Articles
TARI OYAG KARYA ANJAR PURWANI DI SANGGAR SENI KUSUMA KECAMATAN TARUMA JAYA KABUPATEN BEKASI
Peppy Irmaniar Rahman;
tati narawati;
Agus Budiman
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 1, No 2 (2021): Agustus, 2021
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/ringkang.v1i2.35865
Tari Oyag merupakan jenis tari kreasi baru. Tari Oyag di Sanggar Seni Kusuma Kecamatan Taruma Jaya Kabupaten Bekasi merupakan salah satu jenis tari kreasi baru yang diciptakan untuk merespon permasalahan yang terjadi dalam ranah berkesenian. Dalam penelitian ini, fokus utama terletak pada koreografi, rias dan busana serta properti yang digunakan dalam tarian tersebut untuk dideskripsikan, sehingga diperoleh suatu hasil kajian yang ilmiah dan empirik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui triangulasi teknik dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa koreografi didominasi oleh gerak pencak silat, jaipong dan mengambil dari intisari kesenian sisingaan. Rias dan busana pada Tari Oyag menonjolkan karakter laki-laki dalam tarian, seperti iket kepala, kaos, baju kampret, celana pangsi dan sarung.
TARI TOPENG MENAK JINGGA
abdul ajis jatnika;
Tati Narawati;
Ace Iwan Suryawan
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 1, No 3 (2021): Desember, 2021
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/ringkang.v1i3.36905
Abstrak Tari Topeng Menak Jingga adalah salah satu tari karya Rd. Tjetje Somantri pada tahun 1947. Tari Topeng Menak Jingga ini termasuk kedalam ganre tari klasik yang disajikan secara tunggal oleh penari pria. Tujuan dalam penelitian ini yaitu memperoleh gambaran secara umum tentang Tari Topeng Menak Jingga dan pelestarian budaya khususnya di kota Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan di kediaman narasumber yaitu R.H. Wigandi Wangsaatmadja yang bertempat di komplek Buah Batu Regency. Payung dari penelitian ini menggunakan kajian Etnokoreologi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Melalui observasi, wawancara, penelitian kepustakaan dan teknik pengumpulan literatur, serta menggunakan triangulasi untuk menganalisis.. Hasil penelitian ini mendeskripsikan tentang Tema, Struktur Koreografi, dan Rias Busana tari Topeng Menak Jingga. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tari Topeng Menak Jingga menggambarkan sosok prilaku dan watak Menak Jingga Anom yang sudah mapan namun keadilan kebikjaksanaan nya kalah oleh hasrat duniawi sehingga menimbulkan prilaku yang berlebihan antara lain cepat marah, congkak, sombong, bengis dan tidak puas dengan apa yang diraihnya. Dengan adanya penelitian ini dapat mengingat kembali dan memberikan wawasan lebih mengenai tari Topeng Menak Jingga kepada seniman dan pelaku seni, serta melestarikan kembali tari Topeng Menak Jingga karya Rd. Tjetje Somantri.
FUNGSI TARI MALAM TABUR DI SANGGAR KEMUNING BELINYU
Metha Liantina Eka Putri;
Tati Narawati;
Agus Budiman
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 1, No 1 (2021): Februari, 2021
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/ringkang.v1i1.32139
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan fungsi Tari Malam Tabur di Sanggar Kemuning Belinyu Kabupaten Bangka.Tari Malam Tabur ini merupakan salah satu tari kreasi baru yang ada di Sanggar Kemuning.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis.Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi pustaka.Teknik analisis data dilakukan melalui reduksi data dengan menyeleksi data-data yang telah didapatkan oleh peneliti secara lansung terjun kelapangan.Berdasarkan hasil analisis peneliti bahwa Tari Malam Tabur diangkat dari cerita ritual Suku Lom yang dilakukan oleh ketua adat setiap satu tahun sekali sebelum pesta Nuju Jerami atau setelah masa panen diselenggarakan. Tari Malam Tabur mengalami perubahan fungsi pada tahun 2013 sebagai pertunjukan dan di tahun 2014 hingga saat ini berfungsi sarana hiburan.
TARI NARANTIKA RARANGGANIS
mira agniati;
Tati Narawati;
Tatang Taryana
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 2, No 1 (2022): Februari, 2022
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/ringkang.v2i1.44424
Tari Narantika Rarangganis adalah tarian dengan tema heroik dan memiliki ciri khas sendiri yaitu Narantika dibawakan oleh laki-laki, sedangkan Rarangganis dibawakan oleh perempuan, memiliki gerakan yang berbeda tetapi dibawakan dalam satu lagu dalam tarian. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana latar belakang, struktur koreografi, rias dan busana dari Tari Narantika Rarangganis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini yaitu pewaris, pelatih dan pencipta Tari Narantika Rarangganis serta Ketua Paguyuban Seni Tari Klasik Sunda Galih Pakuan Kota Bandung. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik observasi, wawancara, dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat gerak-gerak Tari Narantika yang merupakan perkembangan dari Tari Monggawa pada rumpun Tari Keurseus yang diciptakan oleh Raden Nugraha Soediredja begitupun Rarangganis perkembangan dari Tari Kandagan, yang pada saat itu Raden Nugraha Soediredja dibantu oleh Irawati Durban Ardjo dan Indrawati Lukman.
Tari Almadad Ing Banten di Sanggar Rajawali Kabupaten Pandeglang
Dinda Damayanti Sudrajat;
Tati Narawati;
Ace Iwan Suryawan
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 1, No 3 (2021): Desember, 2021
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/ringkang.v1i3.36852
Judul dari penelitian ini adalah “Tari Almadad Ing Banten di Sanggar Rajawali Kabupaten Pandeglang” yang mana merupakan tari kreasi yang terinspirasi dari sebuah seni tradisi atau sebuah alat yang disebut dengan Almadad, Almadad adalah Seni Debus yang ada di Banten. Tarian ini menjelaskan tentang proses masuknya islam di Banten dengan menggunakan Almadad sebagai alat atau media penyebarannya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis Tari Almadad Ing Banten yang meliputi elemen-elemen komposisi tari seperti struktur koreografi, rias busana dan properti serta makna yang terkandung di dalamnya. Menggunakan kajian Etnokoreologi sebagai payung utama dalam penelitian dengan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, studi literature dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tari Almadad Ing Banten terdapat 33 gerak yang terbagi menjadi 7 gerak Locomotor, 12 gerak Pure Movement dan 15 gerak Gesture. Rias yang digunakan yaitu rias corrective dengan busana islami yang sudah dikreasikan sesuai konsep garapan dan property yang dimainkan adalah Almadad kecil, Almadad besar dan Teras Lawang Gapura. Kemudian makna tarian terdapat pada elemen properti yang dimainkan, rias busana yang digunakan serta gerak-gerak permohonan pertolongan agar diberi kekuatan untuk bela diri karena arti dari Almadad adalah meminta bantuan atau pertolongan kepada Allah SWT.
TARI JAIPONG TOPENG JAYA PERBANGSA DI SANGGAR MISSMALA DANCE CREW
Taram Abdul Roji;
Tati Narawati
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 2, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/ringkang.v2i3.32158
Cirebon salah satu kota di Jawa Barat yang memiliki beragam budaya khususnya seni tari. Daerah yang terkenal dengan tari topengnya Seiring berjalannya waktu banyak banyak kesenian yang masuk ke Cirebon dan diadaptasi oleh seniman-seniman Cirebon untuk menghasilkan karya baru tanpa melupakan ciri khas dari daerah tersebut. Salah satu kesenian yang masuk dan diadaptasi oleh seniman Cirebon yaitu Tari Jaipong. Di sanggar Missmala Dance Crew terdapat tari jaipong yang memiliki keunikan yaitu Tari Jaipong Topeng Jaya Perbangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ide penciptaan, struktur koreografi, dan rias busana tari Jaipong Topeng Jaya Perbangsa karya Tina Rosnawati di Sanggar Missmala Dance Crew. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan entokoreologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi pustaka. Analisis dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Sumber data meliputi ide penciptaan, struktur koreografi, foto, audio, dan video tari Jaipong Topeng Jaya Perbangsa karya Tina Rosnawati. Berdasarkan hasil analisis tari Jaipong Topeng Jaya Perbangsa merupakan tari kreasi baru yang terinspirasi dari cerita di mahabharata tentang gugurnya Gatot Kaca dimedan perang. Penggambaran karakter Gatot Kaca dipertegas dengan menggunakan topeng, struktur koreografi tari Jaipong Topeng Jaya Perbangsa bersumber pada tiga genre yaitu Jaipong, Wayang dan Topeng yang menjadi alkuturasi budaya pada tari ini. Secara ikonografis topeng Jaya Perbangsa menggambarkan tokoh Gatot Kaca yang gagah dan pemberani. Rias yang digunakan adalah rias corretive. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tari Jaipong Topeng Jaya Perbangsa adalah tari kreasi yang berpijak pada tiga genre sebagai alkutasi budaya.
PENCAK SILAT GAYA CIMANDE PADA PAGURON GELAR PUSAKA JATINANGOR
oriza sathyfa pertama;
Tati Narawati;
Ace Iwan Suryawan
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 2, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/ringkang.v2i3.48439
Penelitian ini berjudul Pencak Silat Gaya Cimande Pada Paguron Gelar Pusaka Jatinangor Kabupaten Sumedang. Ilmu bela diri telah banyak berkembang dari masa ke masa. Perkembangan ini merujuk kepada banyaknya macam aliran bela diri yang eksis di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Salah satunya adalah Pencak silat gaya Cimande, yang merupakan salah satu hasil kebudayaan Indonesia yang menyebar luas di seluruh Nusantara Indonesia juga negara lainnya. Pencak silat gaya Cimande pada Paguron Gelar Pusaka Jatinangor ini tentunya mengalami pengembangan di dalamnya, sehingga membuat adanya ciri pembeda dengan gaya silat lainnya. Permasalahan yang di angkat dalam permasalahan ini adalah Koreografi Pencak Silat gaya Paguron Gelar Pusaka Jatinangor. Yang kedua adalah ciri khas Pencak Silat gaya Cimande pada Paguron Gelar Pusaka Jatinangor. Kajian Etnokoreologi digunakan sebagai payung yang dipadankan dengan koreografi untuk analisis gerak. Etnokorplogi digunakan sebagai alat untuk mengkaji ilmu baru yang memadukan teks dan konteksnya. Penelitian ini bermaksud untuk mencari jawaban dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Partisipan pada penelitian Pencak Silat gaya Cimande ini adalah pemimpin/ pelatih Paguron Gelar Pusaka Jatinangor Koyum Nurul Koyum, S.Pd. Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumetasi. Data penelitian ini terkumpul dari satu lokasi yaitu bertempat di Paguron Gelar Pusaka Jatinangor.
PENCIPTAAN TARI ATHMA DHANDA PATI DI PADEPOKAN SUNDA MEKAR SUMEDANG
Rosi Rosmawati;
tati narawati
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 2, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/ringkang.v2i3.49982
Tari Athma Dhanda Pati karya Nugie Casya Agustin merupakan Tari kreasi yang menggabungkan unsur Tari Topeng, Tari wayang, dan Tari Kreasi dengan bentuk penyajian tari berpasangan yang berlatar belakang dari cerita rakyat Majalengka, Jawa Barat dengan mengambil tokoh utama Simbar Kencana. Tari Athma Dhanda Pati menceritakan tentang penghianatan seorang suami terhadap istrinya karena keserakahan harta dan tahta. Tujuan Penulisan Penelitian ini untuk mengetahui latar belakang terciptanya tarian, koreografi, serta tata rias dan busana yang digunakan pada Tari Athma Dhanda Pati.Dalam tarian ini terdapat 3 kategori gerak pure movement (gerak murni), gesture (gerak maknawi), dan locomotion (gerak berpindah). Metode yang digunakan mneggunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif analis yang di kaji melalui teori Etnokreologi yang di fokuskan pada teks dan konteks tariannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan Triangulasi atau observasi, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini dengan pengumpulan data Triangulasi dapat dibuktikan bahwa Tari Athma Dhanda Pati merupakan karya dalam kebaruan dalam tari kreasi didasari oleh pengalaman dalam berkesenian serta peka terhadap segala perubahan zaman. Berdasarkan kajian Etnokoreologi, dapat disimpulkan bahwa tari Athma Dhanda Pati didominasi oleh gerak Puremovement. Dengan adanya penelitian ini direkomendasikan agar masyarakat lebih mengenal karya tari dan lebih bisa melestarikan budaya.
PEMBELAJARAN TARI SEKE PADA TINGKAT KELAS MAHIR DI SANGGAR TARI DAPUR SENI FITRIA KOTA CIMAHI
Khori Nurfaida Agniawan;
Tati Narawati
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 3, No 02 (2023): AGUSTUS, 2023
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/ringkang.v3i02.36706
Salah satu wadah pendidikan non-formal yakni sanggar yang mana sebuah tempat pengembangan potensi untuk peserta didik. Setiap sanggar memiliki tujuan pencapaian untuk peserta didiknya, sistem kenaikan tingkat menjadi salah satu pemicu setiap anggota untuk terus mengembangkan potensi yang dimilikinya. Salah satu sanggar tari yang masih aktif di daerah Kota Cimahi yaitu sanggar tari Dapur Seni Fitria Cimahi satu contoh karya Apih dengan meraih juara yaitu tari Seke tari ini sebagai tari kreasi yang mengambarkan bagaimana warga kota Cimahi untuk tetap menjaga sumber mata air yang ada untuk kehidupan masyarakat. ( tujuan ) Penulisan artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran Tari Seke di sanggar tari Dapur Seni Fitria Cimahi. ( metode ) Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data ialah melakukan observasi, wawancara, serta studi dokumentasi. ( hasil ) Pembelajaran Tari Seke peserta didik dituntut untuk dapat mengembangkan juga mempertahankan penjiwaan atau wirasa dalam menari. Siswa sanggar mampu menyeimbangkan antara kognitif, afektif, dan pisikomotornya di ranah pendidikan non formal, akan terlihat dari cara siswa sanggar menari dengan lebih rapih, luwes, dan paham bagaimana penjiwaan yang harus ia lakukan saat menari tarian ini. ( kesimpulan ) Dengan adanya penelitian ini guna memperoleh data dan informasi mengenai tari Seke yang menjadi salah satu syarat kenaikan tingkat di sanggar Dapur Seni Fitria dan salah satu ikon Kota Cimahi.
NILAI SPIRITUAL PADA KOREOGRAFI TARI SETIAKH DI KERATUAN DARAH PUTIH
Amalia ramadhani;
Tati Narawati;
Putri Lilis Dyani
Ringkang : Kajian Seni Tari dan Pendidikan Seni Tari Vol 3, No 02 (2023): AGUSTUS, 2023
Publisher : Departemen Pendidikan Seni Tari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/ringkang.v3i02.32159
Tari Setiakh adalah salah satu tari ritual pada upacara Nyambai atau pernikahan adat keturunan Keratuan Darah Putih yang dilaksanakan selama tujuh hari tujuh malam. Konon Tari Setiakh diangkat dari sebuah tradisi masyarakat setempat khususnya ibu-ibu dari suku Saibatin sebagai tradisi untuk kelancaran suatu acara. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan koreografi Tari Setiakh dan untuk menganalisis nilai spiritual pada koreografi Tari Setiakh yang terdapat pada upacara Nyambai di Keratuan Darah Putih Desa Kuripan Lampung Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis dengan pendekatan etnokoreologi. Partisipan pada penelitian ini yaitu juru bicara Keratuan Darah Putih dan seniman yang ada di Lampung Selatan untuk memahami koreografi dan nilai spiritual pada koreografi Tari Setiakh. Tempat penelitian ini dilakukan di Keratuan Darah Putih yang berlokasi di Desa Kuripan Kabupaten Lampung Selatan. Teknik penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Analisis data pada penelitian ini melalui 3 tahapan yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasil dari penelitian ini adalah terdapatnya nilai spiritual pada makna gerak dalam koreografi Tari Setiakh. Gerak ngiyau Setiakh/Bias Kuning bermakna penari sedang berdoa seraya meminta perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Gerak Setiakh bermakna meminta keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar upacara Nyambai dapat dilancarkan dan dijauhkan dari marabahaya. Adapun ngekhap Bias Kuning yaitu gerak menaburkan beras kuning hal ini bermakna kemakmuran agar pasangan pengantin mendapatkan rezeki yang berkecukupan dikehidupannya kelak dan dapat memberi serta bermanfaat bagi orang lain.