Claim Missing Document
Check
Articles

Fasad Bangunan Sebagai Pendinginan Alami pada Rumah Tradisional Suku Bugis di Desa Mattiro Ade Nur Rahmah; Agung Murti Nugroho
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah tradisional suku Bugis merupakan salah satu rumah tradisional di Indonesia yang mampu memberikan kenyamanan termal bagi penghuninya dengan sistem pendinginan alami melalui pendekatan desain fasad yang selaras dengan kondisi iklim setempat. Desain fasad bangunan merupakan elemen yang sangat penting dalam kinerja pendinginan alami pada bangunan yang berada di iklim tropis lembab. Penelitian ini mengkaji pengaruh desain fasad bangunan terhadap kinerja pendinginan alami pada rumah tradisional suku bugis di Desa Mattiro Ade Kab. Pinrang Sulawesi selatan. Penilaian kinerja pendinginan alami pada rumah tradisional tersebut dilakukan dengan cara melakukan pengukuran lapangan berupa pengukuran suhu dan kelembaban pada dua rumah yang memiliki desain fasad yang berbeda untuk menilai kinerja kedua fasad rumah tersebut. Selain itu, juga dilakukan analisis visual menggunakan kriteria arsitektur tropis nusantara pada kedua rumah untuk menilai visual bangunan terhadap iklim tropis lembab Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan rumah tradisional dengan desain fasad yang sesuai dengan kriteria arsitektur tropis nusantara mampu mendinginkan udara pada atap, badan rumah dan kolong masing-masing 0,5°C, 0,8°C dan 1,4°C. Kata kunci: desain fasad, rumah tradisional suku bugis, arsitektur tropis nusantara, pendinginan alami Rumah tradisional suku Bugis merupakan salah satu rumah tradisional di Indonesia yang mampu memberikan kenyamanan termal bagi penghuninya dengan sistem pendinginan alami melalui pendekatan desain fasad yang selaras dengan kondisi iklim setempat. Desain fasad bangunan merupakan elemen yang sangat penting dalam kinerja pendinginan alami pada bangunan yang berada di iklim tropis lembab. Penelitian ini mengkaji pengaruh desain fasad bangunan terhadap kinerja pendinginan alami pada rumah tradisional suku bugis di Desa Mattiro Ade Kab. Pinrang Sulawesi selatan. Penilaian kinerja pendinginan alami pada rumah tradisional tersebut dilakukan dengan cara melakukan pengukuran lapangan berupa pengukuran suhu dan kelembaban pada dua rumah yang memiliki desain fasad yang berbeda untuk menilai kinerja kedua fasad rumah tersebut. Selain itu, juga dilakukan analisis visual menggunakan kriteria arsitektur tropis nusantara pada kedua rumah untuk menilai visual bangunan terhadap iklim tropis lembab Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan rumah tradisional dengan desain fasad yang sesuai dengan kriteria arsitektur tropis nusantara mampu mendinginkan udara pada atap, badan rumah dan kolong masing-masing 0,5°C, 0,8°C dan 1,4°C. Kata kunci: desain fasad, rumah tradisional suku bugis, arsitektur tropis nusantara, pendinginan alami
Kantor Sewa dengan Pendekatan Pencahayaan Alami di Kota Malang Pinasthika Fitriani Erahman; Agung Murti Nugroho; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kantor adalah fungsi bangunan dimana kegiatan utamanya menulis, membaca dan menggunakan komputer. Kegiatan tersebut memungkinkan kondisi dimana kenyamanan visual sangat dibutuhkan. Tidak semua sinar yang dihasilkan oleh matahari dapat digunakan sebagai pencahayaan dalam bangunan. Sinar matahari langsung yang terlalu banyak di dalam bangunan akan menyebabkan gangguan visual bagi manusia secara normal. Begitu juga sebaliknya kekurangan sinar matahari di dalam bangunan mengakibatkan suasana menjadi samar-samar bahkan gelap. Metode perancangan yang digunakan adalah metode pragmatis dengan simulasi untuk mengetahui kualitas pencahayaan dalam bangunan. Apabila hasil simulasi masih belum memenuhi kebutuhan kualitas pencahayaan maka akan dilakukan proses analisis kembali yang kemudian disimulasikan lagi hingga kualitas pencahayaan yang dimaksud dapat terpenuhi. Simulasi menggunakan software ecotect radiance 2.0. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pencahayaan dalam ruang kantor dengan sistem open plan antara lain bentuk bangunan, perletakan core, luas bukaan dan fasade bangunan. Keempat variabel diuji dengan dengan indikator standar iluminasi aktivitas kerja pada ruang kantor. Hasilnya pada ruang kantor dengan core pusat tunggal, luas bukaan 26 % dari luas lantai dan penggunaan shading device horizontal memiliki kisaran nilai iluminasi 300-700 lux. Nilai ini sudah memenuhi standar iluminasi aktivitas kerja yaitu 300 lux.Kata Kunci : kantor sewa, pencahayaan alami, bukaan, fasade bangunan
Gedung Kuliah Kedokteran Hewan Kampus II Universitas Brawijaya dengan Konsep Bioklimatik Adli Bulain; Agung Murti Nugroho; Herry Santosa
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1157.72 KB)

Abstract

Kota Malang merupakan kota dengan iklim tropis lembab dengan udara yang sejuk karena terletak pada dataran tinggi. Potensi geografis dan iklim yang baik di Kota Malang mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk setiap tahun secara pesat sehingga hal ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan bangunan komersial dan non komersial. Kondisi ini menyebabkan ruang terbuka hijau menjadi berkurang dan menyebabkan peningkatan suhu serta perubahan iklim mikro setempat. Kota Malang memiliki banyak institusi ternama, salah satunya Universitas Brawijaya yang memiliki jumlah mahasiswa sangat padat. Terkait banyaknya jumlah mahasiswa dan pertimbangan aspek lingkungan UB akan menerapkan konsep green campus. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan alternative bangunan yang sesuai fungsi yang ditetapkan yaitu gedung kuliah kedokteran hewan dengan pertimbangan iklim dan kenyamanan bagi penggunanya dengan konsep bioklimatik. Konsep green campus berkaitan dengan kriteria bioklimatik di antaranya orientasi, bukaan jendela, desain dinding, pembayang pasif, lansekap, open plan, dan ruang transisi. Metode perancangan yang digunakan ialah metode programatik dan pragmatik. Sedangkan analisis dan sintesis dilakukan dengan metode programatik. Hasil yang diperoleh yaitu aplikasi konsep bioklimatik pada bangunan berperan menurunkan suhu ruangan dan mampu mengatur pencahayaan alami secara efektif sehingga dapat menciptakan kenyamanan termal dan visual bagi pengguna bangunan.Kata kunci: Malang, gedung kuliah, bioklimatik
PENGARUH MATERIAL BANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MADURA TERHADAP KENYAMANAN SUHU Alfiah Zakiah Aastutik; Agung Murti Nugroho
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah tradisional mMadura disebut juga Tanean Lajhang memiliki arti halaman panjang. Rumah tradisional madura memiliki beberapa tipe salah satunya rumah Bangsal. Tipe Bangsal adalah bangunan rumah tinggal yang membutuhkan kenyamanan suhu yang ideal. Salah satu upaya untuk mencapai kenyamanan suhu pada bangunan adalah mempertimbangkan bentuk, dimensi orientasi dan material pada bangunan dan bukaan. Metode yang digunakan pada penelitian berupa deskriptif, kuantitatif dan eksperimental dengan menggunakan sofware Ecotect Analysis 2011 untuk mengetahui data pengukuran lapangan valid atau tidaknya serta mengetahui kinerja kenyamanan suhu udara bangunan melalui rekayasa bentuk, dimensi, bukaan, dan material. Selanjutnya ada rekomendasi desain yang banyak menggunakan alternatif yang mengacu pada standar yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian rumah asli dibandingkan dengan rekomendasi menghasilkan data berupa output dari simulasi ecotect yaitu grafik suhu udara ratarata 24 jam dalam 30 hari sebagai acuan penentu kesimpulan.Kata kunci: Kenyamanan Suhu Udara, Material Bangunan, Batu Kapur dan Kayu, Tradisional Madura,ABSTRACTMadura traditional house also called Tanean Lajhang it’s means long yard. Madura traditional house has several types, one of them is Bangsal house. Bangsal type is a residential building that requires an ideal temperature comfort. One effort to achieve temperature comfort in buildings is to consider the shape, dimension’s orientation and material of the building and ventilation. The method used in this research is descriptive, quantitative and experimental using the Ecotect Analysis 2011 software to find out whether the field measurement data is valid or not and to know the thermal performance of buildings through the engineering of shapes, dimensions, ventilation, and materials. Furthermore, there are many design recommendations that use alternatives that refer to the standards used. From the results of the original home study compared with the recommendation to produce data in the form of output in ecotect simulations, namely the 24-hour average temperature graph in 30 days as a reference for determining conclusions.
Pengaruh Tipe Jendela Terhadap Kinerja Suhu pada Bangunan Masjid Namira Lamongan Reddy Dahana Putra Arifin; Agung Murti Nugroho
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai bangunan ibadah, masjid merupakan fasilitas umum yang harus memenuhi beberapa syarat kenyamanan dalam menjalankan fungsinya. Diantaranya adalah memenuhi syarat kenyamanan termal. Untuk mendapatkan penghawaan alami yang optimal pada iklim tropis dapat dicapai melalui tipe bukaan jendela yang baik. Masjid Namira Lamongan merupakan bangunan yang menggunakan sistem penghawaan buatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa pengaruh dari tipe bukaan alami terhadap kinerja suhu pada ruang dalam masjid. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengukuran dilakukan selama 5 hari pada shalat 5 waktu melalui pengukuran lapangan dengan validasi data melalui simulasi software Autodesk Ecotect Analysis 2011. Simulasi dilakukan dengan 4 jenis jendela yang berbeda berdasarkan alternatif jendela. Kesimpulan yang didapat adalah penurunan suhu dengan modifikasi jendela telah berhasil, namun belum mencapai kondisi nyaman. Alternatif yang terpilih adalah jenis jendela vertical pivoted. Selisih terbanyak suhu modifikasi dengan suhu nyaman 1.54 ºC pada waktu dhuhur.
Stadion Sepak Bola di Kabupaten Tangerang Dengan Struktur Tegangan Membran Sugiarto Fajar Handoko; Agung Murti Nugroho
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 4 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Tangerang merupakan daerah dengan populasi tertinggi di Provinsi Banten. Dengan area selatan memiliki kepadatan lebih tinggi yang berbatasan dengan Kota Tangerang yang merupakan daerah penyangga Kota Jakarta. Kawasan ini didominasi oleh area pemukiman dengan pembangunan yang menagarah pada hunian vertikal. Peningkatan pertumbuhan penduduk dan pembangunan perlu adanya ruang aktivitas publik untuk sarana rekreasi masyarakat dan menghindari dampak negatif dari kepadatan yang tinggi seperti kriminalitas dan kekumuhan. Salah satu sarana yang diajukan berupa stadion sepak bola untuk memenuhi kekurangan veneu olahraga berupa sepak bola pada daerah ini. Pemaksimalan bentuk atap stadion dibutuhkan jenis struktur dengan efisiensi dalam menyalurkan gaya pada struktur bentang lebar. Penggunaan jenis struktur form active dan struktur tegangan membran diharapkan dapat memberikan rancangan struktur untuk bentang lebar pada stadion dengan efisiensi penyaluran gaya dan beban atap yang ringan.
Gedung Tempat Pengungsian Bersama di Kabupaten Malang (Studi Kasus : GOR Ganecha Kota Batu) Angga Perdana; Agung Murti Nugroho
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 4 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1063.068 KB)

Abstract

Pengungsian merupakan salah satu aspek terpenting dalam penanganan korban bencana, sehingga dalam keorganisasian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat direktorat penanganan pengungsi yang fokus terhadap berlangsungnya pengungsian baik mulai tahap perencanaan, pemeliharaan hingga penutupan dan evaluasi. Pada saat ini masih banyak tempat pengungsian yang sering tidak nyaman bagi pengungsi sehingga meningkatkan resiko kesehatan terhadap pengungsi yang menempatinya. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui beberapa standar yang bisa digunakan untuk mewujudkan tempat pengungsian yang ideal. Salah satu yang bisa digunakan sebagai standar adalah peraturan yang telah berlaku sebelumnya. Dalam pengkajian GOR Ganesha sebagai gedung tempat pengungsian bersama ditemukan beberapa kekurangan yang menyebabkan gedung tersebut tidak ideal, terutama dalam aspek keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan bangunan, sehingga diperlukan penambahan beberapa elemen penunjang keselamatan berupa peralatan pemadam kebakaran, sarana penunjang difable, sarana hunian dengan fasilitas velbed, sarana MCK movable, serta sarana pos klinik kesehatan yang bisa diakses 24 Jam. Setelah penambahan elemen tersebut maka gedung GOR Ganesha bisa dinyatakan sebagai gedung tempat pengungsian bersama yang ideal.Kata kunci : gedung, pengungsian, bencana, ideal, BNPB,velbed
Sekolah Alam di Daerah Pesisir Pantai Dusun Bajulmati dengan Penerapan Material Alami Triyani Indrahapsari; Agung Murti Nugroho; Beta Suryokusumo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bajulmati merupakan dusun yang berada di wilayah Kabupaten Malang. Dusun Bajulmati merupakan salah satu dusun yang masih tertinggal terlebih lagi bagian pendidikan. Warga dusun Bajulmati memiliki inisiatif yang tinggi untuk membuat sistem belajar mengajar berbasis sekolah alam yang menerapkan sistem pendekatan terhadap alam. Konsep pendidikan menggunakan filosofi dasar bahwa manusia merupakan pengelola dan menjaga alam agar seimbang dan menggunakan alam sebagai media utama pembelajaran. Namun pembelajaran dilakukan dirumah warga dikarenakan tidak adanya sarana ruang belajar. Perancangan sekolah alam di Dusun Bajulmati menggunakan material alami yang memiliki potensi besar di daerah sekitar Bajulmati. Pemilihan material sekitar dapat menghemat biaya produksi dan mudah didapatkan. Selain itu bangunan dengan material alami dapat mengenalkan anak dengan alam lebih dekat. Metode perancangan yang dilakukan menggunakan pendekatan programatik dengan mengkompilasikan penelitian-penelitian tentang material alami dengan memahami potensi material dan kekurangannya. Material alami diterapkan pada perancangan bangunan sekolah alam sesuai dengan kebutuhan kualitas ruang pada tiap fasilitasnya. Perancangan menghasilkan penerapan dan saran penggunaan material alami dengan perbandingan sekitar 70 : 30 pada bangunan yang dapat memenuhi kebutuhan fungsional dan estetika pada tiap fasilitas-fasilitas bangunan sekolah alam.Kata Kunci: Dusun Bajulmati, Sekolah Alam, Material Alami
Tata Ventilasi Alami pada Balai Kota Among Tani Batu Cindy Lupita Novia Rizki; Agung Murti Nugroho
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.391 KB)

Abstract

Kota Batu terletak di dataran tinggi dan diapit oleh tiga lereng pegunungan besar, antara lain Panderman-Kawi-Butak, Arjuno-Welirang dan Bromo-Semeru. Hal ini menyebabkan suhu di Kota Batu cenderung dingin dan sejuk, namun potensi iklim tersebut belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh bangunan yang baru dibangun di Kota Batu. Contohnya adalah Kantor Balai Kota Among Tani Batu yang menggunakan AC sebagai penghawaan utama. Bangunan ini didukung oleh iklim yang dingin dan sejuk dan tapak yang dikelilingi lahan kosong, sehingga potensi untuk pemanfaatan ventilasi sebagai penghawaan alami lebih besar. Melalui penelitian ini, akan dilakukan identifikasi mengenai ventilasi pada bangunan dan pengukuran yang berhubungan dengan kenyamanan termal pada bangunan, kemudian disimulasikan menggunakan software Autodesk Ecotect 2011 dan Ansys Inc. Pada ruangan-ruangan yang belum memenuhi standar kenyamanan termal, akan dilakukan rekomendasi ventilasi alami dan dibuktikan menggunakan software tersebut hingga dapat menjadi solusi alternatif untuk mengurangi beban AC dan memaksimalkan penghawaan alami pada bangunan.   Kata kunci: ventilasi, penghawaan alami
Museum Jembatan sebagai Bangunan Ikonik Pulau Madura Dedy Asrizal; Chairil Budiarto Amiuza; Agung Murti Nugroho
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (904.645 KB)

Abstract

Bangunan ikonik memiliki peran penting sebagai penanda (sign) atau ikon sebuah tempat, lingkungan, kota, kawasan, bahkan negara. Kehadirannya memberi identitas sehingga tempat tersebut mudah diingat dan dikenal oleh masyarakat atau lingkungannya. Bangunan ikonik memiliki pengertian adalah bangunan yang dapat dijadikan penanda tempat di lingkungan sekitar ataupun karya arsitektur yang menjadi tanda waktu/era tertentu. Objek rancang pada studi ini adalah Museum Jembatan yang direncanakan strategis di gerbang utama Pulau Madura lebih tepatnya pada lahan reklamasi kaki Jembatan Suramadu. Bangunan tersebut akan mengedukasi masyarakat dengan perkembangan teknologi jembatan dan dokumentasi pembuatan Jembatan Suramadu sebagai jembatan kebangggan Indonesia. Metode penelitian yang digunakan untuk mengevaluasi objek rancang Museum Jembatan sebagai bangunan ikonik Pulau Madura adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa rancangan Museum Jembatan telah memenuhi kriteria sebagai bangunan ikonik dengan ciri-ciri diantaranya adalah, (a) memiliki skala bangunan relatif besar dan cenderung megah, (b) memiliki bentuk atraktif, (c) memiliki unsur kekuatan bangunan yang tinggi, dan (d) berlokasi pada tempat strategis.Kata kunci: Museum Jembatan, bangunan ikonik, Pulau Madura
Co-Authors Abdu Fadli Assomadi Abdurrahman Shidqul Qudwah Ach. Muchlasi Ridho Adhiniyah, Putri Nur Aditama, M Satya Adli Bulain Afni Fitria Ningsih Afra Hana Melita Agung Rizky Luddityawan Ahsana Nurul Fauzia Ainy Muyassaroh Aisyah Adzkia Yuliwarto Alfa Nanda Ramadhan Alfiah Zakiah Aastutik Ali Soekirno Almas Nugrahaningsih Amanda, Dita Rizky Amin Setyo Leksnono, Amin Setyo Anisa Budiani Arifah Annisa Daffa Annisa Karolina Annisa Tiar Hapsari Antariksa Antariksa Antariksa Antariksa Antariksa Antariksa Sudikno Antariksa Sudikno Ariz Adhani Satria Budianto Arrifku Hoirul Fazza Arvin Lukyta Astari Hapsari Putri Astari, Dahlia Aula Sekar Arum Pertiwi Aulia Rahmawati Avief Wahyu Hidayat Azizah Fairuz Basyair Bagus Fajar Novianto Bambang Yatnawijaya Bambang Yatnawijaya Soebandono Banu Abdurrahman Barra Pasuka Dewa Benny Karunia Wardana Beta Suryokusumo Beta Suryokusumo Boediono, Nadila Chairil Budiarto Amiuza Chandra Rio Maulana Akbar Cindy Lupita Novia Rizki Cynthia Permata Dewi Damalia Enesty Purnama Damayanti Asikin Damayanti Asikin Damayanti Asikin Dame Teresa Elisabeth Sitorus Dano Quinta Revana Deasy Lastya Sari Dedy Asrizal Desi Ayu Kusuma Dimas Fajar Agung Priambodo Edi Hari Purwono Erisa Ardiansari Erlina Laksmiani Wahjutami, Erlina Laksmiani Fahriansyah, Rahmadatul Faizal Ardiansyah Sangadji Faizatul Ummah Fawwaz Muhammad Haykel Febrianto, Arry Fidelista, Alya Nafisa Firda Ainun Rosyidah Gabriella Rosita Darmawan Garda Ady Yasa Geldy Desdiandra Gibran Khalifah Aulia Gobang, Ambrosius A.K.S. Guruh Pratama Zulkarnaen Handoyono, Ananda Weningtyas Hanief Ariefman Sani Hannaswati Grahitasari Putri Hardian, Gagas Tegar Haru Agus Razziati Haviidho Zulkarnaen Herry Santosa Heru Sufianto Heru Sufianto Heru Sufianto Heru Sufianto Ichsan Sukarno Teng Imam Safawi Ahmad, Imam Safawi Indyah Martiningrum Intan Rosita Dewi Intan Tribuana Dewi Irawan Sandi Dana Ramadhan Isnaeni Nur Tafliha Janitra Erlangga Jenny Ernawati Jeslyn Johanna Dawolo Kanoasa Akbar Khomsatun, Siti Kurnia, Widya Aprilia Kusdiwanggo, Susilo Lisa Dwi Wulandari Lisa Dwi Wulandari M ALFI M Satya Aditama M. Satya Adhitama Maulidi, Chairul Mawaddahni, Sari Mia Permatasari Putri Mirza Nabila Rabul Mohammad Amarullah Mubasysyir, Azzam Fuhaid Muhammad Andi Finaldi Nur Tantyo Muhammad Nelza Mulki Iqbal Muhammad Satya Adhitama Muhammad Syamsul Bahri Muthomimah Muzakky, Achmad Nabila Khaira Nabila Ulfah Nadya Farahmeita Taufiq Nikita Mahditiara Novi Dian Arfiani Noviani Suryasari Nur Azlina Nur Fitriatus Sa'diah Nur Rahmah Nurachmad Sujudwijono Nurmayanti, Yunita Nurul Amalia Olivia Paramitha Parmawati, Rita Perdana, Angga Putri Nabila Zatibayani Rahma Fitriani Rahmat Khoirul Huda Ramadhan, Muhammad Hafizh Randy Hardyanto Reddy Dahana Putra Arifin Retno Adriyani Reza Prasetyo Tinumbia Rifky Kurniansyah Rinawati P. Handajani Rinawati Pudji Handajani Rong -Yau Huang Satya Adhitama Satya Aditama Shiddiq, Muhammad Rafi' Sigmawan T. Pamungkas Slamet Slamet Sofyan Surya Atmaja Sri Palupi Prabandari Sri Utami Subhan Ramdlani SUDARMAJI SUDARMAJI Sugiarto Fajar Handoko Susilo Kusdiwanggo, Susilo Syafei, Arie Dipareza Thomas Kurniawan Dima Tito Haripradianto Tito Haripradianto Triyani Indrahapsari Ulung Satria Suwardiyono Umar Widodo Utari Sulistyandari Wibisono, Mulyono Wisnumurti . Wulan Astrini Wulandari, Prisca Kiki Yogi Misbach Adisurya Yogie Maulana Satuhu Yohanes Wilhelmus Dominikus Kapilawi Zulkifli H. Achmad Zulkifli H. Achmad, Zulkifli H.