Claim Missing Document
Check
Articles

Pelaksanaan Bela Negara Sebagai Pembentukan Karakter Bangsa Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Sartika Khairani Siregar; Rudiyanto Rudiyanto; Bayu Asih Yulianto; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.526 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2544

Abstract

AbstrakBela negara adalah usaha pembelaan negara yang dilandasi oleh kecintaan terhadap tanah air (wilayah nusantara) dan kesadaran bebangsa dan bernegara Indonesia dengan keyakina pada Pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada UUD 1945 sebagai konstitusi negara. Metode yang digunakan adalah literasi. Hasil penelitian bahwa Berdasarkan survey yang dilakukan oleh beberapa peneliti, pembelajaran daring ini masih memiliki beberapa kendala yang terjadi selama beberapa periode belajar mengajar online misalnya dari segi keterbatasan guru dalam menguasai pembelajaran online.Kata Kunci: Bela Negara, Karakter AbstractDefending the state is an effort to defend the country based on the love of the homeland (archipelago) and the awareness of the Nation and State of Indonesia with the belief in Pancasila as the basis of the state and based on the 1945 Constitution as the state constitution. The method used is literacy. Based on surveys conducted by several researchers, online learning still has some obstacles that occur during several periods of online teaching and learning, for example, in terms of the limitations of teachers in mastering online learning.Keywords: Defend Country, Character
Pembela Tanah Air (PETA): Bela Negara Sebagai Implementasi Nasionalisme Dalam Kemerdekaan Indonesia Salsabila Cherish Okcavia; Rudiyanto Rudiyanto; Panji Suwarno; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.525 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2555

Abstract

AbstrakKemerdekaan Indonesia dapat tercapai atas kontribusi dari segala pihak, salah satunya adalah Pembela Tanah Air (PETA). Merupakan organisasi berbasis militer yang berperan penting dalam mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia. Pembentukan organisasi ini didasari pada saat Belanda yang menyerahkan Indonesia kepada Jepang di tahun 1942. Jepang datang dengan harapan baru, sebagai ‘kawan lama’ bagi Jepang dijadikan alasan mereka membentuk banyak organisasi baru. Salah satunya, PETA yang sebenarnya memiliki tujuan untuk mendukung kepentingan nasional milik Jepang. Bagi Jepang ini sebagai kepentingan nasional mereka mempertahankan wilayahnya dari serangan sekutu. Tetapi, bagi bangsa Indonesia melihat pembentukan ini sebagai babak baru menuju Indonesia Merdeka. Untuk menulis pembahasan ini secara sistematis dan terstruktur digunakan metode penelitian untuk mengurai suatu fenomena menggunakan perspektif akademisi. Metode yang digunakan untuk pembahasan kali ini adalah metode historis dengan metode deskriptif. Pembela Sukarela Tanah Air (PETA) terbentuk atas dasar nasionalisme yang tak bertentangan dengan nilai-nilai Agama Islam. PETA terbentuk atas dasar anjuran dari tokoh-tokoh agama yang dirangkul oleh Jepang saat itu. Terbentuknya PETA, merupakan bentuk Bela Negara yang dilakukan masyarakat Indonesia saat itu. Bagaimana mereka berusaha melawan penjajah menggunakan kemampuan fisik dan mentalnya sebagai militan. Berdasarkan nasionalisme dan Bela Negara untuk memperjuangkan Indonesia sebagai negara yang merdeka, makmur, berdaulat dan sejahtera.Kata Kunci: Bela Negara, Jepang, Kemerdekaan Indonesia, Nasionalisme, PETA. AbstractIndonesia's political independence can be realistically achieved with local contributions from all parties, one of which correctly is the Pembela Tanah Air (PETA). Frequent a military-based establishment that carry out an significant role in achieving the independence of the Indonesian nation. The formation of this organization was based on the Dutch handing over Indonesia to this country in 1942. The Japanese approached with new hopes, as an old friend for this country was the reason they formed many new organizations. One of them, PETA, which essentially establishes a goal to support Japan's national interests. For Japan, it by forcing was in their national interest to properly defend their dependent territory from Allied attacks. However, the Indonesian people observe this formation as a recent chapter towards an independent Indonesia. To write discussion in a systematic and structured way, research methods are utilized to adequately describe a historical phenomenon properly using an academic perspective. The method utilized for this discussion represents the historical approach with the descriptive method. The Voluntary Defenders of the Homeland (PETA) were organized on the basis of nationalism that did not conflict with Islamic religious values. PETA was formed on the excellent advice of religious figures who were tenderly embraced by Japan at that considerable time. The formation of PETA obtains a form of State Defense carried out by the Indonesian people at that time. How they tried to resist the invaders managing their physical and mental abilities as militants. Ideologically based on political nationalism and State Defense to fight professionally for Indonesia as an independent, prosperous, sovereign and prosperous country.Keywords: Indonesian Independence, Japan, National Defense, Nationalism, PETA.
Pancasila Sebagai Landasan Pertahanan Negara di Era Globalisasi Prima Aris Wardhani; Abdul Rivai Ras; Yusnaldi Yusnaldi; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.062 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2573

Abstract

AbstrakDampak globalisasi bukan hanya berpengaruh pada pesatnya kemajuan teknologi tetapi juga berpengaruh secara sosial budaya, ekonomi, politik, pertahanan, dan lain-lain. Di tengah arus globalisasi yang berlangsung sangat kuat, Indonesia sebagai suatu negara hendaknya semakin memperkuat jati diri dan pertahanan. Hal ini utamanya untuk menghindari dampak-dampak negatif yang masuk dan memungkinkan untuk mempengaruhi pondasi bangsa Indonesia. Peran Pancasila sangat penting pada Era Globalisasi. Pancasila sebagai ideologi dasar yang memuat etika dan nilai-nilai luhur bangsa diharapkan dapat menjadi pandangan hidup dan landasan yang menyatukan. Pada konsep pertahanan dan keamanan nasional, nilai-nilai Pancasila merupakan bagian penting dalam sistem pertahanan negara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti yang berperan sebagai human instrument. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, maka dalam menganalisis dan memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mencari teori dari berbagai sumber kepustakaan seperti buku, jurnal, artikel atau media lainnya. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu era globalisasi dapat mengubah berbagai aspek kehidupan beserta nilai di dalamnya. Adanya nilai-nilai Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan tertinggi dalam norma positif di Indonesia. Pada konsep pertahanan dan keamanan nasional, nilai-nilai Pancasila merupakan bagian penting dalam sistem pertahanan negara. Pancasila merupakan titik tolak pertahanan negara untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.Kata kunci: Pancasila, Pertahanan Negara, Globalisasi AbstractThe impact of globalization not only affects the rapid progress of technology but also affects socio-culturally, economically, politically, defense, and others. In the midst of a very strong current of globalization, Indonesia as a country should further strengthen its identity and defense. This is mainly to avoid negative impacts that enter and allow them to affect the foundation of the Indonesian nation. The role of Pancasila is very important in the Era of Globalization. Pancasila as the basic ideology that contains ethics and noble values of the nation is expected to be a view of life and a unifying foundation. In the concept of national defense and security, the values of Pancasila are an important part of the national defense system. This study uses descriptive qualitative research methods. The instrument in this study is the researcher who acts as a human instrument. Through a descriptive qualitative approach, in analyzing and obtaining conclusions, it is done by looking for theories from various library sources such as books, journals, articles or other media. The conclusion in this study is that the era of globalization can change various aspects of life and the values in it. The Pancasila values in the preamble of the 1945 Constitution have the highest position in positive norms in Indonesia. In the concept of national defense and security, the values of Pancasila are an important part of the national defense system. Pancasila is the starting point for national defense to ensure the integrity and upholding of the Unitary State of the Republic of Indonesia.Keywords: Pancasila, National Defense, Globalization
Penerapan Bela Negara Di Masa Covid-19 Novia Ayu Rizky; Widodo Widodo; Bayu Asih Yulianto; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih; Panji Suwarno
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.874 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2586

Abstract

AbstrakCovid-19 mendesak adanya implementasi tatanan kerutinan baru pada masa pandemi.  Perubahan nyata    yang    timbul   sebab   Covid-19   tampak  di   beragam   perspektif   kehidupan. Diperlukannya implementasi bela negara ketika menghadapi pandemi Covid-19, hal itu dapat membangkitkan kapabilitas masyarakat serta pemerintah. Dengan ketidaktentuan kapan berakhirnya pandemi, implementasi nilai-nilai bela negara yang mencitrakan vitalitas kepribadian bangsa Indonesia mampu dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Argumen penelitian yaitu upaya bela negara dapat dilakukan dengan mengikuti peraturan pemerintah dengan mengimplementasikan protkol kesehatan, melakukan vaksinasi, dan menjauhi kerumunan. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, beserta teknik penghimpunan data yaitu studi literatur, dengan tujuan untuk menganalisis penerapan bela negara di kala Covid-19. Pada penelitian mengungkapkan dalam penerapan bela negara di masa Covid-19 masyarakat mematuhi segala peraturan pemerintah tentang protokol kesehatan, melakukan PPKM, menjauhi kerumuman, ikut melaksanakan vaksinasi, dan bergotong royong dalam mengakomodasi orang yang sedang terkena covid.Kata kunci: Bela Negara, Pandemi Covid-19, Protokol Kehesehatan, Gotong Royong, Vaksinasi AbstractCovid-19 demands the implementation of a new order during the pandemic. Covid-19 causes visible alterations in several parts of life. It is necessary to implement state defense when facing This Covid-19 pandemic can serve as a motivating factor for such community and government. In the midst of uncertainty when this pandemic will end, The implementation of patriotism principles into the personality of the Indonesian people can occur at several societal levels. The argument is that efforts to defend the state are carried out by following regulations with the government being able to implement health protocols, carry out programs, and .. This qualitative case study research's purpose is about establish state defense since the Covid-19 era. The research revealed that in implementing state defense during the Covid-19 period, the community complied with all government protocol government regulations, carried out PPKM, regarding health implementation, participated in implementing programs, and worked together to help people affected by Covid-19..Keywords: Defend the Country, Covid-19 Pandemic, Health Protocol, Mutual Cooperation, Vaccination
Upaya Mahasiswa Dalam Mewujudkan Bela Negara Pada Sektor Keamanan Maritim Aini Nahdlia Puspita; Widodo Widodo; Abdul Rivai Ras; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.162 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2663

Abstract

AbstrakIndonesia merupakan negara maritim dengan wilayah laut yang sangat luas sehingga dibutuhkan pertahanan negara yang kuat pada sektor maritim. Salah satu komponen bangsa Indonesia yang dapat mempertahankan kedaulatan NKRI adalah mahasiswa. Sebagai agent of change, mahasiswa diharapkan mampu berperan menjaga keutuhan NKRI, salah satunya dengan cara membela negara. Namun, pada kenyataannya nilai kesadaran bela negara mahasiswa masih rendah dan perlu diperbaiki. Mahasiswa masih mengedepankan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan bangsa dan negara. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya bela negara yang dapat dilakukan oleh mahasiswa pada sektor maritim. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mendeskripsikan fenomena melalui kata-kata. Selanjutnya, teknik pengambilan data berupa library research atau studi kepustakaan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, kontribusi seorang mahasiswa dalam upaya mewujudkan bela negara pada sektor maritim adalah menjadi kader bela negara, melakukan riset atau penelitian di sektor keamanan maritim, serta melakukan pengabdian di masyarakat.Kata kunci: Bela Negara, Pertahanan Negara, Keamanan Maritim. AbstractIndonesia is the biggest archipelagic state so that strong maritime security is needed for national defense. one of the components of the state that can defend the state are students. As agents of change, students are expected to be able to maintain the integrity of the Republic of Indonesia, one of which is defending the country or Indonesian independence. But in reality, the value of students' awareness of state defense is still low and needs to be improved. Students more concerned with personal interests than the interests of the nation and state. Therefore, this research aims to determine the national defense efforts of students in the maritime sector. This research uses a qualitative method that describes the phenomenon through words. Furthermore, the data collection technique used is library research or literature study. Based on the analysis, the contribution of a student in the effort to realize state defense in the maritime sector is to become a cadre of state defense, conducting research in the field of maritime security, and doing community dedication in maritime sector. Keywords: Indonesian Independence, National Defense, Maritime Security.
Model Pengadaan Alutsista TNI Dalam Kebijakan Essential Force Dengan Metode Scenario Palnning Akhir Yuliana Setianingrum; Desi Albert Mamahit; Endro Legowo; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.308 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2775

Abstract

AbstrakTNI sebagai komponen utama dalam sistem pertahanan negara Indonesia memerlukan himpunan kekuatan dan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Salah satu indikator yang dapat menentukan tingkat kekuatan TNI dapat dilihat dari kepemilikan alutsista, Oleh karena itu, menjadi penting permasalahan terkait bagaimana TNI mengadakan alutsista selama ini. Meskipun sudah memiliki aturan MEF ternyata TNI belum memiliki standar khusus yang diperhitungkan secara matang dalam pengadaan alutsista tersebut. Penelitian ini mencoba menjawab permasalahan tersebut guna menciptakan postur TNI yang ideal dalam mewujudkan postur pertahanan negara yang kuat. Memberikan gambaran kepada TNI dalam pengadaan alutsista tertentu yang sesuai dengan kebutuhan pertahanan nasional. TNI dan kementerian pertahanan perlu mengadakan evalusi terkait MEF yang sudah disepekati sehingga seuai dengan kondisi lingkungan strategis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang digunakan dalam proses pengumpulan data sehingga menemukan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan dalam penelitian. Menggunakan konsep scenario planning penelitian ini berusaha mengetahui kekuatan yang dimiliki TNI sehingga dapat membuat suatu kerangka kerja. Kerangka kerja inilah yang nantinya dapat digunakan oleh para pengambil kebijakan dalam membantu menentukan cara perolehan alutsista TNI, termasuk sumber anggara.Kata kunci: Pengadaan Alutsista, Scenario Planning, MEF AbstractTNI as the main component in the Indonesian state defense system requires a set of strengths and capabilities that are in accordance with the needs on the ground. One of the indicators that can determine the level of TNI's strength can be seen from the ownership of the defense equipment. Even though it already has MEF regulations, it turns out that the TNI does not yet have special standards that are carefully considered in the procurement of the defense equipment. This study tries to answer these problems in order to create an ideal TNI posture in realizing a strong national defense posture. Provide an overview to the TNI in the procurement of certain defense equipment in accordance with the needs of national defense. The TNI and the ministry of defense need to conduct an evaluation related to the agreed MEF so that it is in accordance with the strategic environmental conditions. This study uses descriptive qualitative methods used in the data collection process so as to find answers that are in accordance with the questions in the study. Using the concept of scenario planning, this research seeks to determine the strengths of the TNI so that it can create a framework. This framework can later be used by policy makers in helping determine how to acquire the TNI's defense equipment, including budget sources.,Keywords: Procurement of Alutsista, Scenario Planning, MEF
Bela Negara Dan Kaitannya Dengan Proses Pembentukan Karakter Bangsa Pada Aksi Demo Mahasiswa 11 April 2022 Grace Carolina; Abdul Rivai Ras; Purwanto Purwanto; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih; Panji Suwarno
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.728 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2971

Abstract

AbstrakMahasiswa menggelar aksi demonstrasi dibeberapa daerah di Indonesia pada 11 April 2022. Pada aksi demonstrasi tersebut, mahasiswa yang mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) datang dari kumpulan beberapa BEM Universitas. Para mahasiswa menyampaikan enam tuntutan, diantaranya penolakan penundaan Pemilihan Umum dan Perpanjangan Masa Jabatan Presiden. Diantara kesibukan aksi demonstrasi yang terjadi, tidak sedikit mahasiswa dan masyarakat yang ikut serta dalam berdemo, tidak mencerminkan hal yang baik untuk dipandang, salah satunya adalah fenomena mahasiswa yang membawa slogan yang dianggap tidak sopan. Maka dari itu, Pendidikan Karakter Bangsa dan Bela Negara baik dikalangan mahasiswa pada lingkup perguruan tinggi maupun masyarakat harus diluruskan.Kata Kunci: Karakter Bangsa dan Bela Negara, Pendidikan Pancasila, Aksi Demonstrasi AbstractStudents held demonstrations in several regions in Indonesia on April 11, 2022. At the demonstration, students on behalf of the All-Indonesian Student Executive Board (BEM SI) came from a collection of several University BEMs. The students submitted six demands, including the rejection of the postponement of the General Election and the extension of the President's term of office. Among the busy demonstrations that occurred, not a few students and the public who took part in the demonstration did not reflect a good thing to look at, one of which was the phenomenon of students carrying slogans that were considered disrespectful. Therefore, National Character Education and State Defense, both among students at the university and in the community, must be straightened out.Action Keywords: National Character and State Defense, Pancasila Education, Demonstration
Ancaman Serangan Siber Pada Keamanan Nasional Indonesia Tamarell Vimy; Surya Wiranto; Rudiyanto Rudiyanto; Pujo Widodo; Panji Suwarno
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.085 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2989

Abstract

AbstrakKeamanan atas kepentingan nasional menjadi ‘nyawa’ dari suatu negara, menjadi hal yang dilindungi dan dipertahankan bagi setiap pihak. Ancaman, gangguan dan hambatan akan terasa apabila hal-hal tersebut diproyeksikan dapat mengganggu kepentingan nasional, yang kemudian negara dapat mempersepsikan bentuk-bentuk ancaman yang mengganggu keamanan nasional. Berangkat dari meningkatkan keamanan nasional, sebagai konsekuensinya setiap negara menggunakan deterrence dan balance of power untuk melindungi kepentingan nasional mereka. Dari beberapa ancaman yang dihadapi di Indonesia, ancaman serangan siber dianggap memiliki prioritas ancaman yang tinggi. Dalam analisi ini kami mencoba menggunakan pendekatan melalui teori lykke dengan membagi elemen-elemen dalam suatu formulasi strategi yaitu end, mean, dan ways, yang kemudian dirubah kedalam bentuk 4T mitigasi resiko untuk mengetahui prioritasnya. Kemudian akhirnya ditentukan strategi untuk meningkatkan keamanan nasional atas ancaman serangan siber.Kata Kunci : Ancaman Siber, Keamanan Nasional, Kepentingan Nasional, Cyber War AbstractSecurity over the national interest becomes the 'life' of a country, it is something that is protected and maintained for each party. Threats, disturbances and obstacles will be felt if these things are projected to interfere with national interests, which then the state can perceive the forms of threats that interfere with national security. Departing from increasing national security, as a consequence each country uses deterrence and balance of power to protect their national interests. Of the several threats faced in Indonesia, the threat of cyber attacks or Cyber War is considered to have a high threat priority. In this analysis, we try to use an approach through Lykke's theory by dividing the elements in a strategy formulation, namely end, mean, and ways, which are then converted into the 4T form of risk mitigation to determine the priorities. Then finally a strategy was determined to improve national security against the threat of cyber attacks.Keywords: Cyber Threat, National Security, National Interest, Cyber War.
Strategi Pemerintah Dalam Menghadapi Proxy War Sebagai Salah Satu Penyebab Gerakan Separatisme di Indonesia Nurwulansari Nurwulansari; Panji Suwarno; Syamsunasir Syamsunasir; Pujo Widodo
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.497 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3043

Abstract

AbstrakGerakan separatisme banyak menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan dunia. Salah satu penyebabnya adalah Proxy War. Proxy War menjadi salah satu hal yang harus diwaspadai karena ancamannya yang tidak terasa tapi sangat merusak keutuhan bangsa Indonesia. Proxy War dianggap lebih murah dan tidak terlalu memakan banyak korban bagi negara penyelenggara. Oleh karena itu, Proxy War dianggap lebih efektif dibandingkan strategi pada zaman dahulu. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Peneliti mengambil data dari studi pustaka dan mengamati perkembangan saat ini melalui media. Banyak strategi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam upaya mencegah Proxy War diantaranya adalah dengan membangun kekuatan beraasarkan sumber daya alam dan budaya dan dengan upaya pembangunan karakter warga negara Indonesia.Kata Kunci : Proxy war, Gerakan Separatisme, Pembangunan Karakter Bangsa, Pengembangan Kekuatan dari Sumber Daya Alam dan Budaya AbstractThe separatist movement raises a lot of concerns in various parts of the world. One of the causes is Proxy War. Proxy War is one of the things that must be watched out for because the threat is not felt but is very damaging to the integrity of the Indonesian nation. Proxy War is considered cheaper and less costly for the host country. Therefore, Proxy War is considered more effective than the strategy in the past. The research method used is descriptive qualitative. Researchers took the data from literature studies and observe current developments through the media. There are many strategies that can be taken by the government in an effort to prevent Proxy War by developing the strength based on natural resources and cultural of Indonesia and character buiding.Keywords: Proxy war, Separatism Movement, Character Building, Developing Natural Resources and Cultural
Empat Pilar Kebangsaan Sebagai Dasar Perumusan Naskah Politik Dan Strategi Nasional Vania Amelia Annava; Bayu Asih Yulianto; Panji Suwarno; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.854 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3051

Abstract

AbstrakNegara Kesatuan Republik Indonesia memerlukan perencanaan pembangunan nasional untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Tujuan dan cita-cita negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ditujukan guna mengembangkan tujuan pembangunan nasional; maka Indonesia perlu memahami visi, misi dan strategi dengan jelas. Keunggulan sosial budaya tersebut mengkristal dalam bentuk nilai-nilai filosofis kehidupan berbangsa, antara lain jati diri bangsa, jiwa bangsa, landasan spiritual kebangsaan, cita-cita bangsa, identitas dan keutuhan bangsa yang terikat dalam satu kesatuan pilar-pilar kebangsaan bangsa Indonesia. Penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran besar empat pilar kebangsaan Indonesia dalam menentukan arah strategis politik dan strategi nasional bangsa Indonesia; dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif.Kata kunci: Empat Pilar Kebangsaan, Dasar Perumusan, Politik dan Strategi Nasional AbstractThe Republic of Indonesia requires a national development plan to support sustainable development. The goals and ideals of the state as stated in the preamble to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia are aimed at developing national development goals; then Indonesia needs to understand the vision, mission and strategy clearly. These socio-cultural advantages are crystallized in the form of philosophical values of national life, including national identity, national spirit, national spiritual foundation, national ideals, national identity and integrity that are bound in one unified pillar of the Indonesian nation's nationality. This writing aims to identify the major roles of the four pillars of Indonesian nationality in determining the political strategic direction and national strategy of the Indonesian nation; by using descriptive qualitative method.Keywords: Four National Pillars, Fundamentak Formulation, National Politics and Strategy
Co-Authors Achmed Sukendro Adi Nugroho Adityo Santoso ADNAN MADJID Adriyanto, Agus Agus Mulyana Agus Sudarya Agus Wibowo Ahmad Riyadl Aini Nahdlia Puspita Ajis Nur Efendi Akbar Dwi Putra Akhir Yuliana Setianingrum Amelia Widya Octa Kuncoro Putri Anastasyia Sukma Kundhalini Andi Moh Ghalib ANDREAS GAMA LUSI Anwar Kurniadi Aprianto Trianggoro Putro Arifuddin Uksan Arifuddin Uksan Arifuddin Uksan Ary Randy Avida Mileaningrum Ayu Meiranda Bagus Wahyu Hutomo Bambang Wahyudi Bambang Wahyudi Bangun, Ernalem Barik Ali Amiruddin Bayu Asih Bayu Asih Yulianto Bayu Setiawan Berton Suar Pelita Panjaitan Candra Sholeh Hermawan Chalid Darmawan Charizatul Janna Asdi Putri Chehafni Damanik Christine Marnani Christine S. Marnani Daryono Dede Saputra Deffi Ayu Puspito Sari Dessy Natalia Dewi O. Eka Putri Dewi Trilia Dian Anggraini Dian Ayu Dimas Danur Cahya Djayeng Tirto Djayeng Tirto S. Dody Mulia Harahap Eka Siwi Nurhayati Elieser Ginting Elsa Kristina Hutapea Endyka Triono Dachi Eri Radityawara Hidayat Eri Radityawara Hidayat Erik Aprilian Donesia Ester Nataliana Fachruddin Usuluddin Fadilah Munawaroh Fatihah Rizkiyah Fauzi Bahar Fauzi Bahar Fauziah Gustarina Cempaka Timur Ferdy Ieorocha Firman Setia Budi Gede Sumertha KY Gita Prissandi Grace Carolina Gustin Restu Pangestu Haidul Firman Sitorus Hal Ichbhal Halomoan Alexandra Halomoan Freddy Sitinjak Alexandra Halomoan Freddy Sitinjak Alexandra Hana Putra Heridadi Heridadi Heridadi Heridadi Herlina J uni Risma Saragih Herlina J. Saragih Herlina Jr. Saragih Herlina Juni Risma Saragih Herlina Juni Risma Saragih Herlina Juni Risma Saragih Herlina Saragi Herwist Simanjuntak I Gede Sumertha I Gede Sumertha I Gede Sumertha Kusuma Yanca I Gede Sumertha KY I. Gede Sumertha Ichsan Malik IDK Kerta Widana Immanuel Franthos Papare Julianto Exel Allolayuk Khairul Umam Manik Kusuma Kusuma Kusuma Kusuma Kusuma Kusuma Kusuma Larissa Jusivani Legowo, Endro Lilik Kurniawan M Adnan Madjid M Andrian Putra Pratama Mahroza, Jonni Marjanuddin Ali Sidik Marsetio Marsetio Mira Nofrika Sari Moch Yurianto Moch. Jurianto Mochammmad Afifuddin Moh Agus Priono Mohammad Nurdin Al Latief Muhamad Farid Geonova Muhamad Rizal Aria Sandy Muhammad Adham Pradhana Muhammad Adham Pradhana Muhammad Afif Al Fayed Muhammad Fajar Romdhon Muhammad Habib Wicaksono Muhammad Habib Wicaksono Muhammad Ihsan Muhammad Surya Bhaskara Nini Aryanti Novia Ayu Rizky Nur Habibatus Sholichah Nurhidayat Nurul Fatin Muhardika Mansyur Nurul Purwaningdyah Dharmastuti Nurwulansari Nurwulansari Pande Made Rony Kurniawan Panji Suwarno Panji Suwarno Panji Suwarno Petrus P.S Prakoso, Lukman Yudho Prima Aris Wardhani Priyanto Priyanto Provid Ariantoko Puguh Santoso Purwanto Purwanto Purwanto Purwanto Rahma Agun Aulal Muna Raja Humuntal Manalu Rajasains E. Ras, Abdul Rivai Regita Ernawati Rejang Musi Agastya A. S. W Relycia Solihin Renny Setiowati Resmanto Widodo Resmanto Widodo Putro Reza Mahendra Ridha Ayu Rachmawati Rifan Apriantara Rininta Diang Kirana Risman, Helda Robbyanandri Pratama Robbyanandri Pratama Robertus Heru Triharjanto Rudiyanto Rudiyanto Rudy Laksmono Rudy Sutanto Said, Budiman Djoko Sakinatunnafsih Anna Salsabila Cherish Okcavia Sartika Khairani Siregar Say Marina Octavia Shelvy Nujuliyani Siswo Hadi Sumantri Siswo Hadi Sumantri Siswo Hadi Sumantri Sobar Sutisna Sri Patmi Stellar Mella Stellar Nube Mella Subiyanto, Adi Sudibyo Sudibyo Sugimin Pranoto Suhirwan, Suhirwan Sulistiyana Sulistiyana Supriyanto Darmansyah Surachman Surjaatmadja Suyono Thamrin Syaiful Anwar Syamsul Maarif Syamsul Maarif Syamsunasir Syamsunasir Syamsunasir Syamsunasir Syamsunasir Syamsunasir Tamarell Vimy Taufik Akbar Teguh Prasetyo Trismadi Trismadi Ully Ngesti Pratiwi Uly Maria Ulfah Utama, Anang Puji Vania Amelia Annava Wibisono Poespitohadi Widodo Widodo Widodo Wilopo Wilopo Wilopo Wilopo Wilopo Wira Muharromah Wiranto, Surya Yoga Aztrianto Yudhawira Bhaskara Sembiring Yulian Tri Saptono Yulian Tri Saptono Yuliana Anggun Pertiwi Yusnaldi Yusnaldi