Claim Missing Document
Check
Articles

Consistency Of Definition Of Orthogonality In A Partial Metric Induced By A Metric Mochammad Hafiizh; Nila Puspita Dewi; Sisworo; Dahliatul Hasanah
Jurnal Derivat: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 10 No. 1 (2023): Jurnal Derivat (April 2023)
Publisher : Pendidikan Matematika Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jderivat.v10i1.4620

Abstract

An extension of the metric space in which the distance of the same point is not always zero is called a partial metric space. Orthogonality is the relation of two perpendicular lines at one point of intersection forming a right angle. There are several ways to define orthogonality, including Pythagorean Orthogonality, Isosceles Orthogonality, and Birkhoff-James Orthogonality. The purpose of this research is to study the consistency of the definition of orthogonality in the metric space to the partial metric space. Based on these results, it can be concluded that the partial metric space can be obtained by linear induction from a metric space. Then, in developing the definition of orthogonality to the partial metric space, it can be concluded that the qualified orthogonality is the I-orthogonality and the BJ-orthogonality, while the P-orthogonality does not qualify the consistency of the definition of orthogonality in the partial metric space. Kata Kunci: Orthogonality, Consistency, and Partial metric space
Analysis and Unraveling Misconceptions: Examining Tenth-Grade High School Students’ Errors in HOTS Questions on Exponential Equations and Effective Scaffolding Strategies Nunik Indayani; Erry Hidayanto; Sisworo Sisworo
Jurnal Pendidikan Sains Vol 11, No 3: September 2023
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objective of this study is to elucidate the errors made by tenth-grade students at SMA Hati Bilingual Boarding School Probolinggo, Indonesia, when tackling Higher Order Thinking Skills (HOTS) questions on exponential equations, along with the scaffolding process employed to mitigate these errors. Employing qualitative research methods, four participants were chosen based on their performance in completing HOTS questions on exponential equations, followed by in-depth interviews. The identified student errors encompass basic errors, appropriate errors, missing information, and partial insights. The analysis aligns these errors predominantly with Brodie’s error taxonomy. Furthermore, the study highlights the efficacy of instructional scaffolding, utilizing the Roehler and Cantlon model. Future research avenues could diversify by exploring students’ error patterns in addressing HOTS questions through alternative theoretical frameworks, thereby enriching pedagogical strategies aimed at optimizing educational outcomes.DOI: 10.17977/jps.v11i32023p103
Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pada Soal Open-Ended Berdasarkan Self-Confidence Siswa Ilmiyatur Rosidah, Nilta; Parta, I Nengah; Sisworo
Cendekia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 16 No. 2 (2022): Oktober
Publisher : Center of Language and Cultural Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30957/cendekia.v16i2.684

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui profil kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal open-ended spldv. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI MTS Al-Islah Citrodiwangsan Lumajang. Pemilihan subjek dilakukan secara purposive sampling Pengumpulan data menggunakan tes soal kemampuan pemecahan masalah open-ended, dan wawancara. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelian yang telah dilakukan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik subjek ST dapat dikategorikan sangat baik karena mampu melaksanakan keempat tahapan polya, subjek SS dikategorikan memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik karena mampu melaksanakan tiga tahapan polya tanpa melakukan pengecekan ulang, dan subjek SR hanya dapat melaksanakan dua tahapan Polya yaitu memahami masalah dan merencanakan penyelesaian dengan menghasilkan jawaban salah, sehingga dikategorikan memiliki kemampuan pemecahan masalah yang kurang baik, masing-masing subjek sedikitnya membuat dua strategi penyelesaian yang berbeda.
Game matematika berbasis mobile Swalaganata, Galandaru; Sisworo, Sisworo; Yunus, Mahmuddin
Jurnal MIPA dan Pembelajarannya Vol. 2 No. 12 (2022): Desember
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um067v2i122022p1

Abstract

Aritmatika adalah bagian dari ilmu matematika yang mempelajari operasi dasar matematika yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Pelajaran aritmatika sudah dikenalkan sejak memasuki dunia pendidikan formal. Dalam penyampaiannya dapat digunakan berbagai cara, diantaranya menggunakan garis bilangan atau merepresentasikan dengan benda, seperti kelereng, buku, dan pensil. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, proses penyampaian dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat bergerak. Sebagai contoh smartphone, tablet, dan laptop. Pemaanfaatannya dapat dilakukan dengan membuat game atau permainan. Dengan adanya game yang berkaitan dengan matematika, pengguna tidak hanya dapat melakukan permainan, tetapi juga dapat mengasah kemampuan menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan matematika. Pembuatan game Gametika memanfaatkan software Adobe Flash Professional CS6 dan runtime aplikasi Adobe Air 3.2 dengan model perancangan waterfall yang terdiri dari: (1) analisis kebutuhan sistem; (2) sistem desain; (3) implementasi; (4) uji coba; (5) penyebaran; dan (6) perawatan. Game ini dapat dijalankan pada smartphone dengan sistem operasi Android 4.0 Ice Cream Sandwich atau versi android yang lebih baru dan resolusi layar smartphone 320 x 480 pixel. Hasil validasi dari dosen validator 90,5%, hasil validasi uji coba lapangan kepada anak usia 10-13 tahun dan teman sejawat 88,7%, dan hasil validasi uji coba lapangan praktisi lapangan 88,4%. Dengan rata-rata hasil validasi 89,7% permainan mobile ini dinyatakan valid dan layak digunakan terutama untuk anak usia 10-13 tahun.
Implementasi algoritma pohon merentang merentang minimum (MST) pada permainan Nugroho, Herlambang Tri; Sisworo, Sisworo; Satyananda, Darmawan
Jurnal MIPA dan Pembelajarannya Vol. 2 No. 12 (2022): Desember
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um067v2i122022p3

Abstract

Permainan pohon merentang minimum adalah permainan berkonsep matematika. Konsepnya diambil dari salah satu matakuliah matematika S1. Permainannya cukup simpel. Yaitu pemain dihadapkan pada beberapa titik secara acak dimana masing-masing titik mempunyai bobot antar titik yang berbeda. Pemain harus menghubungkan semua titik dengan sisi dengan syarat sisi tidak boleh membentuk lintasan tertutup (sikel) dan semua titik terhubung. Jawaban pemain selanjutnya akan dibandingkan dengan dua algoritma. Yaitu algoritma Kruskal dan algoritma Prim. Algoritma Kruskal maupun algoritma Prim adalah algoritma pada pohon merentang minimum. Kedua algoritma ini sebenarnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencari bobot total minimum dari suatu pohon. Pohon adalah graf terhubung yang tidak memuat sikel. Perbedaan algoritma ini hanya pada proses pencarian. Algoritma Prim dimulai dari sebarang titik. Kemudian mencari titik lain yang belum terpilih dan terhubung dengan titik terpilih yang memiliki bobot paling kecil. Sedangkan algoritma Kruskal mengurutkan sisi yang terpendek terlebih dahulu. Kemudian mengambil urut dari sisi yang terpendek dengan syarat sisi tidak boleh membentuk sikel. Dari proses uji coba dan analisis data, algoritma Prim dan algoritma Kruskal sudah menjadi suatu teorema, oleh karena itu kedua algoritma ini menghasilkan jawaban seminimum mungkin. Input permainan ini adalah titik-titik dan sisi. Selama proses bermain, sisi yang dipilih pemain tidak boleh membentuk sikel dan memuat semua titik. Output permainan berupa minimum spanning tree.
Pemahaman Siswa Tentang Equal Sign dalam Menyelesaikan Tugas Matematika Sartati, Setiawan Budi; Subanji, Subanji; Sisworo, Sisworo
Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: e-Saintika Vol. 2 No. 1: December 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/e-saintika.v2i1.80

Abstract

[Title: The Students' Understanding of Equal Sign in Completing Mathematics Tasks]. This study aims to describe the student's understanding of the equal sign to solve mathematical tasks. This study was included in the qualitative descriptive study. In this study, the data collected is the data of student’s work and verbal data (the interview). The subjects were six students of 7th class of MTs Attariqie Malang 2014/2015 (Junior High School), with details of two high-ability students, two students capable of being, and two low-ability students. Students' understanding of the equal sign examined further by providing tests and interviews in six research subjects. Interviews were conducted individually after the students work on the problems individually. The mathematical task load arithmetic and algebra problems. Based on the results of the study, all subjects were able to understand the equal sign as operational and the equal sign as a substitution. For equal sign as the basic relational, only high-ability students were able to understand it. Understanding of medium and low student capable entrenched in the operational pattern that is an equal sign as operational cause confusion to understanding equal sign as the basic relational, eg, 14+11=25+8 where students only pay attention to the results of operations that 14 plus 11 is 25 without notice relation of the addition of 8.
ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS X SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL HOTS PERSAMAAN EKSPONEN DAN SCAFFOLDING-NYA [ERROR ANALYSIS OF GRADE 10 STUDENTS IN SOLVING HOTS QUESTIONS ON EXPONENTIAL EQUATIONS AND THEIR SCAFFOLDING] Indayani, Nunik; Hidayanto, Erry; Sisworo, Sisworo
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol 8, No 1 (2024): JUNE
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v8i1.8059

Abstract

The aim of this research is to describe the mistakes made by grade 10 students at SMA Hati Bilingual Boarding School Probolinggo in solving HOTS questions on exponential equations and their scaffolding. This study used qualitative research methods. The subjects of this research were four students with different types of errors. The results of the research show that the basic error type is mostly made because students do not understand the meaning and concept of solving problems. Apart from that, students also make other types of errors, namely the appropriate error type because students cannot solve the exponential form of the equation, the missing information type because students cannot continue the solving process, and the partial insight type because students make mistakes in calculations. The research results also show that the scaffolding process for students with basic error types takes longer than for students with other types of errors. It is hoped that future research will be able to analyze student errors on HOTS questions using other theories or procedures in order to help students overcome their mistakes and minimize errors when solving HOTS questions.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan kesalahan siswa kelas X di SMA Hati Bilingual Boarding School Probolinggo dalam menyelesaikan soal HOTS persamaan eksponen serta scaffoldingnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah empat siswa dengan tipe kesalahan berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan tipe basic error paling banyak dilakukan karena siswa tidak memahami maksud dan konsep untuk menyelesaikan soal. Selain itu, siswa juga melakukan tipe kesalahan lain yaitu tipe appropriate error karena siswa tidak dapat menyelesaikan bentuk persamaan eksponen, tipe missing information karena siswa tidak dapat melanjutkan proses penyelesaian, serta tipe partial insight karena siswa salah dalam perhitungan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa proses scaffolding untuk siswa dengan tipe kesalahan basic error berlangsung lebih lama dibandingkan siswa dengan tipe kesalahan lain. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan analisis kesalahan siswa pada soal HOTS dengan teori atau prosedur lain, sehingga dapat membantu siswa mengatasi kesalahannya dan meminimalisir kesalahan ketika memecahkan soal HOTS.
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Open Ended Materi Geometri Pradiarti, Refni Adesia; Sudirman, Sudirman; Sisworo, Sisworo
Teorema: Teori dan Riset Matematika Vol 9, No 1 (2024): Maret
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/teorema.v9i1.12782

Abstract

Berpikir kreatif menjadi salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa pada abad 21. Kreativitas matematika siswa dapat diukur melalui pemberian masalah open ended kepada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pemberian soal open ended. Penelitian dilakukan di SMAN 3 Malang. Banyak subjek penelitian 5 siswa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data penelitian didapatkan dari hasil tes berpikir kreatif dan wawancara dengan subjek. Kemampuan berpikir kreatif subjek dianalisis mengacu pada tercapainya 3 indikator berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility, dan originality. Dari hasil penelitian ditemukan 5 tingkat berpikir kreatif yang dikategorikan dalam level 0-4. Subjek S1 yang mampu memenuhi seluruh indikator berpikir kreatif yaitu fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), dan originality (kebaruan) merupakan siswa dengan tingkat berpikir kreatif level 4 yaitu sangat kreatif, subjek S2 yang hanya mampu memenuhi indikator flexibility dan originality dapat dikategorikan sebagai tingkat berpikir kreatif level 3 yaitu kreatif, subjek S3 yang hanya mampu memenuhi indikator flexibility (keluwesan) merupakan siswa dengan tingkat berpikir kreatif level 2 yaitu cukup kreatif, subjek S4 yang hanya mampu memenuhi indikator fluency (kelancaran) merupakan siswa dengan tingkat berpikir kreatif level 1 yaitu kurang kreatif, dan subjek S5 yang belum mampu memenuhi seluruh indikator berpikir kreatif merupakan siswa dengan tingkat berpikir kreatif level 0 yaitu tidak kreatif.Kata kunci: Berpikir kreatif, Masalah Open Ended, Geometri.
Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Calon Guru Pada Mata Kuliah Trigonometri Secara Daring Berbantuan Google Classroom Nugraheni, Dinda Dwi; Sa'dijah, Cholis; Sisworo, Sisworo
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jipm.v10i2.8776

Abstract

 Abstrak: Seorang calon guru sangat perlu untuk memiliki kemampuan berpikir kreatif guna memberikan pembelajaran dalam pendidikan yang inovatif sehingga siswa yang diajarkan memiliki kemampuan berpikir kreatif untuk menghadapi tantangan di masa depan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa calon guru pada mata kuliah trigonometri secara daring berbantuan google classroom. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan pada mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang angkatan 2020 semester gasal tahun ajaran 2020/2021. Tes kemampuan berpikir kreatif diberikan pada 37 mahasiswa, kemudian dipilih tiga mahasiswa dengan mempertimbangkan kemampuan matematika pada tugas yang diberikan sebelum pemberian tes berpikir kreatif menggunakan teknik purposive sampling. Setelah proses analisis dilakukan, hasil penelitian menunjukkan bahwa  mahasiswa kategori tinggi memenuhi tiga aspek kemampuan berpikir kreatif seperti kelancaran, keluwesan, dan kebaruan. Mahasiswa kategori sedang memenuhi dua aspek kemampuan berpikir kreatif seperti keluwesan dan kebaruan. Sedangkan mahasiswa kategori rendah tidak memenuhi aspek indikator kemampuan berpikir kreatif sama sekali. Aspek keluwesan dan keunikan kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki oleh mahasiswa kategori tinggi dan sedang salah satunya dipengaruhi oleh pemanfaatan pembelajaran daring berbantu google classroom.Kata kunci: Berpikir Kreatif; Calon Guru; Google ClassroomAbstract: A prospective teacher ought to have the ability to think creatively to provide learning in innovative education, with the expectation to build the students’ ability to think creatively in facing challenges in the future. The purpose of this study was to describe the creative thinking skills of prospective teacher students in online trigonometry courses assisted by Google Classroom. The type of this research is a descriptive qualitative research conducted on Undergraduate Mathematics Education students at State University of Malang, class 2020 odd semester, 2020/2021 academic year. The test of creative thinking ability was given to 37 students, then three students were selected for the research subject. The considerations were based on their mathematical ability on the pre-assessment test beforehand using purposive sampling technique. After the analysis process was conducted, the results showed that the high category students fulfilled three aspects of creative thinking abilities such as fluency, flexibility, and novelty. Students in the middle category fulfill two aspects of creative thinking skills such as flexibility and novelty. Meanwhile, the low category students did not meet the indicator aspects of the ability to think creatively at all. Aspects of flexibility and uniqueness of creative thinking skills possessed by high and medium category students are influenced by online learning system assisted by Google Classroom. Keywords: Creative Thinking; Prospective Teacher; Google Classroom
Kemampuan Koneksi Matematis Siswa dalam Pemecahan Masalah Bangun Ruang Sisi Datar Berbasis Polya 'Azizah, Dewi Nur; Hidayanto, Erry; Sisworo, Sisworo
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jipm.v10i2.8818

Abstract

Koneksi matematis menjadi dasar utama  siswa dalam memecahkan masalah antar konsep matematika maupun konsep lainnya. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan kemampuan koneksi siswa  memecahkan masalah bangun ruang sisi datar. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Pelaksanaan penelitian di SMPN 1 Madiun kepada 31 siswa kelas IXG. Pengambilan subjek berdasarkan purposive sampling dipilih satu subjek pada setiap kategori siswa berkemampuan koneksi matematis tinggi, sedang dan rendah. Instrumen yang digunakan yaitu soal tes koneksi dan pedoman wawancara. Terdapat tiga soal tes koneksi yaitu soal koneksi matematika dengan konsep bangun ruang sisi datar, koneksi bangun ruang dengan ilmu lain, dan koneksi matematika bangun ruang dengan kehidupan sehari-hari. Data penelitian diperoleh dari hasil tes dan hasil wawancara yang instrumennya divalidasi oleh tim ahli dengan kriteria valid. Pengecekan keabsahan data dengan triangulasi teknik. Setelah data terkumpul dianalisis dengan proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil tes koneksi menunjukkan, siswa berkemampuan koneksi tinggi dapat memecahkan masalah pada semua aspek indikator koneksi. Siswa berkemampuan koneksi sedang dapat memecahkan masalah sampai tahap melaksanakan rencana. Namun, pada langkah memeriksa kembali kurang teliti dan kurang tepat dalam membuat kesimpulan. Siswa berkemampuan koneksi rendah belum mampu memenuhi indikator koneksi antar konsep matematika dan melakukan koneksi dalam kehidupan sehari-hari.
Co-Authors 'Azizah, Dewi Nur Abdur Rahman As’ari Agus Yulianto Amalia Martha Santosa Amanda Putri Enlisia Anas Ma’ruf Annizar Andrian Runtius Lalang Andrian Runtius Lalang Aulia Nadia Sari Barep Yohanes Bayu Nugroho Cholis Sa’dijah Dahliatul Hasanah Daiana, Putri Darmawan Satyananda Diyah Ayu Rizki Pradita Dwiyana Dwiyana Eddy Bambang Irawan Edy Bambang Irawan Erisca Lusy Rusdianti Erry Hidayanto Faradina, Erta Florianus Aloysius Nay Gatot Muhsetyo HAFIIZH, MOCHAMMAD Hasan Basri Hidayati, Vivi Rachmatul I Nengah Parta Ikhsana, Aulia Ilmiyatur Rosidah, Nilta Indah Puspitasari Maharani Indayani, Nunik Ipung Yuwono, Ipung Izzah, Nuurul Kamirsyah Wahyu Laily Wijayanti Utami Lathiful Anwar Lela Nur Safrida Mahmuddin Yunus Maimunah Maimunah Maimunah, Maimunah Mariana, Erna Mei Radia Putri Mirza Amelia Oktaviani Mohammad Akbar Muazarah, Salma Farihah Muhammad Irfan Nadia Nurudini Naela Nur Azizah Niila Amaalia Chasanah Nila Puspita Dewi Nilta Ilmiyatur Rosidah Nugraheni, Dinda Dwi Nugroho, Herlambang Tri Nunik Indayani Parta, I Negah Patma Sopamena Permadi, Hendro Purwanto Purwanto Purwanto Purwanto Purwanto Purwanto Putra, Zuhadur Ra'is Ariyono Qohar, Abd. Raey Hanah Rani Martalisa Taorina Refni Adesia Pradiarti Rifaatul Mahmudah Rustanto Rahardi Safitri, Rizqi Febriana Sartati, Setiawan Budi SATRIYAS ILYAS Setiawan Budi Sartati Shofi Farihah Muazarah Subanji Subanji Suci Zuhriati Sudirman Sudirman Sudirman Sudirman Susiswo Swalaganata, Galandaru Swasono Rahardjo Tasni, Nurfaida Tiwi Nur Masita Tjang Daniel Chandra Toto Nusantara Ulfa Rahmawati Untu, Zainuddin Untu Wasti Tampi Wasti Tampi Yandi Raharjo, Eko Yayan Eryk Setiawan Yudha, Sri Indah Dwirahmasari Zuhadur Ra'is Ariyono Putra