p-Index From 2020 - 2025
10.608
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Az-Zahra: Journal of Gender and Family Studies

Perempuan dan Bisnis Online di Masa Pandemi Covid-19: Pengalaman di Kota Bandung, Jawa Barat Paelani Setia; Eni Zulaiha; Yeni Huriani
Az-Zahra: Journal of Gender and Family Studies Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : UIN Sunan Gunung Dajti Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/azzahra.v2i1.12702

Abstract

Tulisan ini akan mendiskusikan tentang perempuan dan bisnis online di masa pandemi Covid-19. Diketahui bahwa Pandemi Covid-19 menyebabkan krisis ekonomi yang menimpa berbagai kalangan. Hal ini juga turut dirasakan oleh para perempuan. Melalui metode kualitatif, penelitian ini diharapkan bisa mengupas apa, dan bagaimana perempuan mengorganisasi diri pada bisnis mereka disamping tetap bertanggung jawab pada ranah keluarga. Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi online dan wawancara terhadap pelaku bisnis perempuan berbasis online di Kota Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini diperoleh temuan bahwa digitalisasi ekonomi terutama di masa pandemi Covid-19 berpengaruh pada kuasa perempuan terhadap teknologi sekaligus membantah argumen yang meragukan kemampuan perempuan atas teknologinya. Perempuan juga lebih bisa mengorganisir waktu bersama keluarga karena digitalisasi ekonomi memudahkan proses transaksi. Penelitian ini juga turut berargumen bahwa proses digitalisasi kehidupan menjadi lahan baru bagi perempuan dalam aktualisasi diri dan interaksi dengan dunia luar, selain upaya pemberdayaan ekonomi. Namun, hal tersebut tidak bernilai sama sekali ketika berhadapan dengan sistem patriarki yang masih diwariskan dari waktu ke waktu.
Peran Perempuan di Masa Pandemi Covid 19 Perspektif Feminisme Sosialis Andini Andini; Yeni Huriani; Eni Zulaiha
Az-Zahra: Journal of Gender and Family Studies Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : UIN Sunan Gunung Dajti Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/azzahra.v3i1.13117

Abstract

The Covid 19 pandemic in Indonesia from early March 2020 to 2021 left many stories that seemed endless. The impact of the pandemic has overwhelmed many people, as well as women. As the control center in the family, women have an extra role to play during a pandemic. Especially in the government policy to divert all work through the home. So that women have to play an extra role in stabilizing the family during the Covid 19 pandemic. This study uses a descriptive quantitative research method that aims to describe how women describe during the Covid 19 pandemic with an analysis using the theory of socialist feminism. As a result, women played a big role during the Covid 19 pandemic in both the family and economic sectors. Women are active and responsive in responding to difficulties in the family. Moreover, socialist feminism emphasizes that women can direct family members in basic roles in the family so that a harmonization is formed in cooperation.
Re-Interpretasi Makna Perintah Isti’faf Perspektif Relasi Akhlak Mubadalah: Kajian Surah An-Nur Ayat 33 Fangesty, Maolidya Asri Siwi; Zulaiha, Eni
Az-Zahra: Journal of Gender and Family Studies Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : UIN Sunan Gunung Dajti Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/azzahra.v5i1.40770

Abstract

Penafsiran bias gender memaknai isti’faf dengan menjauhi zina yakni meninggalkan hal-hal yang diharamkan Allah. Namun, penafsiran adil gender memandang itu bukan satu-satunya makna. Maka dari itu diperlukan pembacaan ulang mengenai perintah isti’faf menggunakan relasi akhlak mubadalah dalam QS. An-Nur ayat 33. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prinsip-prinsip relasi laki-laki dan perempuan dalam metode mubadalah, mengetahui penafsiran bias gender dan adil gender mengenai isti’faf serta menemukan analisa gender dalam penafsiran isti’faf. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan library research. Penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip mubadalah adalah keadilan, kemaslahatan dan anti kemudaratan yang didasarkan pada prisip resiprokal atau kesalingan, bermuara pada akhlakul karimah, oleh, dari serta untuk laki-laki dan perempuan. Penafsiran isti’faf yang bias gender didapat dari Al-Qurthubi, Ath-Thabari dan Hasby Ash-Shiddieqy. Sedangkan penafsiran yang adil gender didapat dari Faqihuddin Abdul Kodir. Isti’faf dalam perspektif bias gender hanya menyasar pada laki-laki dan dimaknai menjauhi zina. Sementara perspektif adil gender menyasar laki-laki dan perempuan dan dimaknai bukan hanya menjauhi zina, tapi mendisiplinkan diri agar tidak terjerumus pada zina, yakni melakukan hal yang halal berupa hal positif dan produktif. Pemaknaan ini pada akhirnya akan menciptakan keluarga yang maslahat, berkeadilan dan minim konflik. Re-interpretasi seperti ini sesuai dengan prinsip tafsir adil gender yakni etika maslahah dan sesuai dengan maqashid syariah yakni hifdzu al-nasl (menjaga keturunan). Selain terjaganya status anak setelah menikah, terjaga pula diri pribadi anak, sebab lahir dari orangtua yang memiliki kualitas diri sehingga meniru orangtua dalam berprilaku dan berkiprah. Kemudian akan menghasilkan keturunan yang berkualitas pula bukan hanya mengedepankan kuantitas.
Re-Interpretasi Makna Perintah Isti'faf Perspektif Relasi Akhlak Mubadalah: Kajian Surah An-Nur Ayat 33 Fangesty, Maolidya Asri Siwi; Zulaiha, Eni
Az-Zahra: Journal of Gender and Family Studies Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : UIN Sunan Gunung Dajti Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/azzahra.v5i1.40770

Abstract

Penafsiran bias gender memaknai isti’faf dengan menjauhi zina yakni meninggalkan hal-hal yang diharamkan Allah. Namun, penafsiran adil gender memandang itu bukan satu-satunya makna. Maka dari itu diperlukan pembacaan ulang mengenai perintah isti’faf menggunakan relasi akhlak mubadalah dalam QS. An-Nur ayat 33. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prinsip-prinsip relasi laki-laki dan perempuan dalam metode mubadalah, mengetahui penafsiran bias gender dan adil gender mengenai isti’faf serta menemukan analisa gender dalam penafsiran isti’faf. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan library research. Penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip mubadalah adalah keadilan, kemaslahatan dan anti kemudaratan yang didasarkan pada prisip resiprokal atau kesalingan, bermuara pada akhlakul karimah, oleh, dari serta untuk laki-laki dan perempuan. Penafsiran isti’faf yang bias gender didapat dari Al-Qurthubi, Ath-Thabari dan Hasby Ash-Shiddieqy. Sedangkan penafsiran yang adil gender didapat dari Faqihuddin Abdul Kodir. Isti’faf dalam perspektif bias gender hanya menyasar pada laki-laki dan dimaknai menjauhi zina. Sementara perspektif adil gender menyasar laki-laki dan perempuan dan dimaknai bukan hanya menjauhi zina, tapi mendisiplinkan diri agar tidak terjerumus pada zina, yakni melakukan hal yang halal berupa hal positif dan produktif. Pemaknaan ini pada akhirnya akan menciptakan keluarga yang maslahat, berkeadilan dan minim konflik. Re-interpretasi seperti ini sesuai dengan prinsip tafsir adil gender yakni etika maslahah dan sesuai dengan maqashid syariah yakni hifdzu al-nasl (menjaga keturunan). Selain terjaganya status anak setelah menikah, terjaga pula diri pribadi anak, sebab lahir dari orangtua yang memiliki kualitas diri sehingga meniru orangtua dalam berprilaku dan berkiprah. Kemudian akan menghasilkan keturunan yang berkualitas pula bukan hanya mengedepankan kuantitas.
Co-Authors Abdul Gofur Abdul Rohman Abdul Rohman Abdul Rohman Abdurrohim Abdurrohim, Abdurrohim Agus Salim Hasanudin Agustin, Kartini Fujiyanti Ahmad Izzan, Ahmad Ahmad Jalaluddin Rumi Durachman Ahmad, Khader Ai Syaripah Aisyiyyah, Lu'luatul Alfani, Isa Imadussalam Alfathah, Suryana Amin, Imam Muslim Andi Malaka Andika Tegar Pahlevi Andini Andini Anindita Ahadah Anisa Nurfauziah Arif Maulana Asep Muhyiddin, Asep Ash-Shiddiq, Hawary Anshorulloh Asniah Asniah Az Zahra Salsabila Azkiya, R. Muhammad Farhal Basyiruddin, Muhammad Hafizh Busro, B. Dede Kurniawan Dedi Junaedi Fangesty, Maolidya Asri Siwi Farhan Muhammad Fathurrohman, Asep Ahmad Fauziah, Debibik Nabilatul Fitri Meliani, Fitri Ghinaurraihal Ghinaurraihal Gunara, Yusman Gunawan, Iwan Caca Hafid, Moc Hamdan Taviqillaah, Muhamad Hanifiah, Diany Mumtaz Hanna Salsabila Haririe, Muhammad Ruhiyat Hendrawan, Yogi Muldani Husni, Abdi Risalah Ikhsan, Mocammad Imaduddin, Ihsan Imelda Helsyi Irsad, Nursalim Irsyad, Nursalim Izzah Faizah Siti Rusydati Khaerani Jajang A Rohmana Jenjen Zainal Abidin Khasanah, Zumrotun Komarudin, R. Edi M. Yunus, Badruzzaman Mubarok, Ahmad Ajik Nur Fata Muhamad Yoga Firdaus Muhamad Yoga Firdaus Muhamad, Zia Azkamalaki Muhammad Hafizh Basyiruddin Muhammad Ihsan Muhammad Rijal Maulana Muhammad Sofyan Muhammad Yahya Muhlas Muhlas Muhyi, Asep Abdul Mulyaden, Asep Mutaqin, Ayi Zaenal Nabil Fasha Inaya Nabilah Nuraini Najihah, Bannan Naelin Nana Najatul Huda Nani Nuranisah Djamal, Nani Nuranisah Naufal Mahdy, Widyanto Nazar Fadli Nida Husna Abdul Malik Nugraha, Sandi Nuraini, Nabilah Nurhayat, Tasya Putri Nursaufa, Syifa Nurzaman, Irfan Paelani Setia Pauzian, Muhamad Hilmi Pebriani Srifatonah Permana, Asep Amar Puspa Rahayu, Tami Dewi Rahman, Nida Al Rahmi, Yabqiah Ratih Rahmawati Ratminingtyas, Ratminingtyas Restu Ashari Putra Ridwan, Ali Rika Dilawati Rika Dilawati Rizal Abdul Gani Rohmatulloh, Yasin Sandi Nugraha Sholihat, Novi Nur Sholikul Hadi Siti Aminah Siti Chodijah Srifatonah, Pebrianu Supriyatin, Tintin Suryana Alfathah Susanti Vera Syam, Ishmatul Karimah Syu'aib Z., Ibrahim Taryudi Taryudi Taufiq, Wildan Taufiq, Wildan Tauviqillah, Muhamad Hamdan Tina Dewi Rosahdi, Tina Dewi Umillah, Hasya an Vera, Susanti Yeni Huriani Yeni Huriani