Claim Missing Document
Check
Articles

PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR BERKELANJUTAN PADA PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN MASYARAKAT PESISIR DI DESA KAWITE-WITE KECAMATAN KABAWO KABUPATEN MUNA Musran, Musran; Halim, Halim; Belinda, Siti
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPermukiman pesisir adalah permukiman yang terdiri dari tempat tinggal atau hunian sebagai kawasan permukimanbeserta sarana dan prasarananya, kawasan tempat bekerja, dalam hal ini berupa area alamiah tempat nelayan bekerja yaknilautan dan sarana buatan tempat melakukan kegiatan ekonomi lainnya yang menunjang atau berkaitan dengan kegiatanekonomi. Kawasan permukiman pesisir pada umumnya merupakan kawasan dengan tingkat pelayanan akan pemenuhankebutuhan prasarana dan sarana dasar lingkungan yang sangat terbatas, khususnya keterbatasan untuk memperolehpelayanan sarana air bersih, drainase dan sanitasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan dan menata konseparsitektur berkelanjutan pada penataan permukiman masyarakat pesisir desa Kawitewite sehingga dapat meningkatkankualitas lingkungan. Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif yang dilakukan dengan mengumpulkandata yakni mengumpulkan teori-teori dari berbagai literature, survey lapangan dan studi literatur. Permukiman pesisirdidesain dengan menggunakan pendekatan arsitektur berkelanjutan dan mengambil standar penataan PUPR, yaitubangunan gedung, jalan lingkungan, penyediaan air bersih, drainase lingkungan, pengelolaan air limbah, pengelolaanpersampahan, proteksi kebakaran, dan ruang terbuka hijau.Kata kunci : Berkelanjutan, permukiman pesisir, Kawite-wite.ABSTRACTCoastal settlements are settlements consisting of dwellings or dwellings as residential areas along with their facilitiesand infrastructure, work areas, in this case in the form of natural areas where fishermen work, namely the ocean andartificial facilities where to conduct other economic activities that support or relate to economic activities. Coastalsettlement areas in general are areas with a level of service to meet the needs of infrastructure and basic facilities of theenvironment is very limited, especially limited to obtain services of clean water facilities, drainage and sanitation. Thepurpose of this research is to apply and organize the concept of sustainable architecture in the arrangement of coastalcommunity settlements in Kawitewite village so as to improve the quality of the environment. The discussion method used isa descriptive method that is done by collecting data that collects theories from various literature, field surveys and literstudies.Coastal settlements are designed using a sustainable architectural approach and take pupr structuring standards,namely building buildings, environmental roads, clean water supply, environmental drainage, wastewater management,waste management, fire protection, and green open space.Keywords: Sustainable, coastal settlements, Kawite-wite.
PENERAPAN ARSITEKTUR PERILAKU PADA REDESAIN RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SULAWESI TENGGARA DI KOTA KENDARI Syah, La Ode Muh. Hasan; Halim, Halim; Sjamsu, Arief Saleh
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKRumah sakit jiwa merupakan rumah gila atau rumah / tempat merawat orang gila. Sedangkan fungsi fungsi pelayanan yang tersedia meliputi : fungsi pelayanan medis, fungsi pendidikan/diklat, fungsi penelitian, fungsi kegiatan informasi serta penunjang kegiatan lainya yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau  masyrakat bagi penderita gangguan jiwa, sehingga  mereka dapat menjadi sumber daya manusia yang berdaya guna, individu yang mandiri dan mampu meningkatkan kualitas hidupnya. Rumah sakit jiwa provinsi Sulawsi Tenggara di kota Kendari saat ini merupakan satu-satunya rumah sakit jiwa yang menjadi pusat rujukan, dari tahun ke tahun rumah sakit jiwa ini, telah mengalami peningkatkan pelayanan kesehatan jiwa yang di berikan kepada masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan mereka. Penelitian ini bertujuan sebagai berikut (1) Untuk  merancang  bangunan rumah sakit jiwa provinsi Sulawesi Tenggara di Kendari yang sesuai dengan standar. (2) Untuk menerapkan konsep asritektur perilaku pada penataan ruang rumah sakit jiwa provinsi Sulawesi Tenggara di Kendari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan, yaitu data dikumpulkan sesuai tujuan penelitian. Data diambil dengan studi literatur, pengumpulan data, survey, wawancara dan studi banding. Hasil dari penelitian disimpulkan bahwa lokasi berada di kecamatan Puuwatu kota Kendari. Kebutuhan ruang, besaran ruang, serta kelengkapan bangunan redesain rumah sakit jiwa provinsi Sulawesi Tenggara di Kendari dengan pendekatan arsitektur perilaku, yaitu dengan mengacu pada standar-standar arsitektur bangunan sesuai dengan fungsinya yang dapat memberikan kesan nyaman bagi pengunjung dan pengguna. Selain itu, pengaplikasian bentuk    dan tampilan bangunan yang sesuai fungsi yang diwadahi dengan pertimbangan dan penerapan prinsip-prinsip arsitektur perilaku. Kata kunci : Rumah sakit jiwa, arsitektur perilakuABSTRACTMental hospital is a crazy house or a house / place to care for crazy people. While the functions of the available service functions include: medical service function, education / education function, research function, information function function and other supporting activities organized by the government and / or community for people with mental disorders, so that they can become an efficient human resource, individuals who are independent and able to improve the quality of life. The Sulawsi Tenggara mental hospital in the city of Kendari is currently the only mental hospital that is a referral center, from year to year this mental hospital has experienced mental health services provided to the community with the aim of improving the degree of public health ultimately improving their welfare. This study aims as follows (1) To design a mental hospital building in Southeast Sulawesi province in Kendari that is in accordance with the standards. (2) To apply the concept of behavioral inspector in the spatial planning of a mental hospital in Southeast Sulawesi province in Kendari. This study uses qualitative methods, namely data collected according to the research objectives. Data is collected through literature studies, data collection, surveys, interviews and comparative studies. The results of the study concluded that the location is in the Puuwatu sub-district of the city of Kendari. Space requirements, the amount of space, and the completeness of the building design of the mental hospital in Southeast Sulawesi province in Kendari with a behavioral architecture approach, namely by referring to building architecture standards in accordance with its function that can give a comfortable impression for visitors and users. In addition, the application of the shape and appearance of the building that fits the function is accommodated with consideration and application of the principles of behavioral architecture. Keywords: Mental hospital, behavioral architecture  
PENERAPAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MUNA PADA PUSAT PENGEMBANGAN KREATIFITAS REMAJA DI RAHA Bhakti, Dian Eka; Halim, Halim; Aspin, Aspin
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPetumbuhan penduduk di kota raha khususnya usia remaja mengalami peningkatan di setiap tahunnya yaitu padatahun 2017adalah 21.65 jiwa bila dibandingkan tahun 2016. Akan tetapi tinginya pertumbuhan penduduk usia remajatersebut justru menimbulkan berbagai masalah kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba dansemacamnya menyikapi hal tersebut berbagai upaya telah di lakukan oleh pemerintah dan masyarakat berupa pembinaanmental dan spiritual maupun penyediaan sarana prasarana peningkatan kreatifitas remaja yang diharapkan dapat mengatasikecenderungan negatif di kalangan remaja di perkotaan. Penelitian ini ditujukan sebagai berikut (1) Untuk merencanakanpusat pengembangan kreatifitas remaja yang memiliki fasilitas yang mampu mewadahi segala aktifitas pengunjung (2)Untuk merencanakan pusat pengembangan kreatifitas remaja yang sesuai dengan prinsip arsitektur tradisonal muna.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan, yaitu data dikumpulkan sesuai tujuan penelitian. Data diambildengan studi literatur, pengumpulan data, survey, wawancara dan studi banding. Hasil dari penelitian disimpulkan bahwalokasi berada di Kota Raha, sehingga masyarakat khususnya remaja di kabupaten muna dapat dengan mudah menjangkaulokasi tanpa harus memakan waktu dalam perjalanan yang ditempuh. Kegiatan utama dalam perencanaan ini adalahkegiatan yang dilakukan di pusat kreatifitas remaja dengan pendekatan arsitektur tradisional muna berupa fasilitas utamayaitu gedung utama pertunjukkan seni tari, musik, dan drama serta fasilitas penunjang berupa gedung latihan pertunjukkanseni, amphiteater dan ruang terbuka.Kata kunci: Remaja, pusat kreatifitas remaja, tradisional munaABSTRACTPopulation growth in the city of Raha especially in adolescents has increased every year, namely in 2017 is 21.65people when compared to 2016. However, the hihg growth of the teenage population will actually cause various efforts hasbeen done by the government and the community in the form of mental and spiritual guidance as well the provision ofinfrastructure facilities for enhancing youth creativity that is expected to overcome the negative tendencies amongadolescents in urban areas. This study is aimed as follows (1) To plan adolescent creativity development centers that havefacilities that are able to accommodate all visitors activities (2) To plan adolescent creativity development centers that areiaccordance with the principle of traditional virtual architecture. This study uses a qualitative method with data collectedaccording to the purpose of the study. Data is collected through literature studies , data collection, surveys. The results ofthe study concluded that the location is in the City of Raha, so that the community, especially adolescents in themuna district can easily reach the location without having to take time in the journey taken. The main activitiesin this planning are activities carried out at the center of youth creativity with the traditional virtualarchitecture approach in the form of the main facilities namely the main building for dance, music, and dramaperformances as well as supporting facilities in the form of a practice building for performing arts,amphitheater and open space.Keywords :Adolescence, center of youth creativity, traditional muna
PENERAPAN ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI PADA GEDUNG PUSAT PENELITIAN DAN PELATIHAN ILMU KONSTRUKSI DAN TEKNOLOGI BANGUNAN DI KOTA KENDARI Wahyuni, Armila Inny; Halim, Halim; Umar, Muhammad Zakaria
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi dan tapak yang tepat, merencanakan ruang-ruang yangdibutuhkan, serta bagaimana arsitektur dekonstruksi diterapkan pada bangunan.Teknik pengumpulan datayaitu dengan cara dokumentasi dan observasi. Kemudian dilanjutkan dengan analisis data dengan caraidentifikasi, tabulasi data, komparasi, dan interpretasi yang menghasilkan konsep perancangan, gambar kerja,serta maket. Hasil dari penelitian ini berupa bangunan Pusat Penelitian dan Pelatihan Ilmu Konstruksi danTeknologi Bangunan yang memfasilitasi kegiatan terkait sesuai kebutuhan pengguna, dengan lokasi yangtepat dan penerapan prinsip-prinsip Arsitektur Dekonstruksi pada tampilannya. Sehingga dengan adanyabangunan ini dapat menunjang keberhasilan pemerintah dan masyarakat terkait dalam menghasilkan tenagakerja yang tersertifikasi serta pengembangan ilmu konstruksi dan teknologi bangunan di Kota KendariKata kunci: Penelitian, ilmu konstruksi, arsitektur dekonstruksi.ABSTRACTThe purpose of this research is to determine the exact location and site, plan the required spaces, and howthe deconstruction architecture is applied to the building. Data obtained by documentation and observation.Then proceed with data analysis with identification, data tabulation, comparison, and interpretation thatproduce design concepts, shop drawings, and models. The result of this research is the building design of theConstruction Science and Building Technology Research and Training Center which facilitates activitiesrelated to the proper location and the application of architectural deconstruction to the visuals of thebuilding. So, this building can support the success of the government and the community involved inproducing a certified workforce and the development of construction science and building technology inKendari City.Keywords: Research, construction science, desconstruction architecture
PENERAPAN ARSITEKTUR EKSPRESIONISME PADA PERENCANAAN GALERI SENI DI KOTA KENDARI Jurisno, Retno; Halim, Halim; Ihksan, Ainussalbi Al
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini yang pertama yaitu untuk merencanakan desain bangunan yang dapat mewadahi kegiatangaleri seni di kota Kendari. Kedua, untuk mewujudkan penerapan prinsip-prinsip Arsitektur Ekspresionisme padaperancangan galeri seni di kota Kendari. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu model penelitiankualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurutpandangan manusia yang diteliti. Lokasi tapak tapak terletak di kiota kendari tepatnya di kecamatan kadia,antara jalan antero hamra dan jalan brigjen m. Yunus by pass degan luas lahan ±2,8 ha. Desain perancangan fisikGedung Galeri Seni Di Kota Dengan Pendekatan Arsitektur Ekspresionisme merupakan gedung yang berfungsi utamanyasebagai pusat pameran karya seni yang mampu meberikan hiburan tersendiri bagi penikmat seni, dapat dilihat dari bentukdasar bangunan eksplorasi lengkung pada bangunan (filosofi: uniformal-abstrak, imajinatif-ilusif, psikologis-emosi).Merepresentasikan ide ruang yang komunikatif dan menampilkan suasana ruang yang ekspresif ( pengalaman ruang ).Kata Kunci :Galeri, Seni, Arsitektur Ekspresionisme.ABSTRACTThe first objective of this research is to plan a building design that can accommodate art gallery activities in the cityof Kendari. Second, to realize the application of the principles of Expressionism Architecture in the design of art galleriesin the city of Kendari. The method used in this research is a qualitative research model. Qualitative research aims to obtaina complete picture of something according to the human perspective being studied. The location of the tread is located inKiota Kendari to be precise in Kadia sub-district, between the antero Hamra road and Jalan Brigjen M. Yunus by passwith a land area of ± 2.8 ha. The physical design design of the City Art Gallery Building with an ExpressionistArchitectural Approach is a building that functions primarily as a center for art exhibition that can provide its ownentertainment for art lovers, it can be seen from the basic form of the building's curved exploration of the building(philosophy: uniformal-abstract, imaginative- illusive, psychological-emotional). Represents a communicative space ideaand displays an expressive spatial atmosphere (spatial experience).Keywords: Galleries, Art, Architectural Expressionism.
PENERAPAN KONSEP EKOWISATA PADA KAWASAN WISATA PANTAI TORONIPA DI KABUPATEN KONAWE Wijaya, Laode Herman; Halim, Halim; Rosyidah, Sitti
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK  Prospek perkembangan pariwisata di Indonesia diprediksi semakin baik. Hal ini sebabkan banyaknya kampanye dan promosi. Obyek wisata yang dikembangkan oleh pemerintah di Sulawesi Tenggara cukup banyak. Salah satunya adalah wisata pantai Toronipa. Kawasan wisata pantai Toronipa memiliki kelemahan seperti penataan zonasi kurang optimal, sarana dan prasarana belum memadai. Penelitian ini ditujukan untuk mengolah tapak, merencanakan fasilitas penunjang dan merencanakan bangunan sesuai dengan konsep ekowisata. Penelitian ini menggunakan metode Grounded Theory dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini disimpulkan bahwa pada kawasan dibagi menjadi 3 zona. Zona-zona tersebut adalah zona inti, zona penyangga, zona pemanfaatan, dan menyedikan berbagai fasilitas penunjang seperti hunian, toko souvenir, dermaga wisata, area tracking bukit, flying fox tower, area pembibitan mangrove, restoran, plaza. Desain fisik bangunan sebagian besar merupakan bentuk panggung hal ini ditujukan untuk mencegah kerusakan tanah dan memaksimalkan penghawaan alami. Kata Kunci: Wisata, pantai, toronipa. ABSTRACT       The prospect of tourism development in Indonesia is predicted to be better. This is due to the number of campaigns and promotions. Tourism objects developed by the government in Southeast Sulawesi are quite a lot. One of them is the Toronipa beach tour. Toronipa beach tourism area has disadvantages such as less optimal zoning arrangement, inadequate facilities and infrastructure. This research is intended to process sites, plan supporting facilities and plan buildings in accordance with the concept of ecotourism. This study uses the Grounded Theory method with a qualitative approach. This study concluded that the area was divided into 3 zones. These zones are the core zone, buffer zone, utilization zone, and provide various supporting facilities such as residential, souvenir shops, tourist docks, hill tracking area, flying fox tower, mangrove nursery area, restaurant, plaza. The physical design of the building is largely a form of stage, which is intended to prevent soil damage and maximize natural ventilation. Keywords: tourism, beach, Toronipa.
PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR MODERN PADA KANTOR DEWAN PERWAKI-LAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KABUPATEN MUNA BARAT DI LAWORO Dzuliyani, Wa Ode; Halim, Halim; Al Ikhsan, Ainussalbi
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan unsur dari pemerintah daerah yang susunannya mencerminkan perwakilan dari seluruh rakyat daerah yang bersama kepala daerah, lembaga ini menjalankan tugas dan  wewenang pemerintah daerah dibidang legislatif dan beranggotakan wakil-wakil dari organisasi peserta pemilu. Kantor Dewan Perwakilan Rakyat ( DPRD ) merupakan sarana gedung pemerintahan yang sangat dibutuhkan dalam susunan demokrasi. Untuk itu di butuhkan sebuah rancangan kantor DPRD  untuk mewadahi semua aspirasi masyarakat serta meningkatkan mutu kerja para anggota dewan tanpa harus mengesampingkan  kebutuhan masyarakat dalam tatanan demokrasi berbangsa dan bernegara di lingkungan pemerintahan kabupaten Muna Barat. Rancangan dilakukan dengan metode pengumpulan data lapangan melalui wawancara tidak terstruktur serta studi pustaka. Kemudian dilanjutkan dengan analisis data yang menghasilkan konsep perancangan serta maket. Selain dengan kesesuaian lokasi Pendekatan Arsitektur Modern diterapkan dalam   Perencanaan Kantor DPRD Muna Barat ini diadopsi dari sifat lembaga DPRD yang terbuka dan sederhana dalam pelayanan terhadap rakyat. Dalam arsitektur dapat diterapkan penggunaan bentuk-bentuk sederhana (kotak, lingkaran, segitiga), tidak banyak detil-detil, penggunaan bahan ringan/pabrikasi yang berdasarkan ciri-ciri arsitektur modern yang antara lain penggunaan bentuk sederhana, tanpa ornamen, penggunaan 8 elemen kaca dan penggunaan bahan pabrikasi Kata kunci: Arsitektur Modern, Kantor Dewan Perakilan Rakyat Daerah ABSTRACTDPRD is an element of the regional government whose composition reflects the representation of all  regional people, who together with the regional government carry out the duties and authority  in the legislative field and and consist of representatives from Pemilu participating organizations. DPRD office is a government building facility that very much needed in the democratic structure of the government Muna Barat regency. Therefore, a design is needed to accommodates all aspirations of the community and to improves the work   quality of the members without having to ignore the community's needs in the democratic government of Muna Barat district. The design was carried out by the method of field data collection through  unstructured interviews and literature studies. Then proceed with the analysis of data that produces the design concept and mockups. Modern architectural approach is applied in the Muna Barat DPRD Office Planning it adopts from the nature of DPRD institution that opened and simple. In architecture it can be applied by use a simple shapes (boxes, circles, triangles), not many details, the use of lightweight materials / fabrication based on the characteristics of modern architecture which include the use of simple forms, without ornamentation, the use of 8 glass elements, the use of fabricated materials. Keywords: Architecture, DPRD Office
PENGARUH FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Halim, Halim; F.S, Rembon; Resman, Resman
AgriPeat Vol. 21 No. 01 (2020): JURNAL AGRIPEAT VOLUME 21 NOMOR 01, MARET 2020
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study was aimed to determine the effect of arbuscular mycorrhizal fungi and liquid organic fertilizer on the growth and yield of peanut. This research was used the randomized block design (RBD) in factorial pattern with two factor i.e.: the first factor are the doses of the Arbuscular mycorrhiza fungi (AMF) (M) with three levels: without FMA propagules (M0), FMA propagules 20 g/planting hole (M1), FMA propagules 40 g/planting hole (M2) and the second factor are doses of liquid organic fertilizer (LOF) (P) with three levels: without LOF (P0), LOF 50 ml/L water) (P1), LOF 100 m /L water) (P2). The variables observed in this study were: plant height measured at 14, 28, 42, 49 Days after Planting (DAP), number of nodules, seed weight, and dry seed production (ton ha-1). The results showed that the application of liquid organic fertilizer 50 ml/ L water (P1) gave the best plant height as 39.87 cm. Application of a combination of liquid organic fertilizer 100 ml/L water with mycorrhizal fungi dose 40 g/planting hole (P2M2) is the highest average dry seed production as 5.47 tons ha-1.
Efektivitas Pupuk Bokashi dan Beberapa Ekotipe terhadap Pertumbuhan Kacang Tanah pada Lahan Kering di Kecamatan Baito Kabupaten Konawe Selatan Yahya, Suyati; Ray Sadimantara, I Gusti; Rahni, Nini Mila; Sabaruddin, Laode; Halim, Halim
Berkala Penelitian Agronomi Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v8i1.12789

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara ekotipe kacang tanah lokal Muna dan pupuk bokashi terhadap pertumbuhan kacang tanah pada lahan kering di Kecamatan Baito Kabupaten Konawe Selatan.Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Baito, Kabupaten Konawe Selatan.Analisis  laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari. Penelitian ini berlangsung pada Bulan Februari sampai Bulan April 2019.Rancangan yang digunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dua faktor yaitu faktor pertama adalah ekotipe kacang tanah dan faktor kedua adalah pupuk bokashi.Parameter yang diamati yaitu laju tumbuh relatif, indeks luas daun dan laju asimilasi bersih.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh interaksi antara ekotipe kacang tanah lokal Muna dan pupuk bokashi terhadap laju tumbuh relatif umur 49-56 HST, indeks luas daun pada umur 49-56 HST dan laju asimilasi bersih umur 35-56 HST. Kata kunci : ekotipe kacang tanah lokal muna, pupuk bokashi.
Perencanaan Gedung Kesenian dengan Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular di Kabupaten Muna Marwan, La Ode; Halim, Halim; Alikhsan, Ainusalbi
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKabupaten Muna memiliki visi pemerintahan yang berfungsi untuk terwujudnya daerah sebagai pusatperekonomian dan kebudayaan suku Muna dengan tagline pariwisata Mai Tewuna. Oleh karena itu dibutuhkan tempatuntuk fasilitas menampung potensi daerah berdasarkan tata nilai budaya, menampung kegiatan pengembangan danpelestarian budaya sebagai bagian dari wujud pusat kebudayaan kabupaten Muna. Keanekaragaman kesenian sukuMuna dapat di jadikan sebagai obyek wisata budaya. Namun, di era globalisasi ini pelaksanaan kegiatan-kegiatankesenian tersebut telah jarang di temukan. Generasi-generasi penerus secara perlahan mulai melupakan keseniandaerahnya sendiri. Hal ini disebabkan karena pementasan tradisi kesenian suku Muna tidak di lakukan secaramenyeluruh dan kurang terdata dengan baik. Selain itu infrastruktur maupun wadah yang dapat memfasilitasimasyarakat terutama generasi muda untuk mempelajari, Memahami dan mengembangkan kebudayaan Munacenderung belum ada. Sehingga implementasi dari pelestarian kesenian suku Muna terhadap generasi penerus tidakberjalan dengan optimal. Selain itu, Dalam konteks perwujudan arsitektural, bentuk bangunan diupayakan tampilsebagai ekspresi budaya masyarakat setempat. bukan saja yang menyangkut fisik bangunannya, tetapi juga semangatdan jiwa yang terkandung di dalamnya. Bangunan tradisional sebagai ekspresi budaya tidak hanya sekedar menyusunelemen-elemen material bangunan menjadi bangunan secara utuh, akan tetapi arsitektur juga berperan padapembentukan ruang-ruang sosial dan simbolik, sebuah “ruang” menjadi cerminan dari perancang dan masyarakat yangtinggal di dalamnya. Tujuan rancangan ini adalah untuk perencanaan Gedung kesenian dengan pendekatan arsitekturNeo-Vernakular di Kabupaten Muna yang dapat mewadahi seluruh aktivitas yang akan berlangsung di dalamnya.Rancangan dilakukan dengan Metode deskriptif, yaitu menceritakan atau menerangkan data-data mengenai masalahperencanaan dan analisa komparatif yaitu mengumpulkan data-data melalui studi perbandingan dengan sarana-saranasejenis. Rancangan bangunan dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal antara lain; kesesuaian dengan fungsibangunan sebagai fasilitas kegiatan perdagangan yang terbuka, bersifat umum, fleksibel dan dinamis, karakter dan citrabangunan modern yang ingin ditampilkan, unsur-unsur arsitektural (skala, proporsi, ritme, kesatuan dankeseimbangan). Hasil dari penelitian ini berupa konsep dan desain bangunan.Kata kunci: Gedung Kesenian, Arsitektur Neo-VernakularABSTRACTMuna Regency has a government vision that functions to realize the region as an economic and cultural center forthe Muna tribe with the tourism tagline Mai Tewuna. Therefore, a place is needed for facilities to accommodateregional potential based on cultural values, to accommodate cultural development and preservation activities as partof the form of the cultural center of Muna Regency. The diversity of art of the Muna tribe can be used as a culturaltourism object. However, in this era of globalization, the implementation of these artistic activities has rarely beenfound. The next generations slowly began to forget their own local arts. This is because the performance of the Munatribal art tradition is not carried out thoroughly and is not properly recorded. In addition, the infrastructure andfacilities that can facilitate the community, especially the younger generation, to learn, understand and develop Munaculture tend to not exist. So that the implementation of the preservation of the Muna tribal art for the next generationdoes not run optimally. In addition, in the context of architectural embodiment, the form of the building is sought toappear as an expression of the culture of the local community. not only regarding the physical building, but also thespirit and soul contained in it. Traditional buildings as cultural expressions are not only composed of buildingmaterial elements into a complete building, but architecture also plays a role in the formation of social and symbolicspaces, a "space" being a reflection of the designer and the people who live in it. The purpose of this design is to planan art building with a Neo-Vernacular architectural approach in Muna Regency which can accommodate all theactivities that will take place in it. The design is carried out using a descriptive method, which is to tell or explain dataon planning problems and comparative analysis, namely to collect data through comparative studies with similarmeans. The building design is carried out by considering the following things; conformity with the function of thebuilding as a facility for open, general, flexible and dynamic trade activities, the character and image of the modernbuilding to be displayed, architectural elements (scale, proportion, rhythm, unity and balance). The results of thisstudy are in the form of building concepts and designs.Keywords: Art Building, Neo-Vernacular Architecture
Co-Authors AA Sudharmawan, AA achmad, Helmy kahar Ahmad, Syarif Akhyar Ali Alam Tauhid Syukur, Alam Tauhid Alikhsan, Ainusalbi Amin, Muhtar Amir Imbaruddin, Amir Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Andi Muhammad Ishak Ismail ANDI NURMAS, ANDI Andira, Tri Susanti Resqi Arbiyanti, Arbiyanti ARMAN FASLIH, ARMAN Asniah Asniah Aspin Aspin, Aspin Azwar Anas Basrudin, Basrudin Bhakti, Dian Eka Cece Suriani Ismail, Cece Suriani Dedi Hadian Dzuliyani, Wa Ode Efyanti, Yasni F.S, Rembon Fachruzzaki, Fachruzzaki Fransiscus S. Rembon Gina Lucita, Gina Gusti Ayu Kade Sutariati Halili Halili Hidayat, Ihsan Ikhsan, Ainussalbi Al Indra, La Irawan Irawan John Gamara Tangke, John Gamara Jumadil Nangi, Jumadil Jurisno, Retno Karim, M La Karimuna La Ode Alirman Afu, La Ode Alirman Laode Muhamad Tajidun Laode Sabaruddin Latue, Philia C Makmur Jaya Arma Marfi, Waode Ernawati Marwan, La Ode Mudinillah, Adam Muhammad Basri Muhammad Zakaria Umar, Muhammad Zakaria Muhidin Muhidin Musran, Musran Muzuni, Muzuni Natalis Ransi, Natalis Nelly Patria NERU SATRAH, VIT Nini Mila Rahni Nur Salam Nurjati, Nunung Oktarina, Karlini Prasetia Wiguna, I Kadek Pande Prianggoro, Bimo Adi Rachmawati Hasid Rahmasari, Winda Rahmayuni Rahmayuni, Rahmayuni Rajani, La Mbeli Rakuasa, Heinrich Ray Sadimantara, I Gusti Rembon, F. S. Resman, Resman Resman, Resman Rifai, Ahmat Rina Lestari Robiatul Adawiah, Robiatul Rohana Thahier, Rohana Rufendi, M Ruslang, Ruslang Ruslin Hadanu Safiuddin, Darul Jalal Samsaifil Samsaifil SARAWA MAMMA, SARAWA Satrah, Vit Neru Segbert, Devitha Putri Siti Belinda, Siti SITTI ROSYIDAH, SITTI Sjamsu, Arief Saleh Syafrul Antoni Syah, La Ode Muh. Hasan Syahria, Nukmatus Tamrin, Usman TERRY PAKKI, TERRY TRESJIA CORINA RAKIAN, TRESJIA CORINA Wahidin Wahidin Wahyuni, Armila Inny Wijaya, Laode Herman Yahya, Suyati Zufriani, Zufriani