Claim Missing Document
Check
Articles

HASIL TANGKAPAN IKAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) DI SAMUDERA HINDIA BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN BENOA, BALI Anggarini, Krisliyana Mia; Saputra, Suradi Wijaya; Ghofar, Abdul; Setyadji, Bram
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 4, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.751 KB)

Abstract

ABSTRAK Produksi ikan Madidihang yang cenderung menurun yang disebabkan oleh penangkapan yang berlebih dikhawatirkan dapat mengganggu kelestarian sumberdaya ikan Madidihang. Oleh sebab itu perlu adanya penelitian tentang hasil tangkapan ikan Madidihang. Hasil yang didapatkan dari penelitian diharapkan dapat memberi gambaran tentang kondisi ikan Madidihang di Samudera Hindia. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2016 di Pelabuhan Benoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ikan madidihang melalui telaah panjang-bobot, faktor kondisi, ukuran pertama kali tertangkap, panjang asimtotik (L∞) ikan Madidihang di Samudera Hindia berdasarkan hasil tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Benoa, Bali. Metode yang digunakan yaitu metode survei. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak microsoft excel. Hasil penelitian menunjukkan ukuran ikan Madidihang bulan April-Mei 2016 berkisar 70 – 178 dengan modus 112 cmFL. Persamaan hubungan panjang-bobot didapatkan W = 0,00002*FL2,966 dengan pola pertumbuhan isometrik. Faktor kondisi yang didapatkan antara 1,64 – 2,44, dan ukuran ikan pertama kali tertangkap 133 cmFL. Panjang asimtotik (L∞) = 190,05 cmFL. Berdasarkan ukuran ikan yang tertangkap dimana Lc > ½ L∞ dapat dinyatakan bahwa ukuran yang tertangkap telah layak tangkap. Kata Kunci : Ikan madidihang; hubungan panjang-bobot, faktor kondisi, ukuran pertama kali tertangkap ABSTRACT Yellowfin tuna production tends to decrease due to excess catching that is feared could interfere with the preservation of resources yellowfin tuna. Hence, it is necessary to do this research Catch Product of Yellowfin Tuna. Results obtained from the study are expected to give an idea of yellowfin condition in the Indian Ocean. This research was conducted in April-May 2016 at the Benoa Port. The aimed of this research was to determine condition of yellowfin tuna through the study of the length-weight relationship,condition factor, length at first capture, and asymptotic length (L∞) of yellowfin tuna in the Indian Ocean based on catches landed at the port of Benoa, Bali. This research used survey method. Data processing used the software of Microsoft Excel and FISAT II. The results have shown the size of the yellowfin tuna from April-May 2016 ranging from 70 – 178 with 112 cmFL. The equation of length weights correlation was obtained W = 0.00002*FL2,966 with isometric growth pattern. The condition factor obtained was between 1.64 to 2.44, and the size of the first caught fish is 133 cmFL. Asymptotic length (L∞) = 190.05 cmFL. Based on the size of fish caught where Lc > ½ L∞ can be stated that the size of which was caught had a decent catch.  Keywords: Yellowfin Tuna; length-weight relationship; condition factor, length at first capture
ASPEK BIOLOGI IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus) DI PERAIRAN RAWA PENING, KABUPATEN SEMARANG Puspaningdiah, Merantika; Solichin, Anhar; Ghofar, Abdul
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.452 KB)

Abstract

Perairan Rawa Pening merupakan sumber daya perairan yang memiliki potensi sumberdaya  perikanan yang dapat dimanfaatkan oleh nelayan dan petani ikan didalam kegiatan penangkapan dan budidaya ikan. Ikan Gabus memiliki banyak manfaat yang menyebabkan penangkapan terhadap ikan Gabus  semakin meningkat, sehingga populasi menjadi semakin menurun. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji aspek pertumbuhan, mengkaji aspek reproduksi dan strategi pengelolaan ikan Gabus.Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga bulan Maret 2014.Metode yang digunakan yaitu metode simple sensus sampling. Materi yang digunakan yaitu  ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) yang tertangkap dengan alat tangkap branjang di Perairan Rawa Pening. Hasil penelitian yang dilakukan pada ikan Gabus yang didapatkan sebanyak 66 ekor, yaitu pertumbuhan ikan Gabus bersifat allometrik negatif dengan nilai b sebesar 2,8019. Faktor kondisi yang diperoleh sebesar 1,099 yang tergolong dalam ikan yang pipih atau tidak gemuk.Ukuran ikan Gabus yang tertangkap belum layak untuk ditangkap, karena L50%< ½ L∞.Tingkat kematangan gonad ikan Gabus menurut Kestevan didominasi oleh TKG II yaitu fase dara berkembang.IKG tertinggi pada ikan Gabus betina selama penelitian yaitu 4,324% sedangkan pada ikan Gabus Jantan sebesar 0,292%. Fekunditas tertinggi sebesar 20035 butir dengan panjang tubuh 480 mm dan berat tubuh 875,6 gram, sedangkan yang terendah sebesar 1282 butir dengan panjang tubuh 318 mm dan berat tubuh 250,2 gram. Perbandingan jumlah ikan jantan dan ikan betina yaitu 1:2,143. Strategi pengelolaan yang dapat dilakukan yaitu pengaturan ukuran mata jaringalat tangkap branjang, keikutsertaan nelayan melepas ikan berukuran kecil, dan pembatasan jumlah penangkapan.  Rawa Pening has the potential fishery resources that can be utilized by fishermen and fish farmers in fish farming and fishing activities. Snakehead fish is one of the targeted fish that has many benefits which led to more capture of the snakefish that causes the declining population of the fish. The purpose of this study is to examine the aspects of growth, reproduction and examines the management strategies of Snakehead fish aspects.This research was held on January to March 2014. The method used in the research was simple census sampling method. The material used was the snakehead fish (Ophiocephalus striatus) which were caught by branjang fishing tool in Rawa Pening. The research done on the caught snakehead fish as many as 66 fish was the growth was negatively allometric in which b showed 2,8019. The condition factor was 1,099 which indicated that the fish were flat or not fat. Based on the size, the caught snakehead fish was not eligible to be caught because Lc50%< ½ L∞. The gonad maturity level according to Kestevan was dominated by TKG II, the phase of developing virgin. The highest IKG on female snakehead during the research was 4,324% while on male snakehead fish was 0,292%. The highest fecundity was 20035 items with the body length was 480 mm and body weight was 875,5 grams while the lowest fecundity was 1282 items with the body length was 318mm and body weight was 250,2 grams. Comparison of the number of male fish and female fish is 1: 2,143. Management strategies that could be done is to setting mesh size of Branjang fishing gear, fishing participation for removing small fish, and restrictions on the number of arrests.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI DESA BEDONO KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK Rohman, Fajrur; Ghofar, Abdul; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.97 KB)

Abstract

Desa Bedono terletak di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Desa Bedono memiliki tempat wisata yang ramai dikunjungi oleh masyarakat yaitu Pantai Morosari, wisata religi Dusun Tambaksari dan wisata mangrove Dusun Senik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang ekowisata, persepsi dan partisipasi masyarakat, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dan mengetahui hubungan antara pemahaman ekowisata, persepsi dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata di Desa Bedono. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2015. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan di lapangan dan kuisioner kemudian akan diberi skor. Uji Rank Spearman digunakan untuk menganalisis data yang didapatkan. Total Responden yang digunakan adalah 50 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman tentang ekowisata 53,3% masyarakat memiliki pemahaman rendah, 65% mempunyai persepsi rendah dan 70% masyarakat mempunyai partisipasi rendah dalam menunjang kegiatan ekowisata. Faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat di Desa Bedono yaitu tingkat pendidikan, mata pencaharian dan kurangnya informasi. Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan wisata bahari  di Desa Bedono yaitu tidak terjalinnya kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat sekitar sehingga pengembangan wisata bahari di Desa Bedono tidak berjalan dengan maksimal. Dari hasil analisis pada masyarakat lokal terdapat korelasi positif yang nyata antara pemahaman ekowisata dengan persepsi (F= 0,043), tidak terdapat korelasi positif yang nyata antara pemahaman ekowisata dengan partisipasi (F= 0,236) dan tidak  terdapat korelasi positif yang nyata antara persepsi dan partisipasi (F= 0,543). The Bedono village is located in the Sayung Subdistrict, Demak Regency,  has tourist spot visited by community, that are Morosari Beach, religious tourism in Tambaksari Subvillage and mangrove tourism in Senik Subvillage. This research aims to know the public understanding of ecotourism, perception and public participation, factors that affect community participation and relationship between understanding of ecotourism, perception and public participation in the development of ecotourism in the Bedono Village. This research uses descriptive qualitative and quantitative methods. The research was conducted from August to September 2015. Data collection is carried out by observations in the field and a detailed questionnaire will then be given a score. Test of Rank Spearman are used to analyse the data obtained. Total Respondents used was 50 respondents. The results of this research show that the level of understanding of ecotourism 53.3% of the communities have low knowledge, 65% have a perception of low and 70% of the community have low participation in support of ecotourism. Factors that affect the level of community participation in the Bedono Village are level of education, livelihoods and  lack of information. The main barriers faced in the development of marine tourism in the Bedono Village is lack of good cooperation between the Government and local communities so that development of marine tourism in the Bedono Village does not maximum run well. From the analysis results on the local community, there is a positive correlation between the real understanding of ecotourism with perception (F=0.043), there is no positive correlation between the real understanding of ecotourism with participation (F=0.236) and there is no positive correlation between perception and participation (F=0.543).
HUBUNGAN PERSENTASE TUTUPAN KARANG DENGAN KELIMPAHAN IKAN KARANG DI PULAU MENJANGAN KECIL, KEPULAUAN KARIMUNJAWA, KABUPATEN JEPARA,JAWA TENGAH (Relationship of Coral Cover Percentage with Reef Fishes Abundance in Menjangan Kecil Island, Karimunjawa Island, Jepara) Fahmi, Fahmi; Supriharyono, Supriharyono; Ghofar, Abdul
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (907.694 KB)

Abstract

Ekosistem terumbu karang merupakan kekayaan sumberdaya laut yang memiliki peranan penting dalam mendukung kehidupan berbagai organisme perairan. Salah satu organisme yang memiliki ketergantungan hidup pada terumbu karang adalah ikan karang. Hal ini dikarenakan ikan karang melalui fase hidup sebagian atau seluruhnya di terumbu karang, sehingga terumbu karang menjadi tempat tinggal, tempat mencari makan, tempat berlindung dan tempat berkembang biak.  Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2017, dengan tujuan untuk mengetahui persentase tutupan karang hidup dan kelimpahan ikan. Serta hubungan persentase tutupan karang dengan kelimpahan ikan karang pada sisi Barat dan Timur Pulau Menjangan Kecil kedalaman 1 dan 3 meter. Metode yang digunakan adalah metode observasi lapangan, dengan metode sampling menggunakan transek garis (line transect) pada data karang dan visual census untuk data ikan sepanjang 25m. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Persentase rata-rata tutupan karang yang diperoleh pada kedalaman 1 meter sisi Barat adalah 73,39%, sedangkan pada kedalaman 3 meter adalah 85,97%. Persentase tutupan karang pada kedalaman 1 meter sisi Timur adalah 63,73%, sedangkan pada kedalaman 3 meter adalah 77,61%. Secara keseluruhan kondisi terumbu karang masih tergolong baik. Kelimpahan rata-rata ikan pada sisi Barat kedalaman 1 meter adalah 70 individu/125 m2, sedangkan pada kedalaman 3 meter adalah 232 individu/125 m2. Kelimpahan ikan sisi Timur kedalaman 1 dan 3 meter masing-masing adalah 49 dan 138 individu/125 m2. Hasil perhitungan indeks korelasi secara keseluruhan menghasilkan nilai 0,8415 dengan koefesien determinasi sebesar 0,7081. Hal ini menunjukkan bahwa pola hubungan persentase tutupan karang dengan kelimpahan ikan karang kuat (signifikan) dan positif (searah). Coral reef ecosystem is a wealth of marine resources that have an important role in supporting the life of various aquatic organisms. One of the organisms that has a living dependence on coral reefs is reef fish. This is because coral fish through a partial or complete life phase on the coral reef, so that coral reefs become a place to live, a place to find food, shelter and breeding ground. The study was conducted in May 2017, with the objective of knowing the percentage of live coral cover and fish abundance. And the correlation of percentage of coral cover with abundance of reef fish on West and East side of Menjangan Kecil Island depth of 1 and 3 meters. The method used is field observation method, with sampling method using line transect on coral data and visual census for fish data along 25m. The results of this study indicate that the average percentage of coral cover obtained at a depth of 1 meter west side is 73.39%, while at a depth of 3 meters is 85.97%. The percentage of coral cover at depth of 1 meter East side is 63,73%, while at depth 3 meter is 77,61%. Overall the condition of coral reefs is still quite good. The average abundance of fish on the west side of 1 meter depth is 70 individuals / 125 m2, while at 3 meters depth is 232 individuals / 125 m2. The abundance of fish on Eastern side, depth of 1 and 3 meters respectively were 49 and 138 individu / 125 m2. Result of calculation of correlation index as a whole yield value 0,8415 with coefficient of determination equal to 0,7081. This shows that the pattern of correlation of percentage of coral cover with abundance of reef fish is strong (significant) and positive (unidirectional).
POTENSI DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN PORA-PORA (Mystacoleucus padangensis Bleeker) DI DANAU TOBA SUMATERA UTARA Ginting, Desty Wahyuni; Ghofar, Abdul; Purnomo, Pujiono Wahyu
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.21 KB)

Abstract

Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan juga merupakan danau vulkanik terbesar di dunia. Danau Toba di Sumatera Utara selama ini menjadi sumber produksi ikan pora-pora (Mystacoleucus padangensis Bleeker). Keberadaan ikan ini cukup membantu perekonomian masyarakat sekitar tetapi kegiatan penangkapan menjadi tidak terkendali sehingga menyebabkan turunnya populasi ikan tersebut. Kondisi yang bersifat kontradiktif ini menyebabkan perlunya dievaluasi kembali jumlah potensi serta pola pengelolaan ikan pora-pora di kawasan Danau Toba Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek produksi, aspek biologi, dan aspek pengelolaan sumberdaya ikan pora-pora di Danau Toba. Aspek produksi meliputi trend CPUE dan jumlah produksi. Aspek biologi meliputi panjang berat dan faktor kondisi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2013 di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Tongging. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan observasi lapangan. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari panjang total dan berat individu ikan pora-pora yang diperoleh dari lapangan. Data sekunder diambil dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara berupa jumlah produksi dan jumlah trip penangkapan selama 2 tahun, yaitu 2008 – 2009. Hasil penelitian menunjukkan diperoleh nilai CPUE alat tangkap doton lebih kecil dibandingkan alat tangkap tanggok dengan nilai 1,64 kg/jam dan 4,72 kg/jam. Pertumbuhan ikan pora-pora bersifat allometric positive dengan nilai b sebesar 3,31. Faktor kondisi (Kn) ikan pora-pora sebesar 1,028 yang berarti bahwa badan ikan kurus atau kurang montok. Sehingga aspek pengelolaan yang dapat diberikan adalah dengan mengatur mesh size alat tangkap yang tidak lebih kecil dari 1,25 inchi.
PERTUMBUHAN DAN MORTALITAS IKAN TUNA MATA BESAR (Thunnus obesus) DI SAMUDERA HINDIA YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN BENOA, DENPASAR, BALI Kurniawati, Erika; Ghofar, Abdul; Saputra, Suradi Wijaya; Nugraha, Budi
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 4, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.295 KB)

Abstract

ABSTRAK Tuna mata besar (Thunnus obesus) di Samudera Hindia menjadi salah satu target utama penangkapan. Berdasarkan pemanfaatan tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai parameter populasi tuna mata besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek pertumbuhan, ukuran pertama kali tertangkap, parameter populasi, laju mortalitas, laju eksploitasi dan pola rekrutmen. Jumlah sampel tuna mata besar sebanyak 648 ekor diambil dari 21 armada rawai tuna (longline) yang melakukan bongkar selama penelitian. Data panjang tahun 2013-2014 diperoleh dari Loka Penelitian Perikanan Tuna Bali. Penelitian ini dilakukan bulan April-Mei 2016 di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali. Analisis data menggunakan Model Von Bertalanffy Growth Function dengan software FISAT II. Hasil penelitian menunjukkan pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif. Faktor kondisi diperoleh sebesar 1,02-1,27. Ukuran pertama kali tertangkap (L50%) sebesar 126,54 cmFL. Persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy Growth Function (VBGF) diperoleh Lt=199,5(1 - e 0,22 (t+0,451)), dengan nilai K= 0,22/tahun, nilai t0= -0,451 tahun dan L∞ = 199,5 cmFL. Laju mortalitas penangkapan (F) = 0,51/tahun, lebih besar daripada mortalitas alami (M) = 0,40/tahun, berarti kematian tuna mata besar lebih banyak disebabkan karena faktor eksploitasi/penangkapan. Laju eksploitasi (E)= 0,56 mengindikasikan tuna mata besar yang tertangkap oleh armada rawai tuna (longline) di Samudera Hindia dalam kondisi fully exploited (padat tangkap).Kata Kunci : Ikan tuna mata besar; aspek biologi; umur; pertumbuhan; mortalitas; laju eksploitasi; rekrutmen; Samudera Hindia  ABSTRACT Bigeye tuna (Thunnus obesus) in the Indian Ocean became one of the main targets of arrest. Based on utilization, research is needed on bigeye tuna population parameters. This study aims to determine of growth, size at the first caught, population parameters, mortality rate, exploitation rate and recruitment patterns. Number samples of bigeye tuna were taken from 648 fishes by 21 tuna longline fleets which was unloading during this study. Length data of 2013-2014 were obtained from Research Institute for Tuna Fisheries, Bali. This research was conducted April-May 2016 in Benoa Harbour, Denpasar, Bali. Data analysis used the Von Bertalanffy Growth Function Model with FISAT II software. The results showed negative allometric growth patterns. The condition factor was obtained for 1.02 to 1.27. The length at first caught (L50%) amounted to 126.54 cmFL. VBGF growth equation was obtained Lt=199.5(1 - e 0.22 (t + 0.451)), with the value K=0,22/year, t0= -0,451/year and L∞= 199,5 cmFL. The fishing mortality rate (F)= 0.51/year, it was bigger than the natural mortality (M)= 0.40/year, means that mostly mortality of bigeye tuna was caused by the exploitation / fishing factor. The exploitation rate (E)= 0.56, indicated that bigeye tuna were caught by tuna longline fleets in the Indian Ocean on fully exploited.Keywords:Bigeye tuna; biology aspect; age; growth; mortality; exploitation rate; recruitment; Indian Ocean
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DI PANTAI SADRANAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA (Community Participation on Marine Tourism Development the Sadranan Beach, Gunungkidul Regency, Yogyakarta) Denia, Mareta Fitri; Ghofar, Abdul; Suryanti, Suryanti
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.952 KB)

Abstract

Pantai Sadranan merupakan pantai yang terletak di wilayah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai Sadranan adalah salah satu obyek wisata alam yang banyak digemari karena pantai ini memiliki berbagai macam wisata yang tersedia, mulai dari pasir nya yang putih, pemandangan alam yang indah dan berbagai permainan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang wisata bahari, persepsi dan partisipasi masyarakat, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terhadap pengembangan wisata bahari di Pantai Sadranan. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2017. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik sampling purposive sampling dan accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman tentang wisata bahari memiliki nilai tertinggi 96% tentang pemanfaatan wisata dan terendah 8% tentang lingkungan wisata. Persepsi pengunjung tentang pengembangan wisata bahari memiliki nilai sedang pada kondisi daya tarik wisata, sarana dan prasarana dan tingkat keberhasilan pengembangan. Sedangkan partisipasi masyarakat memiliki nilai tertinggi 98% pada pelayanan dan jasa, terendah memiliki nilai 52% pada culture dan atraksi wisata. Sebagian besar Pantai Sadranan dikelola masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa partisipasi masyarakat terhadap pengembangan wisata bahari di Pantai Sadranan cukup baik.  Sadranan Beach is a beach located at the Gunungkidul Regency, Yogyakarta Special Region. The Sadranan Beach is one of nature's most popular attractions because this beach has a variety of tours available, ranging from white sand, beautiful natural scenery and various water games. This study aims to determine the understanding of the community about marine tourism, perceptions and community participation, knowing the factors that influence community participation on the development of marine tourism on the Sadranan Beach. The study was conducted from April to May 2017. This research used qualitative descriptive method. The data were collected using purposive sampling technique and accidental sampling technique. The results of this study indicate that the level of understanding about marine tourism has the highest value of 96% about tourism utilization and the lowest 8% about the tourist environment. Visitor perception about marine tourism development has medium value at condition of tourist attraction, facility and infrastructure and success rate of development. While community participation has the highest value of 98% on services, the lowest has a value of 52% on culture and tourist attractions. Most of Sadranan Beach is managed by the community, it can be said that community participation towards the development of marine tourism on the beach Sadranan quite good.
DAMPAK EKONOMI KEBIJAKAN PEMBATASAN UKURAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) 10 cm DI BETAHWALANG, DEMAK Fitriani, Laily; Ghofar, Abdul; Wijayanto, Dian
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 3, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.703 KB)

Abstract

ABSTRAKSubsektor perikanan dapat berperan dalam pertumbuhan perekonomian bangsa Indonesia karena potensi sumberdaya ikan yang besar dalam jumlah dan keragamannya. Selain itu, sumberdaya ikan termasuk sumberdaya yang dapat diperbaharui dengan pengelolaan yang bijaksana, sehingga dapat terus dinikmati manfaatnya. Rajungan adalah salah satu jenis sumberdaya ikan yang potensial untuk dikembangkan. Selain harganya yang relatif tinggi, semua yang terkandung dalam tubuh rajungan juga dapat dikonsumsi. Oleh sebab itu, penangkapan rajungan oleh para nelayan dengan berbagai ukuran marak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak ekonomi terhadap pembatasan ukuran rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap dengan ukuran 10 cm di Desa Betahwalang, Demak. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 – Juni 2014 Di Betahwalang, Demak. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, kuisioner dan wawancara langsung dengan nelayan. Responden dalam wawancara sebanyak 40 orang dengan hasil tangkapan yang berbeda-beda setiap trip-nya. Data yang diperoleh dari hasil wawancara kemudian diolah menggunakan statistikparametrik dengan membedakan dua variabel yaitu berat tangkapan (g) dan penerimaan (Rp) dengan regulasi dan tanpa regulasi. Kesimpulan dari penelitian ini membuktikan bahwa kebijakan pembatasan ukuran rajungan yang tertangkap  tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil tangkapan nelayan, sehingga kebijakan tersebut dapat diterapkan. Kata Kunci : kebijakan, ukuran rajungan, regulasi ABSTRACT Fisheries sector can contribute for  economy growth of Indonesia because Indonesia have a high  fish resources, both in  the amount and diversity.Fish resources are  renewable resource and need to be managed wise for continue benefits. Blue swimming crab (Portunus pelagicus) is one of potential fisheries resources.  The blue swimming crab price is relatively high and all part of blue swimming crab crab body also can be consumed. Therefore, blue wimming crabs capture by the fishermen with various size is overexploited.This research purpose was to analys the scenario impact  of  restriction size blue swimming crab application (minimum size of 10 cm) in Betah Walang village, Demak. Research was be done at May 2014 to June 2014. Data collecting methods used observation methods, questionnaire and interview with fisherman. This reserach used 40 people as respondent. Then, data obtained was be analys use parametric statistic, both weight catch (g) and revenue  (Rp) with regulation and without regulation. This research proved if there were not significance difference as the impact of minimum size regulation application. Key words: policy, size of blue swimming crab, regulation
Efektifitas Fasilitas Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pasir Dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Di Kabupaten Kebumen Wardani, Muhamad Sutri; Ghofar, Abdul; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.62 KB)

Abstract

Pelabuhan Perikanan merupakan pusat pengembangan ekonomi yang mempunyai tugas pokok untuk menunjang peningkatan usaha di bidang perikanan. Untuk memacu perkembangan dan pertumbuhan usaha perikanan serta peningkatan taraf hidup nelayan, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Kabupaten Kebumen mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi Pelabuhan Perikanan dilihat dari potensi sumberdaya perikanan yang besar. Kabupaten Kebumen mempunyai wilayah penangkapan yang cukup luas, adanya sumber daya perikanan laut yang memungkinkan dieksploitasi oleh armada perikanan yang cukup besar dan jumlah nelayan yang cukup banyak, adanya industri pengolahan ikan dan kegiatan pemasaran, serta dukungan yang besar dari masyarakat nelayan Kebumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai CPUE (Catch per Unit Effort) selama sepuluh tahun di Kabupaten Kebumen mengalami fluktuasi, nilai cpue alat tangkap pelagis tertinggi  131,62 kg/trip tahun 2002 dan terendah 20,95 kg/trip pada tahun 2008 sedangkan nilai cpue alat tangkap demersal tertinggi  16,17 kg/trip tahun 2007 dan terendah 0,45 kg/trip pada tahun 2004. Kondisi fasilitas-fasilitas di PPI saat ini sebagian rusak dan kurangnya perawatan. Persepsi nelayan Pasir  terhadap efektifitas pengembangan fasilitas PPI Pasir dalam kaitan dengan pengelolaan sumberdaya perikanan didominasi kategori cukup baik 73,15%. Kondisi fasilitas di PPI Pasir dalam kategori kurang baik 91,3% pada fasilitas dasar, cukup baik 65,22% pada fasilitas fungsional dan kurang baik 54,35% pada fasilitas penunjang.
KOMPOSISI IKAN YANG TERTANGKAP DENGAN CANTRANG SERTA ASPEK BIOLOGI IKAN SEBELAH (Psettodes erumei) DI TPI ASEMDOYONG, PEMALANG Adela, Sani; Ghofar, Abdul; Djuwito, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.805 KB)

Abstract

Ikan Sebelah (Psettodes erumei) merupakan ikan demersal yang hidup di dasar perairan. Ikan ini umumnya tertangkap dengan Cantrang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi ikan yang tertangkap dengan Cantrang; mengetahui aspek pertumbuhan ikan Sebelah yang meliputi panjang berat, dan ukuran rata – rata tertangkap; mengetahui aspek reproduksi yang meliputi tingkat kematangan gonad dan ukuran pertama kali matang gonad; mengetahui nilai CPUE dan mengetahui upaya pengelolaan sumberdaya perikanan ikan Sebelah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2015 di TPI Asemdoyong, Pemalang. Metode yang digunakan adalah metode sampling acak sederhana. Berdasarkan penelitian, ikan yang tertangkap dengan cantrang terdiri dari 14 spesies yaitu ikan Bawal putih (Pampus argenteus), ikan Kembung (Rastrelliger sp.), ikan Tembang (Sardinella sp.), ikan Teri (Stolephorus sp.), ikan Selar kuning (Selaroides sp.), ikan Layur (Trichiurus sp.), ikan Sebelah (Psettodes erumei), ikan Ekor Kuning (Ocyurus sp.), ikan Petek (Leiognathus sp.), ikan Pari (Dasyatis sp.), ikan Kuro (Eleutheronema sp.), Cumi-cumi (Loligo sp.), ikan Bambangan (Lutjanus sp.), dan Udang. Pertumbuhan ikan Sebelah (Psettodes erumei) bersifat Allometrik negatif. Tingkat Kematangan Gonad ikan Sebelah betina didominasi oleh TKG III, sedangkan ikan Sebelah jantan didominasi oleh TKG I dan TKG II. Nilai CPUE tertinggi pada sampling minggu ke 16 yaitu 7.664 kg/kapal sedangkan CPUE terendah terjadi pada sampling minggu ke 7 yaitu sebesar 3.330 kg/kapal. Upaya pengelolaan yang dapat dilakukan yaitu dengan menentukan kuota penangkapan, pembatasan jumlah alat tangkap serta penetapan daerah penangkapan. Sebelah fish (Psettodes erumei) is a demersal fish that live in the bottom waters, also known as flatfish. These fish are generally caught by cantrang.The aims of this study are to find out the composition of fish caught by Cantrang, to know the growth aspects of Sebelah fish that include long weight relationship and size the first caught, and; reproductive aspects that include maturity level of gonads, the size of the gonads’ first ripe; to know the value of CPUE and fishery resource management efforts. This research was conducted in March - June 2015 in TPI Asemdoyong, Pemalang. The methodology that used in this research is simple random method. Based on the observation, Fish that caught by Cantrang consist of 14 specieses namely Bawal Putih fish (Pampus argenteus), Kembung fish (Rastrelliger sp.), Tembang fish (Sardinella sp.), Teri fish (Stolephorus sp.), Selar kuning fish (Selaroides sp.), Layur fish (Trichiurus sp.), Sebelah fish (Psettodes erumei), Ekor kuning Fish (Ocyurus sp.), Petek fish (Leiognathus sp.), Pari fish (Dasyatis sp.), Kuro fish (Eleutheronema sp.), Cumi - cumi (Loligo sp.), Bambangan fish (Lutjanus sp.), and Udang. The growth of Sebelah fish (Psettodes erumei) have Negative Allometric charactered. Gonad’s maturity level of female Sebelah fish are dominated by TKG III, whereas male Sebelah fishes are dominated by TKG 1 and TKG II. The number of  the higher CPUE in sampling week 16 is 7.664 kg/boat, and the lower number happen in sampling week 7 that is 3.330 kg/boat. The effort to organize it that can be done is by measuring the quota of catch, delimitation the number of fishing gears, and determine the fishing ground. 
Co-Authors - Djuwito A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abubakar, Usman Achsin, M Adi Hidayat Pradana Adiningsih, Annisa Dwi Amalia Agus Firmansyah Agus Hartoko Ana Farida Ulfa, Ana Farida Anhar Solichin Anjayanti, Lulu Ardiniamalia, Utari Arif Rahman Aryatama, Enggal ASHARI - Ashari, Asqita Rakhma As’ad, Zulfikar Aulia Fuad Rahman Azizi, Nurul Amin Bachtiar, Rizal Bambang Purnomosidhi Bambang Subroto Bhakti, Sylvi Prihatini Bram Setyadji, Bram Budi Nugraha, Budi Damar Nusawicaksono Kurniawan, Damar Nusawicaksono Daryumi Daryumi, Daryumi Dela, Jamaludin Arya Denia, Mareta Fitri Desty Wahyuni Ginting Dian Wijayanto Didik Wahju Hendro Tjahjo Djuwito Djuwito Dwi Rinda Sulistiowati Dwinanto, Irwin Dyah Tjahyandari Suryaningtyas Edi Wibowo Suwandi Effendi, Mohammad Irhas Eko Ganis Sukoharsono Eko Susilo Erika Kurniawati, Erika Fahmi Fahmi Faizah, Niswatul Fajrur Rohman, Fajrur Farohiyah, Nuroin Firmansyah Firmansyah Firtasari Simanullang, Firtasari Frida Purwanti Galuh Kirana Anindhita Haeruddin Haeruddin Harmasnida Rachma, Harmasnida Hendrawan, Andika Luky Setiyo Henny Liestiana, Henny Hens Saputra Herin Mawarti Ika Rianita Azizah, Ika Rianita Islam Nurwantoro, Dorit Bayu Islam Nurwantoro, Dorit Bayu Ismail, Mochammad Ismail, Mochammad Krisliyana Mia Anggarini, Krisliyana Mia Kurniawati Kurniawati Kurniawati Kusumawardani, Ayudiana Laily Fitriani Lia Yulianti Lidya Dewintha Laksmi Lisnaningrum, Destya Lukia Zuraida Luqmanul Hakim Luthfiani, Laeli Manuhara Putra, Wahyu Marbun, April Yani Mardiana, Hermin Maretha Tristi Hapsari Masruroh Masruroh MASRUROH Merantika Puspaningdiah Misbahuddin Azzuhri Mody Kusumatuti, Febriyanti Mohamad Salah R. Ashour, Mohamad Salah R. Mokhamad Imam Subeqi, Mokhamad Imam Muhamad Sutri Wardani Muhammad Azhar Muhammad Zulfikar Mustafa, Anwar Nabiilah, Adinda Shafaa Nur Ningrum, Yulita Dwi Ningsih, Lutfiyah Nirmala, Jessica Gina Novanty, Savira Trista Nugraha, Satria Wiratama Nugraha, Yoga Pramita, I Putu Bayu Puji Astuti pujiani Pujiani, Pujiani Pujiono Wahyu Purnomo Qonitah, Afifah Rahmawati, Mamik Rian Kisworo Rizky Oktarina Nur Dewanti Rosjidi, Mochamad Rosjidi, Mochamad Sabihaini Sabihaini Sabrina Dwi Prihartini, Sabrina Dwi Sahala Hutabarat Sani Adela, Sani Sarah Az Zahra Savika, Fanny Putri Setiawansyah, Reandi Setyawati, Rufaida Sheila Almaida, Sheila Sheila Puspa Arrum, Sheila Puspa Siti Muniroh Siti Rudiyanti Skar Puji Astuti, Skar Puji Sri Redjeki Sulaksono, Ivanna Emmanuela Supriharyono Supriharyono Suradi Wijaya Saputra Suryanti Suwardi Suwardi Tandirerung, Murbantan Tandirerung, Murbantan Taufani, Wiwiet Teguh Umami, VIna Riza Vajriyanti, Eva Wandayu, Rika Candra Wicaksana, Ilyas Surya Wulandari, Ragita Hana Wuryan Andayani Yani, Athi’ Linda Yeney Widya Prihatiningtias Zulfikar Zuliani Zuliani -