Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Waktu terhadap Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah pada Penderita Diabetes Melitus Hilda, Hilda
Husada Mahakam Vol 3 No 2 (2011): November 2011
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.153 KB)

Abstract

Ketepatan prosedur pemeriksaan sangat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan. Setiap tahap prosedur pemeriksaan mulai dari proses pengumpulan darah dalam tabung,  pengendapan (inkubasi) dan  pemisahan serum melalui pemusingan memungkinkan terjadinya metabolism glukosa oleh sel - sel darah. Suhu lingkungan tempat darah disimpan sebelum pemisahan juga mempengaruhi tingkat glikolisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh waktu terhadap hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus. Dengan Jenis penelitian  eksperimental,  sampel diambil secara acak dari penderita diabetes mellitus yang melakukan pemeriksaan di laboratorium patologi klinik RSU A.W. Syahranie Samarinda mulai bulan Juni sampai Oktober 2010. Data dianalisa dengan menggunakan  T-test dan ANOVA. Hasil Penelitian ini menggambarkan 319 penderita DM yang kontrol mempunyai kadar glukosa antara 200 – 300 mg% (79,75%). Mean  perbedaan glukosa  darah pada pemeriksaan pertama (15 menit) dan kedua (30 menit) adalah 0,9258 mg% (±0.412mg%). Mean perbedaan glukosa  darah pada pemeriksaan pertama dan ketiga (45 menit) adalah 1.84 mg% (±0.538mg%),  sedangkan mean perbedaan glukosa  darah pada pemeriksaan pertama  (15 menit) dan keempat  (60 menit) adalah 2.722 mg%  (±0.67mg%). Terdapat hubungan antara lama pemeriksaan (30 menit, 45 menit dan 60 menit) dengan  penurunan kadar glukosa darah dengan p-value  .000. Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang signifikan penurunan kadar glukosa darah sehubungan dengan semakin lamanya waktu pemeriksaan yang dilakukan
Analisis Hasil Cross Check Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis di Kota Samarinda Tahun 2008-2009 Hilda, Hilda
Husada Mahakam Vol 3 No 1 (2011): Mei 2011
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.778 KB)

Abstract

Salah satu komponen strategi DOTS adalah mengutamakan diagnosis melalui pemeriksaan dahak (sputum) sebagai komponen kunci untuk mendeteksi dan menatalaksanai kasus-kasus infeksi TB (Lumb, 2004). Peningkatan mutu layanan laboratorium merupakan syarat utama dalam meningkatkan penemuan kasus TB di lapangan. Pengawasan terhadap kualitas laboratorium melalui pemeriksaan uji silang (cross check). Penelitian ini bersifat Deskriftif, bertujuan menggambarkan analisis data hasil cross check pemeriksaan mikroskop tuberkulosis di kota Samarinda tahun 2009. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua slide hasil cross check yang berasal dari puskesmas yang ada pada wasor dinas kesehatan kota Samarinda. Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Samarinda pada tanggal 22 Juni 2009 sampai 4 juli 2009. Variabel dalam penelitian ini meliputi karakteristik pemeriksaan mikroskop sputum TB yaitu kualitas hapusan, kualitas pewarnaan, ketebalan, kerataan dan ukuran. Hasil error rate slide mikroskop sputum TB di kota Samarinda masih diatas 5% yaitu (7,32%) dan bersifat fluktuatif. Tingginya error rate ini disebabkan oleh tingginya preparat yang positif palsu (5,51%) dan negatif palsu (1,81%). Hasil ini disebabkan oleh kualitas hapusan (ketebalan, kerataan dan ukuran) dan pewarnaan yang kurang baik. Umumnya rendahnya kualitas slide disebabkan slide kotor oleh karena terdaptnya endapan reagen ZN. Petugas laboratorium harus lebih memperhatikan protap pembuatan sediaan maupun pewarnaan. Sebaiknya reagen ZN disaring untuk menghilangkan endapan. Dinas Kesehatan Kota Samarinda diharapkan dapat melakukan program On The Job Training bagi para petugas laboratorium
ANALISIS ANTRIAN PELAYANAN NASABAH PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BUNGKU HILDA, HILDA
JURNAL ILMU MANAJEMEN UNIVERSITAS TADULAKO Vol 4, No 3 (2018)
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.641 KB)

Abstract

This study aims to analiyzethe system of optimal service queue at the teller that existed in PT BankSyariah Mandiri Bungku Branch. The analytical method used is M/M/1 or single channel singlephase, but to compare the optimal or not the queue of customer service at PT Bank Syariah Mandiribranch when adding one teller in solid time so the used M/M/S analysis method or multi channelsingle phase. The result of analysis by using one teller in cash deposit of solid time is probability insystem is equal to 0,0572. The teller utility level is 0,94 or 94 % the average number of customers inthe system is 17 people, while using two tellers can be seen the probability in the system is 0,350 or noone in the system. Teller utility rate is reduced to 0,48 or 48% of the average number of customers inthe system is 1 person, it indicates that the customer queuing in the system is optimal. Based on thedata is can be concluded that the addition of one teller at a solid time can optimize the existingservices in PT Bnk Syariah Mandiri Bungku branc.
SEJARAH ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT BUTON DI DESA BUTON KECAMATAN BUNGKU SELATAN KABUPATEN MOROWALI (1936-2018) Hilda, Hilda; Barlian, Barlian
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 5, No 4 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jpps.v5i4.15683

Abstract

ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk menjelaskan proses pelaksanaan adat perkawinan masyarakat Buton di Desa Buton Kecamatan Bungku selatan Kabupaten Morowali 1936-2018; 2) Untuk menjelaskan perubahan tata cara dalam pelaksanaan adat perkawinan masyarakat Buton di Desa Buton Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali 1936-2018; 3) Untuk menjelaskan faktor penyebab terjadinya perubahan tata cara dalam pelaksanaan adat perkawinan masyarakat Buton di Desa Buton Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali 1936-2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah menurut Helius Sjamsuddin yang terbagi atas tiga tahap yaitu: 1 Heuristik (pengumpulan sumber data), 2) Kritik sumber (verifikasi), dan 3) Historiografi (penulisan sejarah). Tinjauan pustaka dalam penelitian ini yakni menggunakan konsep sejarah, konsep masyarakat, konsep kebudayaan, konsep perkawinan, konsep perubahan budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) proses pelaksanaan Adat perkawinan masyarakat Buton di Desa Buton terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut: a) Lukuti, yaitu upaya untuk menjajaki dan menyelidiki hal ihwal seorang wanita yang ingin dipinang; b) Pesoloi, yaitu penjajakan ulang sebagai kelanjutan dari lukuti; c) Losa, adalah penyampaian lamaran secara resmi pihak pria kepada pihak wanita; d) Tauraka, yang terdiri dari dua macam yakni tauraka mayidi-yidi (tauraka kecil) dan tauraka maoge (tauraka besar) ; e) Kawia, adalah prosesi pelaksanaan pernikahan (akad nikah); f) Karia, adalah pesta perkawinan yang mempersandingkan  kedua mempelai di tempat yang telah disediakan; g) Jagani, adalah suatu proses dimana pengantin pria dan wanita belum dapat tinggal bersama; h) Pobongkasia, adalah bagian penghabisan dari pesta perkawinan pada hari yang keempat; i) Dingkana Umane, adalah pengantaran tas/peti pakaian atau perlengkapan rumah tangga, serta kebutuhan lain dalam rumah tangga baru; j) Landakiana Banua, yaitu kunjungan balasan dari pihak mempelai wanita ke rumah mempelai pria. 2) Perubahan pelaksanaan Adat perkawinan masyarakat Buton di Desa Buton, yakni: a) Pemilihan jodoh (Pobaisa), melalui perjodohan (kemauan orang tua); b) Alat-alat perlengkapan adat perkawinan; c) Pemberian mahar (Boka); d) Pelaksanaan perkawinan sebelumnya hanya melalui kawin kampung, maka sekarang harus ada akad nikah berdasarkan hukum yang berlaku; e) Acara perkawinan duduk adat yang sah jarang diterapkan dan beralih ke perjamuan berdasarkan perkembangan zaman. 3) Faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan proses pelaksanaan adat perkawinan masyarakat Buton di Desa Buton yakni: a) Faktor intern terdiri dari beberapa aspek, yaitu: pendidikan, agama, dan ekonomi dan gaya hidup, b) Faktor ekstern meliputi kemajuan teknologi, peraturan hukum, kemajuan pembangunan, dan aspek sosial-budaya. Kata Kunci: Proses, Perubahan, Faktor Penyebab, Adat Perkawinan     ABSTRACT: The objectives of this study are: 1) To explain the process of implementing the customary marriage of the Buton people in Buton Village, Bungku Subdistrict, South Morowali Regency, 1936-2018; 2) To explain the change in procedures in the implementation of the customary marriage of the Buton people in Buton Village, Bungku Selatan District, Morowali Regency, 1936-2018; 3) To explain the factors causing changes in procedures in the implementation of the customary marriage of the Buton people in Buton Village, Bungku Selatan District, Morowali Regency, 1936-2018. The method used in this research is the historical method according to Helius Sjamsuddin which is divided into three stages, namely: 1 Heuristics (data source collection), 2) Critical sources (verification), and 3) Historiography (history writing). Literature review in this research that is using the concept of history, the concept of society, the concept of culture, the concept of marriage, the concept of cultural change. The results showed that; 1) the process of implementing the customary marriage of the Buton community in Buton Village consists of the following stages: a) Lukuti, which is an effort to explore and investigate the matter of a woman who wants to be married; b) Pesoloi, which is a re-assessment as a continuation of the lukuti; c) Losa, is the formal submission of applications from men to women; d) Tauraka, which consists of two kinds namely tauraka mayidi-yidi (small tauraka) and tauraka maoge (large tauraka); e) Kawia, is a procession of marriage (marriage contract); f) Karia, is a wedding party that matches the bride and groom in the provided place; g) Jagani, is a process where the bride and groom cannot live together yet; h) Pobongkasia, is the last part of the wedding on the fourth day; i) Dingkana Umane, is the delivery of bags / crates of clothing or household equipment, as well as other needs in new households; j) Landakiana Banua, which is a reciprocal visit from the bride to the bridegroom's house. 2) Changes in the implementation of Indigenous marriages of Buton people in Buton Village, namely: a) Selection of marriage mates (Pobaisa), through matchmaking (the wishes of parents); b) Customary marriage equipment; c) Provision of dowry (Boka); d) The previous marriage was only carried out through village marriage, so now there must be a marriage contract based on applicable law; e) Legitimate traditional seated marriages are rarely implemented and turn to banquets based on the times. Keywords: Keywords: Process, Change, Causative Factors, Marriage Custom.
Tandem Walking Exercise For The Risk Of Falling and The Daily and Activities’ Independency Toward Elderly Preopleat UPT PSTW Nirwana Puri Samarinda Widiastuti, Hesti Prawita; Pamungkas, Leny; Arsyawina, Arsyawina; Hilda, Hilda
Journal Of Nursing Practice Vol. 5 No. 1 (2021): Journal Of Nursing Practice
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/jnp.v5i1.166

Abstract

Background: Stability is the ability of maintaining static and dynamics equilibrium, which influenced the falling incident and the capability in doing everyday activities of elderliesPurpose: The purpose of this study is to analyze the effect of tandem walking exercise for the daily activities’ independency and the risk of falling towards elderly people.Methods: This research is quasi experiment with pre and post-test nonequivalent control group design. The samples are 22 people that distributed into control and treatment group who were given tandem walking exercise three times a week for two weeks. Assessment of the independence of daily activities through observation, interviews and using barthel index instruments while falling risk is assessed using Time Up and Go Test (TUGT).Results: The result of hypothesis tests with Wilcoxon obtained that there is an impact from tandem walking exercise for the daily activities’ independency (p value = 0,009) and the risk of falling (p value = 0,003). The deviation analysis on two groups acquired that the Group 1 with interventions of tandem walking exercise is having more impact on the improvement of daily activities’ independency with Mann-Whitney test (p value = 0,044) and the reduction on risk of falling with Independent T-Test (p value = 0,000) compared to Control Group.Conclusion: Tandem walking exercise could improve daily activities’ independency and lower the risk of falling towards elderly people
The Validity of the Abbey Pain Scale for Assessing Pain in Stroke Patient Arsyawina, Arsyawina; Parellangi, Parellangi; Widiastuti, Hesti Prawita; Hilda, Hilda
Journal Of Nursing Practice Vol. 5 No. 1 (2021): Journal Of Nursing Practice
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/jnp.v5i1.167

Abstract

Background: Apasia and dementia are two of the post-symptoms of stroke disease that cause patients to experience verbal communication disorders, thus requiring nurses to be more sensitive in assessing pain that is felt.Objective: The purpose of this research is to test the validity of the Abbey Pain Scale in assessing pain in stroke patients who are unable to express pain verbally.Methods: This research is a quantitative study using analytic observational research methods. This study used a consecutive sampling technique with the calculation of sample size based on population proportions. Research on one subject was repeated three times at rest and during pain procedures using the Abbey Pain Scale. Data were analyzed using the Pearson and Spearman test.Results: There was a significant correlation (p = 0.001) with a positive and strong correlation coefficient between the Abbey score and the pulse rate (correlation r = 0.699). Then there was a significant correlation (p < 0.001) with a positive and strong correlation coefficient between Abbey scores and mean arterial pressure (correlation r = 0.911). In addition, the Abbey Pain Scale score showed a significant change between the Abbey score at rest and during the pain procedure, both in the morning, afternoon and evening team nurses (p < 0.05).Conclusion: The Abbey Pain Scale is a valid measurement tool in assessing pain in stroke patients.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL BAGI PASIEN COVID-19 Widiastuti, Hesti Prawita; Hilda, Hilda; Arsyawina, Arsyawina
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v4i1.1448

Abstract

Pendahuluan: Meningkatkan kasus Covid-19 pada tahun 2020 berdampak pada semua lini kehidupan. Ditahun yang sama WHO mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi. Hal tersebut berdampak pada sesehatan jiwa dan psikososial. Adanya aturan pembatasan sosial dan isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 menyebabkan meningkatnya kecemasan. Oleh karena itu dukungan psikososial sangat diperlukan bagi pasien Covid-19. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan relawan Covid-19 dalam memberikan dukungan psikososial pada pasien Covid-19 yang diikuti oleh 15 relawan. Metode yang digunakan terdiri dari 4 tahap yaitu melakukan kajian situasi, meyusun rencana, persiapan kegiatan dan pelaksanaan.  Intervensi yang diberikan pada relawan yaitu edukasi berupa penyuluhan, diskusi dan simulasi. Untuk mengukur pengetahuan relawan menggunakan kuisioner yang diberikan pre dan post. Hasil uji wilcoxon menunjukkan bahwa terjadi perbedaan pengetahuan relawan sebelum dan sesuah intervensi. Pengetahuan relawan dalam dukungan kesehatan jiwa dan psikososial pada orang sehat dengan p value 0,003 dan bagi pasien covid p value 0,001 serta dukungan sosial pencegahan stigma p value 0,004. Kesimpulan: Terjadi peningkatan pengetahuan pada relawan dan antusias dalam mengikuti kegiatan. Saran: Dukungan psikososial dapat diberikan secara terus menerus kepada orang sehat maupun sakit (OTG, ODP dan PDP) sehingga mampu memulihkan trauma psikologis akibat Covid-19.
The Relationship Between Mother's Attitude and Giving Complete Basic Immunization to Infants Aged 12-24 Months Lestiani, Lilik; Hilda, Hilda; Ariefah Putri, Rosalin
Jurnal KESANS : Kesehatan dan Sains Vol 3 No 1 (2023): KESANS: International Journal of Health and Science
Publisher : Rifa'Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/kesans.v3i1.238

Abstract

Introduction: Immunizations are important to be given to babies to prevent disease. The complete basic immunization coverage at the Muara Kaman Health Center in 2020 was 65.9%, not reaching the target of 90%. Attitude is one of the factors that influence the low coverage of complete basic immunization. Objective: To determine the relationship between mother's attitude and complete basic immunization in infants aged 12-24 months. Method: This type of research is descriptive analytic with cross sectional design. The sample in this study was a total population of 85 infants aged 12-24 months. Results and Discussion: The characteristics of the respondents were mostly between 20-35 years old (54.1%), multiparity parity (63.6%), secondary education (58.8%) and housewife work (52.9%). The description of the mother's attitude towards giving complete basic immunization is mostly positive, namely 60%. The description of complete basic immunization for infants aged 12-24 months is mostly complete, namely 67.1%. There is a relationship between mother's attitude and complete basic immunization with a p value of 0.000. Conclusion: there is a relationship between mother's attitude and giving complete basic immunization because negative attitudes tend not to pay attention to the schedule of giving complete basic immunization to their babies and positive attitudes will have a greater chance of mothers giving exclusive breastfeeding
Factors Related to the Low Visiting of Babies to Integrated Healthcare Center Liyani, Unmul; Hilda, Hilda; Ariefah Putri, Rosalin
Jurnal KESANS : Kesehatan dan Sains Vol 3 No 2 (2023): KESANS: International Journal of Health and Science
Publisher : Rifa'Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/kesans.v3i2.251

Abstract

Introduction: As a form of community participation in utilizing Integrated Healthcare Center, it can be seen from the coverage divided by the number of targets (D/S). Based on data from the Integrated Healthcare Center Karangan Public Health Centre, the community visits to the Integrated Healthcare Center in 2022 reached (65.2%). From the data It is seen that this achievement is very far from the national target of 85%. Objective: This study aims to find out the factors of the low visiting of babies to Integrated Healthcare Center in the work area of Karangan Public Health Centrein 2023. Method: The research method was observational analytic with a cross-sectional approach. The population in this study was 80 toddlers aged 12-59 months in the work area of Karangan Public Health Centre in 2023. Results and Discussion: It is hoped that Health Promotion about the benefits of Integrated Healthcare Center needs to be carried out so that respondents want to bring their children to routine activities every month at the Integrated Healthcare Centerand for further researchers to continue this research by looking at others factors related to the visit of the mother toddler to the Integrated Healthcare Center. Conclusion: It showed that occupation, education, knowledge factors do not affect the low toddler visit to Integrated Healthcare Center while family support and mother's attitude affect the low toddler visit to Integrated Healthcare Center.
Edukasi Dan Pelatihan Pembuatan Teh Celup Saffron Dan Asam Jawa Sebagai Antidiabetes Pada Masyarakat Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan Hilda, Hilda; Masniah, Masniah; Yusnita, Henny
Majalah Cendekia Mengabdi Vol 1 No 4 (2023): Majalah Cendekia Mengabdi
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/mcm.v1i4.297

Abstract

Pendahuluan: Tanaman yang berpotensi sebagai agen antidiabetes adalah daun asam jawa dan tanaman saffron. Berdasarkan hasil penelitian, daun asam jawa kaya akan flavonoid, saponin, dan tanin, serta saffron mengandung senyawa aktif crocin, crocetin, procicin, yang dapat menjadi kandidat antioksidan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kadar glukosa dalam darah. Teh herbal merupakan hasil pengolahan dari bunga, kulit, biji, daun, dan akar berbagai tanaman.Tujuan: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan dan menjadikan tanaman obat berbasis riset melalui demonstrasi teknik pembuatan kombinasi teh asam jawa dan saffron dalam pencegahan diabetes melitus, dan pemanfaatan tanaman tersebut secara aman diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat sebagai upaya preventif dan kuratif.Metode: Dilakukan penyuluhan dan pelatihan yaitu memberikan informasi dan pendidikan kesehatan secara langsung kepada 40 orang masyarakat Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, mengenai tanaman obat tradisional penurun kadar gula darah. Kemudian melakukan pendampingan dalam membuat teh celup, dan dilakukan pengukuran Kadar Gula Darah (KGD) peserta.Hasil: Setelah dilakukan edukasi tentang penyakit diabetes melitus dan pengobatan tradisional dengan menggunakan teh celup daun asam jawa dan saffron maka pengetahuan Masyarakat di Desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan kategori baik meningkat menjadi 80,00%.Simpulan: Masyarakat di Desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan mengetahui mengenai tanaman herbal antidiabetes, dan dapat membuat sendiri teh celup daun asam jawa dan saffron sebagai obat anti diabetes mellitus.
Co-Authors Achmad, Andi Nurul Isnawidiawinarti Alfindo, Yuri Putri Almuntaha, Eska Aniah, Suci Nur Aprija Rosianti Ariefah Putri, Rosalin Arifin Hidayat, Arifin Arimbi, Siti Nurhaliza Arsyawina Arsyawina Aryanti ASEP SUPARMAN Asriyani, Asriyani Azzahra, Mia Bambang Sudaryono Barlian, Barlian Cholik, M. Agus Dedi Rianto Dewi, Annisa Mellyana Dya, Dya Endah Wahyutri Fajriah, Yustika Nur Ferawaty, Ferawaty Fidyah Faramita Utami Fifian, Fifian Gagaramusu, Yusdin Mahmudin Ghandy, Ghandy Hairunnisa Hairunnisa Hamdan, Hendro Hemalia, Hemalia Hesti Prawita Widiastuti Hoyauna, Hoyauna Idris, Nur Alfia Lazuardi, Luthfan Lestiani, Lilik Liyani, Unmul Marlindawati Marlindawati, Marlindawati Marselyun, Marselyun Masniah Masniah Maulana Abdul Aziz, Fikri Mifta Farid, M Mochammad Imron Awalludin Muis, Andi. Abd Musdariansyah, Musdariansyah Nabila, Amanda Salsa Nasirin, Nasirin Nugraha, Irsyad Nulhakim, Lukman Nuraini Nuraini Nurjamin, Lucky Rahayu NURUL HIDAYAH Nurusyifa Azahra, Devalinda Pahriadi, Pahriadi Pamungkas, Leny Parellangi, Parellangi Pietersz, Jemmy Jefry Ramadhani, Fira rasyid, hilda Ratnawati Ratnawati Richard Jokhu, Jean Rosalin Ariefah Putri Rr Sri Saraswati RR. Ella Evrita Hestiandari Ruri Octari Dinata Salmah Salmah Satriyo Nugroho, Iwan Sedubun, Victor Juzuf Sefrianus, Hendy Selvi Marcellia Setiadi, Rizky Shoufiah, Rahmawati Sitepu, Nadroh Soraya Riyanti, Soraya Sri Mulyati Sukensi, Sukensi Sukrasno Sukrasno Sulbadana Sulbadana Supriadi Supriadi Syalwa, Fitria Syamsiar Zahrani TATI ROHAYATI Tri Utami Lestari Ulina, Kartika Wijonarko, Wijonarko Yenni Karlina, Yenni Yudistira, Aji Yudha Yulianita Rahayu, Yulianita yusnita, henny Zuhdi, Naufal Zuhriatusobah, Juju Zulnuraini