Penggunaan kontrasepsi merupakan bagian penting dalam pengendalian kelahiran dan perencanaan keluarga yang ideal. Namun, dalam praktiknya, keputusan penggunaan kontrasepsi sering kali dibebankan sepenuhnya kepada perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara mendalam bagaimana peran suami dalam proses pemilihan kontrasepsi oleh istri usia subur di Desa Kaleke, Kabupaten Sigi, serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Informan terdiri atas istri usia subur, suami, tenaga kesehatan, dan tokoh masyarakat. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar istri memilih metode kontrasepsi secara mandiri, meskipun terdapat pengaruh tidak langsung dari suami, baik berupa dukungan moral maupun hambatan berupa penolakan terhadap jenis kontrasepsi tertentu. Peran suami cenderung pasif, namun tetap memiliki pengaruh signifikan dalam pengambilan keputusan. Faktor budaya, nilai agama, dan norma sosial turut berkontribusi terhadap rendahnya keterlibatan suami dalam konseling dan pengambilan keputusan bersama. Kendati demikian, penyuluhan dari tenaga kesehatan menjadi kunci dalam meningkatkan keterlibatan dan pemahaman suami. Penelitian ini merekomendasikan perlunya pendekatan edukatif dan partisipatif yang melibatkan suami secara aktif dalam program Keluarga Berencana, serta penguatan peran petugas kesehatan dalam membangun komunikasi pasangan agar pengambilan keputusan terkait kontrasepsi lebih setara dan berbasis kesepakatan bersama.