Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, ANEMIA, STATUS INFEKSI, DAN ASUPAN ZAT GIZI DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI DAERAH ENDEMIK GAKI Toto Sudargo; Emy Huriyati; Lastiana Safitri; Winda Irwanti; Sri Ahadi Nugraheni
GIZI INDONESIA Vol 35, No 2 (2012): September 2012
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v35i2.129

Abstract

Anak-anak yang tinggal di daerah  GAKI  mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kelaparan dan rendahnya skor IQ.  Tujuan penelitian ini menjelaskan  hubungan status gizi, anemia, status infeksi, dan  asupan  zat  gizi  (energi,  protein,  karbohidrat,  lemak,  iodium,  vitamin  C,  vitamin  A,  Fe,  Zn,  dan Selenium), dengan fungsi kognitif    anak sekolah dasar (SD) yang tinggal di daerah GAKI, dan  mengetahui kandungan iodium pada tanah dan air di wilayah tersebut. Jenis studi observasional dengan desain crosssectional.  Subjek  penelitian  anak  SD  berusia  9-12  tahun  kelas  3,  4,  dan  5  dari  3  SD  di  daerah  endemik GAKI  Kecamatan  Kismantoro,  Kabupaten  Wonogiri,  Jawa  Tengah.  Status  GAKI  diukur  menggunakan metode  palpasi  dan  Urinary  Iodine  Excretion  (UIE),  status  gizi  dengan  indikator  TB/U,  status  anemia menggunakan Hemocue, status infeksi dengan wawancara pada orangtua, asupan zat gizi menggunakan multiple  food  recall  24  jam  (3  hari),  kandungan  iodium  dalam  tanah  dan  air  menggunakan  Inductive Coupled  Plasma-Mass  Spectrometry  (ICP-MS)  dan  fungsi  kognitif  menggunakan  Weschler  Intelligence Score for Children-Revised  (WISC-R).  Hasil menunjukkan  20 subjek (28,9%) mengalami  GAKI, 27 subjek (39,1%)  stunting,  17  subjek  (24,6%)  anemia,  11  subjek  (15,9%)  infeksi  (ISPA  dan  diare)  dan  57  subjek (82,6%)  mengalami  gangguan  fungsi  kognitif.  Analisis  bivariat  menunjukkan  tidak  terdapat  hubungan signifikan antara status  GAKI  dan infeksi dengan fungsi kognitif (p0,05). Terdapat hubungan signifikan antara status gizi dan anemia dengan fungsi kognitif (p0,05).  Analisis multivariat asupan zat gizi energi, protein,  karbohidrat,  lemak,  iodium,  vitamin  C,  vitamin  A,  besi,  dan  selenium  memberikan  kontribusi sebesar  20,9%  dari  skor  IQ  total  anak  sekolah.  Hb,  UIE,  dan  asupan  zat  gizi  memberikan  kontribusi sebesar 24,1% dari skor IQ total anak sekolah. Hasil laboratorium menunjukkan  rerata  kandungan  iodiumtanah (2,49 ppm), dan dalam air (2,7ppb) berada di bawah standar. Jadi status gizi dan anemia, asupan zat gizi  berhubungan  dengan  fungsi  kognitif  anak  sekolah.  GAKI  dan  status  infeksi  tidak  berhubungan dengan fungsi kognitif. Secara bersama Hb, UIE dan asupan zat gizi berhubungan dengan fungsi kognitif. Rerata kandungan iodium pada tanah dan air di wilayah penelitian berada di bawah standar.Kata kunci: GAKI, status gizi, anemia, infeksi, fungsi kognitif
PERBEDAAN POLA PERTUMBUHAN TINGGI BADAN, TINGGI DUDUK, INDEKS SKELIK ANTARA ANAK-ANAK DAERAH RURAL DAN URBAN USIA 7-15 TAHUN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Bayu Wijanarko; Neni Trilusiana Rahmawati; Toto Sudargo
GIZI INDONESIA Vol 34, No 1 (2011): Maret 2011
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v34i1.103

Abstract

Status  gizi  merupakan  salah  satu tolok  ukur  yang  sering  digunakan  untuk  menilai  perkembangan  dan pertumbuhan individu. Salah satu indikator penilaian status gizi adalah pertumbuhan tinggi badan pada anak-anak.  Tinggi  badan  sering  digunakan  sebagai  indikator  karena  mudah  diukur  dan  diamati.  Tinggi badan  merupakan  hasil  penambahan  tinggi  duduk  dan  panjang  tungkai.  Pertumbuhan  indikator  ini dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor  diantaranya  lingkungan  tempat  tinggal  dan  status  ekonomi.  Daerah rural,  umumnya  memiliki  tingkat  aktivitas  yang  tinggi  dan  mempunyai  penghasilan  rata-rata  yang  lebih rendah  dibandingkan  daerah  urban.  Penelitian  bertujuan  mengkaji  perbedaan  pola  pertumbuhan  tinggi badan, tinggi duduk, dan indeks skelik pada anak-anak rural dan urban di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan rancangan  crosssectional. Rata-rata tinggi badan, tinggi duduk, dan indeks  skelik pada anak rural dibandingkan dengan anak  urban  untuk  mengetahui  signifikansi  perbedaannya.  Analisis  data  yang  digunakan  adalah  ANOVA satu arah dengan menggunakan program olah data SPSS. Sebelum dilakukan tes ANOVA, terlebih dahulu dilakukan uji normalitasan distribusi data sampel penelitian. Hasil studi menunjukkan bahwa pada anak urban memiliki rata-rata tinggi badan dan tinggi duduk yang lebih tinggi dibandingkan anak rural (p0,05). Rata-rata  indeks  skelik  pada  anak  urban  lebih  besar dibandingkan  anak  rural.  Lonjakan  pertumbuhan terjadi  paling  cepat  pada  saat  pubertas,  dan  anak  urban  memiliki  onset  terjadinya  pubertas  yang  lebih cepat  dibandingkan  rural.  Kesimpulan:  Pada  studi  ini  adalah  anak  urban  memiliki  onset  pubertas  yang lebih cepat dibandingkan anak rural. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya adalah status ekonomi, ketersedian pelayanan kesehatan yang memadai, kecepatan maturitas, dan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.Kata kunci: tinggi badan, tinggi duduk, indeks skelik
PENGARUH SUPLEMENTASI KARBOHIDRAT, LEMAK, DAN PROTEIN TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH DAN ASAM LAKTAT PADA ATLET PENCAK SILAT Toto Sudargo; Rieska Afidah; Harry Freitag; Riantina Rizky Amalia; Resti Kurnia Triatanti; Dian Saraswati; Qomarudin .
GIZI INDONESIA Vol 35, No 1 (2012): Maret 2012
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v35i1.119

Abstract

Karbohidrat dianggap memainkan peran utama sebagai sumber energi selama latihan karena fungsinya adalah  sebagai  sumber  energi  utama.  Potensi  lain  sebagai  sumber  energi  adalah  Medium  Chain  of Tryglicerides  (MCT).  Branch  Chain  Amino  Acid  (BCAA)  adalah  sekelompok  asam  amino  yang  dapat merangsang pembentukan protein, membantu pembentukan glikogen kembali, mencegah kelelahan, dan mempertahankan  fungsi  metabolisme  aerobik.  Tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui pengaruh  suplementasi  karbohidrat  (CHO),  lemak  (MCT),  dan  protein  (BCAA)  terhadap  ketersediaan cadangan  energi  dan  kemampuan  pemulihan  saat  latihan.  Penelitian  ini  termasuk  eksperimen  dengan randomized double blind controlled trial with placebo. Subjek penelitian ini adalah 6 orang atlet pencak silat  UNY  laki-laki    yang  berpartisipasi  dalam  Puslatda  PON  Yogyakarta.  Independent  sample  t  testdigunakan  untuk  melihat  perbedaan  antara  masing-masing  kelompok  suplementasi  dengan  plasebo, sedangkan  ANOVA  digunakan  untuk  melihat  perbedaan  kadar  glukosa  dan  laktat  darah  antara  semua kelompok perlakuan.  Hasil menunjukkan bahawa kadar glukosa darah pada kelompok suplementasi MCT + CHO  +BCAA, memiliki hasil  yang signifikan (p 0,05)  dibandingkan dengan plasebo, dan kadar laktat dalam waktu 3 menit latihan dalam kelompok ditambah  CHO + MCT telah menurun secara signifikan (p 0,05). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan, baik kadar glukosa dalam darah (p =  0,098)  dan  kadar  laktat  darah  (p  =  0,273  dan p  =  0,972).  Dapat  disimpulan  bahwa  terdapat  perbedaan kadar  glukosa  dan  laktat  darah  yang  signifikan  antara  kelompok  atlet  yang  diberi  suplementasi  MCT  + CHO  +  BCAA  dibandingkan  dengan  plasebo.  Tidak  ada  perbedaan  yang  signifikan  antara  kelompok perlakuan, baik kadar glukosa darah dan kadar laktat darah.Kata kunci: karbohidrat ,lemak, protein suplementation, laktat darah, glukosa darah
Citra Tubuh dan Perilaku Makan sebagai Faktor Risiko Overweight/Obesitas Remaja Putra di SMA Negeri Kota Palu Yulita Mini; Toto Sudargo; A. Fahmy Arif Tsani
Jurnal Dunia Gizi Vol 2, No 2 (2019): Edisi Desember
Publisher : Study Program of Nutrition, Public Health Faculty, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdg.v2i2.4389

Abstract

Pendahuluan; Masa remaja merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa dan banyak perubahan yang terjadi yaitu perubahan secara psikologis, dan juga sosial. Sejalan dengan perubahan tubuh atau perubahan fisik pada masa remaja, gambaran, dan penilaian terhadap citra diri mulai terbentuk. Ketidakpuasan bentuk tubuh merupakan masalah yang rumit bagi perkembangan remaja, menyebabkan remaja memiliki kepercayaan diri dan harga diri yang rendah. Hal ini membuat mereka menerepkan perilaku yang tidak tepat dalam mencapai tubuh ideal, sehingga berdampak negatif pada status gizi. Tujuan; Untuk mengetahui citra tubuh dan perilaku makan sebagai faktor risiko overweight/obesitas pada remaja putra di SMA Negeri Kota Palu. Metode; Jenis penelitian kasus kontrol (Case Control). Sebelum pelaksanaan penelitian terlebih dahulu dilakukan skrining untuk mendapatkan siswa berstatus gizi overweight/obesitas. Sampel penelitian sebanyak 174 siswa dengan uisa 15-18 tahun di SMA Negeri Kota Palu secara simple random sampling, yang terdiri atas 87 siswa overweight/obesitas dan 87 siswa tidak overweight/obesitas.  Data citra tubuh diperoleh dengan kuesioner Body Image Assesment (BIA) 8 gambar, data perilaku makan diperoleh dengan kuesioner 26 item EAT (Eating Attitude Test), dan status gizi diperoleh melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan yang ditentukan menggunakan indikator IMT/U berdasarkan standar WHO Anthro Plus 2005. Hasil; Hasil uji regresi logistik menunjukkan citra tubuh merupakan faktor risiko terjadinya overweight/obesitas (R217%), dengan mengikut sertakan variabel perilaku makan, status social ekonomi, dan status obesitas ibu. Perilaku makan bukan merupakan faktor risiko terhadap kejadian  overweight/obesitas pada remaja putra SMA Negeri di Kota Palu. Kesimpulan; Citra tubuh merupakan faktor risiko paling dominan terhadap terjadinya overweight/obesitas pada remaja SMA Negeri di Kota Palu.
Faktor-faktor pada kejadian GAKY ibu hamil di Tabunganen Barito Kuala, Kalimantan Selatan Alfi tri; Untung S. Widodo; Toto Sudargo
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2013
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.56 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2013.1(1).7-14

Abstract

ABSTRACTBackground: Iodine Defi ciency Disorder (IDD) is a health problem that affects quality of human resources. IDD happens not only due to iodine defi ciency but also other disorders such as goitrogenic substance (thiocyanate), pollutants of heavy metals (Pb) and micronutrient defi ciency (Fe) that inhibit thyroid hormone biosynthesis which cause the sweling of goitre glands.Objective: To identify the association between consumption of iodine, thiocyanate, Fe consumption, status of anemia and Pb and status of IDD in pregnant mothers at Subdistrict of Tabunganen, District of Barito Kuala, Province of Kalimantan Selatan.Method: The study was observational using case control design and quantitative method. Data were obtained through the palpation of goitre glands, measurement of thyroid stimulating hormone (TSH) level using ELISA method, iodine and thiocyanate consumption using food recall 2x24 hours and food frequency questionnaire (FFQ), Fe consumption using FFQ, Hb level using photometric method and Pb level using AAS method. Data were analysed by using chi-square and logistic regression.Result: There was signifi cant association (p<0.05) between consumption of iodine (fi sh) based on FFQ and IDD status (goitre) with OR=3.44 and IDD status (TSH) with OR=8.00. There was no association between consumption of thiocyanate and Fe measured with food recall, FFQ and IDD status (goitre and TSH). There was signifi cant association (p<0.05) between Pb status and IDD status (TSH) with OR=9.35.Conclusion: There was association between iodine consumption based on FFQ (fi sh) and IDD status (goitre) after the control of iodine consumption status (food recall). There was association between iodine consumption status (FFQ) in fi sh together with anemia status and the prevalence of IDD disorder (TSH) after the control of Pb status. KEYWORDS: iodine defi ciency disorder, pregnant mothers, iodine, thiocyanate, Fe, anemia, PbABSTRAKLatar Belakang: Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) merupakan masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. GAKY tidak hanya disebabkan oleh kekurangan yodium, tetapi juga dipengaruhi oleh zat goitrogen(tiosianat), logam berat Pb, dan kekurangan Fe yang menghambat biosintesis hormon dan berakibat pada pembesaran kelenjar gondok.Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi yodium, goitrogen (golongan tiosianat), Fe, serta status anemia dan status Pb dalam darah dengan status GAKY pada ibu hamil di  Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan case control. Data pembesaran kelenjar tiroid diperiksa denganpalpasi di daerah kelenjar tiroid, kadar TSH dengan metode ELISA, tingkat konsumsi yodium dan tingkat konsumsi tiosianat dengan metode food recall 2 x 24 jam dan food frequency questionnaire  (FFQ), tingkat konsumsi Fe dengan FFQ, kadar Hb dalam darah dengan metode fotometrik, kadar Pb darah dengan metode AAS.Data dianalisis menggunakan chi-square dan logistic regression.Hasil: Ada hubungan signifi kan (p<0,05) antara tingkat konsumsi yodium (ikan laut) berdasarkan FFQ dan status terhadap status GAKY (gondok) dengan OR=3,44 dan status GAKY (TSH) dengan OR=8,00.Tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi tiosianat dan Fe yang diukur dengan food recall, FFQ, dan status GAKY (gondok dan TSH). Antara status Pb dan status GAKY (TSH) juga tidak ditemukan adanya hubungan dengan OR=9,35.Kesimpulan: Ada hubungan antara konsumsi yodium berdasarkan FFQ (ikan laut) dan status GAKY (gondok) dan antara konsumsi yodium (FFQ) dengan status anemia dan prevalensi GAKY (TSH).KATA KUNCI: gangguan akibat kekurangan yodium, wanita hamil, yodium, tiosianat, Fe, anemia, Pb
Perilaku sadar gizi dan ketahanan pangan keluarga serta hubungannya dengan status gizi balita di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan Rahmadi .; Toto Sudargo; Agus Wijanarka
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2013
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.841 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2013.1(1).31-38

Abstract

Background: Act No. 25/2000 about National Development Program and Vision Healthy Indonesia 2010 specifi ed that 80% of Indonesian families become nutrition aware families. The result of survey on nutrition aware families in indicated that in 2006 as much as 52.7% and in 2007 as much as 27.2% of families were not yet nutrition aware. The result of nutritional status monitoring of underfi ves (Z-score) showed undernourishment increased from 5.1% in 2004 to 10.1% in 2005.Objective: To analyze association between nutrition aware behavior and food security of the family and nutrition status of underfi ves at District of Tanah Laut, Province of Kalimantan Selatan.Method: The study was observational with cross sectional design. The dependentvariable was nutritional status of underfi ves (z-score for weight/length); the independent variables were nutrition aware behavior and food security of the family; and the confounding variables were characteristics of the family (parents’ education, number of the family members, knowledge of mothers about nutrition and family income). Subject consisted of underfi ves of 6–24 months with as many as 198 underfi ves. Data analysis used chi square and double logistic regression (multiple logistic regression) and qualitative analysis with indepth interview for families that were not yet nutrition aware.Result: There were 145 families (73.2%) that were nutrition aware and 53 (26.8%) that were not yet nutrition aware; based on energy consumption 51.1% of families had enough food and 48.9% were undernourished; based on protein consumption 52.5% of families had enough food and 47.5% were undernourished; and children with good nutrition status were 72.6% for boys and 72.8% or girls. There was signifi cant association between nutrition aware behavior and nutrition status of underfi ves (p=0.010). The result of logistic regression test showed that there was signifi cant association between the number of family members and food security of the family (p<0.05) with OR=5.516 (95%CI=2.584–11.775). There was signifi cant association between knowledge of mothers about nutrition and food security of the family (p<0.05) with OR=0.486 (95%CI=0.25–0.914).Conclusion: There was no association between nutrition aware behavior and food security of the family based on level of energy and protein consumption. There was signifi cant association (p<0.05) between number of family members and food security of the family based on level of energy and protein consumption. There was signifi cant association between knowledge of mothers about nutrition and food security of the family based on energy consumption. There was no association between parents’ education and family income based on level of energy and protein consumption. There was signifi cant association between nutrition aware behavior of the family and nutrition status of underfi ves; however there was no association between food security of the family and nutrition status of underfi ves.KEYWORDS: nutrition aware, family characteristics, food security, nutritional status of underfi vesABSTRAKLatar Belakang: Undang-undang nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional dan Visi Indonesia Sehat 2010 menetapkan  80% keluarga menjadi keluarga sadar gizi (kadarzi). Hasil data survei kadarzi pada tahun 2006 dan 2007 didapatkan keluarga yang belum kadarzi 52,7% dan 27,2%. Hasil pemantauan status gizi balita (z-ScoreBB/U) didapatkan status gizi kurang menunjukkan adanya peningkatan, yaitu  tahun 2004 sebesar (5,1%),  tahun 2005 (9,8%)dan tahun 2006 (10,1%) Tujuan: Untuk  menganalisis hubungan antara perilaku sadar gizi  dan ketahanan pangan keluarga dengan status gizi balita di Kabupaten Tanah Laut  Provinsi  Kalimantan Selatan.Metode: Jenis penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Variabel terikat: status gizi balita (z-score BB/TB) dan variabel bebas:  perilaku sadar gizi, ketahanan pangan keluarga serta variabel pengganggu: pendidikan orang tua, jumlah anggota keluarga, pengetahuan gizi ibu dan pendapatan keluarga. Subjek penelitian balita usia 6-24 bulan,  jumlah 198 balita. Analisis yang digunakan adalah uji chi-square dan regresi logistik  berganda  (multiple logistic regression)  dan didukung  analisis kualitatitf  dengan indepth interview  bagi keluarga belum kadarzi.Hasil: Keluarga sudah kadarzi 145 (73,2%) dan belum kadarzi 53 (26,8%). Indikator kadarzi tentang dukungan keluarga memberikan ASI eksklusif 0-6 bulan paling banyak tidak dilaksanakan. Alasannya adalah setelah melahirkan ASI tidak keluar, susu ibu bengkak dan mengeluarkan  darah, hamil lagi, dan alasan pekerjaan. Semua keluarga menggunakan garam beryodium dalam memasak makanan. Keluarga tahan pangan dan tidak tahan pangan berdasarkan tingkat konsumsi energi masing-masing sebesar 47,5% dan 52,5%, keluarga yang tahan pangan dan tidak tahan pangan berdasarkan tingkat konsumsi protein masing-masing sebesar 52,5% dan 47,5% dan status gizi balita hasil z-score BB/TB didapatkan  balita gizi baik 72,7% dan gizi kurang 27,3%.  Perilaku sadar gizi berhubungan signifi kan dengan ketahanan pangan keluarga berdasarkan tingkat konsumsi energi (p<0,05). Perilaku sadar gizi dan ketahanan pangan keluargaberdasarkan tingkat konsumsi energi dan protein tidak berhubungan signifi kan dengan status gizi balita  (p>0,05).Kesimpulan: Perilaku sadar gizi, jumlah anggota keluarga, pengetahuan gizi ibu dan pendapatan per kapita berhubungan signifikan dengan ketahanan pangan keluarga berdasarkan tingkat konsumsi energi, sedangan pengetahuan gizi ibu dan pendapatan per kapita berhubungan signifi kan dengan ketahanan pangan keluarga berdasarkan tingkat konsumsi protein. Perilaku sadar gizi keluarga dan ketahanan pangan keluarga berdasarkan tingkat konsumsi energi dan protein tidak berhubungan dengan status gizi balita (z-score BB/TB).KATA KUNCI: keluarga sadar gizi, karakteritik keluarga, ketahanan pangan, status gizi balita
Hubungan sosial ekonomi, pola asuh, pola makan dengan stunting pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah Basri Aramico; Toto Sudargo; Joko Susilo
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 1, NOMOR 3, SEPTEMBER 2013
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.956 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2013.1(3).121-130

Abstract

ABSTRACTBackground: High prevalence of stunted children that indicates nutrition problem in Indonesia is a chronic problem associated with poverty, low education, and lack of service and environmental health. The low birth weight infant will have an impact on growth disorders in children.      Objectives: To identify association between social economic aspect of the family, rearing pattern, eating pattern and stunting in elementary school children in Lut Tawar Subditrict Central Aceh Regency.Methods: The study were analytic observational with cross sectional design and qualitative method. Data were obtained through observation and interview using questionnaire. Samples were 378 children from 11 elementary school in Lut Tawar Subdistrict Central Aceh Regency. Samples were selected by proportional random sampling. Analysis used chi-square at confi dence interval 95%. Number of samples were 378 children.Results: There were association between maternal education and nutritional status (p<0.001) OR=4.06; father education and nutritional status (p<0.001) OR=3.37; number of underfi ves with nutritional status (p=0.007) OR=2.71; income of parent and nutritional status (p<0.001) OR=7.8; rearing pattern and nutritional status (p<0.001)) OR=8.07; eating pattern and nutritional status (p<0.001) OR=6.01. There were dominant association between rearing pattern and nutritional status with OR 8, between eating patern,income of parent and nutritional status with OR of 6.01 There were no association between acces and utilization of health service and nutritional status (p=0,78) OR=0,93.Conclusions: There were signifi cant association between rearing pattern, eating pattern, and nutritional status.KEYWORDS: stunting, rearing pattern, eating patternABSTRAKLatar belakang: Tingginya prevalensi anak pendek yang menunjukkan masalah gizi di Indonesia merupakan masalah kronis yang berkaitan dengan kemiskinan, rendahnya pendidikan, dan kurang memadainya pelayanan dan kesehatan lingkungan.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara aspek sosial ekonomi keluarga, pola asuh, pola makan, dan stunting pada anak sekolah dasar DI Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.Metode: Penelitian observasional analitik menggunakan rancangan cross sectional dan metode kuantitatif, jumlah sampel 378 anak, yaitu siswa sekolah dasar kelas I-III pada 11 sekolah dasar. Sampel diambil berdasarkan proportional random sampling, pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner, pengolahan dan analisis data menggunakan program komputer yaitu analisis univariat, bivariat, dan multivariat.Hasil: Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan status gizi (p=0,39) OR=1,22, tidak ada hubungan antara umur dengan status gizi (p=0,25) OR=0,73, tidak ada hubungan antara akses pelayanan kesehatan dengan status gizi (p=0,78) OR=0,93. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi (p<0,001) OR=4,06, ada hubungan antara pendidikan ayah dengan status gizi (p<0,001) OR=3,37, ada hubungan antara jumlah balita dalam keluatga dengan status gizi (p=0,007) OR=2,71. Ada hubungan antara pendapatan orang tua dan status gizi (p<0,001) OR=7,8. Ada hubungan antara pola asuh dengan status gizi (p<0,001) ) OR=8,07, ada hubungan antara pola makan dengan status gizi (p<0,001) OR=6,01.Kesimpulan: Ada hubungan yang signifi kan antara pola asuh, penghasilan orang tua, pendidikan orang tua, dan pola makan dengan status gizi. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin, umur dan akses pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan status gizi.KATA KUNCI: stunting, pola asuh, pola makan
Status gizi dan motivasi belajar sebagai faktor risiko terhadap kemampuan kognitif anak sekolah dasar di daerah endemik GAKY Dian Agnesia; Toto Sudargo; Untung Supariadi Widodo
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 1, NOMOR 3, SEPTEMBER 2013
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.657 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2013.1(3).131-142

Abstract

ABSTRACTBackground: More than 200 million children under 5 years old in developing countries are not fulfilled its development potential. Child potential development is influenced by several factors, such as biological factors, psychosocial, physical, social, culture, and socio-economic. People living in iodine deficiency area have intelligent quotient (IQ) up to 13.5 point lower than those living in the area with suffi cient iodine. The result of iodinized salt monitored by Sleman District Health Offi ce showed total goitre rate (TGR) of school children in Subdistrict of Cangkringan, District of Sleman was 39.5, which was categorized as severe iodine deficiency.Objective: To identify nutritional status (anthropometry), academic achievement, and learning motivation as risk factors of cognitive ability of elementary children in IDD endemic area.Method: The study used case control design. Samples consisted of 107 children with cognitive ability below average (score IQ<90) as cases and 198 children with cognitive ability above average (score IQ≥90) as controls. Data of cognitive ability were obtained through culture fair intelligence test (CFIT), anthropometric assessment for nutritional status, clean score of Indonesian and mathematics for academic achievement, and questionnaire for learning motivation of children. Data were processed descriptively and analytically using chi-square and t-test.Result: The prevalence of short nutritional status was 25.9%. There was signifi cant association between nutritional status (height/age) (p=0.46), learning motivation (p=0.03), and academic achievement (Indonesian, p=0.00, mathematics, p=0.000), and cognitive ability. There was no association between nutritional status (Body Mass Index/age) and cognitive ability (p=0.109). Children with short nutrition status had risk 1.7 times greater for lower cognitive ability. Children with low learning motivation had risk 3.3 times greater for low cognitive ability.Conclusion: Children with cognitive ability above average had nutritional status (height/ age), learning motivation, and academic achievement (Indonesia and mathematics) better than those with cognitive ability below average.KEYWORDS: cognitive, nutritionl status, learning motivation, academic achievement, iodine deficiency disorderABSTRAKLatar belakang: Lebih dari 200 juta anak di bawah 5 tahun di negara berkembang tidak terpenuhi potensi perkembangannya. Potensi perkembangan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor biologis, psikososial, fisik, sosial budaya serta, sosial ekonomi. Masyarakat yang tinggal di daerah defisiensi iodium memiliki intelligent quotient (IQ) hingga 13,5 point lebih rendah dibandingkan masyarakat yang tinggal di daerah cukup yodium. Hasil pemantauan garam beryodium oleh Dinas Kesehatan Sleman menunjukkan total goitre rate (TGR) anak sekolah di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman adalah 39,5%, yang tergolong dalam endemik berat.Tujuan: Mengetahui bahwa status gizi (antropometri), prestasi belajar, dan motivasi belajar sebagai faktor risiko terhadap kemampuan kognitif anak sekolah dasar di daerah endemik GAKY.Metode: Jenis penelitian adalah studi kasus kontrol. Jumlah subjek penelitian yaitu kelompok kasus 107 anak dengan kemampuan kognitif di bawah rata-rata (skor IQ<90) dan kontrol 198 anak dengan kemampuan kognitif di atas rata-rata (skor IQ>90). Pengumpulan data kemampuan kognitif dengan menggunakan culture fair intelligence test (CFIT), pengukuran antropometri untuk status gizi, nilai murni Bahasa Indonesia dan matematika untuk prestasi belajar dan kuesioner untuk motivasi belajar anak. Data diolah secara deskriptifanalitik menggunakan uji chi-square dan uji beda t-test.Hasil: Prevalensi status gizi pendek sebesar 25,9%. Terdapat hubungan signifi kan antara status gizi (TB/U) (p=0,046), motivasi belajar (p=0,03), dan prestasi belajar (Bahasa Indonesia, p=0,00, matematika, p=0,00) dengan kemampuan kognitif. Tidak terdapat hubungan signifi kan antara status gizi (IMT/U) dengan kemampuan kognitif (p=0,109). Anak dengan status gizi pendek berisiko 1,7 kali memiliki kemampuan kognitif di bawah rata-rata daripada anak normal. Anak dengan motivasi rendah berisiko 3,3 kali memilikikemampuan kognitif di bawah rata-rata.Kesimpulan: Anak dengan kemampuan kognitif di atas rata-rata memiliki status gizi, motivasi belajar, dan prestasi belajar (Bahasa Indonesia maupun matematika) yang lebih baik daripada yang memiliki kemampuan kognitif di bawah rata-rata.KATA KUNCI: kognitif , status gizi, motivasi belajar, prestasi belajar, endemik GAKY
Hubungan antara konsumsi makanan goitrogenik dan status iodium pada ibu hamil di kecamatan endemis gangguan akibat kekurangan iodium Eko Budi Santoso; Hamam Hadi; Toto Sudargo
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 22, No 3 (2006)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.906 KB) | DOI: 10.22146/bkm.3644

Abstract

Background: Iodine Deficiency Disorder (IDD) is a nutrition problem in Indonesia, particularly endemic in Gunungkidul District. Contribution of goitrogenic food to IDD is not known yet in the population.Objectives: To identify the relationship between consumption pattern of pregnant mothers, especially intake of iodine, goitrogenic, and protein, and urine iodine level.Methods: This was an observational study which used a cross sectional design with both quantitative and qualitative approaches. Subjects of the study were pregnant mothers with gestational period between 13 to 24 weeks. Data consisted of characteristics of pregnant mothers, consumption pattern, and urine iodine level. Survey of consumption used food frequency questionnaire method. Data were descriptively and analytically processed using chi square and multiple regression test.Results: There was a relationship between iodine intake and urine iodine excretion. Pregnant mothers with low iodine intake had a risk 6,7 times higher to low iodine excretion
A nutrition intervention study’s effect to hematology profiles on elderly group in social retirement home Sudargo, Toto; Suryani, Dyah; Widyaningrum, Rachmawati; Prameswari, Atika Anif; Aulia, Bianda; Sumayyah, Sumayyah; Setyawening, Annisa Luthfia; Putri, Sheila Rosmala
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 13, No 2: June 2024
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v13i2.23290

Abstract

The increase in the elderly brings consequences, including a higher risk of disease. Inappropriate nutritional intake is also known as one of the risk factors related to the elderly's non-communicable diseases, and nutritional intervention is essential to improve the elderly nutritional status and quality of life. It was an interventional study with a before-after one-group approach. The study was conducted for three months (October-December 2021) in three social retirement homes. The intervention given was supplementation with additional protein sources and snacks each day. The biochemistry profiles were taken 2 times: before and after three months of intervention, comprised of HbA1c, lipid, transferrin, creatinine, and blood pressure level. The data will be analyzed for its normality before being processed with paired t-test or Wilcoxon signed rank based on the normality results. The analysis results show that there are significantly lower transferrin levels (p=0.040), an increase in cholesterol level (p=0.000), and low-density lipoprotein (LDL) level increased from 114.05±32.03 to 125.94±31.41 (p=0.000). There is also a remarkable decrease in hemoglobin (p=0.005) and high-density lipoprotein (HDL) levels. Conversely, there are an increase in HbA1C (p=0.007) and triglyceride level (p=0.005). There is no significant difference in creatinine level. We conclude that nutrition interventions have a significant effect on elderly blood profiles. However, to achieve an improvement, the study should consider physical activity and other variables that might be altering the results.
Co-Authors A. Fahmy Arif Tsani Adiyanti, M G Agus Wijanarka Agustina Arundina Triharja Tejoyuwono, Agustina Arundina Triharja Ali Rosidi Almira Sitasari Alfi tri Amalia Fajrin, Amalia Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Aramico, Basri Aripin Ahmad, Aripin Arta Farmawati Atika Anif Prameswari Atsiila, Wanda Azka Aulia, Bianda Bayu Wijanarko BAYU WIJANARKO Bernadette Josephine Istiti Kandarina Boediman, Dradjat Desty Ervira Puspaningtyas Dhuto Widagdo Dian Agnesia Dian Saraswati Djauhar Ismail Dyah Suryani Eko Budi Santoso Eko Budi Santoso Emy Huriyati Endri Yuliati Endy Paryanto Prawirohartono, Endy Paryanto Fathsidni, Banun Ma’rifah Fithia Dyah Puspitasari, Fithia Dyah Hamam Hadi Hamam Hadi Hariawan, Muhammad Hafizh Harry Freitag Harry Freitag, Harry I Dewa Putu Pramantara Indria Laksmi Gamayanti Irine Christiany, Irine Iswanto Iswanto Jamil, Muhammad Dawam Joko Susilo Joko Susilo Larasati, Adisti Qamahadlina Lastiana Safitri Lastiana Safitri, Lastiana Lia Nurcahyani Lia Nurcahyani Lia Nurcahyani Lisma Evareny, Mohammad Hakimi, Retna Siwi Padmawati Madarina Julia Maria Goretti Adiyanti, Maria Goretti Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih Misbakhudin Misbakhudin, Misbakhudin Mohammad Hakimi Mohammad Hakimi Mohammad Hakimi Mohammad Juffrie, Mohammad Neni Trilusiana Rahmawati Neni Trilusiana Rahmawati Nisa, Fatma Zuhrotun Nurul Huda Syamsiatun, Nurul Huda P, Tiurma Heryawanti Paramastri, Rathi Patuti, Normawaty Permatasari, Sinta Mukti Praseptia Gardiarini Prasetyaningsih, Ani Purnomo, Luthfan Budi Putri, Sheila Rosmala Qomarudin . Qomarudin ., Qomarudin Rachma, Esmeralda Cantika Rachmawati, Yuliana Novita Rahadyana Muslichah Rahmadi . Rakhmawati Agustina Ramli, Nurlaili Resti Kurnia Triatanti Resti Kurnia Triatanti, Resti Kurnia Riantina Rizky Amalia Riantina Rizky Amalia, Riantina Rizky Rieska Afidah Rieska Afidah, Rieska Rihul Husnul Juliyatmi Sartono Sartono, Sartono Setyawening, Annisa Luthfia Sihite, Gema TD Sitohang, Urbanus Sofro, Zaenal Muttaqien Sri Ahadi Nugraheni Sri Ahadi Nugraheni, Sri Ahadi Sri Desfita, Sri Subardjo, Yovita Puri Sumayyah Sumayyah, Sumayyah Susetyowati Susyani, Susyani Tabita, Ineka Andi Tatik Mulyati Untung S. Widodo Untung Supariadi Widodo Usi Lanita Wachid, Deddy Nur Waryana ., Waryana Widyaningrum, Rachmawati Winda Irwanti Winda Irwanti, Winda Wiryatun Lestariana, Wiryatun Yapita, Jennifer Yayi Suryo Prabandari Yeni Prawiningdyah Yolanda, Nida Amira Taris Yuliana Noor Setiawati Ulvie Yulita, Yulita Yuniarti, Hana Zakia, Dea Farah