Claim Missing Document
Check
Articles

PEMPHIGUS VULGARIS IN WOMAN Kadek Ayu Rima Mahadewi; IGK Darmada; Luh Made Mas Rusyati
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 8 (2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.122 KB)

Abstract

Pemfigus vulgaris merupakan penyakit autoimun yang memberikan manifestasi bulayang bersifat kronik. Lokalisasi dari bula tersebut yaitu pada mukokutaneus. Dilaporkankasus seorang wanita berumur 28 tahun dengan keluhan utama gelembung berair padakulit seluruh tubuh dan mengeluarkan cairan serta menyebabkan gatal tanpa rasa nyeri.Efloresensi berupa makula hiperpigmentasi yang multipel berbentuk geografika denganukuran 3x4 cm sampai 10x15 cm dan erosi soliter berbentuk bulat dengan ukurandiameter 2 cm yang ditutupi krusta coklat kehitaman. Hasil biopsi kulit menggambarkanmorfologi pemfigus. Terapi farmakologis yang diberikan yaitu dexamethasone 1,5 mg-1mg- 0 mg, hydrocortisone 2,5%, chloramphenicol 2%, dan loratadine 1x10mg. Hasilpengobatan belum dapat dievalusi dan prognosis dari pasien dubious. pemfigus vulgaris, autoimun, bula
PENGARUH PENYULUHAN MENGENAI KESEHATAN ORGAN REPRODUKSI WANITA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI SMKN 3 DENPASAR Jason Jonathan; Made Swastika Adiguna; Nyoman Suryawati; Luh Made Mas Rusyati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i4.P13

Abstract

ABSTRAK Potensi wanita mengalami keputihan di Indonesia mencapai 90% yang disebabkan oleh iklim Indonesia. Indonesia yang beriklim tropis menyebabkan jamur berkembang dengan mudah sehingga banyak terjadi kasus keputihan. Hal ini mendukung pentingnya kebutuhan edukasi kesehatan reproduksi untuk lebih ditingkatkan. Informasi dan edukasi kesehatan reproduksi yang masih kurang dan sulitnya menjangkau pelayanan kesehatan reproduksi juga turut mendukung pentingnya kebutuhan remaja terhadap peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi. Tujuan dari penelitiani inii adalahi untuki mencarii adanyai pengaruhi penyuluhani kesehatani mengenaii organi reproduksii wanitai terhadapi tingkati pengetahuani mengenaii keputihani padai remajai putrii SMKNi 3i Denpasar.i Jenisi penelitiani inii adalahi penelitiani prei–ieksperimentali dani menggunakani onei groupi pretesti –i postesti designi dani pemberiani intervensii penyuluhani kepadai siswii kelasi XIIi SMKNi 3i Denpasari padai Oktoberi 2019.i Tekniki pengumpulani sampeli dengani metodei Stratifiedi Proportionalei Randomi Samplingi dengani sampeli sebanyaki 74i siswi.i Analisisi datai dilakukani dengani programi SPSSi dani ujii Wilcoxon.i Karakteristiki respondeni padai penelitiani inii berdasarkani umuri adalahi padai rentangi umuri 16i sampaii 19i tahun.i Kejadiani terjadinyai penurunani hasili pretesti dani postesti sebanyaki 8i kejadiani darii totali 74i kejadiani dengani meani ranki 23,5.i Sedangkani terjadinyai kenaikani hasili pretesti dani postesti sebanyaki 57i kejadiani darii totali 74i kejadiani dengani nilai reratai 34,33.i Kejadiani tidaki mengalamii penuruani maupuni kenaikani hasili terjadii sebanyaki 9i kejadiani darii totali 74i kejadian.i Setelahi datai dianalisisi dengani membandingkani tingkati pengetahuani sebelumi dani setelahi diberikani penyuluhani mengenaii kesehatani reproduksii dani menggunakani tingkati kesalahani (?)i =i 0,05,i didapatkani nilaii signifikansii 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 sehingga Ha dapat diterima dan didapatkan hasil bahwa ada pengaruh penyuluhan mengenai kesehatan organ reproduksi wanita terhadap tingkat pengetahuan remaja putri SMKN 3 Denpasar. Kata kunci: Keputihan, Remaja, Kesehatan Reproduksi
TERAPI PODOFILIN PADA KONDILOMA AKUMINATA I Gusti Amanda Jaya; IGK Darmada; Luh Made Mas Rusyati
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 7 (2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.836 KB)

Abstract

Kondiloma akuminata merupakan salah satu infeksi menular seksual paling umum terjadi, dan insidennya telah meningkat selama dekade terakhir. Penyakit ini menyebabkan lesi berupa vegetasi bertangkai yang sebagian besar disebabkan oleh human papilloma virus subtipe 6 & 11. Fenomena ini sering dikaitkan dengan usia yang lebih dini dalam kontak seksual dan banyaknya jumlah pasangan seksual. Dilaporkan seorang laki-laki berumur 17 tahun dengan diagnosis kondiloma akuminata. Pada status venerologi terdapat lokalisasi pada glans penis berupa papul multipel eritema dengan permukaaan verukous berukuran ø 1 cm. Pada pemeriksaan tes aceto white didapatkan hasil positif. Pengobatan yang diberikan adalah tutul tinctura podofilin 25% setiap 4 hari sekali. Hasil pengobatan pada kontrol pertama sampai ke 7 cukup baik dengan tidak ditemukannya lesi baru dan lesi lama mengecil. Prognosis pada pasien baik.
SIFILIS SEKUNDER DENGAN GEJALA NON-SPESIFIK PADA SEORAANG PRIA DEWASA: LAPORAN KASUS Dian Galih SIliwangi; IGK Darmada; Luh Made Mas Rusyati
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 8 (2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.36 KB)

Abstract

Sifilis sekunder ditandai dengan munculnya ruam di kulit dan selaput lendir, kadangdisertai demam dan malaise. Gejala klinis siflis sekunder bisa mengenaikulit mukosa,kulit kepala, kelenjar limfe dan generalisata. Dilaporkan satu kasus sifilis sekunder padaseorang pria berusia 22 tahun. Gejala yang muncul berupa papul di anus disertai dengannyeri dan gatal sejak 3 bulan. Pada pemeriksaan serologidi dapatkan VDRL reaktif 1 :16, TPHA reaktif 1 : 2560 dan DFM negatif. Pengobatan diberikan injeksi BenzatinPenicilin 2,4 juta IU dosis tunggal. Prognosis penderita baik.
POLA DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA (DKAK) PADA PEKERJA GARMEN DI DENPASAR Made Wardhana; Luh Mas Rusyati; I.G.A. Karmila; Ratih Vebrianti; Puspawati .; GK Darmaputra; Martima W; Suryawati .
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P01

Abstract

Latar Belakang: Perkembangan industri garment di Bali semakin meningkat sebagai salah satu industri penunjang pariwisata. Sebagai konsekuensi jumlah perusahan garmen dan tekstil semakin banyak secara kuantitas dan kualitas. Menurut data di kodya Denpasar, tercatat sekitar 125 perusahan garmen yang besar dengan memperkerjakan sedikitnya 100 orang pekerja. Perusahan garmen yang kecil sebagai industri rumah tangga hampir sebanyak lima rastusan. Dampak dari perkembangan industri garment membutuhkan banyak tenaga kerja dengan merekrut, membuka lapangan pekerjaan baik itu untuk pekerja yang terlatih maupun yang tidak terlatih, kebanyakan merupakan pekerja lepas, tanpa mendapat perhatian dari segi kesehatan. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pola kelainaan kulit pada(DKAK) pekerja garment di Kodya Denpasar, karena belum memiliki data yang lengkap dan akurat. Metode: Metode yang digunakan pda penelitian ini adalah survelanse, pada 3 perusahan garment yang besar di Denpasar dengan wawancara dan pemeriksaan terhadap pola penyakit kulitnya. Hasil: Dari 288 pekerja yang di ikut sertakan dalam penelitian ini terdiri dari 105 (36,5%) laki-laki dan 183 (63,5 %) perempuan. Dari 288 responden, sebanyak 74 pekerja (25,7 %) yang menderita kelainan kulit yang berhubungan dengan pekerjaannya. Katagori pekerjaan yang paling banyak menderita adalah pada pekerja pencelupan (coloring) sebesar 30 orang. Kesimpulan: Pola penyakit kulit pada pekerja garment sebesar 25,7 % menderita DKAK. Katagori penyakit sering adalah pekerja yang berhubungan kontak dengan bahan warna. Kata kunci; Dermatitis kontak kontak akibat kerja, pekerja garmen
EDUKASI DAN PENATALAKSANAAN DERMATITIS KONTAK IRITAN KRONIS DI RSUP SANGLAH DENPASAR BALI TAHUN 2014/2015 I Putu Gilang Iswara Wijaya; I Gusti Ketut Darmada; Luh Made Mas Rusyati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 5 No 8 (2016): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.158 KB)

Abstract

Dermatitis kontak iritan atau DKI merupakan peradangan pada kulit akibat efek sitotosik langsung dari bahan kimia, fisik, atau agen biologis pada sel-sel epidermis tanpa adanya produksi dari antibodi spesifik. Dilaporkan kasus seorang perempuan berusia 19 tahun, bekerja sebagai pegawai spa, dengan diagnosis Dermatitis Kontak Iritan Kronis. Tanda klinis pasien tersebut berupa kelainan pada jari tangan kanan dan kiri. Terdapat macula hiperpigmentasi dengan batas tegas, bentuk geografika, ukuran 2x3 cm dan 1x2 cm, terdapat macula hiperpigmentasi dengan batas tegas, bentuk geografika, ukuran pemeriksaan KOH tidak ditemukan hifa. Penatalaksanaan topical denfan pengobatan kombinasi berupa desoxymetason 0.025% krim dan chloramphenicol diberikan 2x/hari, pemberian obat secara oral mebhydrolin naphadisilate 2x50 gr/hari. Komunikasi, informasi dan edukasi yang dapat dijelaskan kepada pasien berupa penggunaan alat-alat pelindung diri, menghindari kontak dengan bahan iritan, dan rutin menggunakan obat.
KANDIDIASIS VAGINA YANG MENDAPAT TERAPI SISTEMIK DAN TOPIKAL: SEBUAH LAPORAN KASUS Dewa Made Rendy Sanjaya; IGK Darmada; Luh Made Mas Rusyati
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 6 (2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.237 KB)

Abstract

Kandidiasis vulvovaginitis ialah penyakit infeksi jamur candida yang mengenai mukosa vagina danvulva.Penyebabnya yang tersering biasanya adalah candida albicans.Gejala klinis KandidiasisVulvovaginitis ialah gatal didaerah vulva, dan pada yang berat terdapat rasa panas,dispaneuria.lesi eritema, hiperemis dilabia mayora, dan vagina 1/3 bawah. Dilaporkan satu  kasusseorang wanita. berumur 26 tahun dengan keluhan keputihan pada daerah vagina sertamengalami kegatalan dan rasa nyeri terjadi sejak 2 minggu yang lalu. Pada gambaran klinis tampak dinding vagina eritema, erosi dengan secret putih kental. Pada pengecatan gram darisecret mukosa vagina didapatkan leukosit blastopsora dan pseudohifa. Pemerikaan KOH 10%dari sekret vagina didapatkan blastopore dan pesudohifa.Penanganan yang diberikan adalah obatsistemik dengan flukonazol 1x150 mg dosis tunggal dan topical diberikan ketokenazol cream.Prognosis kasus tersebut adalah baik..
ALLERGIC CONTACT DERMATITIS Trisna Yuliharti Tersinanda; Luh Made Mas Rusyati
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no 8 (2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.935 KB)

Abstract

Allergic contact dermatitis is an immunologic reaction that tends to involve the surrounding skin and may even spread beyond affected sites. This skin disease is one of the more frequent, and costly dermatologic problems. Recent data from United Kingdom and United States suggest that the percentage of occupational contact dermatitis due to allergy may be much higher, thus raising the economic impact of occupational allergic contact dermatitis. There is not enough data about the epidemiology of allergic contact dermatitis in Indonesia, however based on research that include beautician in Denpasar, about 27,6 percent had side effect of cosmetics, which is 25,4 percent of it manifested as allergic contact dermatitis. Diagnosis of allergic contact dermatitis is based on anamnesis, physical examination, patch test, and this disease should be distinguished from other eczematous skin disease. The management is prevention of allergen exposure, symptomatic treatment, and physicochemical barrier
OCCUPATIONAL CONTACT DERMATITIS IN HAIRDRESSERS Komang Ayu Kristiana Dewi K; Luh Made Mas Rusyati; IGK Darmada
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no 8 (2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.046 KB)

Abstract

Occupational skin disease is a skin disease caused or aggravated by work. Occupational skin disease experienced by most hairdressers are contact dermatitis, both irritant and allergic. Some examples of materials that can cause contact dermatitis in hairdressers are nickel, formaldehyde, ammonium thioglycolate, and p-phenylenediaminz. Diagnosis of contact dermatitis in hairdressers enforced through anamnesa, physical examination, and additional tests that are relevant include patch test. The most important treatment is to avoid exposure to irritants and eliminate factors that aggravate. Where appropriate, to address the inflammation can be given topical corticosteroids, such as hydrocortisone.
PROFIL DERAJAT KEPARAHAN KELOID PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2015 I Gede Raditya Narayana; I Gusti Agung Ayu Praharsini; Luh Made Mas Rusyati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.276 KB)

Abstract

Keloid merupakan manifestasi dari penyembuhan luka secara abnormal yang dapat dicegah untuk terjadi. Respon terapi terhadap keloid masih sangat bervariasi dan keloid memiliki kecenderungan untuk membesar kembali tergantung dari derajat keparahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat keparahan keloid pada mahasiswa yang menderita keloid di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif cross-sectional. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah total sampling. Dalam penelitian ini, responden merupakan 66 orang mahasiswa penderita keloid pada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2012, 2013 dan 2014 pada Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan kuisioner yang berisi Vancouver Scar Scale yang telah lazim digunakan untuk menilai hasil akhir dari suatu luka. Data yang diperoleh dalam hasil penelitian ini diolah secara deskriptif. Hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan bahwa mahasiswa penderita keloid pada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana mayoritas menderita keloid derajat ringan menurut Vancouver Scar Scale. Proporsi penderita keloid derajat ringan adalah 37 orang (56,06%), derajat sedang 24 orang (36,36%) dan derajat berat 5 orang (56,06%). Hasil penelitian ini selanjutnya diharapkan dapat menjadi sumber data, pertimbangan dan masukan dalam melakukan penelitian lebih lanjut mengenai epidemiologi dan faktor resiko keloid. Kata kunci: keloid, derajat keparahan, Vancouver Scar Scale
Co-Authors A.A.N.B. Adhitya Wirakusuma Aanak Agung Gde Putra Wiraguna Adeline Santoso Agnes Sri Siswati Agung Bagus S. Satyarsa Anak Agung Bagus Putra Indrakusuma Anak Agung Gde Putra Wiraguna Andrew Wicaksono Angela Sandi Tagaroi Rahasia Anum, Qaira Arim Sadeva, I Gede Krisna Aurelia Stephanie Aurelia Stephanie Aurelia Stephanie Bagus Haryo Kusumaputra Cita Rosita Sigit Prakoeswa Darmaputra, I Gusti Nyoman Desak Made Wihandani Desak Nyoman Trisepti Utami Dewa Made Rendy Sanjaya Dewi Gotama Dhelya Widasmara Dian Galih SIliwangi Edward Wijaya, Edward Elice Wijaya Elice Wijaya Febrina D Pratiwi Fifa Argentina Firly Clarissa Suyanto Gde Ngurah Arya Ariwangsa Gede Made Cahya Trisna Pratama Gede Mahadika Pradipta Atmaja GK Darmaputra Gotama, Dewi Haikal Hamas Putra Iqra Handelia Phinari Herman Saputra I Dewa Ayu Vanessa Vijayamurthy I Dewa Ayu Vanessa Vijayamurthy I Dewa Made Rendy Sanjaya I G. P. Supadmanaba I Gede Agus Bhakti Suputra I Gede Krisna Arim Sadeva I Gede Raditya Narayana I Gede Wahyu Toya Pratama I Gusti Amanda Jaya I Gusti Ayu Agung Dwi Karmila I Gusti Ayu Agung Elis Indira I Gusti Ayu Agung Praharsini I Gusti Ayu Agung Praharsisni I Gusti Ayu Tika Indriani I Gusti Ketut Darmada I Gusti Ketut Darmada I Gusti Nyoman Sri Wiryawan I Komang Arimbawa I Made Oka Adnyana I Made Swastika I Pt Agus Suryantara P I Putu Arie Sasmita I Putu Eka Widyadharma I Putu Gilang Iswara Wijaya I.G.A. Karmila I.G.K Darmada I.G.K. Darmada Ida Ayu Diah Purnama Sari Ida Ayu Uttari Priyadarshini Ida Ayu Widya Anjani IGK Darmada Indira, I Gusti Ayu Agung Elis Indra Teguh Wiryo Indra Teguh Wiryo Indrakusuma, Anak Agung Bagus Putra Indry Salonika Sutiawan Intizam, Marwa Humaira Jason Jonathan Jayawarsa, A.A. Ketut Jusuf, Pierre Joshua Kadek Ayu Rima Mahadewi Kadek Yuda Sujana Ketut Kwartantaya Winaya Ketut Wida Komalasari Komang Ayu Kristiana Dewi K Laksmi, I Gusti Ayu Agung Mini Limanda, Claudia Felicia Lisa Alverina Lubis, Ramona Sari Luciana Luciana M. Yulianto Listiawan Made Hermina Laksmi Made Martina Windari Made Swastika Adiguna Made Wardhana Mamuaja, Enricco Hendra Mario Korwa Martima W Medhi Denisa Alinda, Medhi Denisa Muchtar, Vitayani Mulianto, Nur Rachmat Nandya Dwizella Nevristia Pratama Ni Kadek Setyawati, Ni Kadek Ni Luh Putu Ratih Vibriyanti Karna Ni Made Dwi Puspawati Ni Made Linawati Nyoman Raditya Adiprayoga Nyoman Suryawati Patricia Dian Putri Praharsini, I Gusti Agung Prima Saraswati Sanjiwani Sudarsa Prima Sudarsa Prima Sudarsa Prima Sudarsa Primasari, Putu Yunita Puspawati . Putri Ayu Wulandari Putri Ayu Wulandari, Putri Ayu Putri, Patricia Dian Putri, Putu Winna Deyanti Putu Ayu Saraswati Putu Diah Pratiwi Putu Gde Hari Wangsa Putu Raisha Vishkariana Dewi Ratih Vebrianti Ratih Vibriyanti Karna Regitta Indira Agusni Renni Yuniati Riyana Noor Oktaviyanti Sadeli, Marrietta Sugiarti Santoso, Adeline Saravanan Krishnan Sari, Luh Gede Melia Puspita Sissy Sissy Sissy, Sissy Sofyan Faridi Sri L. Menaldi Stephanie, Aurelia Sudarsa, Prima Suharmono Hadi Suryawati . Sutiajaya, Nikita Lestari Sutiawan, Indry Salonika Tanujaya, Monica Aprilia Thiodorus, Robert Tiara Evangelista Trisna Yuliharti Tersinanda Vijayamurthy, I Dewa Ayu Vanessa Widya Anjani, Ida Ayu Winaya, Ketut Kwartantaya Wiryo, Indra Teguh Wisnu Triadi Nugroho Yara Egyptha Saraswati