Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Pengorganisasian Informasi Di Perpustakaan Perguruan Tinggi Fatmawati, Endang
Info Persadha Vol 7, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.47 KB)

Abstract

-
Kebutuhan Informasi Pemustaka dalam Teori dan Praktek Fatmawati, Endang
Info Persadha Vol 13, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.811 KB)

Abstract

Information is vital to every user. The information needs of the user is very important of library service. Each user’s information needs are very diverse. Factors affecting information needs is very much. One of them depending on user characteristics and conditions in his environment. User information need is a factual situation of user in which occurs of gaps between the existing knowledge with the knowledge needed.Keywords: information needs, user needs, sources of information.
Merajut Inovasi Pustakawan Perguruan Tinggi untuk Mewujudkan SDM Perpustakaan Berkualitas Fatmawati, Endang
Pustakaloka Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : STAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/pustakaloka.v8i2.686

Abstract

Artikel ini berfokus pada masalah strategi kunci untuk merajut inovasi dalam rangka mengoptimalkan kualitas pengembangan SDM perpustakaan. Merajut inovasi dengan terobosan embedded librarian menantang untuk diwujudkan. Untuk mengelola perpustakaan perguruan tinggi di era yang kompetitif perlu meningkatkan tata kelola manajemen perpustakaan dengan berfokus pada penguatan SDM perpustakaan. Integrasi pustakawan dalam lembaga, fakultas, kerja tim, serta berkolaborasi dengan civitas akademik adalah aplikasi kegiatan dari embedded librarian tersebut. Karakteristiknya seperti responsif, interaksi dengan komunitas akademik, memberikan kontribusi untuk menemukan kebutuhan informasi pemustaka, memiliki nilai tambah, maupun dengan berjejaring. Dalam praktiknya juga perlu membangun komunikasi ilmiah dengan semua civitas akademik.
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN Fatmawati, Endang
Edulib Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v7i2.9722

Abstract

Abstrak. Buku yang menjadi koleksi perpustakaan merupakan aset, sehingga harus dijaga betul kondisinya agar tidak hilang ataupun rusak. Koleksi rusak diartikan sebagai menurunnya kualitas koleksi sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pustakawan sangat perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan koleksi perpustakaan. Faktor-faktor kerusakan disebabkan oleh: 1) Faktor internal yang berasal dari karakteristik kertas (termasuk faktor kimia); dan 2) Faktor eksternal berupa: lingkungan, manusia, bencana alam, maupun biota. Selanjutnya faktor lingkungan yang termasuk faktor fisika seperti halnya cahaya, pencemaran udara, temperatur / suhu, kelembaban udara, serta debu. Perlunya mengidentifikasi faktor kerusakan sedini mungkin, karena agar kerusakan koleksi segera bisa dideteksi lebih awal, penanganan koleksi bisa dilakukan secara hati-hati sesuai jenis koleksi dan tingkat kerusakannya, sehingga koleksi dapat terjaga atau terpelihara dengan baik. Kata kunci: karakteristik kertas, lingkungan, manusia, bencana alam, biota, koleksi  Abstract. Books that become collections of libraries are assets, so it must be kept so that conditions are not lost or damaged. Broken collections are interpreted as decreasing the quality of the collection so they can not be fully utilized. Librarians need to know the factors that affect the damage of library collections. The damaging factors are caused by: 1) Internal factors deriving from paper characteristics (including chemical factors); and 2) External factors such as: environment, humans, natural disasters, and biota. Then environment factor like physical factors, for example: light, air pollution, temperature, humidity, and dust. The need to identify the damaging factors as early as possible, because to the deterioration of the collections there soon can be detected early, collections can be handled carefully according to the type of collection and the extent of the damage, and there fore the collection can be well maintained. Keywords: paper characteristics, environment, human, natural disaster, biota, collection
Technology Acceptance model (TAM) untuk menganalisis penerimaan terhadap sistem informasi di perpustakaanM INFORMASI PERPUSTAKAAN Fatmawati, Endang
IQRA: Jurnal Perpustakaan dan Informasi Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : IQRA: Jurnal Perpustakaan dan Informasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Technology acceptance can be defined as a user’s willingness to employ technology for the tasks it is designed to support. Technology Acceptance Model (TAM) introduced by Davis in 1986. TAM is considers user perceptions of ease of use and usefulness as the main factors affecting the acceptance level of any technology. TAM  is model for explaining and predicting information system use in library. TAM model to determine the attitude of users towards a technology acceptance.   Keywords: library information system, TAM, ease of use, usefulness, user acceptance, technology acceptance.
Dampak Media Sosial Terhadap Perpustakaan Fatmawati, Endang
LIBRARIA Vol 5, No 1 (2017): LIBRARIA
Publisher : UPT. Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/libraria.v5i1.2250

Abstract

Media online sudah merambah di semua bidang termasuk perpustakaan sehingga berdampak pada pesatnya arus informasi. Perpustakaan menjadi gerbang pengetahuan sehingga pustakawanlah yang paling bertanggung jawab menjadi gawang masuk keluarnya informasi. Informasi dari perpustakaan dapat dilakukan melalui semua jenis aplikasi media sosial. Media sosial memungkinkan kita berkomunikasi dan terhubung dengan yang lain. Media sosial dapat mengubah pekerjaan pustakawan yang berhubungan dengan komunikasi dengan pemustaka, baik perseorangan maupun pada level perpustakaan. Media sosial merubah cara untuk berinteraksi, berbagi, dan menjalin hubungan. Beragam informasi muncul bagaikan air laut yang tak terbendung penyebarannya sehingga pemustaka dituntut harus bijak dalam memilih dan menggunakannya. Gelombang berita bohong semakin terasa dengan hadirnya media sosial. Media sosial menjadi tantangan bagi para pustakawan untuk meningkatkan kompetensi literasi media dengan teknologi baru. Perpustakaan melalui pustakawannya sangat berperan sebagai gerbang informasi sehat.
PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB 3.0 Fatmawati, Endang
LIBRARIA Vol 3, No 1 (2015): LIBRARIA
Publisher : UPT. Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/libraria.v3i1.1564

Abstract

Salah satu tanda kemajuan sistem teknologi informasi di perpustakaan adalah pemanfaatan internet. Web semantik menyediakan pemustaka melalui pencarian lebih efektif dan efisien yang menggunakan kecerdasan buatan dengan cara komputer belajar tentang kita melalui kebutuhan apa yang kita cari. Hasil dari perpustakaan 3.0 adalah menjadi ‘perpustakaan tanpa batas’. Melalui pemanfaatan sistem teknologi informasi di perpustakaan, maka pustakawan dituntut harus bisa mengembangkan dan menyediakan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka.
ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PUSTAKAWAN BAGIAN LAYANAN SIRKULASI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Rizmiardhani, Anisha; Fatmawati, Endang
Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.478 KB)

Abstract

Tujuan dari dari penelitian ini adalah untuk menganalisis gambaran kecerdasan emosional dalammeningkatkan kinerja pustakawan bagian layanan sirkulasi UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang.Pengukuran kecerdasan emosional terdiri dari aspek persepsi emosi, integrasi emosi, pemahaman emosi, danpengaturan emosi. Penelitian ini dilakukan di layanan sirkulasi UPT Perpustakaan Universitas NegeriSemarang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana pengumpulan data dilakukan denganwawancara. Jumlah informan sebanyak 11 informan, yang terdiri dari : 3 (tiga) orang pustakawan sirkulasiyang terpilih sebagai informan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling dan 8orang pemustaka yang terpilih sebagai informan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel SnowBall Sampling. Hasil yang diperoleh dari pernyataan ini menyatakan bahwa kecerdasan emosionalpustakawan layanan sirkulasi UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang belum dapatdiimplementasikan secara optimal, ada yang harus ditingkatkan berkaitan dengan persepsi emosi.Kecerdasan emosional memiliki peran yang penting baik dalam meningkatkan kinerja pustakawan. Sarandari penelitian pimpinan perlu menetapkan sistem baru di perpustakaan berkaitan dengan penerapan persepsiemosi dan pustakawan perlu mengikuti kegiatan pelatihan dan pengembangan kecerdasan emosional untukmeningkatkan kinerja di layanan sirkulasi.
PENGARUH KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL PUSTAKAWAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH KOTA CIREBON Pradipta, Caesar Vioniken; Fatmawati, Endang
Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.903 KB)

Abstract

Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai makhluk sosial, adalah komunikasi antar manusia. Komunikasi sangat penting untuk menentukan kualitas layanan perpustakaan yang ideal, khususnya komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal di perpustakaan bisa antara pustakawan dengan pimpinan, pustakawan dengan pustakawan, maupun pustakawan dengan pemustaka. Pustakawan harus memiliki kemampuan komunikasi interpersonal, agar terciptanya komunikasi yang lebih baik agar tidak menyinggung perasaan, berbicara dengan sopan, dan melayani pemustaka dengan sungguh-sungguh. Penelitian ini dilakukan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daearah Kota Cirebon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah konsep diri dalam kemampuan komunikasi interpersonal pustakawan mempengaruhi kepuasan pemustaka. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan insidental, dengan jumlah jumlah sampel 96 orang. Teknik pengumpulan datanya dengan kuesioner, dan analisis datanya secara statistik menggunakan alat bantu SPSS versi 1.6. Uji hipotesis menggunakan uji t dan analisis jalur. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa konsep diri tidak dapat langsung berpengaruh terhadap kepuasan pemustaka melainkan harus melalui komunikasi interpersonal terlebih dahulu.
IMPLEMENTASI KNOWLEDGE SHARING TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN SUKOHARJO Nurbaiti, Amalia Zulfa; Fatmawati, Endang
Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.032 KB)

Abstract

Skripsi ini berjudul Implementasi Knowledge Sharing Terhadap Kinerja Pustakawan Di Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi (KPAD) Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja pustakawan selama adanya penerapan Knowledge Sharing (KS) di KPAD. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis Studi Kasus dengan menentukan informan penelitian yaitu 1 Kasi Perpustakaan, 6 Pustawakan dan 3 Pemustaka.. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian ini adalah 1) Telah terjadi dan terlaksana kegiatan Knowledge Sharing di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo sejak lama, dapat dikatakan semenjak perpustakaan ini beroperasi. 2) Kegiatan Knowledge Sharing telah memberikan banyak manfaat terhadap perpustakaan dan pegawai, dalam hal peningkatan kinerja para pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan. Hal ini antara lain dapat dilihat dari jumlah pengunjung dan pengguna yang memanfaatkan perpustakaan. Para pustakawan lebih termotivasi dan bersemangat untuk selalu memberikan program dan layanan yang memuaskan