Claim Missing Document
Check
Articles

Hubungan antara Persepsi Mahasiswa Terhadap Lingkungan Belajar, Ketersediaan Kasus dan Umpan Balik terhadap Kompetensi Mahasiswa Tahap Profesi FK Unram Susani, Yoga Pamungkas; Sari, Dian Puspita; Widiastuti, Ida Ayu Eka; Lestari, Rina
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Fakultas kedokteran dituntut untuk menghasilkan lulusan dokter berkualitas yang memenuhi standar kompetensi dokter. Lingkungan belajar dalam pembelajaran tahap profesi, yang diketahui berperan penting dalam proses pencapaian kompetensi, memiliki karakter khusus dan berbeda dengan tahap akademik. Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap lingkungan belajar, jum- lah kasus yang dijumpai selama pendidikan klinik, umpan balik yang diterima dengan kompetensi mahasiswa. Metode: metode kuantitatif dengan pengambilan data secara potong lintang dilakukan untuk memeriksa variabel persepsi terhadap lingkungan belajar, kasus, umpan balik dan kompetensi mahasiswa. Sebanyak 120 mahasiswa tahap profesi FK UNRAM melengkapi kuesioner PHEEM dan kuesioner umpan balik, 330 Mini-CEX mahasiswa dan 67 logbook dari bagian Penyakit Dalam, Ilmu Kesehatan Anak, Obstetri dan Ginekologi serta Bedah. Analisis dengan PLS SEM dilakukan untuk menilai hubungan antar variabel. Hasil: dari seluruh data, hanya 24 subjek yang memiliki data yang lengkap untuk seluruh variabel. Dari analisis jalur didapatkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap lingkungan belajar tidak berasosiasi dengan kompetensi (b 0,00, P 0,49), sedangkan ketersediaan kasus dan umpan balik berasosiasi positif dengan kompetensi (berturut-turut b 0,50, P < 0,01; b 0,46, P < 0,01). Dalam model ini, kompetensi mahasiswa dapat dijelaskan sebesar 46% (R2). Kesimpulan: ketersediaan kasus dan umpan balik sangat penting dalam mendukung pencapaian mahasiswa. Meskipun persepsi mahasiswa terhadap lingkungan belajar klinik belum terbukti berpengaruh langsung terhadap kompetensi, namun sangat dimungkinkan berpengaruh tidak langsung dengan dimediasi oleh variabel partisipasi mahasiswa. Penelitian selanjutnya perlu mengeksplorasi peran variabel partisipasi dalam model. Katakunci lingkungan belajar klinik, jumlah kasus, jenis kasus, kompetensi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Tinitus di RSUD Provinsi NTB Primaditha, Dara; Kadriyan, Hamsu; Widiastuti, Ida Ayu Eka
Jurnal Kedokteran Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Based on previous studies in Asia, the incidence of tinnitus was about 10.9%. Tinnitus shows a close association with psychological and social disorders and leads to a decline in quality of life. Most patients complain of sleep disorders, anxiety, and even depression. There are several factors that allegedly affect the quality of life of tinnitus patients such as age, sex and location of tinnitus. This study aims to prove the influence of these factors on the quality of life of tinnitus patients. Method: This is an analytic descriptive research with cross sectional design. The sample of this study was 37 patients tinitus who visited the ENT outpatient clinic of NTB Provincial Hospital that has met the inclusion and exclusion criteria. The respondents then filled out the Tinnitus Handicap Inventory (THI) questionnaire. The data obtained are then tested for validity and reliability, followed by Mann-Withney and Kruskall-Wallis tests to determine the effect of age, sex, and tinnitus on quality of life. Results: Based on the THI score, 86.8% of tinnitus patients experienced quality of life disorders of varying degrees. From the analysis of data about the effect of age on the quality of life, p = 0.957 (p> 0,05) means that there is no difference in the quality of life of tinnitus patients in all four age groups. The test results on the sex variables gave p = 0.430 (p> 0,05), this also means there is no difference in quality of life between men and women. The test of tinnitus location variable gives p value = 0,631 (p> 0,05). This means there is no difference in the quality of life between patients with bilateral and unilateral tinnitus. Conclusion: The quality of life of tinnitus patients is not affected by age, sex, and location of tinnitus.
PERBANDINGANEFEKPEMBERIANAIR KELAPA MUDADAN AIR PUTIHTERHADAPKECEPATANPEMULIHAN DENYUT NADIPADA PEMAIN FUTSAL FK UNRAM Widiastuti, Ida Ayu Eka; Wiguna, Putu Aditya
Jurnal Kedokteran Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In physical activities, oxygen consumption, heart rate, body temperature and chemical compound in human body will alter transformation. Indirect method to measure workload can be done by measuring pulse during activities. Fluid loss in activities can be replaced by administering fluid that have good rehydration effect, among those are coconut water and drinking water. The aim of this study is to compare the effect of coconut water and drinking water consumption on pulse recovery time after exercise. This experimental study was conducted with randomized pre and posttest group design. Subject of this study is Mataram University Faculty of Medicine futsal team. Fourteen subjects were divided into two groups, each group consist of seven individuals. Coconut water was given to group 1 and drinking water was given to group 2 after treadmill exercise using Bruce Protocol for 15 minutes. The data were analyzed by using MannWhitney Test. Pulse recovery time average of group 1 that consumes coconut water was 157, 29 seconds or 2 minutes 62 seconds, while group 2 that consumes drinking water average was 282,86 seconds or 4 minutes 71 seconds. Mann-Whitney analysis shows that pulse recovery times after treadmill exercise were not significantly different (p > 0.05).Pulse recovery time average on group that consumed coconut water were better (28.5%) than group that consumed drinking water, but were not significantly different (p > 0.05). Keywords :Treadmill exercise, recovery time, coconut water, drinking water, futsal player
HUBUNGAN FAKTOR PENCETUS STRES DENGAN SKOR DISTRESS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM Azra, Abdi Azhim Zauli; Widiastuti, Ida Ayu Eka; Cenderadewi, Muthia
Jurnal Kedokteran Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Stres merupakan masalah umum yang dapat memberikan dampak negatif jika tidak ditangani secara tepat. Setiap individu pasti pernah merasakan stres, tidak terkecuali bagi mahasiswa kedokteran. Mahasiswa kedokteran cenderung rentan terhadap stres, karena dituntut memiliki wawasan/pengetahuan luas, keterampilan dan sikap profesional. Tuntutan tersebut menjadi tekanan bagi mahasiswa sehingga dapat menyebabkan stres, khususnya stres dalam bentuk negatif atau distress. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor pencetus stres dengan skor distress mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Metode: Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Sampel yang digunakan adalah semua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram tahap pra sarjana (n=225). Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner K10 dan MSSQ. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis bivariat menggunakan metode uji Spearman, dan analisis multivariat menggunakan uji regresi liniear berganda untuk mengetahui pengaruh faktor pencetus stres dengan skor distress mahasiswa. Hasil: Hasil analisis multivariat menunjukan bahwa faktor pencetus stres memiliki hubungan dengan skor distress pada mahasiswa kedokteran, dengan variabel ARS (Academic Related Stressor) sebagai variabel yang paling berpengaruh. Berdasarkan hasil uji ANOVA, nilai p yang didapatkan adalah 0,000. Nilai Adjusted R2 yang didapatkan adalah 0,66, hal ini menunjukan bahwa persamaan yang didapatkan mempunyai diskriminasi yang baik. Kesimpulan: Variabel ARS adalah varibel yang paling berpengaruh pada hubungan faktor pencetus stres dengan skor distresss mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Kata kunci: Faktor pencetus stres, skor distress, mahasiswa kedokteran.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM Putra, Ryan Prasdinar Pratama; Widiastuti, Ida Ayu Eka; Affarah, Wahyu Sulistya
Jurnal Kedokteran Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Stres merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dunia pendidikan, khususnya pendidikan kedokteran. Berbagai faktor dapat menjadi penyebab stres, baik faktor akademis maupun non akademis. Stres dapat memberikan efek negatif pada fungsi kognitif dan belajar mahasiswa. Jadi, semakin tinggi tingkat stres, maka semakin tinggi efek negatif yang ditimbulkan yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram tahap preklinik yang memenuhi kriteria inklusi. Data penelitian yang diambil merupakan data primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner K10 dan data sekunder yang diperoleh dari dokumen akademik Fakultas Kedokteran Universitas Mataram yang berupa nilai ujian tulis utama blok. Analisis statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan prestasi belajar. Hasil: Hasil uji korelasi Spearman didapatkan bahwa nilai signifikansi (p) adalah 0,004 yang membuktikan bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dengan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, dengan nilai kekuatan hubungan antar variabel terbilang sangat lemah (r=-0,192). Arah hubungan yang negatif berarti bahwa semakin tinggi tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa, maka semakin rendah prestasi belajar yang diraih. Simpulan: Terdapat hubungan antara tingkat stres dengan prestasi belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Kata kunci: Tingkat Stres, Prestasi Belajar, Mahasiswa Kedokteran.
PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN AIR PUTIH DAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN DENYUT NADI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM Putra, Kadek Soga Prayaditya; Widiastuti, Ida Ayu Eka; Wiguna, Putu Aditya
Jurnal Kedokteran Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Saat melakukan latihan fisik terjadi peningkatan produksi keringat.Selama berkeringat tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit. Minuman isotonik adalah minuman dengan konsentrasi yang sama dengan cairan tubuh, sehingga dapat dengan cepat menggantikan kehilangan cairan dan elektrolit tubuh setelah beraktivitas. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan efek pemberian air putih dan minuman isotonik terhadap kecepatan pemulihan denyut nadi. Metode:Rancangan penelitian ini adalah eksperimental pretest and posttest group design.Subjek penelitian adalah 25 orang Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram,yang dipilih secarasimple random sampling. Sebelum melakukan latihan treadmill menggunakan protokol Bruce modifikasi selama 15 menit, subjek diberikan air putih dan minuman isotonik. Rentang waktu antara pemberian air putih dan minuman isotonik adalah 2 hari. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa rerata kecepatan pemulihan denyut nadi setelah pemberian air putih adalah 6,16 menit dan minuman isotonik adalah 4, 04 menit. Hasil uji rerata beda kecepatan pemulihan denyut nadi dengan metode Wilcoxon diperoleh hasil p < 0,05. Simpulan: Rerata kecepatan pemulihan denyut nadi setelah pemberian minuman isotonik lebih cepat jika dibandingkan dengan kecepatan pemulihan denyut nadi setelah pemberian air putih. Terdapat perbedaan bermakna efek pemberian air putih dan minuman isotonik terhadap rerata kecepatan pemulihan denyut nadi (p < 0,05). Kata Kunci: Latihan treadmill, kecepatan pemulihan denyut nadi, minuman isotonik, air putih, protokol Bruce modifikasi
"Dry Lab" Metode Simulasi Laboratorium Menggunakan Komputer pada Praktikum Spirometri Widiastuti, Ida Ayu Eka; Sari, Dian Puspita; Noviyani, Ni Made Reditya
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Praktikum spirometri merupakan salah satu metode yang dipergunakan untuk menambah pemahaman mahasiswa tentang fisiologi respirasi, yang dalam pelaksanaannya membutuhkan beberapa persiapan, mulai dari peralatan sampai orang coba dengan persyaratan tertentu, yang terkadang sulit terpenuhi sesuai dengan kriteria/kondisi yang diharapkan. Salah satu metode praktikum yang berkembang saat ini adalah metode “dry lab,” yaitu metode yang memanfaatkan perangkat lunak (software). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode dry lab dibandingkan metode konvensional serta untuk mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa terhadap metode dry lab. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan randomized pretest and posttest group design. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Tahun Ajaran 2014/2015 yang telah menempuh Blok VI (Sirkulasi dan Distribusi) yang memenuhi kriteria penelitian. Subjek penelitian berjumlah 60 orang, dibagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok 1 dan 2. Pada tahap I, kelompok 1 melakukan praktikum spirometri dengan menggunakan metode dry lab dengan perangkat lunak PhysioEx 9.1 dan kelompok 2, menggunakan metode konvensional dengan alat spirometer digital. Pada tahap II, dilakukan pertukaran, kelompok 1 melakukan praktikum konvensional dan kelompok 2 praktikum metode “dry lab”. Data, berupa nilai pretest dan posttest yang diperoleh pada tahap I dianalisis dengan Uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. Seluruh responden mengisi kuesioner kepuasan terhadap metode “dry lab”. Hasil: Hasil penelitian diperoleh bahwa rerata beda nilai pretest dan posttest pada masing-masing kelompok berbeda bermakna, (p < 0,05), dengan rerata peningkatan nilai pada kelompok 1 sebanyak 4,2 (75,9%) sedangkan pada kelompok 2 sebanyak 2,8 (40,7%). Tidak ada perbedaan bermakna antara nilai kelompok perlakuan yang menggunakan metode dry lab dan nilai kelompok perlakuan yang menggunakan metode konvensional (p > 0,05). Metode praktikum spirometri dengan metode “dry lab” maupun metode konvensional meningkatkan capaian nilai responden. Kesimpulan: Metode “dry lab” tidak lebih baik dalam meningkatkan capaian nilai dibandingkan metode konvensional.
Efek Pemberian Jus Tomat terhadap Kecepatan Pemulihan Denyut Nadi pada Mahasiswa Medical Sports Club Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Widiastuti, Ida Ayu Eka; Wiguna, Putu Aditya; Buanayuda, Gede Wira
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 3 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Dalam suatu aktivitas fisik, manusia akan menghasilkan perubahan dalam konsumsi oksigen, heart rate, temperatur tubuh dan perubahan senyawa kimia dalam tubuh dan untuk menilai beban kerja yang dapat dilakukan dengan metode pengukuran tidak langsung yaitu dengan menghitung denyut nadi selama aktivitas. Pada saat melakukan aktivitas fisik/berolahraga terjadi peningkatan kebutuhan oksigen akibat peningkatan metabolisme tubuh 10-20 kali lipat untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat. Peningkatan pemakaian oksigen ini akan meningkatkan pula produksi dari radikal oksigen yang dapat menimbulkan stress oksidatif. Lycopene, yang banyak terkandung dalam buah tomat merupakan antioksidan yang potensial dalam melawan radikal oksigen yang meningkat dalam tubuh pada saat berolahaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari pemberian jus tomat terhadap kecepatan pemulihan denyut nadi pada mahasiswa Medical Sports Club Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram yang tergabung dalam UKF Medical Sports Club (MSC), yang berjumlah 19 orang. Subjek memperoleh 2 macam perlakuan; perlakuan 1 diberi minum air putih dan perlakuan 2 diberi minum jus tomat, yang diberikan 30 menit sebelum melakukan latihan treadmill dengan menggunakan protokol Bruce yang dimodifikasi selama 15 menit. Jarak antara kedua perlakuan adalah 2 hari. Data dianalisis dengan menggunakan uji t berpasangan. Hasil: Rerata kecepatan pemulihan denyut nadi pada perlakuan 1 adalah pada menit ke 6,16 sedangkan pada perlakuan 2 adalah pada menit ke 4,26. Hasil analisis dengan uji t berpasangan menunjukkan kecepatan pemulihan denyut nadi setelah latihan treadmill antara perlakuan 1 dan 2berbeda bermakna (p<0,05). Kesimpulan: Rerata kecepatan pemulihan denyut nadi setelah diberikan jus tomat lebih baik dibandingkan dengan setelah diberikan air putih.
Hubungan Nilai Aktivitas Fisik dengan Kadar Trigliserida dan Kolesterol HDL pada Pegawai Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Widiastuti, Ida Ayu Eka; Irawati, Deasy; Lestarini, Ima Arum
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 4 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Pola hidup masyarakat saat ini cenderung untuk tidak banyak melakukan aktivitas fisik atau sedenter, yang dapat berdampak pada kesehatan dan menjadi salah satu faktor risiko munculnya penyakit degeneratif, seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan sindrom metabolik. Individu sedenter memiliki kadar trigliserida yang lebih tinggi dan HDL yang rendah dibandingkan dengan yang teratur melakukan aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara nilai aktivitas fisik dengan kadar trigliserida dan kolesterol HDL.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode cross sectional. Subjek penelitian adalah Pegawai Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, yang bejumlah 31 orang yang ditetapkan dengan menggunakan metode consecutive sampling. Subjek penelitian mengisi kuesioner International Physical Activity Questionnaire-Short form (IPAQ-S) untuk menghitung nilai aktivitas fisik, selanjutnya dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan kadar trigliserida dan kolesterol HDL. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji korelasi Pearson.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai aktivitas fisik subjek termasuk dalam kategori tinggi (rerata ± SD = 3222,65 ± 3611,23), kadar trigliserida dalam batas normal (rerata ± SD = 116,71 ± 55,73), dan kadar kolesterol HDL berada pada rerata batas bawah (rerata ± SD = 36,13 ± 10,9). Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara nilai aktivitas fisik dengan kadar trigliserida (p=0,699; r = -0,072) dan antara aktivitas fisik dengan kadarkolesterol HDL pada pegawai Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (p=0,522; r = 0,119).Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara nilai aktivitas fisik dengan kadar trigliserida dan kolesterol HDL.
Perbedaan Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol LDL antara Metode Direk dan Indirek dengan Menggunakan Rumus Friedewald pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Rosmala, Ahia Zakira; Asmara, I Gede Yasa; Widiastuti, Ida Ayu Eka
Jurnal Kedokteran Vol 7 No 3 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Metode direk merupakan metode yang akurat dan dapat langsung digunakan untuk pemeriksaan kadar kolesterol LDL. Metode indirek dengan rumus Friedewald merupakan metode yang lebih sering digunakan karena sederhana dan harganya yang lebih murah daripada metode direk. Sering kali dalam suatu penelitian yang menggunakan tikus putih sebagai hewan uji coba. Perlu dibuktikan bahwa perhitungan rumus Friedewald dapat digunakan untuk menghitung kadar kolesterol LDL tikus putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara hasil pengukuran kadar kolesterol LDL antara metode direk dan indirek dengan menggunakan rumus Friedewald pada tikus putih (Rattus norvegicus). Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian belah lintang mempergunakan tikus putih. Sampel darah tikus putih diambil melalui intrakardial. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan hasil pengukuran kadar kolesterol LDL dengan metode direk dan rumus Friedewald. Hasil: Nilai rerata dari hasil pengukuran kolesterol LDL dengan menggunakan metode direk adalah 19,08 ± 6,34 mg/dL dan nilai rerata dengan rumus Friedewald adalah 6,19 ± 3,95 mg/dL. Pada pemeriksaan dengan metode direk didapatkan hasil minimal 10,0 mg/dL dan maksimal 40,0 mg/dL. Adapun hasil minimal dengan rumus Friedewald adalah 1,0 mg/dL dan hasil maksimal 14,0 mg/dL. Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil pengukuran kadar kolesterol LDL antara metode direk dan indirek dengan menggunakan rumus Friedewald (p=0,000; Uji Wilcoxon). Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil pengukuran kadar kolesterol LDL antara metode direk dan indirek dengan menggunakan rumus Friedewald pada tikus putih (Rattus norvegicus).
Co-Authors Abdiman, I Made Tobias Aditya, Kurniawan Afifah, Hanan Anugrah, Pandu Putera Ardiana Ekawanti Ayu, Ni Wayan Citra Azra, Abdi Azhim Zauli Basuki Rahmat Basuki Rahmat Basuki Rahmat Masdi Siduppa Bayu Tirta Dirja Candra Eka Puspitasari Citami, Niko Dananjaya, I Made Dwi Deasy Irawati Decky Aditya Zulkarnaen Dedianto Hidajat Dian Puspita Sari Didit Yudhanto Dini Suryani Dirja, Bayu Tirta Eustachius Hagni Wardoyo Fitri Wulandari Fitria Maesaroh Fitriannisa Faradina Zubaidi GD, Ni Made Saithanya Gede Wira Buanayuda Gede Wira Buanayudha Hamsu Kadriyan Haryanto, Wawan Herpan Syafii Harahap Husnul Marifah I Gede Yasa Asmara Ida Bagus Alit Ida Lestari Harahap Ika Primayanti Ima Arum Lestarini Jessica Paramitha Aritonang Kadek Intan Murti Dewi Kadek Soga Prayaditya Putra, Kadek Soga Prayaditya Karlina, Fairuz Lina Nurbaiti Makbul, Ini Hidayat Muhammad Ghalvan Sahidu Muthia Cenderadewi, Muthia Ni Putu Visty Widhiani Noviyani, Ni Made Reditya Novrita Padauleng Nurhidayati Nurhidayati Nuriastuti, Novera P, Novanda Dila Padauleng, Novrita Primaditha, Dara Priyambodo, Seto Pujiarohman, Pujiarohman Pujiarohman, Pujiarohman Pujiarohman, Pujiarohman Putra, Ryan Prasdinar Pratama Putri, Dyah Ayu Putu Aditya Wiguna Putu Aditya Wiguna Rahmalia, Belynda Rahman, Moch. Aulia Rifana Cholidah Rifana Cholidah Rifana Cholidah Rifana Cholidah Rifana Cholidah Rina Lestari Ristia, Ovia Intan Rosmala, Ahia Zakira Rosmala, Ahia Zakira Saputra, Nurman Sari, Putu Dian Puspita Sari, Putu Suwita Sari, Putu Suwita Sari Seto Priyambodo Seto Priyambodo Siradz, Bayu Firdaus Siti Rahmatul Aini Syafitri, Anna Yulfa Wahyu Sulistya Affarah, Wahyu Sulistya Wardoyo, E. Hagni Wedayani, AA Ayu Niti Yahya, Najla Aulia Yoga Pamungkas Susani Yuniartiningtyas, Pitaloka