Claim Missing Document
Check
Articles

Fly Density and Identification Analysis and Control Efforts In Traditional Market Purwokerto Agus Subagyo; Arif Widyanto; Aris Santjaka
Jurnal Riset Kesehatan Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.75 KB) | DOI: 10.31983/jrk.v3i1.235

Abstract

The purpose of this study was to determine the density of flies, fly types, sanitary conditions, and the control efforts in Wage Market and Manis Market Purwokerto. This descriptive research only describes about those 4 points. Data obtained is then analyzed in tabular form by comparing the measurement results with existing standards. The result of the density of flies in Wage Market and Mains Market is 6 tails / grill block. It is categorized as the high density so there should be a protective system against the breeding places of flies. Moreover, there are no efforts to control flies at Wage Market and Manis Market. The conclusions of this study are in the Wage Market and Manis Market there are high densities of flies, so there should be a control for this phenomena. Species found are Musca Domestica, Sarcopaga sp and Phaenicia sp. Some suggestions of fly control efforts are by giving some covers to the common trash bins and waterproof trash bins, and to increase the intensity of transporting trash from TPS to TPA that previously 3 times to 4 times in the Wage Market and 2 times to 3 times in Manis Market.
Analysis of Anopheles spp mosquito density result Cattle Barrier Intervention in Malaria Endemic Villages Banyumas 2012 (Efforts Accelerate Achievement of MDG's 2015 by Termination Chain Transmission) Aris Santjaka; Djamaluddin Ramlan; Elsye Rimimper
Jurnal Riset Kesehatan Vol 2, No 3 (2013): September 2013
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2489.742 KB) | DOI: 10.31983/jrk.v2i3.383

Abstract

Malaria eradication program currently with two aspect mainly is one aspect decided chain vector and plasmodium transmission, so not next transmission. In fact a lot mosquitoes out of the house than inside the house, but the sprayingis done event in the house, some research suggests it 97,96% mosquitoes outside the house (Santjaka A, 2010), precipitin test 0,53 to 2,29% anthrophophilic (Bangs, 1989) to An.barbirostris 1,47% (Munif, Sudomo, Soekarno, 2007). Thus, spraying inside the house should be reconsidered.This study to answer the anomalous this fact, by doing long lasting insecticide nets in cattle and also it to map mosquitoes anopheles Spp, density and delatation. The research method used was pre experimental design with pre and post test is by giving mosqitoes was 98,7% were Anminimus and maculatus, and the rest An.kochi and An.vagus. 73,3% of mosquitoes cought in the cage. Conditions delatation36,36% one delatation, nulliporous rest, so it canbe said to include young mosquitoes.
ANALISIS TREND PENETASAN TELUR NYAMUK Aedes sp BERDASARKAN DERET WAKTU DI KELURAHAN TELUK KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2017 Kurnia Saraswati; Aris Santjaka
Buletin Keslingmas Vol 37, No 2 (2018): BULETIN KESLINGMAS VOL 37 NO 2 TAHUN 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.405 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v37i2.3841

Abstract

AbstrakPelaksanaan fogging foccus bertujuan untuk membasmi vektor Aedes sp serta memutus mata rantaipenularannya . Fogging foccus dilaksanakan dua kali dengan interval waktu 7 hari. Fogging foccusdidasarkan pada teori siklus perkembangbiakan nyamuk dari jentik ke nyamuk dewasa kurang lebih 7hari. Apakah proses perkembangbiakan nyamuk dari telur sampai dewasa paling banyak terjadi pada7 hari atau lebih. Tujuan penelitian adalah mengetahui persentase terbesar mulai dari telur menjadinyamuk dewasa guna dibandingkan dengan efektifitas fogging foccus. Jenis penelitian adalahpenelitian observasional menggunakan trend series dengan 3 siklus aquatic sebanyak 100 telur yangditetaskan selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk telursampai menjadi nyamuk dewasa adalah 2-10 hari. Pada suhu rendah perkembangannya bisa sangatlama yaitu berkisar 2-18 hari. Persentase penetasan telur yang dilakukan di rumah peneliti diKelurahan Kober yaitu sebesar 75%. Sedangkan yang dilakukan di Laboratorium Kampus 7Poltekkes Kemenkes Semarang sebesar 90%. Hasil di Kelurahan Kober siklus aquatic 1 belum adayang menjadi nyamuk dewasa, siklus aquatic 2 sebanyak 14,67%, siklus aquatic 3 sebanyak 30,67%.Hasil di laboratorium Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang pada siklus aquatic 1 dan siklusaquatic 2 belum ada yang menjadi nyamuk dewasa, pada siklus aquatic 3 sebanyak 3,33%. Adapunkondisi lingkungan pada saat penelitian yaitu suhu udara 27°C-30°C dan kelembaban 70%-90%.Simpulan penelitian yaitu pelaksanaan fogging foccus yang dilakukan dalam dua tahapi denganinterval waktu 7 hari didasarkan siklus aquatic ternyata larva belum menjadi nyamuk dewasasehingga fogging yang dilakukan akan kurang efektif dan belum tepat pada sasaran yaitu membunuhnyamuk dewasa.
KOHORT DENSITAS NYAMUK PADA FOGGING FOCUS DI DESA KEDUNGRANDU KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2015 Elsa Indiyani; Aris Santjaka
Buletin Keslingmas Vol 35, No 4 (2016): Bulletin Keslingmas Volume 35 Nomor 4 Tahun 2016
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.12 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v35i4.3100

Abstract

Kepadatan nyamuk merupakan jumlah nyamuk yang berhasil ditemukan atau ditangkap dengan menggunakan aspirator, setiap luas wilayah dan waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui densitas nyamuk sebelum pelaksanaan fogging focus dan setelah pelaksanaa fogging focus .Jenis penelitian ini observasional, Pengumpulan data secara cohort untuk mengikuti perkembangan densitas nyamuk sebelum dan sesudah pelaksanaan fogging focus di Desa Kedungrandu Kecamatan Patikraja. Populasi yaitu total populasi dengan sampel yang akan di ambil rumah dengan radius 200 meter dari titik pengukuran (rumah penderita DBD). Pengukuran dilakukan 4 kali yaitu 2 hari sebelum fogging ke-1, 3 hari setelah fogging ke-1, 3 hari setelah fogging ke-2, dan 6 hari setelah fogging ke-2. Variable pengukuran meliputi suhu, kelembaban, pencahayaan dan kecepatan angin. Analisis menggunakan uji Anova One Way dengan SPSS 20.0. Hasil penelitian diketahui bahwa densitas nyamuk 2 hari sebelum fogging ke-1 71 ekor dan 6 hari setelah fogging ke-2 24 ekor. Persentase penurunan sebesar 66,1 %. Hasil analisis statistik menunjukan P value = .056 α 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara densitas nyamuk sebelum pelaksaan fogging dan sesudah pelaksanaan fogging. Hasil pengukuran suhu udara 25,25°C-28,75°C, kelembaban 52%-76% dan pencahayaan 21,25 lux-586 lux. Kesimpulan efek Fogging focus hanya efektif selama 3 hari setelah fogging focus ke-2. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin, dan fogging focus dapat di bandingkan efektifitasnya untuk menekan kepadatan nyamuk..
PENGARUH BERBAGAI JENIS ATRAKTAN PADA LETHAL OVITRAP TERHADAP NYAMUK YANG TERPERANGKAP DI KELURAHAN KARANGKLESEM KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Isna Fadlilah; Aris Santjaka; Arif Widyanto
Buletin Keslingmas Vol 37, No 1 (2018): Buletin Keslingmas Vol 37 No1 Tahun 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.275 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v37i1.3785

Abstract

AbstrakLatar Belakang di Kelurahan Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumastelah terjadi 20 kasus DBD pada tahun 2015. Pengendalian vektor penyakit DBD selama inidititikberatkan pada pengendalian kimia yang mana dapat berdampak pada lingkungan. Salah satupengendalian yang aman yaitu menggunakan lethal ovitrap dengan berbagai jenis atraktan. Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis atraktan pada Iethal ovitrap terhadapjumlah nyamuk yang terperangkap. Penelitian eksperimen digunakan dalam penelitian ini denganmenggunakan quasi ekperimental design dengan design penelitian quasi time series design selama 14hari sejak lethal ovitrap diletakkan . Hasil penelitian didapatkan 71 ekor nyamuk (97%) pada lethalovitrap yang berisi atraktan air rendaman jerami, 3 ekor nyamuk (3%) pada lethal ovitrap yangberisi air setempat dan pada atraktan air rendaman gula tidak terdapat nyamuk satupun. Hal ituberarti dari ketiga atraktan tersebut air rendaman jerami yang memiliki daya tarik lebih kuat baginyamuk. Simpulan penelitian ada perbedaan jumlah nyamuk yang terperangkap pada lethal ovitrapberdasarkan jenis atraktan. Sebaiknya air rendaman jerami sebagai atraktan dalam lethal ovitrapuntuk menarik nyamuk dibandingkan dengan atraktan air setempat dan air rendaman gula.
EKSPLORASI DERAJAT RESISTENSI NYAMUK AEDES AEGYPTI TERHADAP INSEKTISIDA JENIS CYPERMETHRIN 0,05% PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2017 Kartika Ayu Lestari; Aris Santjaka
Buletin Keslingmas Vol 37, No 3 (2018): BULETIN KESLINGMAS VOL 37 NO 3 TAHUN 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.3 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v37i3.3898

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman di provinsi Jawa Tengah dengan tingkat kematian CaseFatality Rate (CFR) lebih tinggi dari rata-rata nasional dan IR 15,81/100.000 penduduk. Kabupaten Kudus pada tahun2016 termasuk daerah dengan kasus demam berdarah tinggi yaitu mencapai 797 kasus dan jumlah korban meninggalsebanyak 23 orang dengan Insiden Rate (IR) 31,02/100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR) 5,36%. ProgamFogging secara rutin dilakukan untuk menekan incidents rate (IR), akan tetapi endemisitas DBD terus menerus terjadi,salah satu penyebabnya karena resistensi vektor. Untuk itu perlu dilakukannya uji resistensi terhadap insektisida jenisCypermethrin. Tujuan penelitian ini untuk mengkategorikan derajat resistensi vektor nyamuk Aedes aegypti terhadapinsektisida Cypermethrin 0,05%. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Analisis data berupa tabel dangrafik.Hasil penelitian dari 4 Kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Kota Kudus, Mejobo, Jati, dan Kaliwungu diKabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah yang diambil sebagai sampel, secara keseluruhan telah resisten denganpersentase kematian antara 33%-68%. Rata-rata prosentase kematian nyamuk Aedes aegypti di Kabupaten Kudussebesar 45%. Dengan demikian, bila kematian nyamuk 80% maka nyamuk tersebut dikategorikan resisten terhadapinsektisida Cypermethrin 0,05%. Kesimpulan bahwa nyamuk Aedes aegypti di Kabupaten Kudus ProvinsiJawa Tengah resisten terhadap insektisida Cypermethrin 0,05%. Saran yang diberikan ada dua yaitu menaikkandosis insektisida melalui riset, serta mengganti dengan jenis insektisida yang memiliki target site yang berbeda.Kepustakaan : 28 (2007 – 2017)
EKSPLORASI STATUS RESISTENSI NYAMUK Aedes Sp TERHADAP INSEKTISIDA GOLONGAN ORGANOFOSFAT SECARA BIOKIMIA DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2017 Aryanti Puspitasari; Aris Santjaka; Arif Widyanto
Buletin Keslingmas Vol 38, No 1 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 1 TAHUN 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.975 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v38i1.4076

Abstract

Jumlah kasus DBD pada tahun 2016 meningkat tajam bila dibandingkan tahun 2015 di Kabupaten Banyumas. Penggunaan insektisida telah dilakukan untuk pengendalian vektor Demam Berdarah dalam waktu yang lama. Insektisida Golongan Organofosfat jenis malathion telah digunakan sejak tahun 1991 dan sudah tidak digunakan lagi sejak tahun 2013 di Kabupaten Banyumas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status resistensi terhadap insektisida golongan organofosfat pada populasi nyamuk Aedes Sp di Kabupaten Banyumas dengan uji biokimia. Jenis penelitian ini eksploratif. Metode penelitian menggunakan uji biokimia (uji mikroplat/ uji enzimatis). Peningkatan aktivitas enzim esterase dibaca dengan menggunakan ELISA reader dengan panjang gelombang 450 nm. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa di Desa Kedungrandu nyamuk resisten 8,33%, nyamuk toleran 66,67% dan rentan 25% sedangkan di Desa Sidamulih nyamuk toleran masih 90,9% dan nyamuk rentan 9,1%. Hasil uji statistik independent T-Test dengan nilai siginifilkansi =0,565, menunjukkan bahwa pemeriksaan kandungan enzim esterase di dalam tubuh nyamuk diantara kedua desa tersebut dinyatakan tidak ada perbedaan, artinya paparan insektisida organofosfat yang diterima oleh nyamuk Aedes Sp dikedua desa tersebut relatif sama.Kesimpulan penelitian yaitu status resistensi nyamuk Aedes Sp terhadap insektisida golongan organofosfat di Desa Kedungrandu 8,33% nyamuk dinyatakan resisten sedangkan yang toleran Desa Sidamulih 1,36% lebih tinggi dibandingkan Desa Kedungrandu. Disarankan kepada pemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas hendaknya pergantian insektisida menggunakan insektisida yang belum pernah digunakan dalam program pengendalian vektor penyakit DBD di Indonesia demi efektivitas dan keberhasilan program itu sendiri serta mengutamakan upaya pemberantasan sarang nyamuk di masyarakat.
APPLICATION OF LARVITRAP AND OVITRAP TO CONTROL Aedes sp. IN DHF ENDEMIC AREAS Arif Widyanto; Aris Santjaka
Buletin Keslingmas Vol 39, No 4 (2020): Edisi Spesial Seminar Internasional Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Keme
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.162 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i4.6589

Abstract

Alternative mosquito vector control at this time that is cheap, practical and relatively safe to the environment is needed by developing countries such as Indonesia.One of the methods of controlling Aedes sp without insecticides is the use of larvae traps (larvitrap). The working principle of larvitrap is that the eggs trapped in the tool The incidence rate (IR) of Dengue Hemorrhagic Fever per 100.000 population in Central Java in the last five years is as follows: 2011 amounted to 15,27 in 2012 amounted to 19,29 in 2013 amounted to 45,52 in 2014 amounted to 32,95 and years 2015 amounted to 34,87. Since 2010 DHF has spread to all districts / cities in Central Java. Larvitrap and ovitrap are tools that can be used as traps for Aedes sp. Both of these tools can be used with additional attractants which can serve to attract the attention of Aedes sp. in order to lay eggs on the tool. Larvae that hatch from eggs in the larvitrap eventually cannot become adults and will die. Mosquito eggs trapped in the ovitrap can be destroyed so that they do not develop into adult mosquitoes. The research objective was to determine the effectiveness of using larvitrap and ovitrap as a control tool for Aedes sp (DHF vector).The research method used is experimental research. The research location is in the Banyumas Regency area. Larvitrap made of plastic jars and pralon was painted black and modified using gauze on the top. Ovitrap from plastic cups was painted black and given an ovistrip. Larvitrap and ovitrap were placed in DHF endemic areas. After the larvitrap and ovitrap are taken, the number of trapped Aedes sp and the larvitrap / ovitrap index is calculated. Furthermore, analyzed the effectiveness of using larvitrap and ovitrap as a means of controlling mosquitoes Aedes sp.The results showed that the larvitrap index in the larvitrap installation in Pandak Village was 60%, while in Mersi Village it was 56,7%. The ovitrap index in the ovitrap installation in Pandak Village was 36,7%, while in Mersi Village it was 33,3%. The number of larvae trapped in the larvitrap installation in Pandak Village were 832 larvae, while in Mersi Village there were 985 larvae. The number of eggs trapped in the ovitrap installation in Pandak Village were 518 eggs, while in Mersi Village there were 811 eggs.The conclusion of this research is that larvitrap is more effective to control Aedes sp than ovitrap. The community is advised to use larvitrap as a tool to control the Aedes sp (DHF vector.
DINAMIKA PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2015 Nur Aini; Aris Santjaka; Asep Tata G
Buletin Keslingmas Vol 37, No 1 (2018): Buletin Keslingmas Vol 37 No1 Tahun 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.237 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v37i1.3786

Abstract

AbstrakKasus DBD selalu menetap di Kecamatan Purwokerto Selatan selama lima tahun terakhir, pada tahun 2015terdapat 72 kasus. Peningkatan kasus dan sebaran yang semakin meluas dapat digambarkan dengan dinamikapenularan. Dinamika penularan digunakan untuk mengetahui riwayat sebaran penyakit, model sebaran dandeterminan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika penularan penyakit Demam Berdarah Dengue(DBD) di wilayah Kecamatan Puskesmas Purwokerto Selatan Tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitianobservasional dengan pendekatan survey kualitatif berdasarkan catatan pasien tahun 2015. Pengumpulan datadengan wawancara dan pengukuran lingkungan fisik dan potensi penularan. Data kasus diolah dengan SystemInformasi Geografis (SIG). Analisa berdasarkan mapping wilayah, penggabungan fakta dengan determinannyadengan teknik overflow antara kejadian DBD dengan curah hujan. Deskripsi waktu kejadian tertinggi terjadi padabulan April sebanyak 12 kasus (17%), deskripsi tempat kejadian tertinggi di Kelurahan Teluk sebanyak 18 kasus(25%) dan deskripsi orang kejadian tertinggi pada kelompok umur 6-55 tahun sebanyak 58 kasus (80%) dangolongan jenis kelamin perempuan sebanyak 49 kasus (68%). Model cluster sejumlah 12 cluster dengan 39 kasus,dan model sparated sejumlah 33 kasus. Dugaan determinan nilai CI (2%), HI (4%), BI (6%) dan ABJ (96%), sertahasil pengukuran suhu rata-rata 290C, Kelembaban 82%, dan pencahayaan 66 lux serta data curah hujansepanjang tahun 2015 sebesar 2231 mm/tahun dengan hari hujan 113 hari/tahun. Upaya pengendalian dengankimiawi, PSN-DBD, manajemen lingkungan dan pengendalian terpadu Potensi penularan meliputi CI, HI, BIrendah dan ABJ 96% sedangkan kasus tinggi, ada dugaan salah penulisan laporan, terjadi transovari, Saran upayapengendalian DBD dengan melaksanakan PE semestinya 24 jam sesudah penegakan diagnosa kasus dan PSN rutin.
APLIKASI DINAMIKA PENULARAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI DAERAH ENDEMIS (Studi Kasus Di Puskesmas Purwokerto Barat) Dian Kusuma Yudiasti; Aris Santjaka; Teguh Widiyanto
Buletin Keslingmas Vol 39, No 2 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.2 TAHUN 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (988.793 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i2.4589

Abstract

Dinamika mempelajari penularan dari satu indeks kasus ke orang lain yang rentan, sehingga bisa dipetakan perjalanan penyakit dari satu orang ke orang lain yang rentan. Penularan penyakit demam berdarah selalu melibatkan nyamuk Aedes aegypti sebagai media penularan. Manajemen kasus DBD sampai dengan sekarang belum ada aplikasinya untuk menentukan dinamika penularan, sehingga manajemen tindak lanjut masih dengan cara manual hasil laporan Penyelidikan Epidemiologi. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan Aplikasi Dinamika Penularan Demam Berdarah Dengue di Daerah Endemis (Studi Kasus Di Puskesmas Purwokerto Barat). Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (RD) yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan atau mengembangkan produk dan menguji keefektifan produk. Dalam penelitian ini mengembangkan instrumen dinamika penularan penyakit DBD manual menjadi aplikasi berbasis website. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian berupa software untuk pengolahan data penyakit DBD di Puskesmas Purwokerto Barat. Jumlah seluruh penderita DBD yaitu 132 penderita sedangkan penderita yang diobservasi berjumlah 30 penderita. Model penularan menunjukkan 6 cluster dan 7 separated. Pengolahan data penderita DBD di Puskesmas Purwokerto Barat yang semula dilakukan dengan cara manual telah berhasil dirubah menggunakan software berbasis aplikasi DIPAA DBD. Disarankan aplikasi dapat dikembangkan dengan penambahan Penyelidikan Epidemiologi pada input dan output aplikasi DIPAA DBD.
Co-Authors , SST., M.Si, Sugeng Abdullah Agista Delima Permadani Agus Subagyo Amaliah, Nurul Anak Agung Aris Diartama Andriana Andriana Andriana, Andriana - Anisah Maulida Anwar, M. Choerul Aptiningsih Aptiningsih Ardi Soesilo Wibowo Ardi Soesilo Wibowo, Ardi Soesilo Arfiyan Sukmadi Arif Widyanto Arif Widyanto Arif Widyanto Arif Widyanto Artathi Eka Suryandari Aryanti Puspitasari Asep Tata Gunawan, Asep Tata Asmaidar, Asmaidar Bedjo Santoso Kadri Budi Utomo Chandra Irawan Chatarina Umbul Wahyuni Chatarina Umbul Wahyuni Cicilia, Fitri Dewi Dwi Haryani Dewi Nugraheni RM Dewi Nugraheni RM Dian Kusuma Yudiasti Dilla, Tasya Nurlaila Djamaluddin Ramlan, Djamaluddin Donny Kristanto Mulyantoro Donny Kristanto Mulyantoro Elsa Indiyani Elsye Rimimper Faisal Amri Faisal Amri Ferly Tiraningtyas Nusa Dewi Florentina Melani, Florentina Hapsari, Wanodya Hari Basuki Notobroto Hari Rudijanto Indro Wardono Hari Rudijanto IW Hari Rudjianto Indro Wardono Heni Pujiastuti Hermina Sukmaningtyas Hermina Sukmaningtyas Hidayat, Dita Nafira Hikmandari Hikmandari Husnul Yusmianti, Siti Nur I Nyoman Jirna I Wayan Sudiadnyana Ida Nilawati Ike Mayasari Iqbal Ardiansyah Isna Fadlilah Kartika Ayu Lestari Ketut Sudiantara Khomsatun Khuliyah Candraning Diyanah Komang Ayu Henny Achjar Kurnia Saraswati Lagiono Lalu Rian Setiawan Setiawan Leny Latifah Leny Latifah Lilis Sulistyorini Liyana Azizatul Muadibah M. Choerul Anwar M. Choiroel Anwar M. Choirul Anwar M.Pd S.T. S.Pd. I Gde Wawan Sudatha . Makruf, Fauzan Mardiyono Mardiyono, Mardiyono Maulana, Jaya Mayasari, Ike Mela Firdaust Melyana Nurul Widyawati Nasichatus Shofa Noor Linda Vitria Sari Noviyanti, Aldila Nur Aini Nur Hilal Nur Lu’lu Fitriyani Nur Utomo Nurjazuli Nurjazuli Nurul Baiti Permadani, Agista Delima Priantoro, Win R. Azizah Rahmayanti Amini Ratih Kesuma Dewi Rini Indrati Rini Indrati, Rini Ririh Yudhastuti Ristiawati Rizky Aulia Salsabila Rockmawati, Dliyau Rr Sri Endang Pujiastuti Rr. Vita Nurlatif Runjati Saifudin Saifudin Saifudin Septiani, Ainishfi Laili Serly Aprili Yani Siti Hidayatul Majidah Soedjajadi Sri Sumarni Sri Sumarni Subagiyo , Agus Sudiyono Sudiyono Sudiyono Sudiyono Sugiyanto Sugiyanto Suharto Suharto Suharyo Hadisaputro Suharyo Hadisaputro Sumarni . Sumiyati Sumiyati Sunaryo Sunaryo Suparmi Suparmi Supriyadi Supriyadi Suryati Kumorowulan Susy Suswaty Susy Suswaty Taadi Taadi Tauleka, Abdul Rohim Teguh Widiyanto Tiyara Safitri Tiyara Safitri Tri Cahyono Utomo, Nur Wachid Bambang Suharto, Abdul Wahyu Handayani Widayati, Rezeki Widyatun, Diah Win Priantoro Yohanes Didik Setiawan Yudastuti, Ririh YUSVITA ARIANI RAHAYU