Claim Missing Document
Check
Articles

Phylogenetic of tuna fish (Thunnus spp.) in North Mollucas Sea, Indonesia Nebuchadnezzar Akbar; Muhammad Aris; Muhammad Irfan; Abdurrachman Baksir; Surahman Surahman; Hawis H. Madduppa; Raismin Kotta
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 18 No 1 (2018): February 2018
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v18i1.370

Abstract

The tuna fish (Thunnus spp.) is highly migratory and commercial tuna fishery. The fish tuna abudance supported ocea-nography and geography condition in North Mallucas Sea. The fishery targets catch increase on fish tuna provided a view of the need for assessment of phylogenetic tuna. The study was conducted to infer the phylogenetic in North Mollucas Sea. The research method was PCR-Sequensing. Moleculer analysis included extraction, Polymerase Chain Reaction (PCR), electrophoresis and DNA sequencing in control region mtDNA locus. Phylogenetic reconstructed with Neigbor joining with Kimura 2-parameter model using MEGA5. The result showed that four clade (bigeye, yellowfin, alalunga and skipjack). Genetic distance between bigeye with yellowfin was (0.084), bigeye with alalunga (0.163), ye-llowfin with alalunga (0.174), bigeye with skipjack (0.294), skipjack with alalunga (0.312) and yellowfin with skipjack (0.297). The overall result showed significant genetic different. That information explain about one populations species tuna. The tuna phylogeography unlimitedin geographic distributions. Abstrak Ikan tuna (Thunnus spp.) adalah ikan pelagis yang memiliki kemampuan ruaya dan nilai komersial. Kondisi oseanogra-fis dan letak geografis mendukung kelimpahan stok sumber daya ikan tuna di Perairan Maluku Utara. Aktifitas penang-kapan yang meningkat memberikan pandangan perlu adanya pengkajian filogenetik ikan tuna. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi filogenetik ikan tuna di perairan Maluku Utara. Metode yang digunakan adalah metode PCR-Sekuensing pada lokus mtDNA control region. Analisis molekuler meliputi ekstraksi, Polymerase Chain Reaction (PCR), elektroforesis dan sekuensing DNA. Rekonstruksi pohon filogenetik dengan metode Neighbor joining dengan model evolusi Kimura 2-parameter dilakukan menggunakan aplikasi MEGA5. Hasil penelitian menemukan empat clade spesies ikan tuna yang berbeda (tuna mata besar, sirip kuning, alalunga, dan cakalang). Jarak genetik tuna mata besar (Thunnus obesus) dengan sirip kuning (Thunnus albacares) adalah 0,084; tuna mata besar dengan tuna alalunga (Thunnus albacore) adalah 0,163; tuna sirip kuning dengan tuna alalunga sebesar 0,174; tuna mata besar dengan caka-lang (Katsuwonus pelamis) adalah 0,294; cakalang dengan tuna alalunga adalah 0,312; dan tuna sirip kuning dengan cakalang adalah 0,297. Semua hasil menunjukkan perbedaan genetik signifikan. Namun dapat dijelaskan bahwa spesies tuna berasal dari satu keturunan. Filogeografi tuna tidak memiliki batas distribusi yang nyata spesies.
Morphologies description of Halmahera epaulette shark endemic species (Hemiscyllium halmahera, Allen & Erdmann, 2013) in North Maluku Sea Nebuchadnezzar Akbar; Irmalita Tahir; Abdurrachman Baksir; Rustam E Paembonan; Firdaut Ismail
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 2 (2019): June 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i2.494

Abstract

Halmahera Epaulette Shark (Hemiscyllium halmahera) is an endemic fish in the North Maluku sea. This species was first discovered in two spots of Halmahera waters namely Ternate and Bacan in 2013. Halmahera Epaulette Shark research was continue in Weda and Kao Bay in 2016, 2017 and 2018. Those previous studies, however, did not reveal the morphological description of this species in the other part of the Halmahera Islands. This research was made to enhance the information about this species from the other part of Halmahera waters with a purpose to describe the morphology of Halmahera epaulette shark. The study was carried out in remote areas of Loleo, Tidore, Maitara, Mare, and Lelei Island in 2018. Photos of fish were documented, some meristic and morphometric characters and body weigt were measured. Halmahera epaulette shark has many local names. Observation results showed that many dark brown spots with different patterns and shapes were present with 0.5-1.2 cm in diameter. The total and standard lengths were 40-63 cm and 35-55 cm, respectively. Head length and head width ranged from 7-12 cm and 3-6 cm, respectively. The head height ranged from 9-10 cm. The body circumference of fish ranged between 11-24 cm. Pectoral fins length ranged from 4-6 cm. The dorsal fin length ranged from 5-6 cm. The lower tail length ranged from 4-6 cm. The upper tail length ranged from 4-6 cm. Fish mouth type is subterminal with pointed teeth. Abstrak Hiu berjalan Halmahera (Hemiscyllium halmahera) merupakan biota laut endemik yang terdapat di perairan laut Maluku Utara. Spesies ini pertama kali ditemukan pada tahun 2013 di dua titik di perairan Halmahera yakni Ternate dan Bacan. Penelitian dilanjutkan pada tahun 2016, 2017 dan 2018 di perairan Halmahera yakni Weda dan Teluk Kao. Penelitian tersebut belum mengungkapkan secara lengkap deskripsi morfologis ikan tersebut pada wilayah perairan di Pulau Halmahera lainnya. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data deskripsi morfologis hiu berjalan halmahera. Penelitian ini, dijadikan sebagai data tambahan dari hasil penelitian sebelumnya. Upaya koleksi hiu berjalan dilakukan pada bulan Januari-November tahun 2018 di wilayah perairan Loleo, Tidore, Maitara, Mare dan Lelei. Sampel yang diperoleh difoto, beberapa karakter meristrik, morfometrik, dan bobot tubuh ikan diukur. Ikan ini memiliki banyak nama lokal yang berbeda. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa spesies ini memiliki banyak bintik berwarna coklat tua dengan pola ukuran dan bentuk yang berbeda-beda dengan ukuran diameter antara 0,5-1,2 cm. Panjang total tubuh dan panjang standar berkisar antara 40-63 cm dan 35-55 cm. Panjang kepala 7-12 cm; lebar kepala 3-6 cm; tinggi kepala 9-10 cm; lingkar tubuh 11-24 cm. Panjang sirip pektoral 4-6 cm; Panjang sirip dorsal 5-6 cm; panjang ekor bagian bawah 4-6 cm. Panjang ekor bagian atas antara 4-6 cm. Tipe mulut subterminal dengan gigi yang runcing.
DNA barcoding application of garfish (Hemirhampus sp.) in North Maluku Sea M. Janib Achmad; Martini Djamhur; M. Abjan Fabanyo; Nebuchadnezzar Akbar
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 3 (2019): October 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i3.506

Abstract

The purpose of this study was to identify the species of garfish in the waters of north Maluku by applying DNA bar-coding techniques. The method used in the study was the primary design of DNA extraction and isolation, and DNA amplification through polymerase chain reaction. The results showed that Gen Cyt b analysis amplified ± 350 bp amplicon and for the alignment analysis showed that the amplification sample sequence had similarity with the Cyt b gene sequence of Hemiramphus balao with value of 97%. Sequence analysis showed that the six specimens had very low genetic distances. It can be concluded that the isolate samples of garfish have a very close kinship. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies ikan julung-julung (Hemirhampus sp.) di perairan Maluku Utara melalui aplikasi DNA barcoding. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah desain primer, ekstraksi dan isolasi DNA serta amplifikasi DNA dengan PCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis gen Cyt b yang diamplifikasi diperoleh amplikon sebesar 350 bp, dan analisis penyejajaran menunjukkan bahwa sekuen sampel amplikon memiliki similaritas dengan sekuen gen Cyt b isolat Hemiramphus balao sebesar 97%. Analisis lanjut me-nunjukkan bahwa keenam sampel memiliki jarak genetik yang tergolong sangat rendah. Dapat disimpulkan bahwa sampel isolat ikan julung-julung dalam penelitian ini masih memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat.
SEBARAN KONDISI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI KAWASAN TELUK JAILOLO, KABUPATEN HALMAHERA BARAT. PROVINSI MALUKU UTARA Irmalita Tahir; Rustam Effendi Paembonan; Zulhan A Harahap; Nebuchadnezzar Akbar; Eko Setyabudi Wibowo
JURNAL ENGGANO Vol 2, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.747 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.2.2.143-155

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem utama di wilayah pesisir yang sangat produktif namun sangat rentan terhadap perubahan lingkungan. Pengelolaan ekosistem mengrove harus memperhatikan keterpaduan secara ekologis, ekonomis dan sosial-budaya masyarakat agar pengelolaan secara optimal dan lestari tercapai.  Potensi sumber daya ekosistem mangrove di Kawasan Teluk Jailolo cukup besar tetapi kondisi hutan mangrove belum terdata optimal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sebaran kondisi ekosistem hutan mangrove di kawasan Teluk Jailolo, dengan harapan agar pemanfaatan potensi ekosistem mangrove dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Metode yang digunakan dengan pendekatan teknologi penginderaan jauh dalam memperoleh data dan informasi spasial tentang kondisi ekosistem mangrove dan pengukuran langsung (survey lapangan) untuk memperoleh data sebaran dan kondisi ekosistem mangrove di kawasan pesisir Teluk Jailolo.  Berdasarkan hasil analisis data Citra Alos Avnir-2  bahwa luas mangrove yang terdapat di Teluk Jailolo adalah 393.77 ha, sebagian besar menyebar disekitar garis pantai bagian Timur Teluk Jailolo, dengan kategori tingkat kerapatan sangat jarang hingga lebat. Berdasarkan analisis NDVI diketahui bahwa luas mangrove untuk kategori sangat jarang 20.18 ha, jarang 91.97 ha, sedang 157.83 ha, dan lebat 123.79 ha
KOMUNITAS IKAN PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DAN TERUMBU KARANG DI PULAU SIBU KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN Rina Rina; Salim Abubakar; Nebuchadnezzar Akbar
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.447 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.2.197-210

Abstract

Penelitian bertujuan untuk melihat komposisi jenis dan indeks ekologi ikan pada ekosistem lamun dan terumbu karang di Pulau Sibu Kecamatan Oba Utara. Proses penangkapan ikan baik pada ekosistem padang lamun maupun terumbu karang menggunakan jaring insang dengan panjang 50 meter dan lebar 2 meter dan ukuran mesh size 2,5 inchi. Komposisi jenis hasil tangkapan pada ekosistem terumbu karang sebanyak 16 spesies yaitu Tylosurus crocodiles, Cheilio inermis, Gerres oyena, Choerodon robustus, Parupeneus berbirinus,  Sillago sihama, Hermigymnus melapterus, Lethrinus erythropterus, Lutjanus decussates, Lutjanus fulvilamma, Lutjanus bengalensis,  Siganus canaliculatus, Siganus chrysospilos, Caranx melampygus, Selar boops dan Cephalopholis microprion. Sedangkan pada ekosistem padang lamun sebanyak 13 spesies yaitu Myripristis burndti, Tylosorus strongylurus, Caranx melampygus, Siganus canaliculatus, Siganus chrysospilos, Sillago sihama, Lutjanus ehrenbergii, Lutjanus decussates, Lutjanus fulvilamma, Monotaxis granduculis, Parachaetodon ocellatus, Hermigymnus melapterus dan Sphyraena jello. Keanekaragaman jenis ikan baik pada ekosistem terumbu karang maupun padang lamun tergolong sedang, tidak ada jenis yang mendominasi serta penyebaran jenisnya sangat merata. Hasil tangkapan jenis ikan antara ekosistem terumbu karang dan padang lamun memiliki kemiripan. Kata Kunci : Ikan, lamun, terumbu karang
STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA TEWE, KECAMATAN JAILOLO SELATAN, KABUPATEN HALMAHERA BARAT PROVINSI MALUKU UTARA Nebuchadnezzar Akbar; Abjan Ibrahim; Irfan Haji; Irmalita Tahir; Firdaut Ismail; Muhajirin Ahmad; Raismin Kotta
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.489 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.1.81-97

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan habitat hidup serta tempat berkembang bagi biota bentik dan ikan. Aktivits dikawasan pesisir desa Tewe sangat tinggi, sehingga memberikan dampak pada ekosistem mangrove. Pemanfaatan tidak berkelanjutan memberikan pengaruh terhadap jumlah dan sebaran mangrove. Informasi tentang nilai ekologi mangrove sangat penting, guna memberikan gambaran kondisi mangrove saat ini. Pengambilan contoh mangrove, di lakukan dengan menggunakan metode transect quadrant dan spot check. Hasil penelitian diperoleh ketebalan hutan mangrove dikawasan Desa Tewe berdasarkan pengamatan adalah 412 meter (Stasiun I),  389  meter (Stasiun II), 367 meter (Stasiun III). Komposisi jenis hutan mangrove dari hasil pengamatan dan identifikasi diperoleh sebanyak 9 jenis dari 5 famili. Hasil analisis  menunjukan struktur komunitas hutan mangrove di Desa Tewe berdasarkan indeks ekologi (nilai kerapatan, frekuensi jenis, tutupan dan nilai penting)  baik, sedangkan keanekaragaman spesies masngrove termasuk dalam kategori sedang. Akan tetapi aktivitas pemanfaatan perlu mendapatkan perhatian khusus, sehingga kelestarian dan kehadiran mangrove tetap terjaga. Selain itu  perlu suatu pendekatan pada masyarakat untuk membantu memberikan informasi terhadap peran, manfaat dan juga strategi pengelolaan serta pelestarian mangrove kedepan.Kata kunci : Desa Tewe, indeks ekologi, ekosistem mangrove , spot check , transect quadrant
KAJIAN KESESUAIAN, DAYA DUKUNG, DAN AKTIVITAS EKOWISATA DI KAWASAN MANGROVE DESA TUADA KECAMATAN JAILOLO KABUPATEN HALMAHERA BARAT Salim Abubakar; Riyadi Subur; Darmawaty Darmawaty; Nebuchadnezzar Akbar; Irmalita Tahir
JURNAL ENGGANO Vol 4, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.546 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.4.2.222-242

Abstract

Pengembangan wisata mangrove memerlukan kesesuaian sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan yang disyaratkan. Kesesuaian karakteristik sumber daya dan lingkungan untuk pengembangan wisata dilihat dari aspek keindahan alam, keamanan dan keterlindungan kawasan, keanekaragaman biota, keunikan sumber daya dan aksesibilitas. Tujuan penelitian yaitu menghitung indeks kesesuaian kawasan untuk pengembangan ekowisata mangrove, menghitung daya dukung kawasan dan mengidentifikasi jenis kegiatan wisata yang dapat dilakukan dalam kawasan mangrove. Metode yang digunakan adalah metode survei yaitu pengukuran secara langsung untuk mengetahui kondisi biofisik mangrove. Hasil analisis Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) baik stasiun i, stasiun 2 dan stasiun 3 maupun secara keseluruhan menunjukkan kawasan hutan mangrove di Desa Tuada Kecamatan Jailolo berada pada kategori S1 (sangat sesuai). Jumlah Daya Dukung Kawasan (DDK) untuk kegiatan tracking adalah 34 orang/hari, kegiatan piknik  sebanyak 56 orang/hari dan kegiatan camping sebanyak 13 orang. Total daya dukung kawasan wisata mangrove Desa Tuada adalah 102 orang/hari. Aktivitas kegiatan ekowisata mangrove Desa Tuada setiap hari dibuka mulai jam 06.00 – 18.00 WIT. Namun kunjungan wisata lebih banyak pada hari sabtu dan minggu. Tenaga kerja merupakan masyarakat lokal Desa Tuada. Aktivitas wisata yang direkomendasikan terdiri dari Tracking, berperahu, memancing, bird watching dan berenang (10%). Sedangkan fasilitasi wisata yang direkomendasikan berupa Waserda, penginapan, tempat ibadah dan tempat sampah.STUDY OF CONFORMITY, CARRIYING CAPACITY, AND ECOTOURISM ACTIVITIES IN THE MANGROVE AREA OF TUADA VILLAGE, JAILOLO DISTRICT, WEST HALMAHERA REGENCY. Development of mangrove tourism requires the suitability of resources and environment that are in accordance with what is required. Conformity of resource and environmental characteristics for tourism development is seen from aspects of natural beauty, regional security and protection, biota diversity, uniqueness of resources and accessibility. The research objective is to calculate the regional suitability index for the development of mangrove ecotourism, calculate the carrying capacity of the area and identify the types of tourism activities that can be carried out in the mangrove area. The method used is the survey method that is direct measurement to determine the mangrove biophysical conditions. The results of the Tourism Conformity Index (IKW) analysis of Station I, Station 2 and Station 3 as well as overall show that the mangrove forest in Tuada Village, Jailolo District is in the S1 category (very suitable). The amount of Regional Carrying Capacity (DDK) for tracking activities is 34 people / day, picnic activities as many as 56 people / day and camping activities as many as 13 people. The total carrying capacity of the mangrove tourism area in Tuada Village is 102 people / day. Mangrove ecotourism activities in Tuada Village are open daily from 06.00 - 18.00 WIT. But more tourist visits on Saturdays and Sundays. The workforce is the local community of Tuada Village. Recommended tourism activities consist of Tracking, boating, fishing, bird watching and swimming (10%). While the recommended tourism facilitation is a regional legislative body, lodging, place of worship and trash can.
EVALUASI PENGELOLAAN PERIKANAN TUNA BERDASARKAN PENDEKATAN EKOSISTEM DI KABUPATEN PULAU MOROTAI Rommy M. Abdullah; Imran Taeran; Nebuchadnezzar Akbar
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.5.2.143-151

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat keberlanjutan setiap domain atau aspek dalam EAFM dan menentukan tingkat keberlanjutan kegiatan perikanan tuna di Kabupaten Pulau Morotai. Metode pengambilan data dilakukan dengan metode survei dengan cara wawancara/kuesioner dan FGD (Focus Group Discussion). Penentuan jumlah sampel menggunakan purposive sampling. Dengan analisis pendekatan EAFM, nilai komposit rata-rata seluruh domain berkisar antara 60-80 yang mencerminkan status dan kinerja sumber daya perikanan tuna yellowfin di Kabupaten Pulau Morotai yang baik dalam tingkat keberlanjutannya dengan menerapkan prinsip-prinsip EAFM. Namun, masih ada sejumlah indikator di setiap domain yang memiliki skor rendah sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan manajemen.EVALUATION OF TUNA FISHERIES MANAGEMENT BASED ON ECOSYSTEM APPROACH IN MOROTAI ISLAND DISTRICTS. This study aims to determine the level of sustainability of each domain or aspect in the EAFM and determine the level of sustainability of tuna fishery activities in the Morotai Island Districts. Methods of data taking was carried out with survey method by means of interview/questionnaires and FGD (Focus Group Discussion). Determination of samples quantity used purposive sampling. By the EAFM approach analysis, the average composite value of the entire domain was range of 60-80 which reflects the status and performance of yellowfin tuna fisheries resources in Morotai Island Districts was good in its level of sustainability by applying EAFM principles. However, there were still a number of indicators in each domain that had a low score so efforts are needed to improve management.
ASOSIASI DAN RELUNG MIKROHABITAT GASTROPODA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI PULAU SIBU KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN PROVINSI MALUKU UTARA Salim Abubakar; Masykhur Abdul Kadir; Nebuchadnezzar Akbar; Irmalita Tahir
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.77 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.1.22-38

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis asosiasi dan relung mikrohabitat gastropoda pada ekosistem hutan mangrove di Pulau Sibu Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara. Pengambilan sampel dilakukan pada saat air surut dengan menggunakan metode line transect. Hasil penelitian diperoleh komposisi jenis-jenis gastropoda di Pulau Donrotu sebanyak 12 jenis yaitu Littrorina scabra, Littorina undulata, Turbo agryrostoma, Turbo chrysostoma, Turbo breneus, Nerita costata, Nerita planospira, Strombus luhuanus,, Cerithiidea cingulata, Telescopium telescopium, Telebralia sulcata dan Terebralia palustris. Pasangan jenis gastropoda yang diperoleh memiliki tipe asosiasi positif sebanyak 14 pasangan, asosiasi negatif sebanyak 11 pasangan  dan tidak ada asosiasi sebanyak 42 pasangan. Jenis gastropoda yang mempunyai relung habitat terlebar adalah Terebralia sulcata dan tersempit adalah Turbo chrysostomus.
MANFAAT MANGROVE BAGI PERUNTUKAN SEDIAAN FARMASITIKA DI DESA MAMUYA KECAMATAN GALELA TIMUR KABUPATEN HALMAHERA TIMUR (TINJAUAN ETNOFARMAKOLOGIS) Masykhur Abdul Kadir; Eko S Wibowo; Salim Abubakar; Nebuchadnezzar Akbar
JURNAL ENGGANO Vol 4, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.558 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.4.1.12-25

Abstract

Penelitian  ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis mangrove yang dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional di Desa Mamuya Kecamatan Galela Timur, mengetahui bagian dari manrove yang berpotensi untuk sediaan farmasitika dan mengetahui teknik pengolahan bahan mangrove yang dijadikan sebagai obat di Desa Mamuya Kecamatan Galela Timur. Hasil penelitian  ditemukan jenis mangrove yang dimanfaatkan penduduk Desa Mamuya sebagai obat sebanyak 8 jenis yaitu Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculata, R. stylosa, Sonneratia alba, Xylocarpus gratanum, Xylocarpus molucensis, Nypa fruticans dan Heritiera littoralis. Bagian mangrove yang dijadikan sebagai obat yaitu : akar muda, kulit batang, daun dan buah. Cara mengolah bahan dari bagian mangrove, akar, kulit batang, daun, buah dilakukan secara sederhana yaitu ada yang dilumatkan dalm mulut dan ada yang direbus. Masa penyembuhan ditentukan seberapa parah (akut) penyakit yang diderita.BENEFITS OF MANGROVE FOR PHARMACITIC INVENTORY IN MAMUYA VILLAGE, EAST GALELA DISTRICT, EAST HALMAHERA REGENCY (ETHNOPHARMACOLOGICAL REVIEW). This research was conducted to determine the type of mangrove used in traditional medicine in the village of Mamuya, Galela Timur District, knowing the potential part of the mangrove for pharmaceutical preparation and knowing the techniques for processing mangrove materials which were used as medicine in Mamuya Village, Galela Timur District. The results of the study found that the types of mangroves used by the residents of Mamuya Village were 8 types of drugs, namely Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculata, R. stylosa, Sonneratia alba, Xylocarpus gratanum, Xylocarpus molucensis, Nypa fruticans and Heritiera littoralis. Parts of the mangrove that are used as medicine are: young roots, bark, leaves and fruit. How to process ingredients from parts of the mangrove, roots, bark, leaves, fruit is done simply that there are crushed in the mouth and some are boiled. The healing period is determined by how severe (acute) the disease is suffered.
Co-Authors AA Sudharmawan, AA Abdul Ajiz Siolimbona Abdul Motalib Angkotasan Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir Abdurrachman Baksir, Abdurrachman Abjan Ibrahim Abjan Ibrahim Abubakar, Salim Abubakar, Yuyun Achmad, M Janib Achmad, M. Djanib Achmad, M. Janib Aisyah, Siti Zanuba Al Hadad, M. Said Alfiansyah Kahar Andika Muhammad Antonius P Rumengan Anwar, Muhammad Fathur Ardan Samman Arfa Buamona Asep Sandra Budiman, Asep Sandra Ayu, Inna Puspa Baddu, S Bashari, Muhammad Hasan Beginer Subhan Darmawaty Darmawaty Darmawaty, Darmawaty Darmiyati Muksin Dietriech Geoffrey Bengen Disnawati Disnawati, Disnawati Dondy Arafat Doni Nurdiansah Eko S Wibowo Eko S Wibowo Eko S Wibowo Eko S Wibowo Eko S Wibowo Eko S Wibowo Eko Setyabudi Wibowo Eko Setyabudi Wibowo Elfahmi Elfahmi, Elfahmi Fadel, Ariyati H. Fardan S Ibrahim Fione Yalindua Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Firdaut Ismail Halikuddin Umasangadji Halikuddin Umasangaji Hapzi Ali Hawis H Madduppa Hendrik A.W. Cappenberg Herawati Herawati Hi Abbas, M. Yunus Husen Rifai Huwae, Rikardo I WAYAN EKA DHARMAWAN I Wayan Nurjaya Ikbal Marus Ikbal Marus Ikbal Marus Ikbal Marus Ikbal Marus Ikbal Marus Ikbal Marus, Ikbal Inayah Inayah Irfan Haji Irfan Haji Irfan Haji Irfan Haji Irfan Haji Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir Irmalita Tahir, Irmalita Ismail, Firdaut Iswandi Wahab Karman, Amirul Kepel, Rene C Kotta, Raismin M Irfan M. Abjan Fabanyo M. Irfan Mantiri, Desy M. H Marenda Pandu Rizki Martini Djamhur Masykhur Abdul Kadir Masykhur Abdul Kadir Masykhur Abdul Kadir Masykhur Abdul Kadir, Masykhur Abdul Mesrawaty Sabar Mochtar Djabar Muhajirin Ahmad Muhajirin Ahmad Muhajirin Ahmad Muhammad Aris Muhammad Irfan Muhammad Yunus Hi Abbas Mutmainnah Mutmainnah Mu’min Mu’min Najamadidin, Najamuddin Najamuddin N Najamuddin Najamuddin, Najamuddin Nasir Haya Neviaty P Zamani Neviaty P Zamani NEVIATY PUTRI ZAMANI Ni Kadek Dita Cahyani, Ni Kadek Dita Novriyandi Hanif Nurdiansah, Doni Nyoman M N Natih Paembonan, Rustam E Paluphi, Raut Wahyuning Raden, Muhammad Sahlan R Raismin Kotta Raismin Kotta Raismin Kotta Raismin Kotta Ramili, Yunita Rasidi, Rasidi Rikardo Huwae Rikardo Huwae Rikardo Huwae Rina Rina Rina Rina Riyadi Subur, Riyadi Rizqi, Marenda Pandu Rommy M. Abdullah Rommy M. Abdullah Rusmawati Labenua Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam E Paembonan Rustam Effendi Rustam Effendi Rustam Effendi Paembonan Rustam Effendi Paembonan Rustam Effendi Paembonan Rustam Effendi Paembonan, Rustam Effendi S Baddu Sabar, Mesrawaty Sabaria Umalekhoa Samad, Julkar Samria Abubakar Sani, Lalu M. Iqbal Sartini Baddu Serosero, Rugaya H Sidik, Marjanuddin A Simon I Patty Simon I Patty Simon I Patty Simon I Patty Simon I Patty Simon I Patty Simon I Patty Simon I. Patty Siolimbona, Abdul Ajiz Sunarti Suparto Abdullah Supyan Supyan Surahman Surahman Syafrizayanti, Syafrizayanti Taeran, Imran Wahab, Iswandi Waluyo Waluyo Wibowo, Eko S Wibowo, Eko Setyobudi Widhi, Raut Nugrahening Yadi D Naipon Yosie Andriani Yuyun Abubakar Zulhan A Harahap Zulhan A Harahap Zulhan A Harahap, Zulhan A Zulhan A. Harahap