Moluccas Sea. A total of 41 tissue samples of yellowfin tuna were collected from two regions in the Moluccas Sea (North Moluccas and Ambon) during an expedition in February 2013. The results showed that genetic diversity and nucleotide diversity of yellowfin tuna from North Moluccas population was 0.984 and 0.021, respectively; while in Ambon population, the genetic and nucleotide diversities were 1.00 and 0.018, respectively. The high genetic diversity (0.990) and nucleotide diversity (0.020) between two populations were observed. Based on phylogenetic analysis, no genetic differentiation between the two populations in Moluccas Sea was revealed .Keywords :  Population genetics; Haplotype diversity; Coral Triangle; Phylogenetics; Polymerase Chain Reactions (PCRs) Abstrak. Tuna sirip kuning (Thunnus albacores) adalah ikan komersial penting dan ditemukan di Laut Maluku, Indonesia. Tetapi, aktivitas penangkapan ikan tuna sirip kuning dapat menurunkan kualitas dan kuantitas stok ikan, sehingga perlu adanya pengkajian keragaman genetik ikan tuna sirip kuning. Pemahaman yang baik tentang keragaman genetika dibutuhkan untuk merencanakan strategi konservasi tuna yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman genetik  ikan tuna sirip kuning dari dua populasi di Laut Maluku. Sebanyak 41 sampel jaringan dari tuna sirip kuning dikumpulkan dari dua populasi di Laut Maluku (Maluku Utara dan Ambon) selama ekspedisi pada bulan Februari 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman genetik populasi tuna sirip kuning pada perairan Maluku Utara dan Ambon masing-masing sebesar 0,984 dan 1,00 sedangkan nilai keragaman nukleotida masing-masing bernilai 0,021 dan 0,018. Nilai keragaman genetik dan keragaman nukloetida yang tinggi didaptkan antar kedua populasi masing-masing sebesar 0,990 dan 0,020. Berdasarkan analisis filogenetik, dua populasi di Laut Maluku ini memiliki kedekatan secara genetik.Kata kunci : Genetika populasi; Keragaman haplotipe; Segitiga Terumbu Karang; Filogenetika; Polymerase Chain Reaction (PCR)
Struktur komunitas mangrove di Pulau Mare, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara (Community structure of mangrove in Mare Island, Tidore City, Maluka Utara Province Nebuchadnezzar Akbar; Abdurrachman Baksir; Irmalita Tahir; Dondy Arafat
Depik Vol 5, No 3 (2016): December 2016
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.5.3.5578

Abstract

This study aimed to obtain information mangrove ecological index in Mare Island, Tidore Kepulauan, North Maluku. Collecting data in 2015, divided into three locations were determined based representation and the representation of mangrove. The sampling of mangrove using "line transect quadrant". The results obtained by mangrove thickness between 85-150 meters with 5 types of 3 families mangrove. Rhizophora mangrove species are found most dominating every station. Mangrove ecological index categories density, frequency, cover and species diversity is highest at the station I. While important value criteria at each station are 300. Analysis of vegetation mangrove species at each station obtained density, frequency, species diversity and the importance of the highest species is Rhizophora apicullata, then cover the highest species is Sonneratia alba. Overall results of observation and analysis, illustrating that the condition of mangroves on the island of Mare in the category of low/sparse.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi indeks ekologi mangrove di Pulau Mare, Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Pengambilan data pada tahun 2015 yang terbagi atas tiga lokasi yang ditetapkan berdasarkan keterwakilan dan reprsentasi mangrove. Pengambilan contoh mangrove, di lakukan dengan menggunakan metode “line transect quadrant”. Hasil penelitian diperoleh ketebalan mangrove diantara 85-150 meter  dengan 5 jenis dari 3 famili mangrove. Jenis mangrove Rhizophora ditemukan paling mendominasi disetiap stasiun. Indeks ekologi mangrove kategori kerapatan, frekuensi, tutupan dan keanekaragaman jenis paling tinggi terdapat di stasiun satu. Sedangkan kriteria nilai penting pada setiap stasiun adalah 300. Analisis vegetasi jenis mangrove pada setiap stasiun diperoleh kerapatan, frekuensi, keanekaragaman jenis dan nilai penting jenis tertinggi adalah Rhizophora apicullata, kemudian tutupan jenis tertinggi adalah Sonneratia alba. Keseluruhan hasil pengamatan dan analisis, menggambarkan bahwa kondisi mangrove di pulau Mare masuk dalam kategori rendah. 
The effect of NPK fertilizer with different dosage on the growth rate seaweed (Caulerpa racemosa) Riyadi Subur; Muhammad Irfan; Nebuchadnezzar Akbar
Depik Vol 10, No 3 (2021): December 2021
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.10.3.20848

Abstract

NPK is a type of fertilizer that plays a role in increasing growth and survival in plants such as seaweed. This study aims to determine the effect of different NPK fertilizer doses on the growth rate of seaweed (Caulerpa racemosa), and to determine which NPK fertilizer dosage has the best effect on the growth rate of C. racemosa. Research begins with collecting samples of seaweed in coastal waters. Ternate Island District Kastela, and the cultivation process is carried out on Jalan Jan, Tabona Village, South Ternate City. The time of the research was two months from August to October, 2020. This study used 12 units of cool box in the form of cork with a size of 90 x 30 cm, which is used as a container for maintaining of C. racemosa. In each treatment using a seed weight of 50 grams. The NPK fertilizer dosage treatment tested was 4 doses, with 3 replications, namely: treatment A: 40 ml NPK fertilizer; B: 60 ml NPK fertilizer; C: 80 ml NPK fertilizer; D: 0 ml NPK fertilizer (control). Research containers using random placement. The design used was a completely randomized design (CRD), using analysis of variance (ANOVA). The results obtained showed that NPK fertilizer with different doses the effect is not significantly different on the growth rate of C. racemosa with the highest average growth rate in treatment C amounting to 8.725%, followed by treatment B of 8.178%, treatment A of 7.761%, and the lowest was treatment D of 6.519%.Keywords:NPKSeaweedCaulerpa racemosaGrowth rate
Struktur komunitas ekosistem mangrove di kawasan pesisir Sidangoli Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara Nebuchadnezzar Akbar; Abdurrachman Baksir; Irmalita Tahir
Depik Vol 4, No 3 (2015): DECEMBER 2015
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.4.3.3052

Abstract

Abstract. Mangroves is important ecosystem in coastal. However, multiple  destructive activities to cause reduced mangrove area. The information about area and criteria of mangrove in Sidangoli coastal area, had been doing, however information ecology mangrove unexplored. This information is required to plan better conservation strategy of mangrove. The study was conducted to infer the ecology of mangrove in the Sidangoli coastal of west halmahera regency, North Mollucas. A total of location diveded by four and perform in November 2014. Mangrove sampling, done by the "spot check". The results showed that mangrove of thickness ranging from 145-750 meters and founded 11 specieses from 5 families of mangroves. The ecology analysis showed that frequency and density of mangrove founded station three. Whereas persent cover contained station four and value sicnificant analysis in all station. The mangrove vegetation analysis contained the high frequency, density and value sicnificant is Rhizopora stylosa and high persent cover Sonneratia alba.the overall observation of mangrove explaided that mangrove ecosystem enter in low/damage criteria.Keywords:  Mangroves;  Rhizopora stylosa; spot check; Sonneratia alba Abstrak. Mangrove merupakan ekosistem penting di kawasan pesisir. Tetapi, berbagai macam aktivitas yang bersifat destruktif telah menurunkan luas penyebaran lahan mangrove. Informasi tentang luas dan kriteria mangrove di kawasan pesisir Sidangoli, Kabupaten Halmahera Barat telah dilakukan. Akan tetapi informasi tentang nilai ekologi mangrove belum dilaporkan, sehingga perlu adanya kajian tentang anailsis ekologi mangrove. Informasi nilai ekologi dapat dijadikan sebagai data untuk dijadikan sebagi acuan dalam merencanakan strategi konservasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ekologi mangrove dikawasan pesisir Sidangoli Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Lokasi penelitian dibagi menjadi empat dan penelitian dilaksanakan pada November 2014. Pengambilan contoh mangrove, di lakukan dengan menggunakan metode “spot chek”. Hasil penelitian menunjukkan ketebalan mangrove berkisar 145-750 meter dan diperoleh sebanyak 11 jenis dari 5 famili mangrove. Analisis ekologi memperlihatkan bahwa nilai total kerapatan dan frekuensi tertinggi ditemukan pada stasiun  tiga. Sedangkan tutupan tertinggi pada stasiun empat serta nilai penting pada setiap stasiun adalah 300. Analisis vegetasi mangrove disetiap stasiun diperoleh kerapatan, frekuensi dan nilai penting jenis tertinggi adalah Rhizopora stylosa serta tutupan jenis tertinggi adalah Sonneratia alba. Total pangamatan jenis mangrove dan jumlah yang tersedia, menggambarkan kondisi ekosistem mangrove di pesisir Sidangoli masuk dalam kategori rendah/rusak.
Struktur komunitas dan pemetaan ekosistem mangrove di pesisir Pulau Maitara, Provinsi Maluku Utara, Indonesia Nebuchadnezzar Akbar; Nasir Haya; Abdurrachman Baksir; Zulhan A. Harahap; Irmalita Tahir; Yunita Ramili; Raismin Kotta
Depik Vol 6, No 2 (2017): August 2017
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.6.2.6402

Abstract

Mangrove is ecosystem important in coastal area. Human exploited make decrease habitat mangroves ecosystem. The highly activity in this area threaten quantity ecology ecosystem mangroves.The objective of the present study was to examine the ecological indices and mapping of mangrove in coastal region on Maitara Island, North Moluccas.Information about that most important for sustainable mangrove management. The results showed that mangroves composition found that 4 specieses belong to 3 families.total density of stations namely 215.78 tree/hectare, frequency 722.22 tree/hectare, percent cover 189.29% and significantion value 300 every stations. The density and frequency highest of species found Rhizopora apicullata, Avicennia alba, Sonneratia alba. The density and frequency lowest Sonneratia caseolaris. The percent cover highest types derived Sonneratia alba, Sonneratia caseolaris, Avicennia alba and percent lowest is Sonneratia caseolaris. Overall the ecological index analysed diversity of mangroves found is minor. The characterize mangrove zonation that Rhizhopora Sp is aleadingconstituentof mangrove ecosystem from coast to land inthe Maitara Island. Extensivemangroveobtained fromfieldclassificationandmapping resultsof4.91hectares. Correctionfield data andpreviousliterature studiesindicatedthere have been adecline inmangroveareaat1.09during 3 years.The overall necessaryapproaches to conservationandsustainable managementofmangroveecosystem andconservation interestson the Maitara Island. Mangrove merupakan ekosistem penting di daerah pesisir.Meningkatnya exploitasi manusia menurunkan habitat ekosistem mangrove. Tingginya aktivitas mengancam kuantitas ekologi ekosistem mangrove.Tujuan penelitian ini untuk melihat struktur komunitas dan pemetaan ekosistem mangrove. Pengambilan data mangrove dilakukan pada tahun 2015. Hasil penelitian menemukan bahwa komposisi jenis mangrove yang ditemukan terdiri dari 3 family dengan 4 spesies. Total keseluruhan kerapatan stasiun yaitu 215.78 batang/hektar, frekuensi 722.22 batang/hektar, tutupan 189.29% dan nilai penting 300 tiap stasiun. Kerapatan dan frekuensi jenis tertinggi ditemukan Rhizopora apicullata, kemudian Avicennia alba, disusul Sonneratia alba dan terendah Sonneratia caseolaris. Tutupan jenis tertinggi diperoleh jenis Sonneratia alba, kemudian Sonneratia caseolaris, disusul  Avicennia alba dan terendah Rhizopora apicullata. Nilai penting tertinggi pada jenis Sonneratia alba, kemudian Rhizopora apicullata, setalah itu Avicennia alba dan terendah adalah jenis Sonneratia caseolaris. Secara umum keseluruhan indeks nilai keanekaragaman jenis mangrove di Pulau Maitara yang diperoleh rendah. Tipe zonasi yang ditemukan bahwa jenis Rhizhopora Sp merupakan penyusun terdepan  hutan  mangrove dari arah laut ke daratan di Pulau Maitara.Luas mangrove yang didapat dari klasifikasi lapangan dan hasil pemetaan sebesar  4.91 hektar. Koreksi data lapangan dan studi literature sebelumnya mengindikasikan telah terjadi penurunan luas mangrove sebesar 1.09 Ha dengan rentan 3 tahun. Sehingga diperlukan pendekatan konservasi dan pengelolaan berkelanjutan untuk kepentingan pelestarian hutan mangrove di Pulau Maitara. 
Simpanan karbon sedimen di bawah tegakan spesies mangrove alami dan mangrove rehabilitasi Irmalita Tahir; Desy MH Mantiri; Antonius P Rumengan; Andika Muhammad; Firdaut Ismail; Rustam Effendi Paembonan; Najamuddin Najamuddin; Nebuchadnezzar Akbar; Inayah Inayah; Eko S Wibowo; Abdul Ajiz Siolimbona; Zulhan A Harahap
Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan Vol 6, No 1 (2023): Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jikk.v6i1.6517

Abstract

Kesesuaian dan daya dukung kawasan wisata di perairan laut Pulau Ternate Firdaut Ismail; Ikbal Marus; Nebuchadnezzar Akbar; M Irfan; Irmalita Tahir; Rustam E Paembonan; Najamuddin Najamuddin; Eko S Wibowo; Abdul Ajiz Siolimbona
Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan Vol 6, No 1 (2023): Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jikk.v6i1.6453

Abstract

Tingkat pencemaran perairan pantai Kota Ternate berdasarkan bioindikator fitoplankton Najamuddin Najamuddin; Halikuddin Umasangaji; Herawati Herawati; Irmalita Tahir; Nebuchadnezzar Akbar; Rustam Effendi Paembonan; Firdaut Ismail
Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan Vol 6, No 1 (2023): Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jikk.v6i1.6455

Abstract

Struktur komunitas mangrove di Pulau Mare, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara (Community structure of mangrove in Mare Island, Tidore City, Maluka Utara Province Nebuchadnezzar Akbar; Abdurrachman Baksir; Irmalita Tahir; Dondy Arafat
Depik Vol 5, No 3 (2016): December 2016
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.5.3.5578

Abstract

This study aimed to obtain information mangrove ecological index in Mare Island, Tidore Kepulauan, North Maluku. Collecting data in 2015, divided into three locations were determined based representation and the representation of mangrove. The sampling of mangrove using "line transect quadrant". The results obtained by mangrove thickness between 85-150 meters with 5 types of 3 families mangrove. Rhizophora mangrove species are found most dominating every station. Mangrove ecological index categories density, frequency, cover and species diversity is highest at the station I. While important value criteria at each station are 300. Analysis of vegetation mangrove species at each station obtained density, frequency, species diversity and the importance of the highest species is Rhizophora apicullata, then cover the highest species is Sonneratia alba. Overall results of observation and analysis, illustrating that the condition of mangroves on the island of Mare in the category of low/sparse.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi indeks ekologi mangrove di Pulau Mare, Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Pengambilan data pada tahun 2015 yang terbagi atas tiga lokasi yang ditetapkan berdasarkan keterwakilan dan reprsentasi mangrove. Pengambilan contoh mangrove, di lakukan dengan menggunakan metode “line transect quadrant”. Hasil penelitian diperoleh ketebalan mangrove diantara 85-150 meter  dengan 5 jenis dari 3 famili mangrove. Jenis mangrove Rhizophora ditemukan paling mendominasi disetiap stasiun. Indeks ekologi mangrove kategori kerapatan, frekuensi, tutupan dan keanekaragaman jenis paling tinggi terdapat di stasiun satu. Sedangkan kriteria nilai penting pada setiap stasiun adalah 300. Analisis vegetasi jenis mangrove pada setiap stasiun diperoleh kerapatan, frekuensi, keanekaragaman jenis dan nilai penting jenis tertinggi adalah Rhizophora apicullata, kemudian tutupan jenis tertinggi adalah Sonneratia alba. Keseluruhan hasil pengamatan dan analisis, menggambarkan bahwa kondisi mangrove di pulau Mare masuk dalam kategori rendah. 
Co-Authors AA Sudharmawan, AA Abdul Ajiz Siolimbona Abdul Motalib Angkotasan Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir, Abdurrachman Abjan Ibrahim Abjan Ibrahim Abubakar, Salim Abubakar, Yuyun Achmad, M Janib Achmad, M. Djanib Achmad, M. Janib Aisyah, Siti Zanuba Al Hadad, M. Said Alfiansyah Kahar Andika Muhammad Antonius P Rumengan Anwar, Muhammad Fathur Ardan Samman Arfa Buamona Asep Sandra Budiman, Asep Sandra Ayu, Inna Puspa Baddu, S Bashari, Muhammad Hasan Beginer Subhan Darmawaty Darmawaty Darmawaty, Darmawaty Darmiyati Muksin Dietriech Geoffrey Bengen Disnawati Disnawati, Disnawati Dondy Arafat Doni Nurdiansah Eko S Wibowo Eko S Wibowo Eko S Wibowo Eko S Wibowo Eko S Wibowo Eko S Wibowo Eko Setyabudi Wibowo Eko Setyabudi Wibowo Elfahmi Elfahmi, Elfahmi Fadel, Ariyati H. Fardan S Ibrahim Fione Yalindua Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Halikuddin Umasangadji Halikuddin Umasangaji Hapzi Ali Hawis H Madduppa Hendrik A.W. Cappenberg Herawati Herawati Hi Abbas, M. Yunus Husen Rifai Huwae, Rikardo I WAYAN EKA DHARMAWAN I Wayan Nurjaya Ikbal Marus Ikbal Marus Ikbal Marus Ikbal Marus Ikbal Marus Ikbal Marus Ikbal Marus, Ikbal Inayah Inayah Irfan Haji Irfan Haji Irfan Haji Irfan Haji Irfan Haji Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir, Irmalita Ismail, Firdaut Iswandi Wahab Karman, Amirul Kepel, Rene C Kotta, Raismin M Irfan M. Abjan Fabanyo M. Irfan Mantiri, Desy M. H Marenda Pandu Rizki Martini Djamhur Masykhur Abdul Kadir Masykhur Abdul Kadir Masykhur Abdul Kadir Masykhur Abdul Kadir, Masykhur Abdul Mesrawaty Sabar Mochtar Djabar Muhajirin Ahmad Muhajirin Ahmad Muhajirin Ahmad Muhammad Aris Muhammad Irfan Muhammad Yunus Hi Abbas Mutmainnah Mutmainnah Mu’min Mu’min Najamadidin, Najamuddin Najamuddin N Najamuddin Najamuddin, Najamuddin Nasir Haya Neviaty P Zamani Neviaty P Zamani NEVIATY PUTRI ZAMANI Ni Kadek Dita Cahyani, Ni Kadek Dita Novriyandi Hanif Nurdiansah, Doni Nyoman M N Natih Paembonan, Rustam E Paluphi, Raut Wahyuning Raden, Muhammad Sahlan R Raismin Kotta Raismin Kotta Raismin Kotta Raismin Kotta Ramili, Yunita Rasidi, Rasidi Rikardo Huwae Rikardo Huwae Rikardo Huwae Rina Rina Rina Rina Riyadi Subur, Riyadi Rizqi, Marenda Pandu Rommy M. Abdullah Rommy M. Abdullah Rusmawati Labenua Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam Effendi Rustam Effendi Rustam Effendi Paembonan Rustam Effendi Paembonan Rustam Effendi Paembonan Rustam Effendi Paembonan, Rustam Effendi S Baddu Sabar, Mesrawaty Sabaria Umalekhoa Samad, Julkar Samria Abubakar Sani, Lalu M. Iqbal Sartini Baddu Serosero, Rugaya H Sidik, Marjanuddin A Simon I Patty Simon I Patty Simon I Patty Simon I Patty Simon I Patty Simon I Patty Simon I Patty Simon I. Patty Siolimbona, Abdul Ajiz Sunarti Suparto Abdullah Supyan Supyan Surahman Surahman Syafrizayanti, Syafrizayanti Taeran, Imran Wahab, Iswandi Waluyo Waluyo Wibowo, Eko S Wibowo, Eko Setyobudi Widhi, Raut Nugrahening Yadi D Naipon Yosie Andriani Yuyun Abubakar Zulhan A Harahap Zulhan A Harahap Zulhan A Harahap, Zulhan A Zulhan A. Harahap