p-Index From 2020 - 2025
5.917
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) MANAJEMEN HUTAN TROPIKA Journal of Tropical Forest Management Jurnal Gizi dan Pangan Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Forum Pasca Sarjana Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan (Journal of Soil Science and Environment) Jurnal Planologi Sultan Agung Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota SAINS DAN MATEMATIKA Jurnal Ilmu Lingkungan TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Jurnal Ilmu Komputer dan Agri-Informatika Jurnal Sumberdaya Lahan Analisis Kebijakan Pertanian JTSL (Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan) Journal of Degraded and Mining Lands Management Journal of Regional and City Planning Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Jurnal Tataloka Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik MAJALAH ILMIAH GLOBE Journal of Regional and Rural Development Planning Journal of Socioeconomics and Development Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Analisis Kebijakan Pertanian Jurnal Sumberdaya Lahan Jurnal Tanah dan Iklim Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Makara Journal of Technology Journal Research of Social Science, Economics, and Management International Journal of Integrative Sciences International Journal of Multidisciplinary Approach Research and Science Jurnal Ekonomi Pembangunan Jurnal Teknik Sipil Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital
Claim Missing Document
Check
Articles

KAJIAN POLA PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN GARUT BERBASIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP Ardhy Firdian; Baba Barus; Didit Okta Pribadi
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 12 No 2 (2010): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417 KB) | DOI: 10.29244/jitl.12.2.40-46

Abstract

Enviromental carrying capacity was measured in three methods,i.e land capability, land carrying capacity and water carrying capacity. Garut Regency which is located at the upstream Cimanuk Watershed has an important role in the sustainability of capacity for downstream area. The aims of this study are: (1) to identify land use in Garut Regency in 2009, (2) to identify land capability in Garut Regency, (3) to assess the suitability of land use with land capability and space pattern in Garut Regency, (4) to identify the status of environmental carrying capacity in Garut Regency, and (5) to set a space pattern based on environmental carrying capacity. Based on the interpretation of Landsat Satellite Imagery in 2009, dryland agriculture has dominated the coverage about 45.4% and forest cover about 23.8%. This study also shows that most area in Garut Regency is belong to Class IV land capability (36.4% of the regency area) without Class I of land capability. Suitabilty evaluation between land cover and land capabilty describe that 48,45% area is suitable, 50.4% area is not suitable and 1.18% area is conditionally suitable depending on limitation factors that affect land capability. Another evaluation between space patern and land capability shown that 59.0% area is suitable, 32.1% area is not suitable, and 8.84% area is conditionally suitable. Both status of land carrying capacity and water carrying capacity are deficit. According to spatial pattern based on land capability and existing forest, space that can be use as the preservation area is about 58.5% of the area, and space that can be use as the cultivation area is about 41.5% of the area of Garut Regency.Keywords : Land capability, land cover/use, spatial pattern, water carrying capacity
Pemetaan Subsiden di Kesatuan Hidrologi Gambut Sungai Jangkang – Sungai Liong Pulau Bengkalis: Mapping of Peatland Subsidence in Peat Hydrology Unit Jangkang River – Liong River in Bengkalis Island Harisman Edi; Baba Barus; Dwi Putro Tejo Baskoro
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 19 No 1 (2017): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.364 KB) | DOI: 10.29244/jitl.19.1.13-18

Abstract

Subsidensi merupakan permasalahan penting pada pemanfaatan lahan gambut yang harus menjadi perhatian, apabila subsiden tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya banjir dan penurunan kualitas lahan. Penelitian ini mengembangkan pemetaan subsiden menggunakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap subsidensi dengan analisis regresi linear berganda metode stepwise. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa subsidensi yang terjadi disebabkan oleh 7 faktor yaitu umur tanaman, penggunaan lahan, bobot isi 50-100 cm, tingggi muka air tanah, tinggi muka air di saluran drainase, dan jarak dari saluran drainase dengan fungsi persamaan Y = -28.240 + 1.241 X1 + 0.023 X2 + 4.866 X3 + 0.370 X4 – 97.089 X5 – 0.209 X6 + 0.298 X7. Subsiden 0-50 cm terluas dengan luasan 13,472 ha pada penggunaan lahan aktual kebun karet seluas 4,013 ha, subsiden 50-100 cm mempunyai luasan 2,147 ha dengan penggunaan lahan aktual kebun karet seluas 813 ha, subsiden lebih dari 100 cm mempunyai luas terkecil yaitu 261 ha dengan penggunaan lahan aktual kebun kelapa 88 ha. Kata kunci: Bengkalis, penggunaan lahan, pemetaan, lahan gambut, subsiden
Pemetaan Bahaya Banjir Lahan Sawah di Kabupaten Karawang: Flood Hazard Mapping Level Paddy Field at District Karawang Tommi Tommi; Baba Barus; Arya Hadi Dharmawan
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 19 No 1 (2017): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.781 KB) | DOI: 10.29244/jitl.19.1.41-45

Abstract

Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah yang sering terkena banjir berdasarkan data dari BNPB dari tahun 1815 – 2013 jumlah kejadian banjir di Kabupaten Karawang berada pada urutan ke-3 terbanyak. Banjir di Kabupaten Karawang membawa kerugian yang besar bagi petani, maka dari itu pemetaan tingkat bahaya banjir sangat diperlukan. Kabupaten Karawang berada pada urutan ke-3 jumlah kejadian banjir terbanyak di Jawa Barat. Secara nasional data dari BNPB menunjukkan Kabupaten Karawang menempati urutan ke-8 wilayah rawan bencana banjir. Tujuan dari penelitian ini menganalisis tingkat bahaya banjir lahan sawah di Kabupaten Karawang. Metode yang digunakan dalam menganalisis tingkat bahaya banjir dilakukan dengan overlay dan skoring dari peta sawah, peta curah hujan, peta drainase tanah, dan peta kejadian banjir. Hasil dari penelitian ini menunjukkan lahan sawah di Kabupaten Karawang yang memiliki tingkat bahaya banjir tinggi terdapat di Kecamatan Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, dan Jayakerta. Kata kunci: Bahaya, banjir, pemetaan
PEMETAAN BAHAYA LONGSORAN BERDASARKAN KLASIFIKASI STATISTIK PEUBAH TUNGGAL MENGGUNAKAN SIG: STUDI KASUS DAERAH CIAWI-PUNCAK-PACET, JAWA-BARAT Baba Barus
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 2 No 1 (1999): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1955.796 KB) | DOI: 10.29244/jitl.2.1.7-16

Abstract

Regarding environmental degradation in Puncak and its surrounding area due to the rapid landuse changes during 1981-1994, some mitigation schemes for soil erosion have been implemented but landslides. Data on landslide and its causative factors (landuse, soil, geology, slope, climate, and terrain mapping unit) and their relationships in the area are still not available. The objective of this research is to develop the method and procedures to map landslide hazards by using GIS (Geographical Information System) univariate-statistical analysis applied to the area as a case study. For this purpose, three methods to classify and to map landslide hazards were evaluated. They were respectively developed by considering: (a) unweighted density total number of the landslide, Method#1, (b) density total number, weighting value, and age of landslide, Method#2, and (c) density total number, weighting value, age, and activity level of the landslide, Method#3. The density number is counted by overlying· each of the landslide maps and each of the causative factors maps used, and from this step, the weighting value is derived. The resulting density number of landslide given as a cumulative percentage and the corresponding weighting value were then plotted on an X-Y graph. From the graph, the level of landslide hazard is classified by applying: (1) standard classification procedure as the default statistical analysis given by the software used, and (2) natural classification procedure as it based on the nature of the curve slope of the cummulative graphic. The result given by the three methods were varied but in general, they gave landslide hazard maps with a similar pattern in which the very high and very low hazard levels in the study area increased during the period of 1981-1994. Of the three methods, applying the natural classification gave a better result than that of the standard classification procedure. Method#2 and Method#3 were better than Method#1 in predicting the future landslide occurrence. Apparently, Method#3 should show the best result but the effect of conversion from raster to vector data in GIS significantly reduced the quality of the resulting map.
Analisis Bahaya Alami (Natural Hazards) Di Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung Jawa Barat: Natural Hazards Analysis in Baleendah District, Bandung Regency, West Java Mazlan; Boedi Tjahjono; Baba Barus
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 22 No 1 (2020): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitl.22.1.1-9

Abstract

Flood disasters in Baleendah District (Bandung Regency) which occur every year often cause hundreds of hectares of paddy fields to fail in harvesting. Meanwhile, rapid land use changes occurred in the plain area has caused many paddy fields have turned into settlements, while many of slopes of hills area have turned into barelands caused by rock mining activities. This kind of activity can reduce slope stability and facilitate landslides in the future. Studying the natural hazards for this region becomes important for disaster mitigation needs in the future. The purpose of this study is to map land use and assess flood and landslide hazards in Baleendah District. The research method includes land use visual interpretation from Quickbird imagery, Pairwise Comparison analysis to obtain the weight and score of flood and landslide hazards parameters, and Multi Criteria Evaluation (MCE) analysis to assess the natural hazards. The results showed that the interpretation of Quickbird imagery produced 12 types of land use dominated by settlement types (31.17%) and rice fields (30.90%). From Pairwise Comparison analysis, it was found that the sequence of weights of flood hazard parameters were inundation duration (0.50), inundation frequency (0.33), and inundation depth (0.17), while for landslide hazards were slope steepness (0.50), land use (0.33), and slope form (0.17). Based on the participatory flood-prone mapping, it was found that flood-prone areas were only spread in one village, i.e. Andir Village, while for landslide-prone areas were spread in 5 villages. The results of Multi Criteria Evaluation (MCE) analysis showed that the high and medium class of flood hazards covered 128.99 ha and 34.76 ha respectively, while high, medium and low class of landslide hazards covered ​​281.62 ha, 940.84 ha and 124.69 ha respectively. Controlling land use change is a good choice to do in this region to reduce natural hazards in the future.
Bahaya Longsor di Kabupaten Sukabumi berbasis Metode Weight of Evidence (WoE), Logistic Regression (LR) dan Kombinasi WoE-LR: Landslide Hazard in Sukabumi Regency based on Weight of Evidence (WoE), Logistic Regresion (LR) and WoE-LR Combination Methods Sumardani Kusmajaya; Boedi Tjahjono; Baba Barus
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 22 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitl.22.2.101-106

Abstract

Tingginya kejadian longsor di Kabupaten Sukabumi menjadi penyebab diperlukannya data dan informasi kawasan yang memiliki potensi longsor. Identifikasi potensi longsor dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan dimana metode statistik adalah pendekatan yang paling banyak digunakan untuk pemetaan longsor. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah memprediksi longsor di Kabupaten Sukabumi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Weight of Evidence (WoE), Logistic Regression (LR), dan kombinasi WoE-LR. Hasil pengujian menunjukkan bahwa parameter yang layak digunakan menjalankan model adalah jarak dari jalan, jarak dari sungai, jarak dari patahan, SPI, TWI, Elevasi dan Lereng. Hasil metode WoE menunjukkan bahwa parameter elevasi <300 m, jarak dari jalan >200 m dan jarak dari sungai >100 m merupakan kelas parameter yang tidak baik untuk memprediksi longsor. Sebaliknya, parameter lereng 8–15%, jarak dari jalan 31–70 m dan elevasi 700–800 baik digunakan untuk memprediksi longsor. Pada metode LR, parameter elevasi dan jarak dari jalan secara signifikan berpengaruh terhadap longsor. Hasil metode kombinasi WoE-LR menunjukkan bahwa parameter jarak dari jalan dan SPI merupakan parameter yang kurang baik untuk memprediksi longsor. Sebaliknya, parameter lereng dan TWI merupakan parameter yang paling baik untuk memprediksi bahaya longsor. Berdasarkan pengujian ketiga metode tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode kombinasi WoE-LR adalah metode yang paling baik dalam memprediksi bahaya longsor di wilayah penelitian.
Analisis Faktor Penyebab Alih Fungsi Lahan Sawah Menjadi Sawit di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Asnelly Ridha Daulay; Eka Intan Kumala Putri; Baba Barus; Bambang P. Noorachmat
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 14, No 1 (2016): Analisis Kebijakan Pertanian
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/akp.v14n1.2016.1-15

Abstract

One-Million Hectares of Oil Palm Plantation Program in 2000 was deemed as the starting point of lowland conversion in East Tanjung Jabung Regency. This study aims to review the impact of development policy in the past on lowland conversion, to compare costs and incomes between those of paddy farming and oil palm plantation business, and to analyze constraints to implement the target of Sustainable Land for Food Agriculture Protection (PLP2B) Program. Primary data were collected from observation, focus group discussion, and in-depth interview with resource persons, survey and Landsat Imaginary data. Secondary data were gathered from the institutions at provincial and regency levels. This study explored both qualitative and quantitative methods as well as by overlay of maps in 2006, 2010 and 2014. Development policy inconsistency is influenced by change in regency government leadership with the new mission not well integrated with the previous programs. On the other hand, land rent of paddy farm was much less than that of oil palm plantation. There are some constraints to implement the PLP2B Program, namely weak Regional Regulations, lack of coordination among the Regional Government institutions, and limited development budget. It is suggested that the Regency Government to evaluate PLP2B Program target by considering some limiting factors, issuing the Regent’s Regulation dealing with incentives to farmers and program coordinators, and controlling the regional planning.AbstrakProgram Satu Juta Hektare Lahan Sawit tahun 2000 merupakan titik awal terjadinya alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kebijakan pembangunan pada masa lalu terhadap kejadian alih fungsi lahan sawah, perbandingan biaya dan pendapatan usaha tani padi dengan kelapa sawit, dan tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan target PLP2B. Data primer dikumpulkan melalui observasi, diskusi kelompok, wawancara mendalam dengan narasumber terpilih, survei, serta data Citra Landsat; sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah di Provinsi Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Metode yang digunakan adalah kombinasi kualitatif deskriptif dan kuantitatif serta overlay peta penggunaan lahan tahun 2006, 2010, dan 2014. Inkonsistensi kebijakan pembangunan dilatari terjadinya pergantian pimpinan daerah yang misinya kurang terintegrasi dengan program pembangunan pertanian sebelumnya serta terdapat kesenjangan land rent di mana pendapatan dari lahan sawah jauh lebih rendah dibanding kelapa sawit dengan luasan yang sama. Tantangan menerapkan Perda PLP2B sangat berat: kurang memadainya regulasi, lemahnya koordinasi antarinstansi pemerintah terkait, hingga keterbatasan dana pembangunan. Pemerintah daerah disarankan mengkaji kembali target PLP2B dengan memperhatikan faktor-faktor pembatas, menerbitkan Peraturan Bupati sehingga dapat diatur jenis dan besaran nilai insentif yang diterima petani serta koordinator program serta pengetatan pengawasan implementasi RTRW.
A Projection of Land Needed for Settlements and Conversion of Paddy Fields in Solok City Ricky Ricky; Ernan Rustiadi; Baba Barus
Journal of Regional and City Planning Vol. 28 No. 3 (2017)
Publisher : The Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jrcp.2017.28.3.3

Abstract

Abstract. The city of Solok, despite being a growing urban area, cannot entirely abandon its agricultural sector due to its influence on the development of the region and its contribution to maintaining national food security. The development of settlement in the city of Solok needs to consider the existing paddy fields while avoiding unnecessary conversion, which should be a last resort. Infrastructure development should not be directed to the existing and potential paddy fields, since, generally, settlement development prefers these areas. This study aimed to estimate the land needed for settlements based on population projections, the assessment of land suitability for paddy field by a spatial analysis and a simulation of land use change considering infrastructure as driving factor. The methods used in this study are the Saturation Model, Spatial Analysis, Markov Chain and Cellular Automata (CA) Analysis. The results demonstrate that: (1) the estimated population in 2031 using the saturation model will be 71,524 inhabitants, which would require 223.08 Ha of settlements; (2) the existing paddy fields cover 971.27 Ha, some parts were categorized unsuitable due to its slope but this was overcome by the construction of terraces; and (3) the Markov Chain and CA analysis predicted over 150 Ha of paddy field conversion in Solok by 2024. The road development plan in Solok City tends to follow the market trend directed at the existing and potential paddy field areas. The study predicts a significant loss of paddy fields, especially in areas with a high suitability class.Keywords. Paddy Fields Conversion, Land Use Change, Saturation Model, Land Suitability, CA Markov.Abstrak. Walaupun secara administratif berstatus sebagai sebuah kota, Kota Solok tidak dapat begitu saja meninggalkan sektor pertanian karena masih kuatnya pengaruh sektor tersebut dalam pembangunan wilayah dan adanya kepentingan mempertahakan ketahanan nasional. Pembangunan permukiman di Kota Solok perlu memperhatikan eksistensi lahan sawah yang ada dan sebisa mungkin menghindari alih fungsi yang tidak seharusnya dan harus benar-benar sesuai kebutuhan. Pengembangan infrastruktur permukiman sebaiknya tidak diarahkan pada lokasi-lokasi sawah eksisting dan lahan-lahan yang potensial untuk sawah. Namun pengembangan permukiman pada umumnya lebih memilih untuk mengalih fungsi lahan sawah yang ada dan potensial. Penelitian ini bertujuan 1) memperkirakan kebutuhan lahan untuk kawasan permukiman berdasarakan proyeksi pertumbuhan penduduk 2) analisis kesesuaian lahan untuk komoditas padi sawah dan 3) mensimulasikan perubahan penggunaan lahan dengan mempertimbangkan infrastruktur sebagai faktor yang berpengaruh. Metoda yang digunakan adalah Model Saturasi, Analisis Spasial, Markov Chain dan Cellular Automata (CA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Perkiraan populasi penduduk kota Solok dengan model saturasi pada tahun 2031 mencapai 71.524 jiwa yang akan membutuhkan lahan seluas 223,08 Ha untuk kawasan permukiman 2) Luas lahan sawah aktual sebanyak 971,27 Ha, sebagian terkategorikan tidak sesuai karena faktor lereng, namun faktor penghambat tersebut telah diatasi dengan pembangunan terasering 3) Diperkirakan akan terjadi pengurangan luas lahan sawah lebih dari 150 Ha pada tahun 2024. Rencana perluasan jaringan jalan di Kota Solok terbukti cenderung mengikuti trend pasar yang diarahkan pada lokasi sawah-sawah eksisting dan potensial, alih fungsi lahan sawah diperkirakan tetap akan terjadi dalam jumlah yang cukup tinggi terutama pada lahan-lahan berkesesuaian baik.Kata kunci. Konversi Lahan Sawah, Model Kejenuhan, Perubahan Penggunaan lahan, Kesesuaian Lahan, CA Markov.
Optimasi Metaheuristik Koloni Semut untuk Solusi Masalah Jalur Terpendek pada Jaringan Jalan Riil Edwin Tenda; Imas Sukaesih Sitanggang; Baba Barus
Jurnal Ilmu Komputer & Agri-Informatika Vol. 3 No. 2 (2014)
Publisher : Departemen Ilmu Komputer - IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.187 KB) | DOI: 10.29244/jika.3.2.74-83

Abstract

Salah satu permasalahan utama analisis jaringan pada sistem informasi geografis (SIG) adalah menentukan jalur terpendek antara dua lokasi dalam suatu jaringan. Meski terdapat beberapa metode untuk menyelesaikan permasalahan ini tetapi pencarian metode alternatif masih penting dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode optimasi metaheuristik koloni semut yang terinspirasi dari prilaku alamiah semut, untuk mencari jalur terpendek antara dua titik, pada data jaringan jalan riil (JJR). Pengujian terhadap metode ant colony optimization (ACO) dilakukan dalam dua tahap. Pertama, pengujian menggunakan data buatan untuk mendapatkan gambaran pengaturan terbaik dari parameter-parameter metode koloni semut. Kedua, pengujian menggunakan data JJR untuk melihat kinerja metode optimasi koloni semut terhadap data JJR. Hasil pengujian optimasi koloni semut pada data JJR kemudian dibandingkan dengan hasil pengujian algoritme jalur terpendek Dijkstra pada JJR dalam hal panjang jalur optimal dan waktu eksekusi. Hasil pengujian menunjukan bahwa secara secara umum metode Dijkstra menghasilkan solusi yang lebih baik dari metode ACO namun pada pengaturan parameter tertentu ACO lebih cepat dari Dijkstra.Kata Kunci: algoritme Dijkstra, analisis jaringan, jaringan jalan riil, optimasi koloni semut, permasalahan jalur terpendek.
ANALISIS PREFERENSI DAN PROSPEKTIF PARTISIPATIF DALAM PERENCANAAN PENATAAN DAN PENYESUAIAN ULANG LAHAN (LAND READJUSTMENT) KAWASAN KAMPUNG BRAGA BANDUNG Ake Wihadanto; Baba Barus; Noer Azam Achsani; Deddy S. Bratakusumah
TATALOKA Vol 19, No 4 (2017): Volume 19 Number 4, November 2017
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.174 KB) | DOI: 10.14710/tataloka.19.4.320-338

Abstract

This research is purported to understand and map people’s preferences on rearrangement plan of the area. General description of people’s preferences is resulted by using qualitative descriptive analysis on data gained from interview and FGD. Furthermore, by employing Participatory Prospective Analysis (PPA) the people’s preferences has represented through the following key variables, those are transparency, people’s bargaining position, tenurial (ownership) system, communication, land value, institution/organization, location’s economic value, and level of conflict potential. Based on those variables, the future’s scenarios are constructed as follows: (1) Status quo; (2) Negative; (3) Positive; and (4) Progressive.  The way to anticipate the first two scenarios are to close or impede any room or possibilities of the scenarios’ emergence. Meanwhile, for the last two scenarios, the anticipation way is to promote or enhance the scenarios’ emergence, maintaining sustainability of the scenarios, as well as avoiding any ways that can reverse the scenarios’ direction. Both ways of anticipation should be carried out through transparency, communication, and institution.
Co-Authors A Akbar Achmad, Alfredian Ade Mirza Roslinawati Adi Jaya, Adi Afan Ray Mahardika Ake Wihadanto Akhmad Fauzi Alamin Yang First Alfin Murtadho Aminah, Mimin Andhi Trisnaputra Andrea Emma Pravitasari, Andrea Emma Andri Yushar Andria Ardhy Firdian Arya Hadi Dharmawan Asnelly Ridha Daulay Atang Sutandi Azis, Muh. Ikhsan Bakri, Subhan Bambang Hendro Trisasongko Bambang Juanda Bambang P. Noorachmat Bambang Pramudya Bobby A. Palem Boedi Tjahjono Bratakusumah, Deddy S. Budi Mulyanto Budi Nugroho Budi Prasetyo Cahyana, Destika Chiharu Hongo Chiharu Hongo, Chiharu Corry Nurmala Danang Pramudita, Danang Darda Effendi Darmawan Darmawan Deddy S. Bratakusumah Deddy S. Bratakusumah Denis Muba Pandapotan Simanihuruk Desi Nadalia Dessy Arianti Destika Cahyana Diar Shiddiq Didit Okta Pribadi Didit Okta Pribadi Djuanda, Bambang Djuara P Lubis DP Tejo Baskoro, DP Tejo Drajat Martianto Dwi Maryanto, Dwi Dwi Putro Tejo Baskoro Dwi Ratnawati Christina Dyah Ita Mardianingsih Dyah R Panuju Dyah R. Panuju Dyah R. Panuju Dyah Retno Panuju Edy Djauhari Purwakusumah Eka Intan Kumala Putri Emilia Syafitri Endriatmo Soetarto Enni Dwi Wahjunie Erliza Noor Ernan Rustiadi Euis Sunarti Faris Rahmadian Fauzi, Firman Fitri Insani Fredian Tonny Nasdian Fredinan Yulianda Gatot Yulianto Gersony Miri Hana Indriana Hans Moravia Hari Agung Hari Agung Adrianto Hari Wijayanto Harisman Edi harmes harmes Harmes Harmes Hartono, Arif Herianto Hermanto Siregar Hidayah, Nursantri Hilda Nurul Hidayati Imas Sukaesih Sitanggang Indraprahasta, Galuh Syahbana Irzaman, Irzaman Iskandar Iskandar Iswandi Umar Iwan Kurniawan Khursatul Munibah Kukuh Murtilaksono Kukuh Murtilaksono Kukuh Murtilaksono Kukuh Murtilaksono Kukuh Murtilaksono Kukuh Murtilaksono Kukuh Murtilaksono Kusumastuti, Ayu Candra Kusumawati, Balkis Lala M Kolopaking Laode Syamsul Iman Latifah Kosim Darusman M Habibi Yadi Irawanata M Munawir Mahmud A. Raimadoya Mahmud A. Raimadoya Mazlan Mira Harimurti Mohamad Rafi Muhamad Firdaus Muhammad Ardiansyah Muhammad Ardiansyah Muhammad Firdaus Muhammad Hikmat Muhammad Munawir Syarif Muhammad Mu’min Fahimuddin Muhammad Zulfikar Nadia Shalehah Nandi Kosmaryandi Nina Widiana Darojati NINA WIDIANA DAROJATI Nindya Ayu Wardani Nur Febrianti Nur Febrianti Nur Febrianti Nur Febrianti Purwanto, Moh Yanuar Jarwadi Purwono Purwono Puspita, Gita Qalbi, Andria Harfani Rahmi Fajarini Reni Kusumo Tejo Reni Kusumo Tejo Reza Hanjaya Ricky Ricky Ricky, Ricky Rifyan Ruman Rilus Kinseng Rini Ariani Amir Rizaldi Boer Romiyanto Romiyanto Sabila, Salma Sabri Effendy Setia Hadi Sigit, Gunardi Siska Amelia Sitanggang, Imas S. Siti Faizah Zauhairah Siti Maesaroh Siti Nurisyah Soekmana Soma Sri Malahayati Yusuf Sri Mulatsih Subhan Bakri Suci Sri Utami Sutjipto Sukiptiyah Sukiptiyah Sukiptiyah Sukiptiyah Sumardani Kusmajaya Suria Darma Tarigan Suryadi Suryadi Suryadi Suryadi Suwardi Suwardi Syahbana, Galuh Syaiful Anwar Syamsul Arifin Taopik Ridwan Tb Iwan Mulyawan Tenda, Edwin Tivianton, Tommy Andryan Tommi Tommi Tommi Tommi, Tommi Tommi, Tommi Tono Tono Tuni, Muhd. Siraz Uciningsih, Winda Ugeng Wijanarko Umar Mansyur Untung Sudadi Vincentius P Siregar Wahyu Iskandar Wahyu Iskandar Werenfridus Taena Widada, Rasyid Widiatmaka Yani Nurhadryani Yiyi Sulaeman Yoyoh Indaryanti Yuda Pringgo Bayusukmara Yunito, Muhammad Rahmanda Yuri Ardhya Stanny Yusuf, Sri Malahayati Zluyan Firdaus Afif