Abstrak: Kejadian stunting di Indonesia masih tinggi dipengaruhi oleh pengetahuan, pendidikan, sikap, perilaku ibu infeksi, riwayat ASI eksklusif, budaya, akses ke pelayanan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan partisipasi masyarakat melalui intervensi berbasis budaya seperti budaya Paabuki pada masyarakat di Pulau Enggano. Kegiatan Pengabdian masyarakat ini bertujuan memberdayakan kader dan Paabuki untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan kader dan ibu baduta tentang ASI Eksklusif Dan MP ASI. Mitra kegiatan adalah kader dan paabuki berjumlah 12 orang. Metode pelaksanaan berupa pelatihan kader, advokasi Paabuki serta edukasi tentang ASI dan MP ASI pada ibu baduta oleh kader yang dilatih. Kegiatan dilaksanakan di wilayah Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara pada Desa Apoho dan Meok. Evaluasi kegiatan menggunakan kuesioner untuk mengukur pengetahuan kader dan ibu baduta tentang ASI dan MP ASI serta lembar observasi untuk melihat kemampuan kader dalam memberikan edukasi pada ibu baduta. Hasil kegiatan didapatkan peningkatan skor rerata pengetahuan kader sebelum pelatihan dari 65 menjadi 85, rerata skor kemampuan kader dalam melakukan promosi ASI dan MP ASI 1,56. Terjadi peningkatan pengetahuan ibu baduta tentang ASI dan MP ASI dari rerata skor sebelum promosi 47 meningkat menjadi 80. Disarankan kepada stake holder dan mitra kegiatan agar dapat melanjutkan promosi ASI dan MP ASI di Kecamatan Enggano dengan memberdayakan kader dan paabuki untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan serta mencegah stunting pada baduta.Abstract: The incidence of stunting in Indonesia is still high influenced by knowledge, education, attitudes, behavior of infected mothers, history of exclusive breastfeeding, culture, access to health services. Therefore, community participation is needed through culture-based interventions such as Paabuki culture in the community on Enggano Island. This community service activity aims to empower cadres and Paabuki to improve the knowledge, abilities of cadres and clown mothers about Exclusive Breastfeeding and MP Breastfeeding. The activity partners are cadres and paabuki totaling 12 people. The implementation method is in the form of cadre training, Paabuki advocacy and education about breastfeeding and MP breastfeeding for clown mothers by trained cadres. The activity was carried out in the Enggano District, North Bengkulu Regency in Apoho and Meok Villages. The evaluation of activities used a questionnaire to measure the knowledge of cadres and clowns about breastfeeding and MP breastfeeding as well as observation sheets to see the ability of cadres to provide education to baduta mothers. The results of the activity were an increase in the average score of cadre knowledge before training from 65 to 85, the average score of cadres in promoting breast milk and MP ASI was 1.56. There was an increase in the knowledge of clown mothers about breastfeeding and MP breastfeeding from the average score before the promotion of 47 increased to 80. It is recommended to stakeholders and activity partners to be able to continue the promotion of breastfeeding and MP breastfeeding in Enggano District by empowering cadres and paabuki to increase growth and development and prevent stunting in baduta.