Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Syiah Kuala

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Mikroba Dalam Air Mudatsir Mudatsir
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 7, No 1 (2007): Volume 7 Nomor 1 April 2007
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak.  Mikroba adalah organisme yang mampu beradaptasi dan hidup pada berbagai jenis lingkungan. Salah satu tempat lingkungan hidup mikroba adalah air. Banyak faktor yang mempengaruhi mikroba di dalam air. Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi kehidupan mikroba di dalam air yaitu faktor biotik dan faktor abiotik.  Faktor   abiotik   antara lain temperature air, konduktivitas, arus,  kekeruhan, cahaya, pH,  salinitas, Biochemical  Oxygen Demand  (BOD ,   dan    Chemical  Oxygen Demand  (COD).   Di  samping biotik juga merupakan suatu aspek yang mempengaruhi mikroba di. air.  Mikroba berinteraksi dengan organsime Jain di dalam komunitas air.    Di  antara kelompok  mikroba  di  dalam air akan berkompetisi dalam mendapatkan makanan dan berinteraksi antar organism·   Faktor- faktor  biologi tersebut mempengaruhi kehidupan mikroba dalam suatu perairan. (JKS 2007; J: 23-30) Kata Kunci: Mikroba, biotik, abiotik dan interaksi Abstract.  Microbes are organisms that are able to adapt and live in various kinds of environments. One of the microbial environments is water. Many factors affect the microbes in the water. Generally, there are two factors that  affect microbial  life  in  the water,  biotic  factors  and  abiotic factors. Abiotic  factors including water temperature,  conductivity,  stream, turbidity,  light,  pH,  salinity,  Biochemical  Oxygen Demand (BOD  and Chemical Oxygen Demand (COD):  In  addition: to biotics is  also an aspect that affects microbes in water. · Microbes interact with other organsim in the water community. Among the group of microbes  in the water, there will be a competition in getting food and in inter-organism interaction. These biological factors affect microbial life in the waters.  (JKS 2007; 1: 23-30) Keywords: Microbe, biotic, abiotic, interaction
Profll Narakontak Serumah Penderita Kusta di Puskesmas Talango Kabupaten Sumenep, Jawa Timur Tahun 2005 Iswahyudi Iswahyudi; Mudatsir Mudatsir
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 6, No 3 (2006): Volume 6 Nomor 3 Desember 2006
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak,  Narakontak   kusta  adalah   kelompok    paling  berisiko    terjangkitnya   kusta  dan  kelompok ini  belum  dimasukkan   dalam   program   pemberantarasan    penyakit  kusta.  Penelitian   ini bertujian untuk  mendapatkan profil narakontak   serumah  kusta  meliputi   umur, jenis  kelarnin,   lama  kontak, tipe   kusta   sumber    penular    serta   status    hubungan    keluarga.    Penelitian    ini    menggunanakan rancangan   deskriptif   menggunakan    studi  cross sectional. Populasi   penelitian   adalah   narakontak.. serumah  penderita  kusta  dan  pengambilan   sampel  dilakaukan  dengan  cara systematic random danhasil  penelitian   dianalisis  secara  deskriptif.  Hasil  penelitian  menunjukkan    bahwa  kelompok  umur rata-rata   narakontak   39,2  ±  17,24  tahun,      narakontak   paling  banyak  perempuan,  rata-rata   lama kontak   dengan  penderita   kusta    2  tahun,   narakontak   serumah   dengan  penderita   kusta   tipe  MB paling   banyak   dan  status   hubungan   narakontak.  bukan   anggota   keluarga   inti   paling    banyak. (JKS 2006,· 3:117-124) Kata K1111cl: Narakontak serumah, kusta, Mycobacterium leprae Abstract.  Household  contacts  of leprosy  patients  are the group  with the highest  risk of developing the disease,   and although  many  risk or prevention   factors  have been identified,   they  have not been employed   in  leprosy-monitoring    programs.  This  study  aims to obtain  a profile  household   contacts of  leprosy  include  age,  sex, duration  of contact,  type of leprosy  transmission   source  and  status  of family  relationships.   This  study  used  a descriptive   design   using   cross  sectional   study.  The  study population    was   the   same   household    contacts    leprosy    patients   and   sampling    conducted    by systematic   random  and  research  results  were  analyzed  descriptively.   The  results  showed  that  the average  age group  household  contacts  ofleprosy  39.2 ± 17.24 years,  household   contacts  ofleprosy most   of  the  women,   the  average   length   of  contacts   with  leprosy   patients   2  years,  household contacts  with   MB leprosy  patients   most  and  relationship    status  was  not a member  of family  themost.  (JKS 2006; 3:117-124) Keywords:Household contacts, leprosy,Mycobacteriumleprae
Hubungan Kualitas Penggunaan Antibiotik dengan Luaran Klinis Pasien Bakteremia yang Disebabkan Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Endah Widyastuti1; Zinatul Hayati; Nurjannah Nurjannah; Mudatsir Mudatsir; Irwan Saputra
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 22, No 1 (2022): Volume 22 Nomor 1 Maret 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v22i1.25400

Abstract

AbstrakPenggunaan antibiotik yang tidak rasional akan berisiko pada kegagalan terapi atau resistensi bakteri terutama pada pasien infeksi yang dirawat inap di rumah sakit. Penelitian ini dirancang untuk mengevaluasi kualitas penggunaan antibiotik dan hubungannya terhadap luaran klinis pasien bakteremia yang disebabkan oleh Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Jenis penelitian ini adalah  analitik menggunakan rancangan cross sectional dengan pendekatan retrospektif. Data diambil dari rekam medik pasien yang dirawat inap di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh sejak Januari hingga Desember 2020. Kriteria inklusi yang digunakan adalah pasien dengan hasil kultur darah MRSA. Kualitas penggunaan antibiotik dievaluasi menggunakan metode Gyssens. Luaran klinis diambil dari catatan rekam medis dengan parameter kondisi klinis meninggal atau sembuh. Analisis data untuk karakteristik pasien dan rasionalitas penggunaan antibiotik dilakukan secara deskriptif, sedangkan untuk melihat hubungan rasionalitas penggunaan antibiotik dengan luaran klinis dilakukan dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pasien bakteremia yang disebabkan oleh MRSA di RSUD Dr. Zainoel Abidin berdasarkan jenis kelamin adalah jumlah pasien perempuan (52,6%) hampir sama dengan jumlah laki-laki (47,4%) dan berdasarkan usia ditemukan rata-rata pasien berada pada usia 52 tahun. Penggunaan antibiotik pasien bakteremia yang disebabkan oleh MRSA yang masuk kategori 0 (rasional) sebanyak 35,1% dan irrasional sebanyak 64,29% (kategori I-V). Luaran klinis pasien bakteremia ysng disebabkan oleh MRSA diperoleh angka mortalitas yang cukup tinggi yaitu sebanyak 38,9% pasien meninggal, sementara yang sembuh sebesar 61,1%. Hasil uji chi-square didapatkan p-value 0,024 yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kualitas penggunaan antibiotik dengan luaran hasil klinis pasien bakteremia yang disebabkan oleh MRSA. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian antibiotik yang tidak tepat pada pasien bakteremia yang disebabkan oleh MRSA akan menyebabkan kegagalan terapi yang berujung pada kematian.Kata Kunci: Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA), luaran klinis, rasionalitas, Gyssens. 
Co-Authors . Zulfan Abdul Malik Setiawan Abidin, Taufik F. Abram L. Wagner Adlim Adlim Agung Pranata Agus Hendra Al Rahmad Agussabti Agussabti Ainal Mardhiah Aksa, Rahmad Al-kautsar Al-kautsar Alfingsih, Dede Alfonso J. Rodriguez-Morales Ali A. Rabaan AlKautsar, AlKautsar Allaily Allaily Amalia Sutriana Amanda Yufika Amir-Behghadami, Mehrdad Anak Agung Dewi Megawati, Anak Agung Dewi Armayanti, Feby Ayulinda, Arianisah P. Bakhtiar Bakhtiar Binti Firdaus, Shausan Bouchra, Assarag Damayanti Damayanti Dedhi Yustendi Dedy Syahrizal Dewi Puji Rahayu Diah, Muhammad Elfrida Ratnawati Endah Widyastuti1 Enitan, Seyi Samson Evendi Evendi Fajar, Jonny Karunia Farhan, M. Farrah Fahdhienie Fathima, Raisha Ferdi Riansyah Firzan Nainu Firzan, Firzan Gani, Azhari Garjito , Triwibowo Ambar Habeahan, Nova Lina Sari Hafnati Rahmatan Hamny Sofyan Harapan Harapan Harapan Harapan Hasan, Denny I. Herlina Dimiati, Herlina Hibran, Syukron Hilman Syarif Hizir Sofyan Ibnu Khaldun Ichsan Ichsan Ikram Ikram Ikram, Aamer Ima Maria Iqbal, Qanita Irwan Saputra Ismail Ismail Ismail, M. Nasir Iswahyudi Iswahyudi Jayawarsa, A.A. Ketut Kamil, Qatrunnada Khader, Yousef S. Koyanagi, Ai Kuldeep Dhama Kurnia F. Jamil Latief, Kamaluddin Lemu, Yohannes K. Linguissi, Laure SG. M. Aman Yaman M.Aman Yaman Maelani, Imelda Maimun Syukri, Maimun Makmur, Ali Mamun, Mohammed A. Maulana, Teuku Maulina Maulina Mellinia, Sania A. Monica, Santy Muhammad Daud Müller, Ruth Mulyadi Mulyadi Mutiara, Suci Nalapraya, Widhy Y. Nanda, Cut M. Nirwana, Aura Nur Wahyuniati, Nur Nurjannah Nurjannah Nurjannah Nurjannah Pandji Wibawa Dhewantara Parera, Aser parman parman Parperis, Konstantinos Puspita, Laurensia Elya Putri, Widia Rademaker, Marius Rahly, Fawwa Ramadana, Rizki R. Ramadhana, Ika F. Ramli, Ratu Bulkis Ratu Bulkis Ramli Rayhan, Muhammad A. Reza Maulana Rina Purnama Sari Roy Nusa Rudi Kurniawan Sah, Ranjit Said Usman Saktianggi, Panji Probo Sallam, Dina E. Samingan Samingan Samsul Anwar Saputra, Irwan Saputra, Jefri Dwi Sarifuddin Sarifuddin Sasmono, R. Tedjo Selvina, Selvina Shylvana Adella* Siagian, Afwandy Taga Siregar, Tongku N. Sirinam, Salin Sofyan, Sarwo E. Sri Hanifah Sri Jeksi Sriyanti, Cut Susanna Susanna Syahraini, Aigia Synat Keam Te, Haypheng Teuku Heriansyah, Teuku Tiara Mustika Wardani* Usman, Said Utomo, Prattama S. Vento, Sandro Viveiros-Rosa, Sandro G. Wahyuniar Wahyuniar Wartha, Eva Wira Winardi Wollina, Uwe Yesi Astri Yossadania, Asyriva Yufika, Amanda Yuliana Yuliana Yusmanidar Yusmanidar Zahrul Fuadi Zinatul Hayati Zinatul Hayati Zulfan Zulfan Zulfikar Zulfikar