Claim Missing Document
Check
Articles

Disseminated Intravascular Coagulation pada Cedera Otak Traumatik Suyasa, Agus Baratha; Sudadi, Sudadi; Suryono, Bambang
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2585.768 KB) | DOI: 10.24244/jni.vol3i3.147

Abstract

Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) merupakan konsekuensi yang sering dan penting pada cedera otak traumatik (Traumatic Brain Injury/TBI) dan menyebabkan cedera otak sekunder. Walaupun perkembangan proses ini belum dapat dijelaskan secara keseluruhan, namun abnormalitas koagulasi darah adalah bukti yang ditemukan pascatrauma. DIC adalah proses patofisiologi dan bukan merupakan suatu penyakit tersendiri. Gangguan yang terjadi meliputi ketidaktepatan, berlebihan dan aktivasi proses hemostasis yang tidak terkontrol. Karakteristik DIC adalah konsumsi faktor pembekuan darah dan trombosit dalam sirkulasi yang menimbulkan berbagai derajat obstruksi pembuluh darah mikro sehubungan dengan deposisi fibrin. Masalah dan gambaran utama akut DIC adalah perdarahan. Gangguan mekanisme hemostatik sangat penting dalam TBI. Perdarahan mikro sering terjadi di parenkim otak dan status koagulasi normal adalah penting untuk mencegah perkembangannya menjadi hematom yang lebih besar. Abnormalitas koagulasi tidak hanya hasil dari cedera, tetapi juga menyebabkan cedera sekunder. Gangguan koagulasi dalam TBI sangat kompleks dan dapat disertai dengan koagulopati dan hiperkoagulabilitas. Di temukan bukti bahwa luasnya trauma jaringan otak memiliki peran penting terhadap gangguan koagulasi dibandingkan syok traumatik maupun hipoksia. Adanya koagulopati pada TBI mengindikasikan prognosis yang buruk, sehingga pemeriksaan rutin terhadap status koagulasi harus selalu dilakukan pada semua pasien TBI. Disseminated Intravascular Coagulation on Traumatic Brain InjuryDisseminated Intravascular Coagulation (DIC) is a frequent and important consequence of traumatic brain injury and may cause secondary brain injury. Although the mechanism of this process cannot be explained as a whole, but abnormalities of blood coagulation after trauma is the evidence. DIC in brain trauma is a pathophysiological process and is not due to a disease in itself. Disturbance includes inaccuracy, excessive and activation of uncontrolled hemostasis process. Characteristic of DIC is the consumption of blood clotting factors and platelets in the circulation that cause various degrees of micro vascular obstruction in conjunction with the deposition of fibrin. The main problem features of acute DIC are bleeding. Impaired hemostatic mechanism plays an important role in traumatic brain injury (TBI). Micro bleeding often occurs in the brain parenchyma and normal coagulation status is important to prevent its development into a larger hematoma. Coagulation abnormality is not the only discouraging factor of injury, but also lead to secondary injury. Coagulation disorders in TBI are very complex and can be accompanied by coagulopathy and hypercoagulability. Found evidence ofextented trauma in the brain tissue plays more important role to coagulation disorder than traumatic shock and hypoxia. The presence of coagulopathy in TBI indicates a poor prognosis, so the routine inspection of the coagulation status should always be performed in all patients with TBI.
Deep Vein Thrombosis (DVT) Pasca Cedera Otak Traumatik Berat Martaria, Nency; Fuadi, Iwan; Sudadi, Sudadi
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2969.489 KB) | DOI: 10.24244/jni.v8i3.236

Abstract

Cedera otak traumatik(COT) adalah penyebab utama kematian dan disabilitas. Deep vein thrombosis (DVT) adalah salah satu risiko tinggi dari COT. Faktor risiko DVT lain yang umum ditemukan pada pasien COTadalah paralisis, imobilisasi, dan cedera ortopedi. Deep vein thrombosis diduga terkait gangguan koagulasi yang sering ditemukan pada COT, terutama pada COT berat. Deep vein thrombosis dapat menyebabkan pulmonary embolism (PE) yang merupakan salah satu penyebab kematian lambat terbanyak pada pasien trauma. Diagnosis DVT didapatkan melalui stratifikasi risiko, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang mencakup pemeriksaan d-dimer, ultrasonografi, dan penunjang lain seperti spiral computed tomography venography. Tata laksana DVT pada pasien COT mencakup pemberian antikoagulan intravena yang dilanjutkan oral jangka panjang,stoking kompresi, dan pemasangan vena cava filter (VCF). Pada pasien COT, adanya risiko perdarahan intrakranial umumnya menimbulkan keraguan pada klinisi terkait inisiasi profilaksis farmakologis dengan antikoagulan. Profilaksis nonfarmakologis mencakup penggunaan graduated compression stocking (GCS), alat kompresi pneumatik (pneumatic compression devices/PCD), A-V foot pump, dan vena cava filter (VCF). Beberapa studi terkini menyarankan pemasangan PCD pada semua pasien COT pada awal perawatan selama tidak ditemukan kontraindikasi. Pemeriksaan CT selanjutnya dilakukan setelah 24 jam. Penemuan hasil yang stabil pada CT, profilaksis farmakologis dapat dimulai dalam 24-48 jam setelah CT. Selama pemberian antikoagulan, CT serial dapat dilakukan untuk memantau progresi perdarahan.Deep Vein Thrombosis (DVT) after Severe Traumatic Brain InjuryAbstractTraumatic brain injury (TBI) is a risk factor for deep vein thrombosis (DVT). Beside the common risk factors of DVT among TBI patients, this is associated with coagulopathycommonly foundin TBI, especially in severe TBI.Diagnosis and treatment of DVT are also crucial to prevent mortality. Deep vein thrombosis could be diagnosed through risk stratification, physical examination, and d-dimer as well as ultrasonography examination. Treatment includes intravena anticoagulant continue with longterm oral, stocking compression and the use of vein cava filter (VCF). Deep vein thrombosis could cause pulmonary embolism (PE), a common cause of late mortality in trauma patients. Deep vein thrombosis could be prevented pharmacologically (with anticoagulant) and nonpharmacologically. However, in TBI patients, the risk of intracranial hemorrhage usually considered an initiation of pharmacological prophylaxis. Nonpharmacological prophylaxisincludes graduated compression stocking (GCS), pneumatic compression devices (PCD), A-V foot pump, and vena cava filter (VCF). Latest studes suggest the use of PCD for all TBI patients without contraindication since administration. Computed tomography should be performed within 24 hours and if the resultis stable, pharmacological prophylaxis should be initiated within 24-48 hours.
Subdural Hematom dengan Atrial Fibrilasi dan Penyakit Jantung Hipertensi Suyasa, Agus Baratha; Sudadi, Sudadi
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.247 KB) | DOI: 10.24244/jni.vol1i3.98

Abstract

Cedera kepala traumatik merupakan salah satu kondisi yang mengancam jiwa secara serius pada korban kecelakaan, dan merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian pada dewasa dan anak-anak. Subdural hematom merupakan lesi fokal intrakranial yang paling sering dijumpai, sekitar 24% dari pasien yang mengalami cedera kepala berat tertutup. Atrial Fibrilasi (AF) menyebabkan 6-24% kejadian stroke iskemik serta dapat terjadi kematian secara tiba-tiba karena gagal jantung. Seorang wanita 63 th dengan subdural hematom temporoparietal D, atrial fibrilasi dan penyakit jantung hipertensi, dengan riwayat jatuh dari motor, pingsan, mual dan nyeri kepala hebat. Rencana dilakukan kraniotomi evakuasi clot dan reposisi fiksasi fraktur. Operasi dilakukan dengan anestesi umum, menggunakan ETT No 7,5, ventilasi kendali. NGT no.16 dipasang untuk dekompresi. Premedikasi dengan midazolam 2 mg. Lidocain 1,5 mg /KgBB 3 menit sebelum intubasi. Co induksi menggunakan fentanyl 100 ?g, induksi dengan propofol 100 mg. Fasilitas intubasi dengan vekuronium 0,1 mg / KgBB. Pemeliharaan anestesi menggunakan O2 + N2O + Sevofluran. Propofol di berikan kontinyu 100 mg/jam, Vekuronium 6mg /jam, Digoksin drip 0,25mg/24 jam. Operasi dilakukan selama 4 jam. Selama operasi hemodinamik relatif stabil, tekanan darah sistolik 130-150 mmHg, tekanan darah diastolik 70-90mmHg, laju nadi (HR) 90-110 x/mnt ireguler, SaO2 99-100 %, EtCO2 30-33. Ekstubasi tidak dilakukan dikamar operasi karena terdapat VES bigemini dan rapid ventricular respons terhadap AF, pasien kemudian dibawa ke ICU. Penurunan oksigenasi jaringan otak merupakan akibat dari dampak fisiologis pada sistem tubuh. Hipertensi, aritmia, hiperglikemi, hipertermi dan hipernatremi dapat muncul akibat sympathetic storming. Aritmia yang sering muncul adalah bradikardi, denyut ektopik, denyut ireguler, atrial fibrilasi dan supraventrikuler takikardi. Aritmia harus segera ditangani jika mengancam kehidupan, dan menyebabkan instabilitas hemodinamik serta hipoksia serebral, baik karena infark miokard maupun thromboemboli (AF dan SVT). Persiapan yang baik sebelum pembedahan yaitu oksigenasi, stabilisasi respirasi dan kardiovaskuler termasuk terapi aritmia, serta status cairan yang adekuat akan memberikan hasil yang lebih baik.Subdural Hematom in Patient with Atrial Fibrilation and Hypertensive Heart DiseaseTraumatic Brain Injury (TBI) is one of the serious life-threatening condition in trauma victim, and as the major cause of disability and death in adult and children. Subdural hematoma is the most often focal intracranial lesion found, with the incidence of 24% in close head injury cases. Approximatelly 6-24% of Atrial Fibrilation (AF) contributes to ischemic stroke and sudden death because of heart failure. We reported a 63 years old female, diagnosed with subdural hematoma of the right temporoparietal, atrial fibrillation and hypertensive heart disease, who arrivde at the hospital with history of unconsciousness, and severe headache due to motor vehicle accident, and undergone a craniotomy clot evacuation and reposition fixation of the fractured bones. The procedure was performed under general anesthesia, using ETT No 7,5., controlled ventilation. NGT no 16 was inserted for gastric decompression. Two mg of Midazolam and 1,5 mg/KgBW of lidocain given intravenously 3 minutes prior to intubations was used as premedications, 100 ?g intravenou Fentanyl,was given as co induction. Induction anesthesia was performed using 100mg propofol and 0,1mg/KgBW vecuronium to facilitate intubations. Maintenance of anesthesia was obtained using O2, N2O, sevoflorane, continuous drip of 100 mg/hour propofol, 6mg/hour vecuronium,and 0,25mg/24hours of digoxin continuous drip was given. The procedure was done in 4 hours. During the operation, haemodynamic remained stable with SBP 130 150 mmHg, DBP 70-90 mmHg, HR 90-110 bpm irregular and SaO2 99-100 %. EtCO2 level was 30-33. The patient was not extubated by end of surgery, because ECG monitor showed VES bigemini and rapid ventricular response of AF. The patient was directly transferred to the ICU after the procedure. Decreased in brain tissue oxygenation is the physiological impact of body system. Hypertension, arrhythmia, hyperglycemia, hyperthermia and hypernatremia can occur due to sympathetic storm. The most common arrhythmias that could occur are bradycardia, ectopic beat, irregular beat, atrial fibrillation and supraventricular tachycardia. Arrhythmias due to myocardial infarction or thromboemboli (AF and SVT) must be treated immediately when considered as a life threatening condition which provokes a hemodynamic instability and cerebral hypoxia Optimal pre-operative management including oxygenation, cardiorespiration stabilization, arrhythmia managemen and, adequate fluid status, will improve the outcome.
Prediktor Outcome pada Cedera Kepala Traumatik (Glukosa, Laktat, SID, MDA, Cerebral Extraction Ratio for Oxygen/CERO2 ) Suyasa, Agus Baratha; Sudadi, Sudadi; Rahardjo, Sri; Suryono, Bambang
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 1, No 4 (2012)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.335 KB) | DOI: 10.24244/jni.vol1i4.97

Abstract

Latar Belakang: Jaringan tubuh memiliki kebutuhan yang berbeda terhadap glukosa. Otak memiliki kebutuhan yang paling besar terhadap glukosa. Otak sangat rentan terhadap iskemia yang menunjukkan bahwa otak memiliki laju metabolik yang tinggi. Mekanisme injury iskemia adalah perubahan biokimia dan perubahan fisiologis yang terjadi karena ganguan sirkulasi. Perubahan-perubahan tersebut seperti: (1) Hilangnya phospat energi tinggi, (2) Asidosis karena proses anaerob yang menghasilkan laktat dan (3) No Reflow karena oedem otak. Penggunaan kadar laktat sebagai indikator iskemia jaringan, telah banyak dilakukan dalam berbagai penelitian. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kadar laktat dapat digunakan sebagai penanda awal untuk memprediksi resiko komplikasi, mortalitas post operatif dan kejadian MOF (Multiple Organ Failure). Belakangan banyak dibicarakan mengenai hubungan perubahan SID dengan outcome klinis yang buruk. Mereka menemukan bahwa SID/SIG merupakan prediktor kuat terhadap outcome pasien. Stres oksidatif merupakan salah satu mekanisme yang terlibat dalam kerusakan saraf akibat iskemia dan reperfusi, diperkirakan karena terbentuknya lipid peroksidase. MDA digunakan sebagai penanda dari peroksidasi lipid, terutama untuk proses-proses yang berhubungan dengan stress oksidatif. Rasio ekstraksi oksigen serebral (CERO2) dapat dipergunakan sebagai indikator adanya iskemia otak. Subyek dan Metode: Sebelas pasien cedera kepala traumatik dengan GCS awal 5-12 yang menjalani operasi kraniotomi evakuasi, dilakukan pengamatan terhadap kadar glukosa, laktat, SID, MDA, nilai CERO2 serta outcome (nilai APS Score) dari pre operasi sampai 3 hari pasca operasi di ICU. Sample darah diambil dari vena jugularis interna dan arteri radialis. Hasil pengamatan dianalisa untuk melihat hubungan antara variabel pengamatan dengan outcome. Hasil: Ditemukan hubungan yang kuat antara variable kadar laktat, MDA, CERO2 terhadap outcome pasien secara umum. Namun terdapat variasi jika analisa dilakukan menurut kondisi waktu pengamatan. Hari ke-2 adalah waktu yang paling ideal untuk melihat pengaruh kadar laktat terhadap outcome sedangkan untuk melihat hubungan MDA dan CERO2 terhadap outcome, waktu pengamatan paling ideal hari ke-3. Simpulan: Variabel kadar laktat, MDA dan OER menunjukkan hasil yang menjanjikan sebagai prediktor outcome pada pasien dengan cedera kepala traumatik pasca kraniotomi walaupun belum dapat di simpulkan dan dijadikan acuan secara luas. Perlu suatu penelitian multicentre dengan jumlah sample yang lebih banyak serta desain penelitian yang baik untuk mendapatkan hasil yang benar-benar dapat di jadikan acuan secara luas mengenai variabel prediktor serta waktu pengamatan sehingga dapat memberikan informasi yang baik tentang prognosis outcome pasien cedera kepala traumatik, yang tetap berdasar pada patofisiologi cedera kepala serta kaskade kematian sel karena cedera otak sekunder.Predictor of Outcome in Traumatic Brain Injury (Glucosa, Lactate, SID, MDA, Cerebral Extraction Ratio for Oxygen/CERO2) Background: The tissue has a different requirement for glucose. The brain has the greatest need for glucose. The brain is very susceptible to ischemia suggests that the brain has a high metabolic rate. Mechanism of ischemic injury is the biochemical changes and physiological changes that occur due to circulatory disturbances. Such changes as: (1) The loss of high energy phosphate, (2) acidosis due to anaerobic process that produces lactic and (3) No Reflow because of brain edema. The use of lactate levels as an indicator of tissue ischemia, has been widely applied in various studies. The results of these studies indicate that the levels of lactate can be used as an early marker for predicting the risk of complications, postoperative mortality and the incidence of MOF (Multiple Organ Failure). Lately a lot of talk about the relationship SID changes with poor clinical outcome. They found that the SID / SIG is a strong predictor of patient outcome. Oxidative stress is one of the mechanisms involved in neuronal damage due to ischemia and reperfusion, presumably due to the formation of lipid peroxidation. MDA is used as a marker of lipid peroxidation, especially for processes associated with oxidative stress. CERO2 can be used as an indicator of cerebral ischemia.Subjects and Method: Eleven patients with a traumatic head injury initial GCS 5-12 who underwent craniotomy with evacuation operations, was observed on levels of glucose, lactate, SID, MDA, the CERO2 and the outcome (the APS Score) from pre surgery to 3 days after surgery in the ICU. Blood samples taken from the jugular internal vein and radial artery. Observations were analyzed to see the relationship between the variables with the outcome observations.Results: Found a strong relationship between the variable: levels of lactate, MDA and CERO2 on patient outcomes in general. But there are variations between them according to the conditions when the analysis carried out observations. Day 2 is the most ideal time to see the effect on outcome of lactate levels whereas to see the relationship between the MDA and CERO2 to outcome, the observation idealy taken on day 3.Conclusion: The variables, levels of lactate, MDA and CERO2 showed promising results as a predictor of outcome in patients with traumatic brain injury after craniotomy, although not yet to be concluded and is widely used as a reference. Need a multicentre study with more number of samples and good research design to get the results that can really make a reference in a broad range of predictor variables and the observations so as to provide good information about the prognosis of outcome of patients with traumatic brain injury, who remain based on the pathophysiology of brain injury and cell death cascade of secondary brain injury.
PENINGKATAN HASIL PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BUNYI DAN KETERKAITANYA DENGAN INDERA PENDENGARAN MELALUI MULTI MEDIA KELAS IV SD NEGERI LARIKAN KECAMATAN DORO KABUPATEN PEKALONGAN Harhara, Andre Aggasy; Sulianto, Joko; Sudadi, Sudadi
Malih Peddas (Majalah Ilmiah Pendidikan Dasar) Vol 12, No 2 (2022): Malih Peddas, Volume 12, Nomor 2
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/malihpeddas.v12i2.13330

Abstract

Latar Belakang yang tidak dapat diabaikan dalam keberhasilan proses belajar mengajar (PBM) antara lain adalah kurikulum, siswa, fasilitas, sumber belajar, dan media pembelajaran. Dalam pembelajaran Pengetahuan Alam, misalnya, Pemahaman sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran. Tujuan yang diharapkan adalah Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang Pemahaman sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran melalui penggunaan multimedia. Penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitui obervasi, tes, wawancara, dan studi dokumentasi. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi masih rendah, terbukti dari 20 siswa kelas, baru 3 siswa yang mencapai penguasaan materi 75 keatas dan tingkat ketuntasan klasikal baru mencapai  15%, sedangkan KKM yang telah ditetapkan 70.Namun di akhir siklus dapat di lihat adanya peningkatan hasil perbaikan yang diperoleh siswa dalam setiap siklus. Melalui penggunaan multimedia,  aktvitas siswa dalam  pembelajaran semakin meningkat ditandai dengan  prestasi siswa 90% dari 20 siswa telah mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70 .Guru hanya sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, karena siswa nampak aktif dengan media berupa Piringkaca, piringplastik, piringkaleng, gabus, duatabungkertas,, kelereng dan bola pingpong yang telah di persiapkan , sehingga pengetahuan siswa tentang Pemahamansifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran dapat tercapai dengan prestasi yang memuaskan.
Implementasi sistem katalogisasi digital dalam meningkatkan efisiensi layanan perpustakaan sekolah Taufiqurrahman, Muhammad; Ramli, Akhmad; Sudadi, Sudadi
Jurnal Madako Education Vol 11 No 1 (2025): Juni
Publisher : Universitas Madako Tolitoli

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56630/jme.v11i1.1448

Abstract

From the understanding that OPAC is a catalog stored on a PC (digitized), so it can be accessed online and used to search for information about collections in the library. So that users can easily and quickly search for various book collections in the library. In conducting this research I used the Library research method (Literature Study) in searching for data and sources related to catalog digitization. Purpose and Function of OPAC There are several purposes for creating OPAC, including: Users can directly access the library database. Reduce costs and time spent by users to search for information. Reduce the workload of database management to improve work efficiency. Speed ​​up information searches. Able to meet the information needs of the community comprehensively. In the digital age, libraries are a place that must keep up with technological developments. Because libraries are places where people fulfill their information needs. To meet library information needs in the short term, libraries must have a catalog. Therefore, the tool of the current digitalization era, libraries must provide OPAC. OPAC is a computer catalog that can be used online and can be used to track information on library collections and other library information.
Optimalisasi layanan dan fasilitas perpustakaan untuk mendorong minat baca peserta didik Hikmah K, Nur Adilah Raudatul; Ramli, Akhmad; Sudadi, Sudadi
Jurnal Madako Education Vol 10 No 1 (2024): Juni
Publisher : Universitas Madako Tolitoli

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56630/jme.v10i1.1457

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pengelolaan perpustakaan dan koleksi bukunya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun koleksi buku, mengelola perpustakaan, mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat, dan meningkatkan kegemaran membaca siswa. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana pustakawan, koleksi, pengawasan administrasi, dan promosi membaca di perpustakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana rekomendasi yang berbeda untuk layanan dan sumber daya perpustakaan berdampak pada minat baca siswa. Prosedur yang dilakukan untuk membuat tinjauan pustaka adalah pemilihan topik, penelitian literatur, pembentukan opini, dan tinjauan literatur. Analisis isi digunakan untuk menganalisis data. Kepala perpustakaan dapat mendorong para guru yang telah ditugaskan untuk mendorong anak-anak untuk membaca dengan menugaskan pekerjaan rumah yang berhubungan dengan membaca berdasarkan hasil evaluasi literatur ini. Staf para pengunjung diberitahu tentang layanan yang efektif dan fasilitas yang lengkap oleh anggota staf perpustakaan. Minat baca siswa di perpustakaan dapat ditingkatkan dengan menyediakan layanan dan sumber daya perpustakaan yang sesuai.
Implementasi Manajemen Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Alivia, Tiara; Ramli, Akhmad; Sudadi, Sudadi
Jurnal Madako Education Vol 10 No 2 (2024): Desember
Publisher : Universitas Madako Tolitoli

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56630/jme.v10i2.1461

Abstract

Pelaksanaan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan pada tahapan rekrutmen, seleksi orientasi, pengangkatan dan penempatan, obseravasi dan evaluasi, serta pemberhentian sudah dilakukan, namun masih belum maksimal. Masih ada pendidik dan tenaga kependidikan yang tidak sesuai dengan kewenangannta atau keahliannya. Kompensasi yang diberikan belum mampu mensejaterahkan atau membantu mereka. Hal-hal yang perlu di perhatikan dan harus dilakukan untuk meningkatkan mutu melalui perencanaan dan seleksi sekolah yang baik, yaitu dengan memilah apa yang dibutuhkan sekolah, pengembangan dengan pelatihan, sertifikasi, pemantauan dan kompensasi yang adil untuk mempertahankan tenaga pendidik. Dengan demikian, peningkatan mutu melaui standar pendidik dan tenaga kependidikan dilaksanakan dengan mengoptimalkan peran pendidikan nasioanl yang berfungsi mengembangkan kemampuan, kedua membentuk karakter bangsa melalui pendidikan yang membutuhkan keteladanan dari pendidik dan tenaga kependidikan, ketiga pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan sejak dari LPTK.
Pengelolaan Konflik Studi Kasus Kepala Sekolah Dasar Islam Terpadu Surono, Surono; Julaiha, Siti; Sudadi, Sudadi
Journal of Instructional and Development Researches Vol. 4 No. 3 (2024): June
Publisher : Yayasan Indonesia Emerging Literacy Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53621/jider.v4i3.327

Abstract

Conflict is a part of human nature in living together in the society which by good management it can be used as a stimulus for improving the quality of work performance, especially in Islamic educational institutions. This study examines the source of conflict and the urgency of conflict management in the institutional environment of Islamic education. This research is qualitative descriptive research. Conflict management in Islamic educational institutions is an effective way of increasing work productivity. The key of the effectiveness of conflict management in Islamic educational institutions is the ability and innovation of institutional leaders to combine or choose the best among several conflict management strategies such as giving explanation (tabayyun), deliberation, tahkim, ishlah, and other strategies. Therefore, the leaders of Islamic educational institutions must strive to improve the ability, insight, and innovation in managing conflicts in order to improve the quality of work performance optimally.
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru Terhadap Capaian Pembelajaran pada Taman Kanak-Kanak Islam Sumarmi, Sumarmi; Bahrani, Bahrani; Sudadi, Sudadi
Journal of Instructional and Development Researches Vol. 4 No. 4 (2024): August
Publisher : Yayasan Indonesia Emerging Literacy Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53621/jider.v4i4.366

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja guru terhadap capaian pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Islam Kota Bontang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 206 responden yang berasal dari 28 Taman Kanak-Kanak Islam di Kota Bontang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling dengan rumus Slovin didapatkan sampel sebanyak 136 responden. Uji prasyarat analisis menggunakan uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas. Kemudian uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda melalui aplikasi SPSS 24.00 untuk memastikan analisa hubungan antar variabel-variabel yang diteliti secara statistik. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang kuat sebesar 55 % pada kepemimpinan kepala sekolah terhadap capaian pembelajaran. Untuk kinerja guru terhadap capaian pembelajaran berpengaruh sedang sebesar 43,4 %. Kemudian Kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja guru secara bersama-sama berpengaruh kuat sebesar 61,5 % terhadap capaian pembelajaran dengan nilai F hitung 106.210 lebih besar dari F tabel 3.06 dan signifikansi 0.000. Dengan demikian dapat disimpulkan sangat diperlukan sinergi, dorongan dan kekuatan antara kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru terhadap capaian pembelajaran. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya pengembangan kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dan kinerja guru yang berkualitas jika secara bersama-sama lebih tinggi pengaruhnya dalam meningkatkan capaian pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Islam Kota Bontang.
Co-Authors ABDI LEONARDO SARAGIH Achmad Ruslan Afendi Ahmad Ridani Alivia, Tiara Anak Agung Gede Sugianthara Anandeya Satrio Sambodo, Anandeya Satrio Anwar Anwar Anwar, H. Chairul Arbain Arbain, Arbain Arkam Lahiya Aryo Andri Nugroho Bahrani Bambang Suryono, Bambang Bayu Rahmad Bernadip Canggih Jati Nusantara, Canggih Jati Claudia Sandy Sofani Demelia Arida Ariyanti Dhani Dhyana Ciptasari Dwi Priyo Ariyanto Ega Yuana Putri Eko Eri Sambodo Endang Setyorini Erwin Purniawati Etty Nurbayani, Etty Hadiwiyono Hadiwiyono Hadiwiyono Hadiwiyono Hadiwiyono Hadiwiyono Haetami, Haetami Hamdi, Liwaul Hapsari, Estima Titi Harditia, Harditia Harhara, Andre Aggasy Hery Widijanto Hikmah K, Nur Adilah Raudatul Ika Ernawati Iwan Fuadi Jaka Suyana JAKA WIDADA Jarkawi Jarkawi, Jarkawi Joko Sulianto . . Kundharu Saddhono Linda Habsari Efendi Putri Loveana, Okta Lutfy Ismoyo Mangastuti, Rebecca Sidhapramudita Martaria, Nency MM Rudi Prihatno, MM Rudi Mohammad Denny Permana Muadin, Akhmad Muchammad Eka Mahmud, Muchammad Eka Muhammad Taufiqurrahman, Muhammad Muhsin Muhsin Mujiyo Mujiyo Nunik Iriyanti Ramadhan Oetoro, Bambang J. Ongko Cahyono Parwati Parwati Priono, Timur Purwanto Purwanto Purwanto Purwanto Putri, Ega Yuana Rachmawatie, Srie Juli Rahmatisa, Dimas Rahmatisa, Dimas Ramadhina, Marini Shadrina ramdhan, tri wahyudi Ramli, Akhmad Ramli, H. Akhmad Rani Rahmawati Ratih Kirana Retno Rosariastuti Retno Wisnu Murti S Sumarno Selly Maisyarah Shofiyah, Laily Siti Julaiha Sri Hartati Sri Rahardjo Sumarno . Sumarno Sumarno Sumarno Sumarno Sumarno Sumarno Sumarno Sumarno Sumarno Sumarno Suntoro Suntoro Suntoro Suntoro Suntoro Suntoro Supriyadi Supriyadi Surono Surono Suryono Suryono Suryono Suryono Suyasa, Agus Baratha Suyasa, Agus Baratha Tira Anggit Drupadi Vita Ratri Cahyani Vivit Nurcahyani Widiyanto, Teguh Heru Widyatmani Sih Dewi Wiki Handi Wiwin Widiastuti Yasinta Choirina Yusnia Binti Kholifah