Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

CHARACTERISTIC OF APOPTOSIS AND EXPRESSION OF GENES-RELATED APOPTOSIS (c-myc, c-erb AND c-fos ONCOGENE) IN HeLa CELL LINES AFTER EXPOSURE BY NEEM (Azadirachta indica A.Juss) Arisanty, Dessy; Eshak, Zolkapli; Othman, Fauziah; Rahmat, Asmah; Akim, Abdah M.D.; -, Nurmawaty; M. Jalil, Suhaida.
Jurnal Riset Kimia Vol 1, No 2 (2008): March
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v1i2.35

Abstract

 ABSTRACT Azadirachta indica A. Juss is a medicinal plant commonly known as neem. The effect of neem leaves extract on cervical cancer cells, however, has never been studied. Due to the lack of information, this study was conducted to determine the effect of neem leaves extract on cervical cancer (HeLa) cell growth. In vitro cytotoxicity effect of ethanolic neem extract indicated the presence of cytotoxicity activity of the extract against HeLa cells with IC50 of  30.0 μg/mL. The morphological changes under confocal laser scanning microscope (CLSM) on HeLa cells were cell shrinkage and membrane blebbing. There were also cells with condensed nucleus and few cells have fragmented nucleus, and finally formed apoptotic body. Control cells showed a clear cytoplasm and centrally placed nucleus and no cells exhibited any apoptotic features. Appearance of apoptotic cells under scanning electron microscope (SEM) are indentations, blebs and hole on cell surface and disintegration of cell. The controls remained morphologically normal. Apoptotic features of the cells are widely seen with longer incubation time while 24 hours incubation time, it is scarcely seen. The RT-PCR product showed that the c-erb gene expression was expressed in both treated and untreated HeLa cells. Contrary, the the c-myc and c-fos oncogenes on  HeLa cells which exposed to A. indica  EtOH extract were significantly decreased.  Thus, the results from this study strongly suggest that the ethanolic extract of A. indica may contain bioactive compound(s) that caused cervical cancer cells, HeLa cell death by apoptosis mechanism and lead to succession of discovering new alternative treatment for cervical cancer.  Keywords : cytotoxic, apoptosis genes, oncogenes, neem
Metilasi Promoter Gen BRCA1 dan Pengaruhnya terhadap Karakteristik Kanker Payudara Premenopausal Sporadik Etnis Minang Harahap, Wirsma Arif; Khambri, Daan; Arisanty, Dessy; -, Yanwirasti; Mubarika, Sofia
Cermin Dunia Kedokteran Vol 42, No 3 (2015): Nyeri
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.314 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v42i3.1031

Abstract

Karsinoma payudara sporadik merupakan kanker yang paling sering pada wanita premenopause etnis Minang. Terdapat perbedaan faktor risiko dan karakteristik tumor jika dibandingkan dengan pasien Kaukasian. Diduga faktor metilasi pada promoter BRCA1 berperan dalam kejadian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kejadian metilasi promoter gen BRCA1 pada pasien kanker payudara premenopause sporadik etnis Minang. Penelitian menggunakan metoda deskriptif analitik pemeriksaan metilasi dengan teknik Bisulfit PCR pada promoter gen BRCA1 pada 43 jaringan kanker payudara sporadik usia premenopause etnis Minang yang diobati di RS M Jamil Padang. Faktor prognosis yang diperiksa adalah stadium, gradasi tumor, indeks mitosis, dan pemeriksaan imunohistokimia (Er,Pr,HER2,Ki67). Didapatkan 35 pasien kanker payudara yang memenuhi syarat, dengan perincian: 17,2% stadium II, 71,4% stadium III, dan 11,4% stadium IV. Subtipe adalah Luminal A 16 orang (17,1%), Luminal B 9 orang (25,7 %), HER2 3 orang (8,6%) dan TNBC 17 orang (48,6%). Metilasi pada jaringan kanker didapatkan pada 21 pasien (60 %). Metilasi berhubungan dengan derajat proliferasi tinggi (Ki67 >14%), stadium lanjut, dan subtipe jenis TNBC. Kanker payudara dengan metilasi pada promoter gen BRCA1 memiliki prognosis lebih buruk. Perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat dampak klinis obat anti-metilasi pada penderita KPD dengan metilasi pada promoter BRCA1. Sporadic breast carcinoma is the most common cancer among premenopausal Minang ethnic women. There are differences of risk factors and tumor characteristics compared with Caucasian patients. It was assumed that promoter methylation in BRCA1 plays a role in this differences. This descriptive analytic study aimed to describe the incidence of promoter methylation in the BRCA1 gene in sporadic premenopausal ethnic Minang breast cancer patients. This research used methylation with bisulfate PCR technique method in the BRCA1 promoter in 43 sporadic premenopausal ethnic Minang breast cancer patients at M Djamil Hospital Padang. Stage, tumor grading, mitotic index, and immunohistochemical examination (Er, Pr, HER2, Ki67) are examined prognostic factor. Among eligible 35 breast cancer patients, 17.2% are stage II, 71.4% are stage III and 11.4% are stage IV. Cancer subtypes were Luminal A in 16 patients (17.1%), Luminal B in 9 patients (25.7%), HER2 in 3 patients (8.6%), and TNBCin 17 patients (48.6%). Methylation in cancer tissue was found in 21 patients (60%). Methylation associated with a high degree of proliferation (Ki67>14%), advanced stage and type of TNBC subtypes. Breast cancer with promoter methylation in the BRCA1 gene have a worse prognosis. Further research is needed to study the clinical impact of antimethylation in breast cancer patients with BRCA1 promoter methylation.
Efek Suplemen Bawang Putih terhadap Kadar Kolesterol dan Trigliserida pada Tikus Wistar yang Diberi Diet Tinggi Minyak Sawit Mulfa Satria Asnel; Husnil Kadri; Dessy Arisanty
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.220

Abstract

AbstrakMinyak kelapa sawit banyak mengandung asam lemak jenuh yang diduga dapat menyebabkan kolesterol dan trigliserida meningkat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek suplemen bawang putih terhadap kadar kolesterol dan trigliserida tikus galur wistar yang diberi diet tinggi minyak sawit. Ini merupakan penelitian eksperimental dengan randomized post test control group design. Subjek penelitian adalah 15 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok diet standar ad libitum, kelompok diet tinggi minyak sawit dan kelompok perlakuan (diet tinggi minyak sawit+suplemen bawang putih). Masing-masing kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Pemberian minyak sawit dengan kadar 3 ml/15 gram pakan standar diberikan kepada kelompok diet tinggi minyak sawit dan kelompok perlakuan selama empat minggu. Pemberian suplemen bawang putih (dosis 3,6 mg/200 mgBB tikus) diberikan kepada kelompok perlakuan selama empat minggu. Kadar kolesterol pada kelompok diet tinggi minyak sawit adalah 109 ± 2,76 mg/dl dan pada kelompok perlakuan adalah 107 ± 3,09 mg/dl. Kadar trigliserida pada kelompok diet tinggi minyak sawit adalah 84 ± 4,27 mg/dl, pada kelompok perlakuan adalah 83 ± 6,02 mg/dl. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna kadar kolesterol dan trigliserida antara kelompok diet tinggi minyak sawit dengan kelompok perlakuan. Pada kelompok diet standar ad libitum dengan kelompok diet tinggi minyak sawit maupun antara kelompok diet standar ad libitum dengan kelompok perlakuan terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar kolesterol dan trigliserida.Kata kunci: minyak sawit, suplemen bawang putih, kolesterol, trigliseridaAbstractPalm oil contains a lot of saturated fatty acids and it is supposed to cause increased cholesterol and triglyceride levels. The objective of this study was to determine the effect of garlic supplements on cholesterol levels and triglyceride at wistar strain rats which were fed in high diet palm oil. This study is a randomized experimental study with post-test control group design. The subjects were 15 male wistar rats were divided into three groups, standard ad libitum diet group, high diet palm oil group and the treatment group (high diet palm oil+ garlic supplement). Each group consists of five rats. Provision of palm oil with high levels of standard 3 ml/15 grams of feeding given to the high diet palm oil group and the treatment group during the four weeks. Garlic supplement (dose 3.6 mg/200 mgweight rat) was given to the treatment group for four weeks. Cholesterol levels in the high diet palm oil group was 109 ± 2,76 mg/dl in the treatment group was 107 ± 3,09 mg/dl. The levels of triglycerides in the high diet palm oil group was 84 ± 4,27 mg/dl and in the treatment group was 83 ± 6,02 mg/dl. There was no significant difference the levels of cholesterol and triglycerides between the high diet palm oil group with the treatment group. Between the standard ad libitum diet group with the high diet palm oil group and between the standard ad libitum diet group with the treatment group show there were significant differences in the levels of cholesterol and triglycerides.Keywords: palm oil, garlic supplement, cholesterol, triglyceride
Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata lin) Terhadap Viabilitas Cell Line Kanker Payudara T47D Secara In Vitro Wiwi Pertiwi; Dessy Arisanty; Linosefa Linosefa
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 1S (2020): Online January 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i1S.1173

Abstract

Kanker payudara merupakan kanker terbanyak di Indonesia dengan angka mortalitas yang tinggi. Kandungan acetogenin, alkaloid, tannin, dan flavonoid pada daun sirsak dipercaya dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Tujuan: Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap viabilitas cell line kanker payudara T47D secara in vitro. Metode: Ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode MTT menggunakan cell line T47D yang dibagi menjadi 8 kelompok perlakuan konsentrasi ekstrak daun sirsak dan tiga variasi masa inkubasi serta pengulangan sebanyak empat kali. Pemeriksaan dibaca menggunakan xMark microplate reader dan selanjutnya ditentukan konsentrasi ekstrak yang dapat menghambat 50% viabilitas sel. Hasil: Ada penurunan viabilitas sel seiring dengan peningkatan konsentrasi yang diberikan pada ketiga masa inkubasi. Konsentrasi ekstrak yang dapat menghambat 50% viabilitas sel pada masa inkubasi 24 jam 569,8μg/ml, 48 jam 431,6 μg/ml, dan 72 jam 94,26 μg/ml. Simpulan: Ekstrak daun sirsak berpengaruh terhadap viabilitas cell line kanker payudara T47D dan dapat menghambat 50% viabilitas sel pada konsentrasi 94,26 μg/ml pada masa inkubasi 72 jam yang berpotensi sebagai antikanker.
In Vitro Cytotoxic Study and Detection of Apoptosis on Breast Cancer Cell lines MDA-MB 231 after Exposed to Azadirachta Indica A. Juss (neem) Extract Dessy Arisanty
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v2i2.125

Abstract

AbstrakSuatu senyawa obat dapat menjadi kemoterapi kanker adalah dengan cara menskrining terlebih dahulu tumbuhan obat yang berpotensi sebagai obat antikanker. Salah satunya adalah tanaman obat daun nimba (Azadirachta indica L.Juss) yang terbukti secara significant menyebabkan apoptosis pada beberapa jenis sel line kanker. Dalam penelitian ini, ekstrak ethanol dari A. indica dipelajari untuk melihat efeknya pada pertumbuhan sel kanker payudara manusia jenis MDA-MB-231 dengan menggunakan tes untuk proliferasi yaitu MTT assai dan untuk mengetahui perubahan morphologi dari apoptosis selnya dengan menggunakan TUNEL assay Ekstrak daun nimba (A. indica) dapat menurunkan keberadaan jumlah sel kanker dengan cara menghambat perkembangan daripada sel tersebut dan menginduksi proses apoptosis pada sel kanker tersebut. Hasil pemeriksaan MTT assai didapatkan nilai IC50 nya adalah 55 ug / mL. Kematian MDA-MB231 sel yang disebabkan oleh ekstrak daun nimba (A.indica) ditemukan melalui mekanisme apoptosis yang secara morfologinya menunjukan ciri ciri dari kematian secara apoptosis seperti kondensasi dari nucleus, membrane nukleus yang melebur dan akhirnya terjadinya fragmentasi dari DNA. Analisis struktur dalaman sel juga mengungkapkan karakteristik apoptosis yaitu marginasi dari kromosom yang disertai dengan fragmentasi DNA dan selanjutnya akan terbentuk badan apoptotik pada sel kanker yang diinkubasi dengan ekstrak tersebut. Pada penelitian ini juga dijumpai peningkatan jumlah sel apoptosis dari hari 1 sampai hari 3 inkubasi oleh ekstrak nimba. Ekstrak ethanol A.indica mungkin mengandung senyawa bioaktif(s) yang menyebabkan kanker payudara MDA-MNB 231 mengalami kematian sel secara apoptosis. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui mekanisme tumbuhan ini membunuh sel kanker MDA-MB 231.Kata kunci: Studi In vitro, Azadirachta indica, apoptosis, TUNEL assayAbstractA screening is conducted on plants that have potential as anticancer is a promising way for discovering novel chemotherapeutic compound. A medicinal plant neem leaf (Azadirachta indica L.Juss) intake has been shown to induce significant levels of apoptosis in various cancer cells. In this present study, ethanol extract of Azadirachta indica was studied for its effects on growth in MDA-MB 231 human breast cancer cells using assays for proliferation (MTT assay) and mechanisme of cell apoptosis using TUNEL assay. Neem leaf extract decreased cell viability, inhibited cell proliferation, and induced cell apoptosis. Result of MTT assay was 55 μg/mL of neem remarkably reduced cell viability of MDA-MB 231 cells. MDA-MB231 cell death elicited by the extract was found to be apoptotic in nature based the indication of nucleus condensation, shrinkage of nucleus membrane and also DNA fragmentation which are a hallmark of apoptosis. In addition, ultrastructural analysis also revealed apoptotic characteristics which are the presence of chromatin margination and apoptotic bodies in the extract-treated cells. There was an increase in the number of apoptotic cells from day 1 to day 3 post incubation with neem extract. Thus, the results from this study strongly suggest that the ethanol extract of A.indica may contain bioactive compound(s) that caused breast carcinoma, MDA-MNB 231 cell death by apoptosis. It’s needed to do advance research to know more deeply the mechanism this plant on breast cancer cell line MDA-MB.Keywords:In vitro study, Azadirachta indica, apoptosis, TUNEL assay
Perbandingan Efektivitas Daya Hambat Kotrimoksazol Generik dan Paten terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli sebagai Penyebab Infeksi Saluran Kemih secara In Vitro Puti Anggun Sari; Erly Erly; Dessy Arisanty
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.226

Abstract

AbstrakInfeksi saluran kemih merupakan salah satu infeksi yang sering ditemukan setelah infeksi saluran napas. Penyebab terbanyak infeksi saluran kemih adalah Escherichia coli. Kotrimoksazol merupakan kombinasi dari dua obat yaitu trimetoprim dan sulfametoksazol serta salah satu contoh antibiotik yang merupakan first-line therapy untuk infeksi saluran kemih. Kotrimoksazol terbagi menjadi dua jenis obat yaitu obat generik dan paten. Akan tetapi, belakangan ini penggunaan obat generik mulai menurun di masyarakat dan masyarakat cenderung meragukan kualitasnya. Padahal masyarakat yang akan diuntungkan jika mengetahui mutu obat generik tidak kalah dengan obat paten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas daya hambat kotrimoksazol generik dan paten terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli sebagai penyebab infeksi saluran kemih secara in vitro. Penelitian ini merupakan penelitian analitik eksperimental dengan desain cross-sectional study. Penelitian ini menggunakan 19 sampel isolat bakteri dari pasien infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh Escherichia coli di RSUP Dr. M. Djamil yang ditentukan rumus minimal adequate sample size menggunakan metode difusi cakram dan dilihat perbandingan antara zona bebas kuman yang dibentuk oleh obat generik dan paten tersebut. Data yang diperoleh akan diolah secara statistik dengan uji hipotesis t-independent test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 17 sampel tidak didapatkan zona bebas kuman baik pada kotrimoksazol generik atau paten. Sedangkan pada 2 sampel lainnya didapatkan zona bebas kuman pada kedua obat kotrimoksazol generik dan paten. Setelah dilakukan analisis statistik menggunakan SPSS dengan uji t-independent test didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara sensitivitas bakteri Escherichia coli penyebab infeksi saluran kemih terhadap kotrimoksazol generik dan paten. Sedangkan resistensi yang terjadi pada 17 sampel lain diduga disebabkan penggunaan antibiotika yang meluas dan tidak tepat baik di rumah sakit maupun di kalangan masyarakat.Kata kunci: Escherichia coli, infeksi saluran kemih, sensitivitas, antibiotika, generik, patenAbstractUrinary tract infection is one of the infections that are often found after a respiratory tract infection. The major cause of urinary tract infections is Escherichia coli. Co-trimoxazole is a combination of two drugs trimethoprim and sulfamethoxazole. Co-trimoxazole is one of the examples of a first - line therapy antibiotic for urinary tract infections. As with other drugs, co-trimoxazole is divided into two types of drugs which are generic and patent drugs. However, recently the use of generic drug in the community began to decrease and people tend to doubt its quality. Whereas it is the community that will be benefited if they found out that the quality of generic drug is not inferior to the patent drug. The aim of this study was to compare the effectiveness of generic and patents co-trimoxazole inhibition on the growth of the bacteria Escherichia coli as a cause of urinary tract infection in in vitro.This study is an analytical experimental with cross-sectional study design. This study used 19 isolated-bacterial from infected-urinary tract patients which were caused by Escherichia coli in Dr. M. Djamil Hospital. These samples specified by minimal adequate sample size and using disc diffusion method. Then they were observed the comparison between germ-free zone established by the generic and the patent drugs. Data obtained will be treated statistically with t-independent hypothesis test.The resultsshowed that 17 samples didn’t have germ-free zone both in generic and patent co-trimoxazole. While two sample others which have germ-free zone were obtained both in generic or patent co-trimoxazole. According to SPSS statistical analysis with t- independent test showed that there was no significant difference between the sensitivity of Escherichia coli as a cause of urinary tract infections to generic and patent co-trimoxazole. Whereas resistance occurred in 17 other samples were suspected to be caused widespread and irrational use of antibiotics both in hospitals and in the community.Keywords: Escherichia coli, urinary tract infections, sensitivity, antibiotic, generic, patent
CHARACTERISTIC OF APOPTOSIS AND EXPRESSION OF GENES-RELATED APOPTOSIS (c-myc, c-erb AND c-fos ONCOGENE) IN HeLa CELL LINES AFTER EXPOSURE BY NEEM (Azadirachta indica A.Juss) Dessy Arisanty; Zolkapli Eshak; Fauziah Othman; Asmah Rahmat; Abdah M.D. Akim; Nurmawaty -; Suhaida. M. Jalil
Jurnal Riset Kimia Vol. 1 No. 2 (2008): March
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v1i2.35

Abstract

 ABSTRACT Azadirachta indica A. Juss is a medicinal plant commonly known as neem. The effect of neem leaves extract on cervical cancer cells, however, has never been studied. Due to the lack of information, this study was conducted to determine the effect of neem leaves extract on cervical cancer (HeLa) cell growth. In vitro cytotoxicity effect of ethanolic neem extract indicated the presence of cytotoxicity activity of the extract against HeLa cells with IC50 of  30.0 μg/mL. The morphological changes under confocal laser scanning microscope (CLSM) on HeLa cells were cell shrinkage and membrane blebbing. There were also cells with condensed nucleus and few cells have fragmented nucleus, and finally formed apoptotic body. Control cells showed a clear cytoplasm and centrally placed nucleus and no cells exhibited any apoptotic features. Appearance of apoptotic cells under scanning electron microscope (SEM) are indentations, blebs and hole on cell surface and disintegration of cell. The controls remained morphologically normal. Apoptotic features of the cells are widely seen with longer incubation time while 24 hours incubation time, it is scarcely seen. The RT-PCR product showed that the c-erb gene expression was expressed in both treated and untreated HeLa cells. Contrary, the the c-myc and c-fos oncogenes on  HeLa cells which exposed to A. indica  EtOH extract were significantly decreased.  Thus, the results from this study strongly suggest that the ethanolic extract of A. indica may contain bioactive compound(s) that caused cervical cancer cells, HeLa cell death by apoptosis mechanism and lead to succession of discovering new alternative treatment for cervical cancer.  Keywords : cytotoxic, apoptosis genes, oncogenes, neem
Metilasi Promoter Gen BRCA1 dan Pengaruhnya terhadap Karakteristik Kanker Payudara Premenopausal Sporadik Etnis Minang Wirsma Arif Harahap; Daan Khambri; Dessy Arisanty; Yanwirasti -; Sofia Mubarika
Cermin Dunia Kedokteran Vol 42, No 3 (2015): Nyeri
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v42i3.1031

Abstract

Karsinoma payudara sporadik merupakan kanker yang paling sering pada wanita premenopause etnis Minang. Terdapat perbedaan faktor risiko dan karakteristik tumor jika dibandingkan dengan pasien Kaukasian. Diduga faktor metilasi pada promoter BRCA1 berperan dalam kejadian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kejadian metilasi promoter gen BRCA1 pada pasien kanker payudara premenopause sporadik etnis Minang. Penelitian menggunakan metoda deskriptif analitik pemeriksaan metilasi dengan teknik Bisulfit PCR pada promoter gen BRCA1 pada 43 jaringan kanker payudara sporadik usia premenopause etnis Minang yang diobati di RS M Jamil Padang. Faktor prognosis yang diperiksa adalah stadium, gradasi tumor, indeks mitosis, dan pemeriksaan imunohistokimia (Er,Pr,HER2,Ki67). Didapatkan 35 pasien kanker payudara yang memenuhi syarat, dengan perincian: 17,2% stadium II, 71,4% stadium III, dan 11,4% stadium IV. Subtipe adalah Luminal A 16 orang (17,1%), Luminal B 9 orang (25,7 %), HER2 3 orang (8,6%) dan TNBC 17 orang (48,6%). Metilasi pada jaringan kanker didapatkan pada 21 pasien (60 %). Metilasi berhubungan dengan derajat proliferasi tinggi (Ki67 >14%), stadium lanjut, dan subtipe jenis TNBC. Kanker payudara dengan metilasi pada promoter gen BRCA1 memiliki prognosis lebih buruk. Perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat dampak klinis obat anti-metilasi pada penderita KPD dengan metilasi pada promoter BRCA1. Sporadic breast carcinoma is the most common cancer among premenopausal Minang ethnic women. There are differences of risk factors and tumor characteristics compared with Caucasian patients. It was assumed that promoter methylation in BRCA1 plays a role in this differences. This descriptive analytic study aimed to describe the incidence of promoter methylation in the BRCA1 gene in sporadic premenopausal ethnic Minang breast cancer patients. This research used methylation with bisulfate PCR technique method in the BRCA1 promoter in 43 sporadic premenopausal ethnic Minang breast cancer patients at M Djamil Hospital Padang. Stage, tumor grading, mitotic index, and immunohistochemical examination (Er, Pr, HER2, Ki67) are examined prognostic factor. Among eligible 35 breast cancer patients, 17.2% are stage II, 71.4% are stage III and 11.4% are stage IV. Cancer subtypes were Luminal A in 16 patients (17.1%), Luminal B in 9 patients (25.7%), HER2 in 3 patients (8.6%), and TNBCin 17 patients (48.6%). Methylation in cancer tissue was found in 21 patients (60%). Methylation associated with a high degree of proliferation (Ki67>14%), advanced stage and type of TNBC subtypes. Breast cancer with promoter methylation in the BRCA1 gene have a worse prognosis. Further research is needed to study the clinical impact of antimethylation in breast cancer patients with BRCA1 promoter methylation.
Bioaktivitas Antikanker dari Quercetin Bertarget Src dalam Terapi Kanker Paru Bukan Sel Kecil Refa Rahmaddiansyah; Sukarsi Rusti; Dessy Arisanty
Majalah Kedokteran Andalas Vol 45, No 4 (2022): Online October 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v45.i4.p667-679.2022

Abstract

Kanker paru adalah salah satu jenis kanker yang paling umum dengan penyebab utama kematian akibat kanker di seluruh dunia. Kanker paru bukan sel kecil (NSCLC) adalah jenis kanker yang menyumbang sekitar 85% dari semua kejadian kanker paru-paru. Ini juga memiliki prognosis dan pilihan pengobatan yang buruk. Src adalah salah satu target paling efektif yang terkait dengan pengembangannya. Penelitian ini merupakan studi tinjauan pustaka dengan menggunakan data dari penelitian asli berdasarkan studi in vitro dan in vivo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Que menghambat induksi proliferasi dan metastasis sel NSCLC dengan menekan ekspresi Src yang kemudian menghambat jalur pensinyalan Fn14/NF-κB. Quercetin juga mengganggu pensinyalan faktor nuklir kappa B (NF-κB) yang mengatur ekspresi beberapa gen yang terlibat dalam karsinogenesis, peradangan, dan sitoprotektif. Dengan membungkam Src, metastasis kanker paru-paru akan berkurang. Ketika Src dihambat, sel-sel yang dilepaskan mengalami anoikis sehingga terjadi kematian sel dengan kecepatan mekanisme penghambatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa quercetin berperan sebagai antikanker melalui penghambatan proliferasi tumor, metastasis, dan angiogenesis melalui jalur pensinyalannya pada sel kanker paru. Diharapkan ada penelitian berkelanjutan untuk meningkatkan status kesehatan global, khususnya pada pasien NSCLC.
Kadar SGPT setelah Pemberian Vitamin E pada Tikus Putih Jantan Terpapar Allethrin Anggiansyah Pohan; Nurhayati Nurhayati; Dessy Arisanty
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 2 No 4 (2021): Desember 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jikesi.v2i4.416

Abstract

Latar Belakang: Allethrin merupakan zat yang banyak dipakai sebagai bahan antinyamuk elektrik mat. Allethrin dapat terhirup dan terserap melalui paru-paru, memasuki sirkulasi, dan menyebar ke berbagai organ termasuk hati. Allethrin dapat memicu pembentukan reactive oxygen species (ROS) yang dapat merusak membran sel hati sehingga terjadi kebocoran enzim SGPT ke sirkulasi darah. Vitamin E dapat menangkal ROS dan melindungi membran sel. Objektif: Penelitian bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian vitamin E terhadap kadar SGPT tikus putih jantan yang terpapar allethrin. Metode: Penelitian ini merupakan experimental study dengan desain post-test only control group. Sampel adalah 30 serum darah tikus yang terbagi dalam 3 kelompok, yaitu kontrol negatif (K) berasal dari tikus dengan pakan saja, kontrol positif (KP) dari tikus terpapar allethrin 12 jam/hari selama 31 hari, dan perlakuan (P) dari tikus terpapar allethrin serta diberikan vitamin E secara oral selama 14 hari. Serum dicampur reagen kit SGPT lalu diukur kadar SGPT dengan photometer. Analisis data menggunakan uji One Way Anova dengan Post-Hoc Bonferroni. Hasil: Didapatkan perbedaan bermakna rerata SGPT ketiga kelompok (p<0,05), dengan K, KP, dan P sebesar 21,1 ± 2,51 U/L; 36,9 ± 6,36 U/L; 25,6 ± 2,31 U/L. Didapatkan perbedaan bermakna antara K dengan KP, P dengan KP, dan perbedaan tidak bermakna antara K dengan P. Kesimpulan: Pemberian vitamin E berpengaruh menurunkan kadar SGPT pada tikus putih jantan yang terpapar allethrin.
Co-Authors Aaliyya, Zaki S. Abdah M.D. Akim Afriani, Nita Agustian, Dede Rahman Aizah, Havina Nurul Amel Yanis Andani Eka Putra Anggiansyah Pohan Annisa Permata Sari, Annisa Permata Aprilia Susanti, Aprilia Ariesko Gunanda Rangkuti Ariouso, Al H. Asmah Rahmat Asmah Rahmat Budianto, Raymond E. Cimi Ilmiawati, Cimi Daan Khambri Dede Agustian Rahman Desmawati Desmawati Desmawati Desmawati Dina Arfiani Rusjdi Dwi Yulia Elizabeth Bahar Endrinaldi Erlina Rustam Erly Erly Eti Yerizel Eva Decroli Fadrian, Fadrian Fauziah Othman Hanum, Fathiya Juwita Hasnah Hasnah Hasnah, Hidayatul Havina Nurul Aizah Hirowati Ali Hirowati Ali, Hirowati Husnil Kadri Ilham Andhika Zulen Ilmiawati, Ilmiawati Kamila, Isna C. Khairani, Salsabila P. Lim, Nurul Naimah binti Muhammad Khairuddin Linosefa Linosefa Magza, Dekasih Tria Maharani, Malya CS. Malinda Meinapuri Meilisa Rahmawati Mulfa Satria Asnel Nadya Mirenda Putri Nathaniel, Kevin Nelmi Silvia Noza Hilbertina Nugraha, Ikwandi C. Nurhayati, Nurhayati Nurmawaty - Pratama, Fajri Rahendra Pratama, Fajri Rahendra Puti Anggun Sari Rahmaddiansyah, Refa Rahmadian, Rizki Rahman, Awalil RK. Rahmatini . Rahmawati, Meilisa Rahmi, Wahida Rauza Sukma Rita Refa Rahmaddiansyah Refa Rahmaddiansyah Risviani, Darayani Rizki Rahmadian Rusti, Sukarsi Salsabila, Amilia Salsabila, Amilia Sari, Annisa Permata Shofiy, Alifya R. Sofia Mubarika Sofia Mubarika Haryana Suhaida. M. Jalil Sukarsi Rusti Susanti, Aprilia Syakira, Hasya Syakira, Hasya Theodora, Eillen Tofrizal Tofrizal Tofrizal Tri Anggraini, Fika Tyas, Syanindhita Wikanthining Utama, Bobby Indra Vella Amalia Wahida Rahmi Wahyudi, Dhyani P. Wirsma Arif Harahap Wiwi Pertiwi Yanwirasti - Yanwirasti - Yulia, Dwi Yuniar Lestari Yustini Alioes Zolkapli Eshak Zolkapli Eshak