Claim Missing Document
Check
Articles

Penatalaksanaan Fisioterapi pada Post Sectio Caesarea e.c. Impending Eklampsia: Studi Kasus Auliya, Fitrotul; Dewangga, Mahendra Wahyu; Setiawan, Galih Adhi Isak
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2024: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: pre eklampsia merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi selama kehamilan atau setelah melahirkan dimana terdapat tekanan darah tinggi dan tanda-tanda gangguan organ lain. Tekanan darah tinggi saat hamil dapat meningkatkan risiko terjadinya pre eklampsia, kelahiran prematur, solusio plasenta, dan kelahiran sesar. Sectio caesarea adalah sebuah teknik operasi untuk melahirkan janin dan hasil kehamilan melalui sayatan pada abdomen. Permasalahan yang terjadi pada kasus post sectio caesarea e.c. impending eklampsia adalah hipertensi, nyeri pada bekas luka operasi sectio caesarea di perut bawah, penurunan kekuatan otot abdominal dan pelvic floor, penurunan kemampuan fungsional, dan oedema pada ankle kanan dan kiri. Adapun intervensi fisioterapi yang dapat diberikan yaitu diaphragmatic breathing exercise, active movement exercise, knee rolling, abdominal exercise, pelvic tilting, pelvic floor exercise, dan latihan mobilisasi bertahap. Presentasi Kasus: pasien Ny. AK usia 37 tahun dengan diagnosa medis post sectio caesarea e.c. impending eklampsia mengalami permasalahan berupa hipertensi, nyeri pada bekas luka operasi sectio caesarea di perut bawah, penurunan kekuatan otot abdominal dan pelvic floor, penurunan kemampuan fungsional, dan oedema pada ankle kanan dan kiri. Intervensi dan Hasil: pasien diberikan intervensi fisioterapi berupa diaphragmatic breathing exercise, active movement exercise, knee rolling, abdominal exercise, pelvic tilting, pelvic floor exercise, dan latihan mobilisasi bertahap sebanyak 3 kali dan didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan tekanan darah, penurunan nyeri (diam, tekan, gerak), peningkatan kekuatan otot (abdominal dan pelvic floor), peningkatan kemampuan fungsional, dan penurunan oedema pada ankle kanan dan kiri. Diskusi: penurunan tekanan darah dan nyeri terjadi setelah diberikan intervensi fisioterapi berupa diaphragmatic breathing exercise. Selain itu, terjadi juga peningkatan kekuatan otot abdominal dan pelvic floor setelah diberikan intervensi fisioterapi berupa knee rolling, abdominal exercise, pelvic tilting, dan pelvic floor exercise. Peningkatan kekuatan otot juga dapat dipengaruhi oleh nyeri yang mulai berkurang sehingga pasien tidak takut untuk bergerak atau melakukan latihan. Kemampuan fungsional pasien juga mengalami peningkatan setelah diberikan intervensi fisioterapi berupa active movement exercise dan latihan mobilisasi bertahap. Peningkatan ini juga dipengaruhi oleh kondisi umum pasien yang semakin hari semakin membaik, tekanan darah yang mulai terkontrol, dan penurunan nyeri. Oedema pada ankle kanan dan kiri juga mengalami penurunan setelah diberikan intervensi fisioterapi berupa active movement exercise anggota gerak bawah (AGB) berupa ankle pumping dan dipengaruhi oleh pemberian obat furosemide. Kesimpulan: pemberian intervensi fisioterapi berupa diaphragmatic breathing exercise, active movement exercise, knee rolling, abdominal exercise, pelvic tilting, pelvic floor exercise, dan latihan mobilisasi bertahap sebanyak 3 kali dapat untuk menurunkan tekanan darah, mengurangi nyeri (diam, tekan, gerak), meningkatkan kekuatan otot (abdominal dan pelvic floor), meningkatkan kemampuan fungsional, dan mengurangi oedema pada ankle kanan dan kiri pada kasus post sectio caesarea e.c. impending eklampsia.
Manajemen Fisioterapi pada Kasus Post Posterior Cruciate Ligament Reconstruction (PCLR): Studi Kasus Kurniady, Devi Arthamevia; Dewangga, Mahendra Wahyu; Saputro, Sigit
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2024: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Posterior cruciate ligament adalah salah satu dari empat ligamen utama di sendi lutut dan bertanggung jawab untuk menstabilkan tibia di dalam tulang paha. PCL berfungsi untuk menahan gaya varus, valgus, dan rotasi eksternal. Cedera PCL disebabkan oleh gaya anterior ekstrem yang bekerja pada tibia proksimal pada lutut yang tertekuk. PCL juga bisa terluka karena terjatuh ke depan dengan lutut ditekuk. Penyebab paling umum cedera PCL adalah kecelakaan dalam berkendara dan cedera olahraga. Presentasi kasus: Pasien mengalami keterbatasan gerak dan nyeri saat fleksi lutut kanan sehingga menghambat aktivitas sehari-hari. Pasien mengalami cedera olahraga ketika bermain sepak bola yaitu karena pasien ditekel oleh lawan main dari samping kiri. Setelah kejadian pasien mencoba berjalan kecil dan merasakan belakang lutut seperti ditusuk jarum. Pasien mendatangi rumah sakit dan melakukan MRI dengan hasil ruptur PCL kanan. Pasien mengeluhkan nyeri gerak dan nyeri tekan pada area lutut kanan, kelemahan otot fleksor dan ekstensor, penurunan rentang gerak sendi. Manajemen dan Hasil: Pasien diberikan latihan fase 2 berupa quadriceps setting, gluteus setting, SLR, hold bridging, isotonic bridging, ankle therraband, calf raise, balance training (single leg), squat, steup up dan lateral step up box 20 cm, leg press, static cycle, dan plank. Evaluasi yang diukur oleh peneliti berupa evaluasi nyeri menggunakan NRS, evaluasi kekuatan otot dengan MMT, evaluasi LGS menggunakan goniometer, evaluasi atrofi otot menggunakan midline, dan evaluasi kemampuan fungsional menggunakan lysholm knee score index. Diskusi: Berdasarkan intervensi yang diberikan ditemukan hasil bahwa latihan penguatan mempunyai manfaat pada pasien pasca rekonstruksi PCL fase akut yang memiliki tujuan perlindungan maksimal pada healing graft, menjaga tonus otot paha depan, mempertahankan ekstensi lutut penuh, pengendalian nyeri dan edema, meningkatkan propioseptif, stabilisasi otot core, serta meingkatkan rentang gerak sendi fleksi lutut Kesimpulan: Kesimpulan yang didapatkan pada pasien dengan kasus PCLR fase 2 setelah diberikan intervensi fisioterapi berupa modalitas kompres es dan exercise yang dilakukan sebanyak 4x menunjukkan hasil berupa penurunan nyeri, peningkatan kekuatan otot, pengurangan atrofi otot, peningkatan lingkup gerak sendi, dan peningkatan kemampuan fungsional.
Manajemen Fisioterapi pada Spinal Cord Injury et causa Spine Tuberculosis di RSUD Saiful Anwar Malang: A Case Study Putri, Hena Aura; Dewangga, Mahendra Wahyu; Belinda, Melur
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2024: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Spinal Cord Injury adalah kondisi medis yang terjadi pada kerusakan sumsum tulang belakang yang menyebabkan disfungsi motoric, sensorik dan otonom. Kerusakan SCI dibagi menjadi dua yaitu traumsatic (kecelakaan) dan non traumatic (infeksi dan kanker). Case Presentation: Seorang pelajar wanita berusia 21 Tahun dengan riwayat Spine Tuberculosis sehingga mengakibatkan terjadinya kompresi atau disebut Spondilytis Tuberculosis yang diaanjurkan untuk melakukan Operasi. Management and Outcome: Kombinasi Breathing Exercise, Motor Training, Walking Exercise, Balance Training, Training Unsupported Sitting, NMES memberikan hasil yang cukup baik dalam meningkatkan kemampuan fisik, daya tahan, fungsional serta kemampuan koordinasi dan keseimbangan. Discussion: Beberapa artikel yang ditemukan memberikan kesamaan dengan memberikan latihan fisik sebagai rehabilitasi yang efektif guna meningkatkan kemampuan fungsional dan kualitas hidup pasien. Conclusion: Manajemen fisioterapi dengan rehabilitasi dini serta mengoptimalkan dan memfokuskan aktivitas fisik seperti Breathing Exercise, Motor Training, Walking Exercise, Balance Training, Training Unsupported Sitting, NMES mremberikan hasil yang bagus jika dilakukan secara rutin dan memaksimalkan kemampuan pasien.
MANAGEMEN FISIOTERAPI DALAM PEMULIHAN PASCA REKONSTRUKSI ANTERIOR CRUCIATE LIGAMENT PADA FASE 3 Shafira Rizky Nur Khairunnisa; Mahendra Wahyu Dewangga; Hakny Kusuma Maulana Arkan
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 3 No. 9: Februari 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran sendi lutut sangat penting terhadap stabilitas dari tubuh saat melakukan aktivitas, maka besar kemungkinan akan sering mengalami cedera. Salah satu cedera yang paling sering terjadi di area sendi lutut yaitu pada Anterior Cruciate Ligament (ACL). Cedera pada ACL ini paling sering terjadi pada beberapa cabang olahraga yaitu seperti sepak bola dan basket. Terdapat dua macam prosedur dalam penanganan cedera ACL yaitu rekonstruksi atau konservatif. Tujuan: Untuk mengetahui keefektifan pemberian managemen fisioterapi berupa latihan yang diberikan pada fase 3 pasca rekonstruksi ACL. Hasil dan Pembahasan: Setelah diberikan intervensi fisoterapi selama 4 kali pertemuan didapatkan hasil bahwa meskipun tidak ada peningkatan kekuatan otot pada setiap pertemuan namun terdapat peningkatan endurance pada setiap latihan. Selain itu juga terdapat peningkatan kemampuan fungsional pada akhir pertemuan. Kesimpulan: Management fisioterapi dalam upaya pemulihan terbukti efektif pada kasus pasca rekonstruksi ACL fase 3.
Penyuluhan Penanganan Cedera Olahraga dengan Metode Price pada Akademi Sepakbola Putri di Lapangan Jajar Surakarta Dewangga, Mahendra Wahyu; Sudaryanto, Wahyu Tri; Prasetyo, Arya Tri; Pratamasari, Nastiti
Inovasi Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 3 (2024): IJPM - Desember 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/ijpm.627

Abstract

Cedera olahraga adalah cedera yang timbul saat berlatih, bertanding ataupun saat setelah berolahraga. Cedera olahraga terjadi karena ketidakmampuan jaringan otot, persendian, tendon, kulit) dan organ tubuh lainnya dalam menerima beban latihan pada saat berolahraga. Metode PRICE digunakan untuk penanganan awal cedera ringan seperti keseleo atau terkilir dengan tujuan untuk mencegah cedera lebih lanjut dan mengurangi rasa nyeri. PRICE merupakan singkatan dari berbagai kata yaitu Protect (melindungi), Rest (istirahat), Ice (es), Compress (membebat), Elevate (meninggikan). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para pemain sepak bola wanita terkait penanganan cedera olahraga dengan metode PRICE. Metode penulisan dengan deskripsi dimana para siswa diberi kuesioner yang berisi tentang pertanyaan tentang pengetahuan tentang cedera olahraga pada sepakbola wanita. Kegiatan yang dipilih untuk menyampaikan edukasi adalah penyuluhan yang dikemas dengan metode ceramah menggunakan media leaflet. Evaluasi pengetahuan tentang penanganan cedera olahraga dengan metode PRICE dilakukan menggunakan kuesioner baik sebelum maupun sesudah proses penyampaian materi. Didapatkan hasil jawaban YA sebanyak 295 poin (67%), jawaban Tidak sebanyak 118 poin (27%), dan 26 (6%) orang menjawab tidak tahu. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan Penanganan Cedera Olahraga pada atlet sepak bola Wanita di Surakarta sebanyak 34 orang dengan jenis kelamin keseluruhan Perempuan dengan latar belakang pendidikan TK sampai dengan mahasiswa dengan rentang usia 6 tahun sampai 21 tahun Dari kegiatan tersebut kami memberikan edukasi tentang merode PRICE (Protect, Rest, Ice, Compression, Elevate) kepada para atlet di Lapangan Jajar Surakarta.
Smartphone-Based Early Child Dection To Monitor Children's Growth And Development Kirana, Sasi; Pristianto, Arif; Dewangga, Mahendra Wahyu; Khairuddin, Gumilang Wahyu
Gaster Vol 22 No 2 (2024): AGUSTUS
Publisher : P3M Universitas 'Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30787/gaster.v22i2.1635

Abstract

Background: Communication technologies, especially smartphones, offer great potential in improving health education by providing easily accessible information. Provide knowledge and understanding as well as attention to the child's developmental conditions, namely the physical and motor conditions that exist within the individual to avoid and overcome the occurrence of disorders. Methods: This type of research uses Research and Development (R&D) research and development methods. To produce certain products, research is used in the nature of needs analysis and to test the effectiveness of the product so that it can function in the wider community, research is needed to test the effectiveness of the product. Results: These test results are important for further improvements and for future research. Users say that this application is very helpful in monitoring children's growth and development and can be accessed at any time. Conclusion: This application about child growth and development is quite suitable for use. although it still requires further improvements and development so that the application is better used in the future.
PROGRAM PREVENTIF DAN DETEKSI DINI SKOLIOSIS PADA ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH DI SMPN 3 SURAKARTA Dewangga, Mahendra Wahyu; Kinasih, Putri; Farizqi, Kurnia Lutfi; Anggraheni, Anindya Veta; Safira, Chrisnami Ika; Pristianto, Arif
Servirisma Vol. 4 No. 1 (2024): Servirisma : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/servirisma.2024.41.43

Abstract

Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood. Physically, adolescents experience an increase in body growth, such as an increase in height, as well as the maturity of the organs including the maturity of the reproductive function. Meanwhile, cognitive maturity is identified with the ability to think abstractly. The bad habit of teenagers at school is carrying not a few school supplies, they even carry an extra tote bag to go to school. This if done for a long period of time will result in bad posture or spinal abnormalities. Poor posture results in musculoskeletal problems and leads to postural skoliosis. Many students have complaints of pain and discomfort in the back and waist area, this is caused by sitting in the wrong position for a long time and also many students carry bags that are too heavy and even carry with a tote bag or sling. This can encourage educational activities related to preventive programs and early detection of skoliosis at OSIS SMPN 3 Surakarta. The method we use consists of presentation of material, discussion sessions, exercises and practices. The results obtained after delivering the material were an increase in students' knowledge and increased awareness of the importance of maintaining a good sitting pattern to avoid skoliosis.
Penyuluhan Postur Tubuh pada Anak Sekolah Dasar di SDN 03 Plosokerep Sragen Musyafa, Zafaf; Az-zahra, Fadhilah; Wijayanti, Wahyu Kusuma; Putri, Adelia Kurnia; Silaen, Nevada Bulandari; Arianti, Bella; Nurma, Hanifah Dwi; Aquariza, Eliska Elok; Perdana, Suryo Saputra; Komalasari, Dwi Rosella; Santoso, Totok Budi; Dewangga, Mahendra Wahyu
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 11 (2025): Januari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i11.1906

Abstract

Masa kanak - kanak adalah masa yang paling penting saat masa pertumbuhan sistem muskuloskeletal. Gangguan postural disebabkan oleh beberapa faktor contohnya penggunaan tas yang salah, cara duduk yang salah serta posisi bermain handphone yg salah. Tujuan dari pengabdian ini adalah sebagai bentuk koreksi dan edukasi sejak dini kepada anak-anak yang diperlukan untuk mencegah terjadinya penyakit gangguan postural karena sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak-anak dimasa yang akan datang. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di SDN 03 Plosokerep oleh tim mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kegiatan diawali dengan ice breaking dilanjutkan dengan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal siswa, lalu diakhiri dengan post-test. Hasil penyuluhan koreksi postur tubuh siswa dan siswi SDN 03 Desa Plosokerep menunjukkan peningkatan pemahaman yang signifikan.
Physiotherapy Management of Post Op Recontruction Anterior Cruciate Ligament (ACL) Knee Sinistra Phase I Case Study of Silat Athletes in Boeana Physiotherapy Solo Dewangga, Mahendra Wahyu; Saputro, Sigit; Fitriani, Dessy; Maisaroh, M
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2023: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Sports injuries refer to injuries that occur as a result of sporting activities, either directly or indirectly. Sports injuries that occur to a person will cause a sensation of pain caused by damage to the structure or function of the body, such as bones, joints, ligaments and muscles. One type of sports injury that often occurs is rupture of the anterior cruciate ligament (ACL). The ACL ligament is an important component in the knee. The main function of the ACL is to maintain stability when anterior tibial movement and internal rotation occur. Rupture is a condition when tissue is damaged or torn due to trauma. Case Presentation: The patient experienced limited movement and pain when flexing and extending the left knee accompanied by pain which made it difficult for the patient to carry out daily activities. The patient suffered an injury caused by an opponent's attack during a silat competition which resulted in a “pop” sound which made his knee ache and made it difficult to bend his knee. The patient was medically diagnosed with left knee ACL rupture. The patient complained of motion pain and tenderness in the left knee area, flexor and extensor muscle weakness, hamstring muscle spasm, decreased joint range of motion, and muscle atrophy. Management and Outcomes: Patients are given intervention in the form of phase I exercise including: quadriceps set, hamstring sets, clump sell, SLR, ankle theraband, slide heels, weight training. Before the exercise, the patient is given tens and given an ice pack after the therapy.After being given the intervention once, the results showed that there was no significant decrease in motion pain, there was no significant increase in muscle strength, there was an increase in the range of motion of the joints, there was no increase in muscle mass. Discussion: Tens aims to help reduce pain, stimulate muscle activity, and reduce swelling, phase 1 exercise therapy, namely strengthening exercises quadriceps set performed to increase strength in the quadriceps muscles, hamstring sets done to increase strength in the hamstring muscles, clump sell performed to increase strength in the gluteus muscles and stabilization of the hips, SLR to strengthen the abductor, adductor, gluteus, and hamstring muscles, ankle theraband to increase the strength of the ankle muscles (m. tibialis anterior, m. gastrocnemius, m. peroneus), slide heels performed to increase knee joint ROM and stretch leg muscles, weight training to add LGS to the knee extension movement and to reduce pain, and ice packs to reduce pain and swelling, so that it can help increase range of motion (ROM).
The Effect of Physical Exercise on Muscle Strength in Chronic Rental Failure Patients during Hemodialysis: Article Review Anggraeni, Fitria Rizky; Ardiansyah, Faizin; Ayuninggar, Lintang; Fadjriyah, Mandha Noor; Krisdeana, Afinda; Dewangga, Mahendra Wahyu
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2023: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Chronic kidney failure is a condition in which kidney tissue has progressively decreased function so that it is unable to maintain fluid balance in the body and requires therapy, namely hemodialysis. Improving physical work capacity and reducing functional limitations of muscle strength can be done through regular physical exercise in patients with chronic kidney failure after undergoing hemodialysis. Therefore it is necessary to conduct a systematic review study to determine the effect of physical exercise on chronic kidney failure patients. There are 5 articles used in this research. Based on the articles obtained, it can be concluded that physical exercise in patients with chronic kidney failure during the hemodialysis period greatly influences muscle strength.
Co-Authors Adhi, Wisnu Prasetyo Agus Susanta Agus Tiyawan Alif Rahmadhani, Dimas Amanda, Mutiara Sabta Ambardhani, Nurul Andy Sirada Anggraeni, Fitria Rizky Anggraheni, Anindya Veta Annisa Rizky Amalia Antya Candrika, Anindita Aquariza, Eliska Elok Ardiansyah, Faizin Arianti, Bella Arianto, Fransiska Ike Natalia Arif Pristianto Arif Setiawan Arif, Akbar Maulana Auliya, Fitrotul Ayuninggar, Lintang Az-Zahra, Fadhilah Batubara, Nuraida Belinda, Melur Billa, Azizah Shalsa Binuko Amarseto Condrowati Condrowati Dea Choirunisa Dewi, Annisa Fitri Djoko Pekik Irianto Dzakiyah Widyaningrum Eko Prasetyo Fadjriyah, Mandha Noor Fahreza Ayu Andzani Faizah Nashrillah Reyhana Fajar Kholillulloh Farizqi, Kurnia Lutfi Firdaus, Muhammad Naufal Firjatulla, Rakha Fitriani, Dessy Fitriyah, Oktaviani Galih Adhi Isak Setiawan Hakny Kusuma Maulana Arkan Ilmuddin, Fathul Wahid Israhnanto Isradji Izzatul Arifah Jasir Pabrizadinata, M. Irfan Jati, Daru Kumoro Cipto Kamela Afrelia Karyanto, Muhammad Dhaffa Kasumbung, M Tasa Khairuddin, Gumilang Wahyu Kinasih, Putri Kirana, Sasi Komalasari, Dwi Rosella Krisdeana, Afinda Kurniady, Devi Arthamevia Kusumaningrum, Tanjung Anitasari Indah Lathifani, Nabila Rizka lestari, sulis M maisaroh, M Mailani, Rena Miftah Fariz Muryanto, Satroda Musyafa, Zafaf Mutiara, Farrah Rizky Nabila Rubianti Nabila, Annora Shafa Nabila, Khansa Nuriashinta Nadhiira Dwi Amri Nadia Salsabiela Mumtazi Luthfiah Naufal, Adnan Faris Nazhira, Fidyatul Nilam Nur Hamidah Ningrum, Ika Annisa Rahayu Ninik Setyoningsih Nisa, Natasya Aulia Choirun Novalino Rechtsi Medistianto, Tri Nuraida Batubara Nurma, Hanifah Dwi Nurwahidah, Kamila Perdana, Suryo Saputra Prasetyo, Arya Tri Pratamasari, Nastiti Puspitsari, Dyah Ayu Aprilyana Putri, Adelia Kurnia Putri, Hena Aura Rahma Septiara Ramadhani, Hanum Wahyu Ratih Wulandari Rinna Ainul Maghfiroh Safira, Chrisnami Ika Samiyem, Samiyem Saputro, Sigit Setiawan, Galih Adhi Isak Setiyaningsih, Rita Shafira Rizky Nur Khairunnisa Siddiq, Muhammad Nizar Silaen, Nevada Bulandari Sonia Januarizy Sri Yunanto Syamsul Ari Wicaksono Taufik Eko Susilo Taufiqurrachman Nasihun Tiara Fatmarizka Totok Budi Santoso Triasari, Ana Umi Budi Rahayu Utami, Mulatsih Nita Viandara, Dewa Made Krisna Vivin Sari Sukmawati Vlorentyna Wilger, Ribka W Wijianto W. Wijianto Wahyu Tri Sudaryanto Widayani Wahyuningtyas Wijayanti, Wahyu Kusuma Wijianto, W. Wulan Adis Aranti Yuda, Wanda Kurnia Zaki, Andi Muhammad