Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN PADA KANTOR PT. ASKES (PERSERO) CABANG MATARAM Mardan, Mardan; Yuliadi, Yuliadi
JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika) Vol. 8 No. 4 (2024): JATI Vol. 8 No. 4
Publisher : Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/jati.v8i4.9999

Abstract

PT. Askes (Persero) adalah BUMN yang menegelola bidang penjamin jasa kesehatan masyarakat.Saat ini, sistem penggajian pada kantor tersebut masih dilakukan secara konvensional yang mana beberapa prosedur dilakukan dengan manual. Hal tersebut dapat menyebabkan kurang efektif dan efisien dalam manajemen waktu dalam menyelesaikannya. Bersarkan permasalahan tersebut, diperlukan sebuah sistem sebagai sarana membantu kantor BUMN tersebut dalam penggajian. Pengembangan aplikasi menggunakan metode waterfall dengan pendekatan terstruktur dan tools DBMS menggunakan MySQL. Dengan aplikasi ini menjadi sistem penggajian perlu didukung oleh sistem informasi yang baik. Hasil penelitian ini berupa sistem penggajian di PT. Askes (Persero) yang dapat membantu bagian keuangan untuk mengolah data tentang penggajian pegawai. Selain itu, untuk mempermudah perusahaan dalam manajemen waktu dan perhitungan maupun keamanan data penggajian pegawai serta menyajikan informasi tentang penggajian pegawai PT. Askes.
Pewarna Alami Kain Sasirangan Yang Ramah Lingkungan Pada Industri Rumah Tangga di Desa Sungai Gampa Kecamatan Rantau Badauh Pardede, Antoni; Wardhani, Rr Ariessanty Alicia Kusuma; Prasiska, Emilda; Rizkiana, Fitria; Apriani, Herlina; Fauzi, Zainal; Wahyuni, Amalia; Sabariah, Sabariah; Halim, Chandra; Mardan, Mardan
JURNAL PENGABDIAN AL-IKHLAS UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY Vol 10, No 3 (2024): AL-IKHLAS JURNAL PENGABDIAN
Publisher : Universitas Islam kalimantan MAB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jpaiuniska.v10i3.14507

Abstract

Sasirangan sudah sangat umum dikenal dikalangan masyarakat Kalimantan Selatan dan telah lekat dalam kehidupan keseharian masyarakat, karena sasirangan digunakan sebagai seragam baik pemerintahan, swasta, lembaga pendidikan hingga digunakan dalam momen spesial seperti undangan atau rapat pertemuan dan lain sebagainya. Sebagai warisan dan kearifan lokal budaya maka sasirangan dijaga dan dilestarikan masyarakat dengan beragam motif dan warna. Pewarna alami perlu dan sangat baik digunakan untuk kain sasirangan karena bersumber dari tumbuh – tumbuhan yang tidak menghasilkan limbah atau zat pencemar sehingga ramah lingkungan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan sebagai bentuk upaya melestarikan kearifan lokal dengan memperkenalkan alternatif pewarna alami untuk kain sasirangan yang aman dan ramah lingkungan. Pengabdian dilaksanakan dengan mengikuti metode yang meliputi observasi dan pemberian materi sosialisasi beserta dengan angket respon terhadap kegiatan yang dilakukan di desa Sungai Gampa, kecamatan Rantau Badauh. Proses penyampaian materi sosialisasi mencakup uraian sumber pewarna alami kain sasirangan serta komposisi tambahan yang dapat mengatur degradasi dan jenis warna. Hasil kegiatan menunjukkan kegiatan telah berlangsung dengan baik dan aktif. Berdasarkan rata-rata persentase angket respon peserta yang mencapai 98,75% disimpulkan bahwa khalayak sasaran dapat menambah dan meningkatkan pemahaman serta pengetahuan akan pewarna alami kain sasirangan yang aman, dan ramah lingkungan.
The Implementation of Deliberation as a Form of Collective Decision in Islamic Law Wahid, Sahid; Yusuf, Muhammad; Mardan, Mardan
Journal of Universal Community Empowerment Provision Vol. 4 No. 3 (2024): Journal of Universal Community Empowerment Provision
Publisher : Pusat Studi Pembangunan dan Pemberdayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55885/jucep.v4i3.461

Abstract

Deliberation is one of the main principles in Islamic teachings that functions as a means to achieve fair and wise collective decisions. In Islamic law, deliberation plays an important role in the decision-making process, both in the political, social, and legal realms. This study aims to examine in depth the concept of deliberation based on the arguments of the Qur'an and Hadith, and its application in the formation of Islamic law (sharia). Through a normative approach and analysis of classical and contemporary literature, this study highlights the importance of deliberation as a mechanism to ensure the participation of the people in the legislative process. In addition, this study also explores how collective decisions taken through deliberation are able to reflect justice, equality, and mutual agreement, in accordance with Islamic values. The findings of this study indicate that deliberation is not only relevant in the context of traditional Islamic law, but also has strong significance in modern legal and governance systems, especially in efforts to promote transparency and accountability.
Potential of Thibbun Nabawi Habbatusauda (Nigella sativa); Review of the Active Pharmacological Timoquinone Mardan, Mardan; Ismail, Isriany; Rauf, Afrisusnawati
Ad-Dawaa: Journal of Pharmaceutical Sciences Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Habbatusauda or Black Seed or Black Cumin (Nigella sativa) has been widely mentioned in various Islamic studies, including its potential as a "cure for all diseases except death. The hadith can be interpreted as improving immunity and enhancing memory (physical and cognitive aspects). Scientifically, the high content of thymoquinone and DHA in Black Seed plays a major role as an immunomodulator and brain nutrition. Black Seed contains both hydrophilic and lipophilic compounds. Amino acids, proteins, carbohydrates, essential oils, fixed oils, sterols, alkaloids, saponins and crude fiber, and minerals, thymoquinone, p-cymene, longifoline thujene, carvacrol, cubebene, pinene, limonene, pinene, sabinene are the ingredients. Timoquinone is present at a concentration of 3.5-8.7 mg/g in oil. Black Seed Oil is also high in DHA (3%). The content of the active compound Timoquinone is most responsible for its wide range of effects.
Komunikasi Sebagai Interaksi Sosial dengan Non Muslim Dalam Alquran Hafid, Hapsah; Mardan, Mardan; Damis, Rahmi; Asriadi, Asriadi
RETORIKA : Jurnal Kajian Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Retorika
Publisher : LP2M Universitas Islam Ahmad Dahlan Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/retorika.v5i1.1617

Abstract

Interaksi social berarti tindakan(action) yang berbalasan antar individu atau antar kelompok. Tindakan saling memengaruhi ini seringkali dinyatakan dalam bentuk symbol-simbol atau konsep-konsep. Secara sederhana komunikasi dapat dikatakan sebagai proses interaksi maupun proses perubahan social yang lebih baik, dan pada prinsipnya melalui kegiatan komunikasi yang kita bangun diharapkan mampu memunculkan proses interaksi maupun perubahan social bagi masyarakat baik muslim dan non muslim.Islam adalah agama universal yang ajarannya ditujukan kepada umat manusia secara keseluruhan. Inti ajarannya selain memerintahkan kepada penegakan keadilan dan mengeliminasi kedzaliman, juga meletakkan pilar-pilar perdamaian yang diiringi dengan himbauan kepada umat manusia agar hidup dalam suasana persaudaraan dan toleransi tanpa memandang perbedaan ras. Interaksi sosial dibangun atas dasar nilai persamaan toleransi, keadilan, kemerdekaan dan persaudaraan. Nilai-nilai al-Ikhwah alInsaniyah tersebut idealnya untuk menjadi landasan utama membangun interaksi sosial dalam kemajemukan demi mewujudkan perdamaian abadi di muka bumi secara seluruhnya dan di Indonesia khususnya. Interaksi sosial muslim kepada nonmuslim adalah sikap saling menghargai dan menghormati dalam urusan sosial kemasyarakatan yang didasarkan kepada nilai-nilai luhur yang bersumber dari ajaran alQuran dan al-hadits (agama Islam). Nilai-nilai tersebut adalah saling mengenal (memahami), membangun budaya kompromi, berbuat baik, berperilaku adil dan saling membantu, regulasi tertulis (dokumen) yang menunjukkan komitmen dan konsisten serta persamaan dalam arti yang seadil-adilnya. Nilai-nilai tersebut direkomendasikan untuk menjadi landasan dalam menangani masalah multikultur, multiagama, multibahasa, multibangsa atau kehidupan yang plural secara umum. Kata Kunci: Komunikasi, Interaksi Sosial
Interaksi Sosial Dengan Non Muslim Dalam Al-Qur’an Bahrah, Mena; Mardan, Mardan; Yusuf, Muh.
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 3, No 1 (2025): February
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.14623273

Abstract

Interaksi sosial antara muslim dan non-muslim diperbolehkan selama tidak menyangkut urusan ibadah atau tauhid, dengan berlandaskan nilai-nilai luhur dari Al-Qur’an dan Hadis. Sikap saling menghormati dan menghargai menjadi inti dalam menjalin hubungan kemasyarakatan, yang diwujudkan melalui saling mengenal, membangun budaya kompromi, berbuat baik, berperilaku adil, serta membantu satu sama lain demi tercapainya kemaslahatan bersama. Prinsip-prinsip ini mencerminkan ajaran Islam yang mengedepankan keharmonisan dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat. 
Etos Kerja Perspektif Al-Qur’an Hasyim, Junaedi; Mardan, Mardan; Yusuf, Muh.
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 3, No 1 (2025): February
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.14616736

Abstract

Al-Qur’an merupakan ajaran Islam di dalamnya terdapat ajaran untuk beramal dan bekerja yang dinashkan dalam kalimat “amal as shalihat”. Etos kerja salah satu unsur di antara tujuh unsur budaya universal yaitu unsur “sistem mata pencaharian hidup”. Sistem mata pencaharian hidup berarti ekonomi. Kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia dalam mencapai kesejahteraan hidup dan apabila malas maka mereka akan gagal memperolehnya. Kesuksesan dan kegagalan adalah hasil dari usaha kerja keras mereka sendiri. Dalam Islam ciri etos kerja mencari kekayaan dunia dengan cara halal, tidak meminta minta,  mencukupi kebutuhan keluarga dan belas kasih kepada tetangga. Sebagaimana Rasulullah Saw., menjadikan kerja sebagai  aktualisasi keimanan dan ketaqwaan.oleh karena itu bagi seorang muslim hidup adalah untuk bekerja. Allah Swt dalam firmannya ingatlah bahwa Allah Swt tidak akan mengubah nasib manusia sebelum manusia mengubah apa yang ada pada dirinya. 
Rekonstruksi Tafsir Tematik tentang Poligami dalam Al-Qur’an: Telaah Keadilan melalui QS An-Nisa Ayat 3 dan 129 Milawati, Milawati; Mardan, Mardan; Yusuf, Muhammad
JENTRE Vol. 6 No. 2 (2025): JENTRE: Journal of Education, Administration, Training and Religion
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38075/jen.v6i2.551

Abstract

This article aims to explore the concept of polygamy in the Qur’an through the method of tafsir maudhū‘i (thematic exegesis), focusing on QS An-Nisa: 3 and QS An-Nisa: 129. The thematic approach collects and interprets Qur’anic verses related to polygamy as a unified discourse. Primary data were drawn from the Qur’an, while secondary data  included classical and contemporary tafsir literature. The findings reveal that the Qur’an does not advocate polygamyas a normative practice but allows it under strict conditions, particularly the principle of justice. Moreover, the Qur’an acknowledges the inherent difficulty in maintaining emotional fairness.Thus, favoring monogamy is more aligned with the Islamic ideal of justice. The study concludes that justice is the ethical foundation of marital relationships in the Qur’an, and polygamy must be interpreted within this moral framework. It recommends a holistic and contextual reading of the Qur’anic verses to prevent reductionist interpretations of women and marriage in Islam.
Rekonstruksi Tafsir Tematik tentang Poligami dalam Al-Qur’an: Telaah Keadilan melalui QS An-Nisa Ayat 3 dan 129 Milawati, Milawati; Mardan, Mardan; Yusuf, Muhammad
JENTRE Vol. 6 No. 2 (2025): JENTRE: Journal of Education, Administration, Training and Religion
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38075/jen.v6i2.551

Abstract

This article aims to explore the concept of polygamy in the Qur’an through the method of tafsir maudhū‘i (thematic exegesis), focusing on QS An-Nisa: 3 and QS An-Nisa: 129. The thematic approach collects and interprets Qur’anic verses related to polygamy as a unified discourse. Primary data were drawn from the Qur’an, while secondary data  included classical and contemporary tafsir literature. The findings reveal that the Qur’an does not advocate polygamyas a normative practice but allows it under strict conditions, particularly the principle of justice. Moreover, the Qur’an acknowledges the inherent difficulty in maintaining emotional fairness.Thus, favoring monogamy is more aligned with the Islamic ideal of justice. The study concludes that justice is the ethical foundation of marital relationships in the Qur’an, and polygamy must be interpreted within this moral framework. It recommends a holistic and contextual reading of the Qur’anic verses to prevent reductionist interpretations of women and marriage in Islam.