Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan sosial emosional melalui pembelajaran berbasis budaya lokal pada anak usia 4-5 tahun di TK PGRI 07 Aikmel. Jenis penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Subyek yang diteliti dalam penelitian ini yakni anak kelompok A dan 1 orang guru. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi, sedangkan analisis data dilakukan menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran berbasis budaya lokal seperti memperkenalkan jajanan tradisional, menyiapkan pelecing, dan simulasi kerja dan bermain dapat merangsang perkembangan sosial emosional anak. Anak menunjukkan peningkatan dalam mengidentifikasi dan mengelola emosi, empati, kerja sama, hubungan sosial, dan harga diri. Hal ini menunjukkan bahwa simulasi kerja dan bermain merupakan kegiatan yang paling efektif untuk meningkatkan empati, kerja sama, dan saling membantu, karena melibatkan interaksi kelompok dan pengamalan nilai-nilai bersama. Namun, penelitian ini juga kendala berupa keterbatasan media pembelajaran budaya lokal seperti sulitnya mencari jajanan tradisional, pakaian adat, serta minimnya panduan tertulis dalam merancang RPPH berbasis budaya lokal. Oleh karena itu, pembelajaran berbasis budaya tidak hanya melestarikan tradisi tetapi juga efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial-emosional pendidikan anak usia dini, meskipun memerlukan dukungan dan bimbingan yang memadai. Dengan demikian, pembelajaran berbasis budaya lokal tidak hanya membantu melestarikan tradisi, tetapi juga sangat efektif dalam memperkuat aspek sosial dan emosional anak-anak usia dini secara menyeluruh. Untuk memastikan pembelajaran ini berhasil, dibutuhkan dukungan dari fasilitas, panduan yang tepat, serta kerja sama antara sekolah, orang tua, dan pemerintah agar program tersebut bisa dijalankan dengan baik dan terus berkelanjutan.