Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Peretasan (Hacker) Dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik Ridwan Ridwan; Muhammad Nur; Sulaiman S
JURNAL ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Vol 6, No 1 (2023): Januari
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jimfh.v6i1.7007

Abstract

Peretasan (hacking) adalah suatu perbuatan penyambungan dengan cara menambah terminal komputer baru pada sistem jaringan komputer tanpa izin atau secara melawan hukum dari pemilik sah jaringan komputer tersebut, ada perbedaan dalam penjatuhan putusan terhadap kasus yang sama apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam penjatuahan sanksi tersebut, dan selanjutnya melihat mengenai pertanggungjawaban didalam UU ITE mengenai terhadap tindak pidana peretasan (hacker). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap kasus yang sama dan bentuk pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku kejahatan peretasan dalam undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian hukum yuridis normatif yang meneliti dan menelaah bahan pustaka, atau data primer, sekunder, dan tersier maka penelitian hukum normtif disebut juga penelitian hukum kepustakaan. Hasil dari penelitian ini yaitu pada pertanggugjawaban pidana dalam undang-undang Hukum Pidana yang berlaku di Indonesia menganut sistem pertanggungjawaban berdasarkan kesalahan (dolus) dan kealpaan (culpa), bahwa asas kesalahan merupakan asas yang sangat fundamental dalam hukum pidana dan dalam penjatuhan sanksinya adanya pengabungan antara pidana penjara dan denda. Sedangkan yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan dari kedua kasus yang diuraikan yaitu melihat dari segi ada perbedaan cara dalam meretas dimana dalam kasus pertama hanya meretas dan berjalan-jalan saja dalam situs web tersebut, dan kasus kedua dilakukan dengan cara merusak merubah tampilan dari web tersebut dan membuat perkataan yang tidak senonoh, dan setelah menyadari hal tersebut tidak langsung mengubah tampilan seperti semula. Disarankan instrumen pedoman hukum yang dapat mengikat para Hakim sebagai batasan mengenai cara pandang tentang penilaian terhadap suatu persoalan, serta Mahkamah Agung sebagai lembaga tertinggi yudikatif harus memperhatikan putusan Hakim pada peradilan Tingkat Pertama dan banding untuk selanjutnya dilakukan koreksi atas putusan-putusan yang secara signifikan berpotensi menimbulkan disparitas pemidanaan yang mencolok, dan kepada legislatif yang diberi wewenang untuk membuat dan merancang undang-undang dapat mungatur secara khusus tindakan peretasan ini dalam UU ITE.
Taking Over Consumptive Loans Without Collateral: (Research Study on Bank Syariah Mandiri Lhokseumawe) Faisal Faisal; Riki Maulana; Sulaiman Sulaiman; Siti Kunarti
Jurnal Dinamika Hukum Vol 23, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Law, Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jdh.2023.23.1.3392

Abstract

The title of this research is taking over consumptive loans without collateral; (research study on Bank Syariah Mandiri Lhokseumawe). The approach method used is a qualitative descriptive approach. The results of the study, the implementation of the takeover of Multipurpose Micro credit of Bank Mandiri to Multipurpose financing of Bank Syariah Mandiri (BSM) by using a murabahah financing contract carried out by BSM Lhokseumawe Branch did not meet the pillars and contract requirements stipulated in the Sharia Economic Law Compilation. In the credit conversion process, it prioritizes the benefit aspect, namely leaving the disadvantages of the interest-based banking system towards the benefit of financing in Islamic banks in accordance with sharia principles. Expecting the importance of fulfilling sharia principles in the process of taking over credit without collateral from conventional banking into sharia banking products, the DSN-MUI needs to issue a fatwa to regulate the conversion of credit without collateral from conventional banking into sharia banking products.Keywords: consumer credit; financing; Islamic law, murabahah; sharia financial institution qanun.
Bank Responsibilities in Guaranting Customer Data at Bank Syariah Indonesia of Lhokseumawe City Sulaiman Sulaiman
Malikussaleh Social and Political Reviews Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Master Program of Sociology, Universitas Malikussaleh,

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/mspr.v4i1.11047

Abstract

Leakage of customers' personal information data is a recurring problem in Indonesia, which impacts both state-owned and private banks. Leaks occur due to various internal and external factors, creating a significant data misuse risk. To overcome this problem, Law Number 27/2022 concerning the Protection of Personal Data emphasizes the importance of protecting personal information and ensuring proper use. This study investigates the responsibility of Bank Syariah Indonesia in the city of Lhokseumawe in protecting customer data, identifies factors contributing to data breaches, and proposes steps to mitigate the incident. By using empirical normative juridical research methods, this research used a law-based and case-based approach. The findings revealed that Bank Syariah Indonesia Lhokseumawe also experienced data breaches, mainly due to internal and external factors. The actions of bank employees cause internal leaks, while external factors include individuals involved in fraudulent activities to exploit customer data. Urgent action must be taken to effectively address data breaches, including comprehensive security protocols, staff training, and cooperation with relevant authorities. By adhering to these steps, banks can strengthen their data protection practices and effectively mitigate the risks associated with data breaches.
SOSIALISASI PENTINGNYA LEGALITAS FORMAL DALAM KEPEMILIKAN TANAH DI GAMPONG PANTON RAYEUK A KECAMATAN BANDA ALAM KABUPATEN ACEH TIMUR Jumadiah Jumadiah; Jamaluddin J; Muammar M; Sutriani s; Sulaiman S
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 2 (2023): Maret-April
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Land has an important role in people's lives as infrastructure and resources forgampong communities, especially those in rural areas. Property rights are hereditary,strongest and fullest rights that people can have over land. Whereas regarding theimportance of the formal legality of land ownership it is necessary to provide anunderstanding to the gampong community, and on average the land owned by thesecommunities relies on the Keusyik Decree, according to positive law the legal force is verylow, so it is time for this socialization to be carried out so that the community knows andregister their lands so that they have a strong legal basis, this avoids disputes, so theproblem is how formal legality is in land ownership in Gampong Panton Rayeuk A, BandaAlam District, East Aceh Regency, as well as efforts to increase the knowledge and legalawareness of residents.The purpose of this socialization is for the land to obtain certainty, order and legalprotection for interested parties.The method used is the lecture and discussion method. TheLecture Method is used to provide participants with an understanding of the topic offormal legality service (land registration) related to land ownership. The lecture describedformal legality material related to land ownership in a clear, systematic manner so that itwas easy to understand. While the discussion method is used to provide more opportunitiesfor participants to discuss, question, provide input, and/or deepen the material provided.The output to be achieved is understanding of legal rules/ease for the community inobtaining legality of land
Hukum Responsif: Hukum sebagai Institusi Sosial Melayani Kebutuhan Sosial dalam Masa Transisi Sulaiman Sulaiman; Muhammad Nasir
Ius Civile: Refleksi Penegakan Hukum dan Keadilan Vol 7, No 1 (2023): April
Publisher : Prodi Ilmu Hukum, Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jic.v7i1.7570

Abstract

The purpose of this paper is to analyze more deeply responsive legal concepts developed by Nonet and Selznick, the differences between the types of responsive law to the type of autonomous laws and law as a social institutions that serve social needs in transition. The results obtained, responsive law types have prominent features, namely: a. The shift in emphasis from rules to principles and objectives; b. The importance of the character of populist either as a law purpose and how to achieve it. The main characteristics of an autonomous law types are: a. The emphasis on the rule of law as a major effort to oversee the formal and informal power. b. Free trial. c. Separation of law from politics. d. The Court can not guarantee but may seek the law is just. The law is a social institution, viewed more than a mere regulatory system and in transition meet social needs.
Kearifan Lokal Penataan Ruang Wilayah Mukim Yang Berkelanjutan Di Aceh T Nazaruddin; Sulaiman; Yulia
Arena Hukum Vol. 15 No. 2 (2022)
Publisher : Arena Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.arenahukum.2022.01502.2

Abstract

Until now there has not been an in-depth and comprehensive of spatial planning based on local wisdom as strengthening the specificity of the Aceh region based on Law Number 11 Year 2016 concerning Aceh Government and Qanun No. 4 of 2003 concerning the Mukim Government. The purpose of this study is to analyze the local wisdom of spatial planning for sustainable settlements in Aceh. This research is a normative-supported empirical law study. The results showed that in the preparation of the Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) the Mukim/mukim was not involved. In fact, information regarding the RTRW documents was never shared with the Imeum Mukim. The results of research in the residential areas of Aceh Besar, Pidie Jaya and North Aceh districts found that generally Mukims submitted the same complaints where Mukim was not informed or involved in the preparation of the RTRW in their area. Mukim’s authority is only limited to the resolution of disputes arising among the residents of the village in the Mukim region.
PELANGGARAN PENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA OLEH ANAK SEKOLAH TANPA SURAT IZIN MENGEMUDI (StudiPenelitian di SatuanLaluLintasPolresLhokseumawe ) Resky Adhitama Nasution; Muhammad Hatta; Sulaiman Sulaiman
Suloh:Jurnal Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh Vol 11, No 1 (2023): Suloh: Jurnal Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh, April 2023
Publisher : Program Studi Magister Hukum Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/sjp.v11i1.9158

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis penanggulangan pelanggaran pengemudi kenderaan anak sekolah tanpa surat izin mengemudi di Kota Lhokseumawe, dan untuk menjelaskan dan menganalisis hambatan dalam penanggulangan pelanggaran pengemudi kenderaan anak sekolah tanpa surat izin mengemudi di Kota Lhokseumawe. Metode penelitian yang digunakan dalam peneliti adalah penelitian yuridis empiris (sosiologis). Penelitian ini sering juga disebut dengan penelitian hukum sosiologis atau penelitian lapangan, yang bertitik tolak pada data primer, yaitu data yang didapat Iangsung dan masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui kegiatan penelitian lapangan. Dengan sifat penelitian preskriptif yaitu dengan memberikan saran dan jalan keluar dari suatu permasalahan. Hasil penelitian diketahui bahwa Penanggulangan pelanggaran pengemudi kenderaan anak sekolah tanpa surat izin mengemudi di Kota Lhokseumawe adalah Satlantas dalam melaksanakan sesuai dengan perturan perundang-undangan yaitu yaitu: 1. Upaya PreEmtif (upaya awal mencegah terjadinya pelanggaran) 2. Upaya Preventif ( pencegahan) dan, 3. Upaya Represif ( penindakan) sedangkan Hambatan dalam penanggulangan pelanggaran pengemudi kenderaan anak sekolah tanpa surat izin mengemudi di Kota Lhokseumawe adalah 1. kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak, kurangnya edukasi tentang keselamatan berkendara yang disosialisasikan di sekolah. 2. Kurangnya jangkauan trasportasi umum, Namun ada upaya yang dilakukan aparat kepolisian Lhokseumawe berupa sosialisasi ke sekolah, teguran dan tilang terhadap pelajar yang melakukan pelanggaran lalu lintas yang diharapkan mampu memberikan efek jera anak sekolah
SOSIALISASI PENTINGNYA LEGALITAS FORMAL DALAM KEPEMILIKAN TANAH DI GAMPONG PANTON RAYEUK A KECAMATAN BANDA ALAM KABUPATEN ACEH TIMUR Jumadiah Jumadiah; Jamaluddin J; Muammar M; Sutriani s; Sulaiman S
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 2 (2023): Maret-April
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Land has an important role in people's lives as infrastructure and resources forgampong communities, especially those in rural areas. Property rights are hereditary,strongest and fullest rights that people can have over land. Whereas regarding theimportance of the formal legality of land ownership it is necessary to provide anunderstanding to the gampong community, and on average the land owned by thesecommunities relies on the Keusyik Decree, according to positive law the legal force is verylow, so it is time for this socialization to be carried out so that the community knows andregister their lands so that they have a strong legal basis, this avoids disputes, so theproblem is how formal legality is in land ownership in Gampong Panton Rayeuk A, BandaAlam District, East Aceh Regency, as well as efforts to increase the knowledge and legalawareness of residents.The purpose of this socialization is for the land to obtain certainty, order and legalprotection for interested parties.The method used is the lecture and discussion method. TheLecture Method is used to provide participants with an understanding of the topic offormal legality service (land registration) related to land ownership. The lecture describedformal legality material related to land ownership in a clear, systematic manner so that itwas easy to understand. While the discussion method is used to provide more opportunitiesfor participants to discuss, question, provide input, and/or deepen the material provided.The output to be achieved is understanding of legal rules/ease for the community inobtaining legality of land
Kewenangan Mahkamah Syar’iyah di Aceh sebagai Pengadilan Khusus dalam Penyelesaian Sengketa Yusrizal Yusrizal; Sulaiman Sulaiman; Mukhlis Mukhlis
Kanun Jurnal Ilmu Hukum Vol 13, No 1 (2011): Vol. 13, No. 1, (April, 2011)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT: Special courts are the courts having the authority o access, judge, and decide special cases that can only be established in one of the courts types under the supervision of the Indonesia’s Supreme Courts as regulated in the laws. Such court are the courts for children, trading court, human rights court, the court for corruption, the relantonship industrial court and fishery court under the first instance court and tax court under the supervision of administration court. The Authority of Islamic Courts in Aceh as the Special Courts in Settling the Disputes
Penyuluhan Hukum Tentang Digital Etik Dalam Penggunaan Sosmed di Kalangan Remaja Pada Siswa/i SMA Swasta Iskandar Muda Aceh Utara Eko Gani PG; Shira Thani; Muksalmina Muksalmina; Eka Chyntia; Sulaiman Sulaiman
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v5i2.3416

Abstract

Indonesia yang telah memasuki era revolusi industri 4.0 yang menyebabkan penggunaan internet dan tehnologi digital terus berkembang pesat dalam kehidupan sehari hari. Di usia 15-17 tahun juga sudah menjadi usia yang cukup bagi mereka untuk memahami bagaimana mengakses internet untuk kebutuhan pendidikan, hiburan bahkan bersosialisasi dengan orang lain. Dengan pemahaman yang baik dalam mengakses internet ini, kadang mereka melupakan bahwa ada norma dan etika tersendiri di dalam penggunaan internet.  Para remaja di SMA Swasta Iskandar Muda Aceh Utara tentunya sudah tidak asing dengan dunia digital. Pihak sekolah juga telah berupaya untuk mengedukasi peserta didik dalam etika digital. Namun demikian, pembahasan mengenai konsep Netiket atau Net Etiket atau Etika Digital belum dijelaskan secara detil dan terperinci di dalam muatan materi di sekolah. Maka dari itu yang manjadi permasalahan dalam pengabdian ini adalah bagaimana menimbulkan pemahaman dari minimnya pengetahuan remaja tentang penerapan digital etik dalam menggunakan sosial media. Kurangnya pemahaman mitra terkait dampak yang ditimbulkan dari penggunaan media sosial yang tidak menggunakan digital etik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para peserta didik yakni siswa SMA Swasata Iskandar Muda terhadap etika digital, sehingga berkontribusi dalam menumbuhkan tingkat kesadaran hukum bagi remaja, serta melakukan analisis terhadap jenis dan dampak dari penggunaan mendi sosial yang tidak mengedepankan digital etik. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian kepada masayarakat ini adalah dalam bentuk penyuluhan hukum berupa pemaparan materi dari narasumber serta diskusi tanya jawab dari peserta penyuluhan tentang pentingnya memahami digital etik dan perlunya menerap etika dalam bersosial media. Hasil yang di dapatkan dari pengabdian ini adalah siswa mengetahui bagaimana harus menghadapi orang-orang yang sudah terlanjut salah dalam menggunakan media sosial, siswa mengetahui sikap yang harus dilakukan apabila berada di lingkungan Sosial media. Siswa mengetahui perilaku baik dan buruk yang sepatutnya dihindari agar tidak terjerumus ke pengguanaan sosial media negatif. Siswa juga memahi aturan yang terkait dengan informasi dan teknologi baik dalam hukum nasional. Kegiatan pengabdian masyarakat di SMA Swasta Iskandar Muda Aceh Utara berjalan dengan baik dan mendapat respon positif dari para peserta. Penyuluhan ini merupakan suatau upaya preventif dalam mencegah para siswa/I kejahatan dimedia sosial dan menjadi jalan untuk meningkatkan kesadaran hukum bagi siswa/I dalam menggunakan media sosial.