Tradisi Ngatir di Desa Luhurjaya, Cipanas, Lebak, Banten, adalah warisan budaya yang menggabungkan nilai Islam dan kearifan lokal. Dilaksanakan dua kali setahun, pada 12 Rabiul Awal dan 15 Sya’ban, tradisi ini menjadi ungkapan syukur atas panen, peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, serta penguat nilai sosial dan spiritual. Kegiatan meliputi doa bersama, tahlilan, dan kenduri, yang mempererat solidaritas dan menghormati leluhur. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi dan living hadis untuk melihat penerapan hadis dalam tradisi ini. Hasilnya, tradisi Ngatir tidak hanya memperkuat hubungan sosial, tetapi juga mewariskan nilai budaya kepada generasi muda. Namun, modernisasi menjadi ancaman bagi kelestariannya, sehingga diperlukan upaya pelestarian melalui pendidikan dan dokumentasi.Kata kunci: Tradisi Ngatir, Living Hadis, Kearifan Lokal