Claim Missing Document
Check
Articles

Gelombang Kedua Gerakan Feminisme di Indonesia (1982-1998) Astri Aristiani; Abdul Syukur; Umasih
PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol. 3 No. 1 (2021): PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/periode.031.5

Abstract

The New Order government created its own gender politics. They adopted the concept of "Motherism" and viewed women as mothers and wives. The life of the independent feminism movement in the period 1982-1998 had to experience cat-and-cat with the New Order government, so it is not uncommon for some of these organizations to be illegal. In the midst of repressive government attitudes, the independent feminism movement is challenged. But it was able to go through with a mature strategy, so that many of them were able to survive until the New Order was dethroned, even able to cooperate with the international feminism movement. Then at the time of the May 1998 riots, independent feminism movements either at the center orpu areas synergized with each other to voice freedom. This study aims to examine the dynamics of life of the second wave of feminism movement in Indonesia in 1982-1998. This study uses historical methods whose data is obtained from interviews, literature studies and presented descriptively-narratively. Pemerintah Orde Baru menciptakan politik gender tersendiri. Mereka mengadopsi konsep “Ibuisme” dan memandang perempuan sebagai ibu dan istri. Kehidupan gerakan feminisme independen pada periode 1982-1998 harus mengalami kucing-kucingan dengan pemerintah Orde Baru, sehingga tidak jarang dari beberapa organisasi ini bersifat ilegal. Di tengah sikap pemerintah yang represif, gerakan feminisme independen banyak mendapat tantangan. Namun hal tersebut mampu dilalui dengan strategi yang matang, sehingga banyak dari mereka yang mampu bertahan hingga Orde Baru lengser, bahkan bisa menjalin kerjasama dengan gerakan feminisme internasional. Kemudian pada saat kerusuhan Mei 1998, gerakan feminisme independen baik yang berada di pusat ataupu daerah saling bersinergi untuk menyuarakan kebebasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai dinamika kehidupan gelombang kedua gerakan feminisme di Indonesia pada tahun 1982-1998. Penelitian ini menggunakan metode historis yang datanya didapat dari hasil wawancara, kajian kepustakaan dan disajikan secara deskriptif-naratif.
KAJIAN AGRIBISNIS RUMPUT LAUT (Eucheuma spinosum) DI KECAMATAN MAWASANGKA KABUPATEN BUTON TENGAH Abdul Syukur; Ine Fausayana; Abdul Gafaruddin
GABBAH : Jurnal Pertanian Dan Perternakan Vol. 1 No. 3 (2024): April
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/gabbah.v1i3.1149

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh wilayah Kecamatan Mawasangka yang berada di daerah pesisir dan merupakan Kawasan potensial aktifitas budidaya laut salah satunya adalah budidaya rumput laut. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran sistem agribisnis rumput laut di Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan analisis pendapatan. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin dan proportional random sampling. Jumlah responden petani rumput laut sebanyak 44 petani dan 3 pedagang antara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran sistem agribisnis rumput laut yang diterapkan oleh petani rumput di Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah terdiri dari subsistem hilir dalam hal ini penyediaan sarana produksi, subsistem usahatani, subsistem hulu yakni pengolahan dan penyimpanan, subsistem pemasaran dan subsistem penunjang. Dalam subsistem input, petani pengadaan sarana produksi yakni bibit dan peralatan berasal dari dua sumber yakni berasal dari petani sendiri dan berasal dari pemerintah. Pada subsistem budidaya petani melakukan budidaya rumput laut dengan beberapa tahapan yakni pemilihan lokasi, penyediaan bibit, persiapan konstruksi/wadah budidaya, tempat penyimpanan hasil panen/penjemuran, pemeliharaan hingga pemanenan. Produksi rata-rata petani rumput laut sebesar 629,55 kg dengan penerimaan rata-rata Rp.8.400.586,00 dan pendapatan sebesar Rp6.002.678,96. Pada subsistem agroindustri petani mengolah hasil panennya dari rumput laut basah ke rumput laut kering dengan waktu penjemuran ± 3 hari. Subsistem pemasaran terjadi saluran distribusi tak langsung (Indirect Channel of Distribution), dengan margin rata-rata Rp500,00,-. Sedangkan pada subsistem penunjang, pemerintah membantu petani rumput laut dalam menjalankan usahataninya melalui bantuan sarana produksi. Terdapat beberapa kendala dan permasalahan pada beberapa subsektor yakni penyaluran sarana produksi yang tidak merata oleh pemerintah setempat, keterbatasan petani dalam mengadakan sarana produksi yang disebabkan oleh keterbatasan modal, adanya hama dan kotoran yang mengganggu pertumbuhan rumput laut, faktor iklim yang mengganggu proses penjemuran serta harga yang tidak menentu yang didapatkan oleh para petani.
PENDAMPINGAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS APLIKASI DIGITAL DI KELURAHAN GISIKDRONO SEMARANG BARAT Saraswati, Galuh; Gustina Alfa Trisnapradika; Abdul Syukur; Ahmad Zainul Fanani; Lakui Johary
Jurnal Pengabdian Informatika Vol. 2 No. 2 (2024): JUPITA Volume 2 Nomor 2, Februari 2024
Publisher : Jurusan Informatika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelurahan Gisikdrono memiliki 1 bank sampah bernama “KARYA IBU” yang berada di RW 10 yang memiliki pengurus berjumlah 12 orang dan memiliki nasabah sebanyak 97 orang. Bank sampah tersebut merasa kesulitan dalam melakukan pendataan sampah dikarenakan semakin banyaknya jumlah nasabah dan pencatatan masih dilakukan secara manual. Terkadang pengelola dibidang adiministrasi harus mencari data dalam buku batik satu -persatu agar mendapatkan nama nasabah yang dicari selain itu pengelola kesulitan saat mencari record pengambilan tabungan sampah. Untuk menghadapi masalah terbut penulis memperkenalkan aplikasi SIKECIK yang digunakan untuk mengelola data bank sampah meliputi pemilihan sampah, penyetoran sampah, penimbangan sampah serta pencatatan dan hasil sampah yang dapat diakses melalui aplikasi, sehingga para pengelola dapat melakukan manajemen pendataan pengelolaan sampah secara mudah dan nasabah sampah/warga dapat melihat data tabungan sampah secara cepat tanpa harus datang ke bank sampah. Metode yang digunakan adalah ABCD (Asset Based For Community Development) terdiri dari Wawancara Apresiatif, pemetaan potensi masyarakat, Tautan dan Mobilisasi Aset, penyusunan Rencana Aksi dan prioritas kegiatan, Monitoring dan evaluasi. Hasilnya menunjukan bahwa Masyarakat Kelurahan Gisikdrono memahami pentingnya pemanfaatan teknologi untuk pengelolan sampah di wilayahnya. Sebagai kesimpulan, kegiatan ini berhasil memperkenalkan SIKECIK untuk meningkatkan kesadaran akan bijak mengelola sampah
Co-Authors A Zainul Fanani Aan Setiawan Adam Restu Ade Yusupa Adityo Putro Wicaksono Agil Al Idrus Agung Prabowo Ahmad Raksun Ahmad Raksun, Ahmad Ahmad Zainul Fanani Akhmad Khanif Zyen Alawiyah, Desi Altanova Reza Anak Agung Gede Sugianthara Annisa Zikri Robbia Arina Rahma Tika Aris Tri Jaka Harjanta, Aris Tri Asmadi Astri Aristiani Ayu Safitri Melita Ayudya Lestari Baiq Fitri Rahmayanti Baiq Indriana Sukawati Baiq Serena Diva sabatani Baiq Serena Diva Sabatini Baiq Tuluk Parawansa Rahayu Bambang Hendro Sunarminto Candra Putra Pamungkas Catur Supriyanto Daeng Mas'ud Ibrahim Desy Ika Puspitasari Didan Arya Ramadhan DIDIK SANTOSO Diwahana Mutiara Candrasari Hermanto DjaÂ’far Shiddieq Dwi Alya R.R Kurnia Erlita Praha Ardila Putri Fajriyanto Fajriyanto Fathmawati Febriyan Yusaputra Ferniawan, Ferniawan Firman Santoso Fisha Shalsabila Gafaruddin, Abdul Gemma Maya Gustin Ghinayatul Amjad Gustina Alfa Trisnapradika Hadiyatun Najjichah Hafizul Khatomy Hamidatul Aeni Hendro Subagyo Humaira Agustini Ine Fausayana Inggrid Tania Rinaryanto Jamaluddin JAMALUDIN Jami’atul Aulia Junia Efriana Khairuddin - Khairudin Khairudin Lakui Johary Lalu Japa Lalu Raftha Patech Lalu Zulkifli Lina Kurniatun Lukita Yuniati M. Fahmi Khairul Umam M. Tufaila M. Yamin Mahrus Mahrus Mahrus Mariana Ikun RD Pareira Mario Rere Garcia Djaro Masita Mattalatta Mattalatta Miftahul Khairat Mila Mentari Moch Arief Soeleman Mohamad Ilyas Abas Muh Arafatir Al Jarwi Muhammad Danial Ali Yafi Muhammad Khalid Rozani Muhammad Yamin Nanang Riadi Nina Nurraudatul Jannah Nisrina Nisrina Noffiyanti Nugrohotomo Nugrohotomo Nuraeni S Nurhudayati Nurjani Nurlaili Agustin Nurul Hatika Oktaviana Wirnis Agrian Fani parman parman Paulina Prapto Yudono Rabbiyatul Diah Yananda Raudatul Jannah Rian Aprianto Ricardus Anggi Pramunendar Rifqi Aulia Erlangga Rizky Jasahuldia Romi Satria Wahono Sajili, Lalu Alvin Maulana Salbiah Kastari Salsa Dela Asmarini Samtika , Nuning Saraswati, Galuh Setia Budi Sigit Wibowo Sitti Munifah Soemitro Padmowijoto Sofyan Hidayat Sri Tejowulan Suharno Sulakhudin Sulakhudin Suprapedi Suprapedi Susilawati Suwardji Syachruddin Tiara Karantina Tita Syahru Ramdhani Umasih Umasih Umasih Yadi Sumyadi Yeni Susanti Yohannes Panca Mukti Yudira Adhani Yuli Murdianingsih Yuni Kurniasi Zaenal Bachruddin Zelisa Nudia Fitri Zoul Fakar Zulhalifah Zulhalifah