Claim Missing Document
Check
Articles

Substitusi tepung kedelai hitam pada mie basah untuk penderita hiperkolesterolemia Millah, Shoffyyatul; Anjani, Gemala
Journal of Nutrition College Vol 6, No 2 (2017): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.873 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v6i2.16904

Abstract

Latar Belakang: Hiperkolesterolemia merupakan suatu keadaan dimana kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal. Kedelai hitam memiliki kandungan protein dan antioksidan yang baik untuk penderita hiperolesterolemia dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Pengolahan kedelai hitam menjadi mie diharapkan menjadi makanan alternatif untuk penderita hiperkolesterolemia.Tujuan: Menganalisis aktivitas antioksidan, daya cerna protein, elastisitas dan organoleptik mie basah dengan substitusi tepung kedelai hitam.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap dengan 4 variasi persentase substitusi tepung kedelai hitam (0%, 30%, 40%, dan 50%). Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, daya cerna protein menggunakan metode multienzim in vitro, elastisitas menggunakan metode TPA.Hasil: Kandungan aktivitas antioksidan adalah 8,33 – 37,55%, daya cerna protein 19,67 – 68,18%, dan elastisitas 1,38 – 1,77%. Daya terima yang paling baik baik dari segi warna, aroma, tekstur dan rasa adalah mie dengan substitusi 30%.Simpulan: Substitutisi tepung kedelai hitam sampai dengan persentase 40% meningkatkan kandungan aktivitas antioksidan dan daya cerna protein namun mengalami penurunan pada substitusi 50%. Substitusi tepung kedelai hitam menurunkan elastisitas mie. Mie dengan substitusi kedelai hitam sebesar 40% merupakan perlakuan terbaik.
KELARUTAN VITAMIN D3 (Cholecalciferol) DALAM SISTEM KEFIR SUSU KAMBING Abyyudha, Dany; Widyastuti, Nurmasari; Anjani, Gemala
Journal of Nutrition College Vol 8, No 3 (2019): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.356 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v8i3.25803

Abstract

Latar Belakang : Kefir susu kambing merupakan produk fermentasi yang mengandung banyak bakteri probiotik. Vitamin D3 merupakan fortifikan terbaik dan biasa digunakan pada produk olahan susu,. Info kelarutan diperlukan untuk mengetahui kadar vitamin D3 dari vitamin D3 enkapsulasi dan kefir susu kambing terfortifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui optimasi kelarutan vitamin D3 di dalam susu kambing dan kefir susu kambing.Metode : Penelitian ini termasuk dalam bidang food production dengan metode Quasi Eksperimental Research (Eksperimental Semu) dengan rancangan acak lengkap. Penelitian ini menggunakan fortifikasi vitamin D3 dengan penambahan fortifikan pada jam ke-0 dengan menggunakan metode pelarutan dengan air dan methanol.Hasil : Optimasi kelarutan vitamin D3 terbaca sebesar 600 IU dengan menggunakan metode pelarutan dengan air.Kesimpulan : Fortifikasi vitamin D3 pada sistem susu kambing menghasilkan nilai yang lebih signifikan kefir susu kambing tanpa fortifikasi. Metode pelarutan dengan air menghasilakan vitamin D3 lebih baik daripada metode pelarutan dengan methanol dilihat dari nilai optimasi vitamin D3 terbaca lebih tinggi.
STUDI TENTANG SUSU ALMOND DAN KENTANG SEBAGAI ALTERNATIF MINUMAN FUNGSIONAL UNTUK ANAK AUTIS Nareswara, Anastu Regita; Anjani, Gemala
Journal of Nutrition College Vol 5, No 4 (2016): Oktober
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.08 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i4.16421

Abstract

Latar Belakang: Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah kelainan perkembangan sistem saraf yang diakibatkan oleh faktor hereditas. Gangguan utama pada anak ASD adalah gangguan pencernaan dan metabolisme yang dapat diatasi dengan diet bebas gluten dan bebas casein (BGBC). Susu almond dan kentang adalah minuman fungsional bebas gluten dan bebas casein, yang dapat mengurangi gangguan pada anak ASD.Tujuan: Untuk melakukan optimasi almond dan kentang yang tepat untuk susu bebas kasein yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dan dapat diterima.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental rancangan acak lengkap dengan 4 variasi persentase almond dan kentang. Analisis statistik kadar protein, kadar lemak, kadar serat pangan, kadar kalsium, dan aktivitas antioksidan menggunakan uji One Way ANOVA 95% dengan uji lanjut Tukey. Analisis statistik mutu organoleptik menggunakan uji Friedman dengan uji lanjut Wilcoxon. Hasil: Susu dengan 75% almond memiliki kadar protein tertinggi, yaitu 13,71%, susu dengan 75% almond memiliki kadar lemak tertinggi 10,90%, susu dengan kadar kalsium tertinggi 31,32% adalah susu dengan 100% almond, susu dengan persentase 25% almond memiliki kadar serta larut, serat tak larut, dan aktivitas antioksidan tertinggi, masing-masing 1,66%, 0,85%, dan 68,67%. Susu dengan penambahan 25% kentang memiliki nilai rata- rata organoleptik paling baik (4).Simpulan: Susu dengan 25% kentang paling disukai berdasarkan hasil uji organoleptik. Kadar lemak dan protein susu almond dan kentang sudah sesuai SNI. Kadar kalsium tertinggi pada susu almond dan kentang terdapat pada susu dengan 25% kentang. Kadar serat pangan dan aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada susu dengan penambahan kentang sebanyak 75%.
PENGARUH WAKTU FORTIFIKASI VITAMIN B12 (SIANOKOBALAMIN) DAN VITAMIN D3 (KALSIFEROL) TERHADAP MUTU GIZI KEFIR SUSU KAMBING Mumpuni, Ocka Febrian; Maulana, Reza Achmad; Ayustaningwarno, Fitriyono; Panunggal, Binar; Anjani, Gemala
Journal of Nutrition College Vol 9, No 2 (2020): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.88 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v9i2.27514

Abstract

Latar belakang: Kefir menjadi media fortifikasi zat gizi yang tepat karena memiliki zat enkapsulasi alami yaitu kefiran. Penambahan vitamin B12 dan vitamin D3 untuk mencegah kekurangan vitamin B12 dan D3 pada keadaan resistensi insulin serta meningkatkan mutu gizi kefir susu kambing.Tujuan: Mengetahui adanya pengaruh waktu fortifikasi vitamin B12, vitamin D3 pada mutu gizi kefir susu kambing.Metode: Penelitian ini menggunakan fortifikan vitamin B12 dan D3 dengan penambahan fortifikan pada jam ke-0, ke-6, ke-12, ke-18 dan ke-24.Hasil:Fortifikasi vitamin B12 dan D3 pada kefir susu kambing antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan signifikan beda nyata pada kadar vitamin D3 (p=0,000) kadar protein (p=0,030), dan kadar serat (p=0,000), diikuti hasil konsentrasi pH (p=0,008), diikuti oleh kadar konsentrasi vitamin B12 (p=0,165), viskositas (p=0,646) dan lemak (p=0,265)Simpulan: Fortifikasi vitamin B12 dan D3 pada kefir susu kambing mendapatkan tingkat kadar optimum terjadi pada fortifikasi vitamin B12 dan D3 pada kelompok perlakuan jam ke-12.
ANALISIS MIKROBIOLOGI DAN MUTU GIZI KEFIR SUSU KAMBING BERDASARKAN WAKTU FORTIFIKASI VITAMIN B12 Rahayu, Gita Riski; Maulana, Reza Achmad; Ayustaningwarno, Fitriyono; Panunggal, Binar; Anjani, Gemala
Journal of Nutrition College Vol 9, No 3 (2020): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i3.27515

Abstract

Latar belakang: Susu kambing mempunyai kandungan vitamin B12 rendah dibandingkan susu sapi yaitu 0,065 mg/100 gr. Salah satu cara untuk meningkatkan kandungan vitamin B12 pada susu kambing dengan membuat produk olahan kefir yang difortifikasi vitamin B12. Penambahan vitamin B12 pada kefir didasarkan pada kurfa pertumbuhan bakteri pada kefir.Tujuan: Menganalisis karakteristik mikrobiologi dan mutu gizi kefir susu kambing pada berbagai waktu fortifikasi vitamin B12Metode: Penelitian ini merupakan true experimental dengan rancangan acak lengkap satu faktor, yaitu dengan fortifikasi vitamin B12 pada jam ke-0,6,12,18,34 fermentasi kefir susu kambing. Kandungan vitamin B12 dan protein diuji menggunakan metode spektrofotometri, serat diuji menggunakan metode grafimetri, lemak diuji menggunakan metode babcock, total bakteri asam laktat (BAL) dihitung menggunakan metode Total Plate Count, viskositas diuji menggunakan metode viskometer ostwald, dan derajat keasaman (pH) di ukur menggunakan pH meter.Hasil: Waktu fortifikasi vitamin B12 tidak berdampak signifikan pada kandungan vitamin B12 (p=0,169), kandungan protein (p= 0,343), total BAL (p=0,442). Kandungan vitamin B12 dan total BAL tertinggi pada waktu fortifikasi jam ke-6, kandungan protein tertinggi pada waktu fortifikasi jam ke-6 dan jam ke-12. Selain itu terdapat pengaruh waktu fortifikasi vitamin B12 terhadap kandungan serat (p=0,028), kandungan lemak (p=0,000), viskositas (p=0,007), pH (p=0,045). Kandungan serat tertinggi pada waktu fortifikasi jam ke-24, dan kandungan lemak, viskositas, pH tertinggi pada faktu fortifikasi jam ke-18Simpulan: Waktu fortifikasi vitamin B12 mempengaruhi kandungan serat, lemak, viskositas, dan pH pada kefir susu kambing. Kandungan vitamin B12, protein, dan total bakteri asam laktat tidak dipengaruhi oleh waktu fortifikasi vitamin B12.
ANALISIS ZAT GIZI ES KRIM PISANG BATU (Musa balbisiana colla) SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL PENCEGAH KANKER KOLOREKTAL Juwita, Riza Iska; Syauqy, Ahmad; Anjani, Gemala; Afifah, Diana Nur
Journal of Nutrition College Vol 10, No 1 (2021): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v10i1.27973

Abstract

Latar belakang: Pisang batu merupakan salah satu pangan lokal sumber kalsium dan serat pangan. Es krim dengan substitusi tepung pisang batu dengan kandungan tinggi kalsium dan serat pangan dapat menjadi alternatif pangan fungsional pencegah kanker kolorektal.Tujuan: Mengetahui efek substitusi tepung pisang batu terhadap kandungan gizi yang meliputi kadar protein, lemak, air, abu, serat pangan, dan kalsium es krim pisang batu.Metode: Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan 3 taraf perlakuan, yaitu variasi substitusi tepung pisang batu 0% (N1), 12% (N2), dan 17% (N3) dengan 3 kali pengulangan. Analisis kadar protein menggunakan metode Kjeldahl, kadar lemak menggunakan metode soxhlet, kadar karbohidrat menggunakan metode carbohydrate by difference, kadar air menggunakan metode oven, kadar abu menggunakan metode pengabuan kering, kadar serat pangan dengan metode enzimatik-gravimetri, dan uji kalsium menggunakan uji titrimetrik. Analisis statistik kandungan gizi menggunakan uji one way ANOVA.Hasil: Es krim N2 dengan substitusi tepung pisang batu 12% memiliki kadar kalsium tertinggi diantara semua perlakuan dengan kandungan kalsium 0,73%, protein 3,04%, lemak 5,09%, karbohidrat 39,31%, air 51,25%, abu 1,29%, dan serat pangan 5,96%.Simpulan: Substitusi tepung pisang batu dapat meningkatkan kalsium, kadar lemak, kadar air dan menurunkan kadar abu pada es krim pisang batu.
Komposisi Proksimat, Kandungan Kalsium dan Karakteristik Organoleptik Snack Bar Pisang Raja dan Kacang Kedelai Sebagai Alternatif Makanan Selingan Balita Rohmatul Ummah; Enny Probosari; Gemala Anjani; Diana Nur Afifah
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 37, No 2 (2020)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v37i2.6159

Abstract

ABSTRAK: Asupan gizi makro dan mikro yang tidak terpenuhi dapat meningkatkan risiko terjadinya stunting balita. Makanan selingan perlu diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi balita. Pisang raja dan kacang kedelai mengandung tinggi protein dan kalsium sehingga pembuatan snack bar pisang raja dan kacang kedelai diharapkan menjadi makanan selingan balita dengan kandungan gizi dan karakteristik organoleptik  yang baik. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental rancangan acak lengkap satu faktor dengan perbandingan variasi pisang raja dan kacang kedelai F1(9:1), F2(4:1) dan F3 (7:3). Analisis statistik komposisi proksimat, kandungan kalsium dan karakteristik organoleptik  berdistribusi normal diuji dengan One Way ANOVA serta uji lanjut Duncan dan apabila berdistribusi tidak normal diuji dengan Kruskall-Wallis serta uji lanjut Mann-Whitney. Formula terbaik menggunakan metode De Garmo. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh formulasi pisang raja dan kacang kedelai terhadap kandungan protein, lemak, karbohidrat, air, abu, serat pangan, dan kalsium (p<0,05). Karakteristik organoleptik pada parameter rasa (p=0.028) dan tekstur (p=0.017) juga menunjukan ada perbedaan yang signifikan. Formula snack bar terbaik yang dapat memenuhi kebutuhan makanan selingan pada balita adalah snack bar F2 dengan kandungan lemak 4 g, karbohidrat 18,08 g, serat pangan 3,27 g dan kalsium 617 mg.Kata kunci: kacang kedelai, organoleptik, pisang raja, snack bar, zat giziABSTRACT: Inadequate macro and micronutrients  intake can increase the risk of toddler stunting. A snack needs to be provided to help meet the nutritional needs of toddlers. Banana and soybeans contain high protein and calcium, so that the manufacture of snack bar banana and soybeans is expected to be a snack bar for toddlers with good nutritional content and organoleptic properties. This study was one-factor completely randomized experimental study with ratio banana and soybeans snackbars F1 (9:1), F2 (4:1) and F3 (7:3). Statistic analysis for proximate composition, calcium content and organoleptic properties with normal distribution was tested using one way anova test followed by duncan’s posthoc test and if abnormal distribution was tested using the kruskal wallis test followed by mann-whitney’s posthoc test. The best formulation using De Garmo method. The results showed that there was an influence of the formulation of banana and soybean on the content of proximate and calcium (p<0,05). Organoleptic properties in the parameter of taste (p=0.028) dan texture (p=0.017) showed a significant difference. F2 is the best snack bar formula which contains fat 4 g, carbohydrate 18,08 g, fiber 3,27 g, calcium 617 mg and can meet the nutritional needs of snack foods in toddler.Keywords:  soybeans, organoleptic, banana, snack bar, nutrient
Analisis Kandungan Zat Gizi, Pati Resisten, Indeks Glikemik, Beban Glikemik dan Daya Terima Cookies Tepung Pisang Kepok (Musa paradisiaca) Termodifikasi Enzimatis dan Tepung Kacang Hijau (Vigna radiate) Diana Nur Afifah; Lili Nor Indah Sari; Dwi Ratna Sari; Enny Probosari; Hartanti Sandi Wijayanti; Gemala Anjani
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 9, No 3 (2020): Agustus 2020
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.8148

Abstract

AbstrakUpaya pengendalian diabetes mellitus tipe-2 dapat dikontrol melalui pola makan, salah satunya yaitu dengan modifikasi jenis makanan yang selain memenuhi kebutuhan gizi juga dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Pisang kepok dan kacang hijau memiliki kandungan pati resisten, serat pangan, protein yang cukup tinggi, dan indeks glikemik rendah sehingga dapat digunakan sebagai alternatif bahan pembuatan cookies untuk penderita diabetes mellitus tipe-2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan gizi, pati resisten, indeks glikemik, beban glikemik dan daya terima cookies tepung pisang kepok termodifikasi enzimatis dan tepung kacang hijau. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor dengan perbandingan variasi pisang kepok termodifikasi dan tepung kacang hijau masing-masing dengan persentase sebesar 85:15; 75:25; dan 65:35. Kandungan gizi dianalisis dengan metode uji proksimat. Analisis indeks glikemik dan daya terimanya juga dilakukan pada penelitian ini. Formula terbaik dianalisis dengan metode de Garmo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi terbaik didapat dari cookies dengan formulasi 85% tepung pisang kepok termodifikasi enzimatis dan 15% tepung kacang hijau dengan nilai hasil tertinggi sebesar 0,599 dengan kandungan karbohidrat 45,72%, protein 5,62%, lemak 18,53%, air 11,22%, abu 3,70% , serat pangan 15,18%, pati resisten 13,67%, indeks glikemik 33,20 dan beban glikemik 4,19. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah kandungan zat gizi cookies tepung pisang kepok termodifikasi enzimatis dan tepung kacang hijau dapat ditentukan dengan baik dengan menemukan formula terbaiknya, yaitu 85%:15%.Analysis of Nutrients Content, Resistant Starch, Glycemic Index, Glycemic Load and Acceptability of Modified Kepok Flour (Musa paradisiaca) and Mung Bean Flour (Vigna radiata) CookiesAbstractType 2 diabetes mellitus can be controlled through diet, one of which is by modifying the type of food that helps fulfilling nutrient-needs and control blood’s glucose levels. Kepok banana and mung bean contain high resistant starch, dietary fiber, protein, and low glycemic index so it can be used as an alternative ingredient in making cookies for people with type 2 diabetes mellitus. This study aimed to analyze the nutrients content, resistant strach, glycemic index, glycemic load and acceptability of cookies from enzymatically modified kepok banana flour and mung bean flour. The completely randomized one-factor experimental study with ratio of modified kepok banana : mung bean flour i.e. 85:15; 75:25; and 65:35. Nutrient content was analyzed by proximate methods. The glycemic index and glycemic load were also analyzed as well as acceptability test. The best formula was determined by the de Garmo method. As results, the quality of nutrient content, resistant starch, glycemic index, glycemic load and acceptance, were achieved with formula of 85% modified kepok flour and 15% mung bean flour resulting high yield value of 0.599. the best cookies formula contained carbohydrate of 45.72%, protein of 5.62%, fat of 18.53%, water of 11.22%, ash of 3.70%, fiber of 15.18%, resistant starch of 13.67%, glycemic index of 33.20, and glycemic load of 4.19. As conclusion, all treatment was successfully revealed and generated the best formula or 85%:15% for the ratio of modified kapok flour and mung been flour.
Tingkat Penerimaan, Kadar Zat Besi dan Vitamin C Sorbet Berbahan Daun Kelor dan Jambu Biji Merah untuk Anemia Defisiensi Besi (Level of Acceptance, Iron and Vitamin C Content of Moringa Leaves and Red Guava Sorbet for Iron Deficiency Anemia) Tiffany Nisa Arviyani; Diana Nur Afifah; Etika Ratna Noer; Gemala Anjani; M. Zen Rahfiludin; Endang Mahati
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 11, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.11471

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan menganalisis tingkat penerimaan, kadar zat besi dan vitamin C sorbet berbahan daun kelor dan jambu biji merah. Anemia defisiensi besi merupakan penurunan simpanan zat besi karena kehilangan zat besi tubuh (perdarahan, infeksi, gangguan penyerapan zat besi, dan kondisi peningkatan kebutuhan zat besi), yang mengakibatkan suplai zat besi tidak mencukupi untuk produksi sel darah merah (eritropoiesis). Anemia defisiensi besi dapat mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh dan produktivitas. Pengembangan produk pangan dapat dilakukan sebagai upaya penanggulangan anemia defisiensi besi, dengan menggabungkan pangan sumber zat besi non-haem dengan pangan sumber vitamin C. Sorbet berbahan daun kelor dan jambu biji merah dapat dimanfaatkan sebagai alternatif snack berbasis pangan fungsional untuk mengatasi anemia defisiensi besi. Penelitian dilakukan 2 tahap, yaitu penelitian pendahuluan berupa uji tingkat penerimaan dengan metode hedonik pada 34 panelis. Formula yang diujikan meliputi, sorbet pengenceran 50 mL (formula 1), 100 mL (formula 2), dan 150 mL (formula 3). Tahap selanjutnya, formula terpilih dengan skor hedonik tertinggi dianalisis kadar zat besi dengan metode XRF dan vitamin C dengan metode HPLC. Formula terbaik berdasarkan uji tingkat penerimaan adalah sorbet dengan pengenceran 100 mL (formula 2). Sorbet formula 2 memiliki rerata kadar zat besi sebesar 0,3 mg/100 g dan vitamin C sebesar 80,17 mg/100 g. Sorbet formula 2 memberikan kontribusi zat besi terhadap AKG remaja putri usia 13-15 dan 16-18 tahun sebesar 2%. Sorbet formula 2 memberikan kontribusi vitamin C terhadap AKG remaja putri usia 13-15 dan 16-18 tahun masing-masing sebesar 123,3% dan 106,9%. AbstractThis study was aimed to analyze the level of acceptance, iron and vitamin C sorbet content made from moringa leaves and red guava. Iron deficiency anemia was a condition of decreased in iron stores due to loss of body iron (bleeding, infection, impaired iron absorption, and increased iron demand conditions) that resulted in insufficient iron supply for red blood cell production (erythropoiesis). Iron deficiency anemia could result in decreased endurance and productivity. One of the efforts to deal with iron deficiency anemia was the development of food products. Food product development could be done by combining non-haem iron source food with vitamin C source food. Sorbet made from moringa leaves and red guava could be used as an alternative to a functional food-based snack to treat iron deficiency anemia. The study were conducted  in 2 stages, preliminary study in the form of a hedonic test on 34 panelists to analyze level of acceptance. The formulas tested included, sorbet with a dilution of 50 mL (formula 1), 100 mL (formula 2), and 150 mL (formula 3). The next step, one formula was selected with the highest hedonic score analyzed the iron content by the XRF method and the vitamin C content by the HPLC method. The best formulation based on the level of acceptance test  must be sorbet with 100 mL dilution (formula 2). Iron content averages of formula 2 must be 0.3mg/100 g and vitamin C content averages must be 80.17mg/100 g. Formula 2 contribute to iron based on adolescents girl’s AKG (13-15 and 16-18 years old) was 2%, vitamin C based on adolescents girl’s AKG (13-15 and 16-18 years old) were 123.3% and 106.9% respectively.
PENGARUH PEMBERIAN YOGHURT DAN SOYGHURT SINBIOTIK KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DAN TOTAL KOLESTEROL PADA TIKUS PRA-SINDROM METABOLIK Galuh Dwi Astuti; Deny Yudi Fitranti; Gemala Yudi Anjani; Diana Nur Afifah; Ninik Rustanti
GIZI INDONESIA Vol 43, No 2 (2020): September 2020
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v43i2.448

Abstract

Dyslipidemia is one of the metabolic syndrome risk factors characterized by elevated triglyceride serum and total cholesterol. The yoghurt and soyghurt cinnamon contain lactic acid bacteria, fiber, and bioactive components which play a role to improve triglyceride serum and total cholesterol. The study aimed was to determine the effect of yoghurt and soyghurt symbiotic cinnamon on triglyceride serum and total cholesterol in pre-metabolic syndrome rats. This research was experimental with pre and post control group design. 15 male Sprague Dawley rats that were divided into 5 healthy rats as a negative control group (K) and 10 pre metabolic syndrome rats which were induced with high fat and fructose diet for P1 (yogurt) and P2 (soygurt) which 5 rats per group. The intervention was given for 28 days with a dosage of 0,017ml/BW. P2 (25,50 %) showed reduction of triglyceride higher than P1 (11,34%) and K (12,37%). The total cholesterol reduction in P1 (5,65%) and P2 (7,10%) was lower than K (7,80%). There is no effect of yoghurt and soyghurt synbiotic cinnamon on triglyceride and total cholesterol in pre-metabolic syndrome rats. The other study which has a higher dosage and longer duration in subject with 2 criteria of pre syndrome metabolic is needed. ABSTRAKDislipidemia merupakan faktor risiko sindrom metabolik ditandai kadar trigliserida dan kolesterol total diatas batas normal. Yoghurt dan soyghurt sinbiotik kayu manis mengandung bakteri asam laktat, serat, serta komponen bioaktif yang dapat memperbaiki kadar trigliserida dan kolesterol total pada pra sindrom metabolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian yoghurt dan soyghurt sinbiotik kayu manis terhadap kadar trigliserida dan kolesterol total tikus pra sindrom metabolik. Penelitian ini merupakan true experimental dengan rancangan pre-post test control group. Subjek merupakan 15 tikus Sprague Dawley jantan yang dibagi menjadi 5 tikus normal sebagai kontrol (K) dan 10 tikus pra sindrom metabolik dengan diet tinggi lemak dan fruktosa untuk kelompok P1 (yoghurt) dan P2 (soyghurt) masing-masing 5 tikus. Intervensi yoghurt dan soyghurt diberikan sebanyak 0,017ml/gBB selama 28 hari. Uji beda sebelum dan setelah perlakuan menggunakan Paired t-test atau Wilcoxon. Uji perbedaan antar kelompok menggunakan uji One-Way ANOVA atau Kruskal Wallis. Tidak terdapat penurunan kolesterol total dan trigliserida secara signifikan pada masing-masing kelompok (p0.05). Penurunan kadar trigliserida pada P2 (25,50%) lebih tinggi daripada K (12,37%) dan P1 (11,34%). Penurunan kadar kolesterol total pada P1 (5,65%) dan P2 (7,10%) lebih rendah daripada K (7,80%). Tidak terdapat pengaruh pemberian yoghurt maupun soyghurt sinbiotik kayu manis terhadap penurunan serum trigliserida dan kolesterol total. Diperlukan penelitian pada kondisi pra sindrom metabolik dengan dua kriteria yang sama, dengan dosis yang lebih tinggi atau durasi yang lebih lama.
Co-Authors Abyyudha, Dany Adriyan Pramono Agustina, Ayu Widiawati Ahmad Syauqy Ahmad Syauqy Ahmad Syauqy Ahmad Zulfa Juniarto Aleda Florince Oyay Amin Husni Anang M Legowo Anggray Duvita W Anggriany, Nissa Ani Margawati Ariani Ariani Ayu Rahadiyanti Ayu, Azzahra Mutiara Ayustaningwarno , Fitriyono Binar Panunggal Bintang, Francisca Natalia Christanto, Monica Lemuela Claradhita Ayu Shauma Denny Nugroho Sugianto Deny Yudi Fitranti Dewi Marfu'ah Kurniawati Diana Nur Afifah Diana Nur Afifah, Diana Nur Dwi Ratna Sari Edward Kurnia Setiawan Limijadi Edward Kurnia Setiawan Limijadi, Edward Kurnia Setiawan Ekowati Chasanah Endang Mahati Endang Mahati Endang Mahati Endang Sri Lestari Endang Sri Lestari Endang Yuli Purwani, Endang Yuli Enny Probosari Etika Ratna Noer Faizah Fulyani Fatih Az Zahra Fitriyono Ayustaningwarno Fulyani, Faizah Furkaniaty, Annisa Galuh Dwi Astuti Gunawan, Sekar Ayu Putri Hardhono Susanto Hartanti Sandi Wijayanti Hastuti, Vivilia Niken Hunaefi, Dase Indrastati, Nandia Indriyanti, Risa Ivena Claresta Jaeri, Santoso Jalasena, Rizka Akbar Juwita, Riza Iska Kis Djamiatun Kusmiyati Tjahjono Kusmiyati Tjahjono Lili Nor Indah Sari Lubis, Syahrani Aulia MADE ASTAWAN Mambaya, Helvi Desi Maulana, Reza Achmad Miftahul Adnan Millah, Shoffyyatul Mira Dian Naufalina Mohammad Sulchan Mohammad Zen Rahfiludin Muchlis Achsan Udji Sofro Muchlis Achsan. Udji Sufro Mumpuni, Ocka Febrian Muniroh, Muflihatul Nafisah Nani Maharani Nani Maharani Nareswara, Anastu Regita Ninik Rustanti Ninik Rustanti Ninik Rustanti Nur Afifah, Diana Nur Faizah Nurdin, Nurhanifah Muthmainnah Nurmasari Widyastuti Nuryanto Nuryanto Pramesti, Yuli Prasetyo, Dwi Yanuar Budi Pristina Adi Rachmawati Putut Har Riyadi Rachma Purwanti Rafika, Muhana Rahayu, Gita Riski Rahmawati, Irma Sarita Rahmawati, Siti Irma Ratna Ratna Rena Budiyatri Resti, Nina Retnaningsih Retnaningsih Rimadhani Ulfa Rohmatul Ummah S Fatimah Muis Setyawati, Amalia Rani Sherlin Regina Jami Siti Fatimah Muis Siti Fatimah-Muis Siti Fatimah-Muis Sofro, Muchlis AU Sumardi Widodo Sylvia Rahmi Putri Tasya Safira Meliasari Tiffany Nisa Arviyani Tri Winarni Agustini Untari Utama, Affini Nurratri Utami, Wahyu Widyasari Velicia, Velicia Welresna Juliatri Putri Rupiasa Widya, Fiona Christina Zhu, Fan