Aplikasi Mobile KMS Sawit Rakyat telah dikembangkan dengan memanfaatkan Knowledge Management System Life Cycle (KMSLC) dan diimplementasikan melalui metode KM-IRIS untuk membantu meningkatkan produktivitas petani sawit di Indonesia. Aplikasi ini memfasilitasi petani dalam berbagi pengetahuan yang dapat digunakan oleh petani lain untuk mengatasi tantangan dalam pengelolaan perkebunan sawit. Untuk memastikan efektivitas implementasinya, diperlukan evaluasi menggunakan model DeLone dan McLean, yang mencakup enam dimensi kesuksesan: kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan, penggunaan, kepuasan pengguna, dan dampak bersih. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Aplikasi Mobile KMS Sawit Rakyat di Desa Padang Leban, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, dengan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA). Tujuan utamanya adalah agar aplikasi ini dapat diterima dan diadopsi oleh petani, sehingga manfaat yang ditawarkan dapat dioptimalkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sembilan hipotesis yang diajukan, hanya tiga yang terbukti signifikan: kualitas sistem dan kualitas informasi memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan, serta kepuasan pengguna berpengaruh positif terhadap dampak bersih. Kesimpulannya, meskipun model DeLone dan McLean tidak sepenuhnya dapat diterapkan untuk menilai keberhasilan aplikasi ini, dimensi-dimensi yang signifikan tetap menunjukkan bahwa aplikasi ini memiliki potensi untuk meningkatkan kinerja petani sawit rakyat.