Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Bakti Budaya: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat

Peningkatan Keterampilan dan Perekonomian Masyarakat Pesisir Pulau Lemukutan melalui Pelatihan Pembuatan Snack Berbasis Rumput laut Safitri, Ikha; Warsidah; Sofiana, Mega Sari Juane; Yuliono, Agus
Bakti Budaya: Jurnal Pengabdian kepada masyarakat Vol 4 No 2 (2021): 2021: Edisi 2
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1105.247 KB) | DOI: 10.22146/bakti.1872

Abstract

The waters of Lemukutan Island have the potential of natural resources, including seaweed. Since 2011, Lemukutan Island has been the largest seaweed cultivation center in West Kalimantan. However, the Covid-19 pandemic has attacked all sectors and caused a decline in prices for fishery-based food commodities. This condition causes the farmers to suffer losses and the seaweed cultivation activity also decreases. Training on making snacks and seaweed jelly boba has been carried out to revive the economy of the coastal communities of Lemukutan Island. This activity involves all levels of the community through representatives of each RT using a hybrid method. Training is carried out with strict health protocols. This activity aims to improve the skills of coastal communities in processing seaweed-based foods. The training participants were very enthusiastic, from the presentation about the benefits of consuming seaweed for human health to the practice of making seaweed snacks and jelly. ===== Perairan Pulau Lemukutan memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah termasuk rumput laut. Sejak 2011, Pulau Lemukutan menjadi sentra usaha budi daya rumput laut terbesar di Kalimantan Barat. Namun, pandemi Covid-19 telah menyerang semua sektor kehidupan dan menyebabkan kemerosotan harga pada komoditas pangan berbasis perikanan. Kondisi ini mengakibatkan pembudi daya mengalami kerugian dan usaha budi daya rumput laut di Pulau Lemukutan juga menurun. Pelatihan pembuatan snack krenyes dan jelly boba rumput laut telah dilaksanakan untuk menumbuhkan kembali perekonomian masyarakat pesisir Pulau Lemukutan. Kegiatan ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat Pulau Lemukutan melalui perwakilan tiap RT dengan metode hibrid. Pelatihan dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang tegas. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat pesisir dalam mengolah makanan berbasis rumput laut. Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti kegiatan, mulai dari pemaparan materi tentang manfaat dari mengonsumsi rumput laut bagi kesehatan manusia hingga praktik pembuatan snack dan jelly rumput laut.
IPTEK bagi Masyarakat Perbatasan Entikong dalam Pengolahan Kerajinan Bambu Tavita, Gusti Eva; Warsidah, Warsidah; Aritonang, Anthoni B.; Ashari, Asri Mulya
Bakti Budaya: Jurnal Pengabdian kepada masyarakat Vol 4 No 2 (2021): 2021: Edisi 2
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.016 KB) | DOI: 10.22146/bakti.2297

Abstract

Entikong is one of Indonesia's land border areas with Sarawak Malaysia, which is the gateway for economic and business activities. Despite being the front porch of a country, the fact is that the border areas of the State are very conditioned with lag. Limited access to public service resources and the inadequate community ability in processing natural resources including agriculture and plantations are the dominant factors influencing the lag of a border area. Bamboo is one of the abundant forest products in Entikong. The use of bamboo in the community is still limited to its use as building materials (scaffolding) and as a protective fence for plants in the gardens of the citizens. Bamboo Rope (Gigantochloa hasskarliana Kurz) species of bamboo found in the Entikong region, where elsewhere it generally makes it as a household handicraft material, but has not been used effectively in the entikong region. Community service activities aim to improve the skills of the Entikong community in processing bamboo plants as handicrafts of household goods of economic value so that it can be an additional source of income for the people on the border ===== Entikong adalah wilayah perbatasan darat Indonesia dengan Sarawak Malaysia, yang menjadi gerbang kegiatan ekonomi dan perniagaan. Meskipun menjadi beranda depan dari suatu negara, kenyataannya bahwa wilayah batas negara sangat sarat dengan ketertinggalan. Keterbatasan mengakses sumber-sumber pelayanan masyarakat dan kemampuan masyarakat yang tidak memadai dalam mengolah sumber daya alam termasuk pertanian dan perkebunan merupakan faktor yang dominan memengaruhi ketertinggalan sebuah wilayah perbatasan. Bambu adalah salah satu hasil hutan yang kelimpahannya besar di daerah Entikong. Pemanfaatan bambu dalam masyarakat masih terbatas pada penggunaannya sebagai bahan bangunan (perancah) dan sebagai pagar pelindung tanaman di kebun-kebun warga. Bambu tali (Gigantochloa hasskarliana Kurz.) adalah salah satu spesies bambu yang terdapat di wilayah Entikong. Di tempat lain umumnya menjadikannya sebagai bahan kerajinan rumah tangga, tetapi belum dimanfaatkan secara efektif di wilayah Entikong. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat bertujuan untuk meningkatkan keterampilan warga masyarakat Entikong dalam mengolah tanaman bambu sebagai kerajinan alat-alat rumah tangga yang bernilai ekonomis sehingga dapat menjadi sumber penghasilan tambahan masyarakat di perbatasan tersebut.
Co-Authors . Apriansyah A. Kushadiwijayanto, Arie A.Nurrahman, Yusuf Abdul Hafiz, Iqbal Ade Hidayat, Ade Agustina, Sella Alfadzri, Andry Amelia, Debie Rizky Amran, Arman Andini, Dina Andryani, Semi Aninda, Dea Apriansyah Ari Widiyantoro Arief Nurrahman, Yusuf Aritonang, Anthoni B. Aritonang, Anthoni Batahan Ashari, Asri Mulya Astuti, Mega Sri Aswandi Aswandi, Aswandi Awlia, Isti Ayyash, Muhammad Yahya Bambang Kurniadi, Bambang BAMBANG SUJATMIKO Cahyany, Brigita Sari Kusuma Dahliana Dahliana dedi irawan Deni Deni Diah Wulandari Rousdy Dwi Gusmalawati Dzul Fadly Edwin Eny Enawaty Fadliah Nur, Andi Denisa Farhaby, Arthur M Fatmadiwi, Anggi Gusti Eva Tavita Haq, Izhar Amirul Hardan, Hardan Harianto Harianto, Miko Hasanah, Fadiah Amalia Helena, Shifa Hidayat, Maulana Idawati, Nora Ikha Ikha Safitri Irawan, Suhardi Irwan Irwan Nurdiansyah, Sy. Irwan Nurdiansyah, Syarif Izroil, Uwaiz Maulana Jayatri, Rahmi Jayuska, Afghani Juane, Mega Sari Junaidi, Levy Juniarti Juniarti Kalija, Tedi Ahmad Kasbutin, Hendri Kurniawanalamm Kushadiwijayanto , Arie Antasari Kushadiwijayanto, Arie Antasari Kusuma, Kwirinus Rio Kusumardana, Setra Laili Fitri Yeni Laksmitandari, Gania Ahlul Jannah Listy, Irma Lucky Hartanti, Lucky Lukas, Novan Luis Pernando Mardianto, Tomi Mardini, Delvia Devi Mariana Br. Surbakti Maryani Maryani Maser, Agnes Putri Masriani . Mega Sari Juane Sofiana Meidiantino, Stefans Melia Trianasta Minsas , Sukal Minsas, Sukal Muhardi Muhardi Muliadi Nabil, Ilhan Nail Neva Satyahadewi Nora Idiawati Noyanti, Resti Nur, Widia Nurdiansyah , Syarif Irwan Nurdiansyah, Irwan Syarif Nurdiansyah, Syarif Irwan Nurhamidah, Anggia Nurrahman , Yusuf Arief Nurul Asikin Oktavia Oktavia Oktavia Paulus Paulus Pratiwi, Mutiara Anugerah Prayitno, Dwi Imam Priani , Wina Puji Ardiningsih Putri, Kristina Meissy Andini Rafdinal Rafdinal Rahmat Rasmawan Ramadhan Sailendra, Pingkan Retno, Mayang Sari Rini Muharini Risko, Risko Rita Kurnia Apindiati Riza Linda Rody Putra Sartika Rudiyansyah Rudiyansyah S.J Sofiana, Mega Safitri , Ikha Sakina, Haiwatus Samira Samira Satyahadewi , Neva Selviana, Alya Siahaan, Jni Walbet Sihotang, Nesya Lia Simamora, Chinda Setia Lestari Sofiana, Mega Sj Sudiono, Gatot Sukal Minsas Sukardi Suparnawati, Suparnawati Supriwanti, Supriwanti Surya Darma Sy. Irwan Nurdiansyah Syamswisna , Tahirah Hasan Tengku Riza Zarzani N Tia Nuraya Triono, Riski WAHYUNI Waldi Widian Sari, Margareta Lita Yasnidar, Yasnidar Yuliono, Agus Yunivah, Adinda Yusuf Arief Nurrahman `B Aritonang, Anthoni